Anda di halaman 1dari 6

Jurnal KesMaDaSka - Januari 2015

PENGARUH MICROFIBER TRIANGLE PILLOW


TERHADAP KEJADIAN ULKUS DEKUBITUS PADA
PASIEN IMMOBILISASI DI RUANG PERAWATAN
RSUD SUKOHARJO

Wahyu Rima Agustin1 :DK\XQLQJVLK6D¿WUL2 , Oktavianus3


1,
Prodi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
wra.wahyurimaagustin@gmail.com
2
Prodi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
tehyuyun@gmail.com
3,
Prodi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
oktavianus_nurse@yahoo.go.id

ABSTRAK
Luka dekubitus adalah ulserasi akibat tekanan yang lama, biasanya terjadi pada pasien yang mengalami
imobilitas. Penyebab dari luka dekubitus yaitu tekanan, gesekan dan kelembaban. Intervensi yang
GLODNXNDQ GHQJDQ PLFUR¿EHU WULDQJOH SLOORZ 0LFUR¿EHU WULDQJOH SLOORZ EHUVLIDW  NDOL OHELK KDOXV
dari sutra dan 30 kali lebih halus dari katun, sehingga gaya gesek yang menimbulkan ulkus dikubitus
GDSDWGLPLQLPDONDQ0LFUR¿EHUWULDQJOHSLOORZMXJDGDSDWPHQ\HUDSDLUNDOLOHELKEDQ\DNGDULEHUDW
aslinya, sehingga keadaan kulit pasien selalu kering dan tidak terjadi maserasi yang menimbulkan
XONXV GLNXELWXV 7XMXDQ SHQHOLWLDQ DGDODK XQWXN PHQJDQDOLVD SHQJDUXK PLFUR¿EHU WULDQJOH SLOORZ
terhadap kejadian ulkus dikubitus pada pasien immobilisasi di ruang perawatan RSUD Sukoharjo.
Desain penelitian adalah pre-eksperiment dengan one group pre-test dan post-test design. Penelitian
dilakukan di ruang perawatan RSUD Sukoharjo. Peneliti memilih sampel berdasarkan kriteria inklusi
dengan menggunakan tehnik purposive sampling dengan jumlah sampel 5 orang. Hasil penelitian
menunjukkan responden dengan jenis luka grade 1 sebanyak 4 orang dan responden dengan jenis luka
grade 3 sebanyak 1 orang. Hasil observasi dianalisis menggunakan uji T berpasangan apabila data
berdistribusi normal dan apabila data berdistribusi tidak normal analisa data dengan menggunakan
uji Wilcoxon.
Kata kunciPLFUR¿EHUWULDQJOHSLOORZXONXVGHNXELWXVLPPRELOLVDVL

ABSTRACT
Ulcerated sores Pressure sores are caused by the pressure of time, usually occurs in patients with
LPPRELOLW\7KHFDXVHRIGHFXELWXVVRUHVLHSUHVVXUHIULFWLRQDQGPRLVWXUH,QWHUYHQWLRQZLWKPLFUR¿EHU
SLOORZWULDQJOH0LFUR¿EHUSLOORZWULDQJOHLVWLPHV¿QHUWKDQVLONDQGWLPHV¿QHUWKDQFRWWRQVR
WKDWWKHIULFWLRQDOIRUFHVWKDWFDXVHXOFHUVGLNXELWXVFDQEHPLQLPL]HG0LFUR¿EHUWULDQJOHSLOORZDOVR
can absorb more water 7 times its weight in water, so the state of the patient’s skin is always dry and does
QRWRFFXUWKDWFDXVHXOFHUVGLNXELWXVPDFHUDWLRQ7KHSXUSRVHRIWKLVVWXG\ZDVWRDQDO\]HWKHLQÀXHQFH
RIWKHWULDQJOHPLFUR¿EHUSLOORZRQWKHLQFLGHQFHRIXOFHUVLQSDWLHQWVGLNXELWXVLPPRELOL]DWLRQLQWKH
treatment room Sukoharjo hospitals. The study design used was a pre-experiment with one group pre-
test and post-test design. Research carried out in the treatment room Sukoharjo hospitals. Researchers

48
Jurnal KesMaDaSka - Januari 2014

selected a sample based on the inclusion criteria using purposive sampling technique with a sample of
5 people. The results show respondents by type of injury grade 1 of 4 people and respondents with this
type of injury grade 3 by 1 person. The results of observations has been analyzed using a paired T test
if the data were normally distributed and if the data is not normally distributed data analysis using the
Wilcoxon test.
Keywords:PLFUR¿EHUWULDQJOHSLOORZGHFXELWXVXOFHUVLPPRELOL]DWLRQ

1. PENDAHULUAN Perawat harus menyusun intervensi kepe-


Salah satu aspek utama dalam pemberian rawatan yang tepat dalam mencegah terjadinya
asuhan keperawatan pada pasien adalah mem- ulkus dekubitus. Tahap awal dalam melakukan
pertahankan integritas kulit. Hal ini dapat ter- pencegahan ulkus dekubitus adalah mengiden-
capai dengan memberikan perawatan kulit yang WL¿NDVL SDVLHQ \DQJ EHUHVLNR XONXV GHNXELWXV
terencana dan konsisten. Perawatan kulit yang menggunakan skala pengukuran Norton, Braden
tidak terencana dan konsisten dapat mengakibat- atau Gosnell. Selanjutnya dilakukan pemilihan
kan terjadinya gangguan integritas kulit (Potter LQWHUYHQVL SUR¿ODNWLN 0DNOHEXVW GDQ 6LHJJUHHQ
& Perry, 2005). Gangguan integritas kulit dapat (2001) melaporkan cara pencegahan ulkus deku-
diakibatkan oleh tekanan yang lama, iritasi kulit, bitus adalah manajemen tekanan (termasuk shear
atau immobilisasi dan berdampak timbulnya luka dan friction), dengan cara perubahan posisi mini-
dekubitus (Potter & Perry, 2005). mal setiap 2 jam, permukaan yang mendukung
Suriadi (2007) melaporkan angka kejadian (support surfaces), manajemen status nutrisi
luka dekubitus di Indonesia mencapai 33,3% pasien, dan perawatan kulit. Salah satu tindakan
dimana angka ini cukup tinggi bila dibanding- yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
kan dengan angka prevalensi ulkus dekubitus ulkus dikubitus yaitu dengan penggatian posisi
di ASEAN yang hanya berkisar 2,1 – 31,3% setiap 2 jam.
(Seongsook et al., 2004 dalam Yusuf, 2010). Penggantian posisi menyebabkan sirkulasi
Provinsi Jawa Tengah terutama kota Sukoharjo, darah pada daerah yang tertekan akan membaik,
angka kejadian ulkus dekubitus tidak diketa- sehingga tidak terjadi ulkus dikubitus. Tinggi-
hui karena ulkus dekubitus tidak masuk dalam nya beban kerja perawat menyebabkan sebagian
catatan rekam medis terutama pada rumah sakit perawat kurang memperhatikan penggantian po-
pemerintah. sisi pada pasien. Akibat yang dapat ditimbulkan
Ulkus tekanan atau luka dekubitus meru- yaitu meningkatnya angka kejadian ulkus diku-
pakan suatu daerah kerusakan seluler yang terlo- bitus. Ulkus dikubitus yang tinggi menunjukkan
kalisasi, baik akibat tekanan langsung pada kulit pasien safety yang buruk pada rumah sakit terse-
sehingga mengakibatkan iskemia tekanan mau- but. Jumlah biaya dan hari rawat akan bertambah
pun akibat kekuatan gesekan sehingga menye- (Nursalam, 2011).
babkan stress mekanik terhadap jaringan. Luka Tindakan yang terpenting dalam menjaga
dekubitus dapat dibagi menjadi 4 tingkatan, yai- integritas kulit adalah menjaga hidrasi kulit
tu: tingkat 1 adanya eritema pada kulit setempat dalam batas wajar (tidak terlalu lembab atau ker-
yang menetap, tingkat 2 adanya kerusakan pada ing) (Registered Nurse’s Association of Ontorio,
epidermis dan dermis ditandai dengan luka lecet 2005). Solusi alternatif untuk mencegah ulkus
atau melepuh, tingkat 3 kerusakan semua lapisan dikubitus yaitu dengan memberi PLFUR¿EHU WUL-
kulit atau sampai jaringan subkutan dan meng- DQJOH SLOORZ 0LFUR¿EHU WULDQJOH SLOORZ terbuat
alami nekrosis dengan kapasitas yang dalam, dan dari kain PLFUR¿EHUdimana bersifat 10 kali lebih
tingkat 4 adanya kerusakan pada ketebalan kulit halus dari sutra dan 30 kali lebih halus dari katun,
dan nekrosis sampai ke jaringan otot bahkan tu- sehingga gaya gesek yang menimbulkan ulkus
lang atau tendon (Suriadi, 2004). dikubitus dapat di minimalisir.

49
Jurnal KesMaDaSka - Januari 2015

0LFUR¿EHU WULDQJOH SLOORZ juga dapat me- a. Pasien menyatakan berhenti sebagai re-
nyerap air 7 kali lebih banyak dari berat aslinya, sponden
sehingga keadaan kulit pasien selalu kering dan b. Pasien pulang
tidak terjadi maserasi yang menimbulkan ulkus c. Pasien meninggal
dikubitus. Pengaruh 0LFUR¿EHU WULDQJOH SLOORZ Teknik pengambilan sampel pada pene-
terhadap kejadian ulkus dikubitus pada pasien litian ini dilakukan secara purposive sampling
immobilisasi belum dapat dijelaskan sampai saat yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara
ini. memilih sampel sesuai dengan kriteria yang di-
Berdasarkan latar belakang tersebut maka inginkan peneliti sebagai sampel (Nursalam,
tujuan penelitian untuk mengetahui tentang pe- 2003). Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
ngaruh 0LFUR¿EHU WULDQJOH SLOORZ terhadap ke- 5 orang.Variabel independen dalam penelitian
jadian ulkus dekubitus pada pasien immobilisasi ini adalah PLFUR¿EHU WULDQJOH SLOORZ. Variabel
di ruang perawatan RSUD Sukoharjo. dependen dalam penelitian ini adalah kejadian
ulkus dikubitus.
2. PELAKSANAAN
Instrumen
Populasi dalam penelitian ini adalah semua
pasien immobilisasi di ruang perawatan RSUD Instrumen yang digunakan dalam pengum-
Sukoharjo. Jumlah sampel dalam penelitian ini pulan data untuk ulkus dekubitus adalah dengan
adalah 5 orang. standart operasional prosedur dan kejadian ulkus
dikubitus berupa lembar observasi. Untuk me-
3. METODE PENELITIAN ngetahui variabel kejadian ulkus dikubitus maka
Desain penelitian digunakan instrumen daftar cek tingkatan ulkus
dikubitus yang diadaptasikan oleh pressure ulcs-
Desain penelitian yang digunakan adalah
er staging dari National Pressure Ulcer Advisory
Pra-Eksperimen dengan bentuk Pretest-Posttest
Panel. Data yang telah dikumpulkan kemudian
Design. Populasi dalam penelitian ini adalah
ditabulasi. Data yang dianggap memenuhi syarat
semua pasien immobilisasi di ruang perawatan
untuk selanjutnya diberi tanda khusus (coding)
RSUD Sukoharjo. Besar populasi terjangkau
untuk menghindari pencantuman identitas atau
dalam penelitian ini sesuai dengan kasus pada
menghindari adanya kesalahan dan duplikasi en-
bulan penelitian.
tri data.
Sampel pada penelitian ini ditentukan berda-
sarkan kriteria inklusi yaitu karakteristik umum Prosedur Pengambilan Data
subyek penelitian dari suatu populasi target yang Pengumpulan data dilakukan setelah pene-
terjangkau oleh peneliti (Nursalam, 2003). liti mendapatkan izin dari Direktur RSUD Suko-
1. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: harjo. Peneliti kemudian memilih sampel sesuai
a. Pasien immobilisasi dengan kriteria inklusi dan mancatat data pasien.
b. Ulkus Dekubitus Stage I, II, III Peneliti selanjutnya melakukan sosialisasi ten-
c. Usia > 40 tahun tang lembar observasi pressure ulcser staging
d. Status nutrisi normal maupun over- kepada perawat ruangan yang akan membantu
weight observasi. Peneliti mendatangi responden un-
2. Kriteria eksklusi pada penelitian ini ditetap- tuk menjelaskan maksud dan tujuan peneliti.
kan dengan mengeluarkan atau menghilang- Informed consent diberikan terlebih dahulu se-
kan subyek dari penelitian karena berbagai belum dilakukan intervensi. Inform consent di-
sebab dengan kata lain tidak layak untuk setujui dan ditandatangani oleh responden. Tahap
diteliti atau tidak memenuhi kriteria inklusi selanjutnya melakukan intervensi PLFUR¿EHUWUL-
pada saat penelitian berlangsung (Nursalam angle pillow pada responden. Intervensi dan ob-
& Pariani, 2000). Kriteria eksklusi dalam servasi melibatkan perawat di ruang perawatan.
penelitian ini adalah: Hasil observasi kemudian akan dilakukan anali-
sis data

50
Jurnal KesMaDaSka - Januari 2014

Analisis Data pembuangan metabolik yang dapat menyebab-


Analisa data merupakan suatu proses yang kan nekrosis (Morisson, 2003). Luka dekubi-
dilakukan secara sistematis terhadap data yang tus atau ulkus dekubitalis adalah ulserasi akibat
telah dikumpulkan oleh peneliti dengan tujuan tekanan yang lama, biasanya terjadi pada pasien
supaya trends dan relationship bisa dideteksi yang mengalami imobilitas (Sudjatmiko, 2007).
(Nursalam, 2003). Tabulasi data dengan penilaian Suriadi (2004) menuliskan penyebab dari luka
1 untuk ulkus dikubitus stage 1, 2 untuk ulkus dekubitus dapat dibedakan menjadi dua faktor
dikubitus stage 2, 3 untuk ulkus dikubitus stage yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Fak-
3, 4 untuk ulkus dikubitus stage 4, dan 5 untuk tor ekstrinsik terdiri dari tekanan, pergesekan dan
ulkus dikubitus unstageable. Penilaian dilakukan pergeseran, kelembaban. Faktor intrinsik antara
pada sebelum perlakuan hari ke 0 sampai 7 hari lain usia, temperatur dan nutrisi.
setelah perlakuan. Analisis data direncanakan .ODVL¿NDVLOXNDGHNXELWXVWHUGLULGDULEHEH
dengan menggunakan uji statistik dengan dera- rapa tahap. Stage I dengan kondisi eritema tidak
MDWNHPDNQDDQS”GHQJDQPHPEDQGLQJNDQ pucat pada kulit utuh, lesi kulit yang diperbesar,
penilaian pada hari ke 0 dan hari ke 7, dengan kulit tidak berwarna, hangat atau keras juga dapat
bantuan SPSS 18. Sebelum dilakukan analisa menjadi indikator. Stage II ditandati dengan hi-
dilakukan uji normalitas dengan Saphiro-wilk langnya sebagian ketebalan kulit meliputi epider-
untuk mengetahui apakah data berdistribusi nor- PLVGDQDWDXGHUPLVXONXVVXSHU¿VLDOGDQVHFDUD
mal atau tidak. Apabila data berdistribusi normal, klinis terlihat seperti abrasi lecet atau lubang
analisa data dengan uji t berpasangan dan apabila yang dangkal. Stage III menunjukkan hilangnya
data berdistribusi tidak normal analisa data de- seluruh ketebalan kulit meliputi jaringa subkutan
ngan menggunakan uji Wilcoxon (Dahlan, 2013). yang rusak atau nekrotik yang mungkin akan me-
Jika hasil analisis penelitian didapatkan nilai p lebar kebawah, tapi tidak melampaui yang dalam
”PDND+RGLWRODNGDQ+GLWHULPDDUWLQ\D dengan atau tanpa merusak jaringan sekitarnya.
Ada pengaruh PLFUR¿EHU WULDQJOH SLOORZ terha- Stage IV ditandai dengan hilangnya seluruh kete-
dap kejadian ulkus dikubitus pada pasien immo- balan kulit disertai dekstruksi ekstensif, keru-
bilisasi di ruang perawatan RSUD Sukoharjo. sakan jaringan atau kerusakan otot, atau struktur
penyangga seperti tendon, kapsul sendi, dll. Un-
4. HASIL DAN PEMBAHASAN stageable menunjukkan jaringan berwarna hitam
Data hasil penelitian sebagai berikut atau necrosis (Potter, 2006). Moya J. Morison
a. Jumlah responden : 5 orang dekubitus (2004 ) menjelaskan area tubuh yang beresiko
b. Umur responden : tinggi terhadap dekubitus posisi supinasi, posisi
1) 45-59 tahun : 1 orang lateral, posisi pronasi, dan posisi semifowler.
2) 60-74 tahun : 4 orang Referensi nama PLFUR¿EHU terbentuk oleh
c. Jenis kelamin : pengembangan teknologi serat yang teramat san-
1) Laki-laki : 4 orang gat halus yang kalau diukur hanya berdiameter
2) Perempuan : 1 orang 0,006 mm. artinya 10 kali lebih halus daripada
d. Grade dekubitus sutra, 30 kali lebih halus daripada katun, 40 kali
1) Grade 1 : 4 orang lebih halus daripada wool, dan 100 kali lebih
2) Grade 3 : 1 orang halus daripada rambut manusia. 1pound serat ini
Dekubitus adalah suatu daerah kerusakan saja dapat melingkari equator bumi lebih dari 10
seluler yang terlokalisasi, baik akibat tekanan kali. Diameter atau kehalusan atau serat benang
langsung pada kulit sehingga menyebabkan dimana semakin kecil angkanya, semakin halus
“iskemia tekanan”, maupun akibat kerusakan ge- seratnya, yang pada hasilnya akan lebih efektif
sekan sehingga menyebabkan stress mekanik ter- untuk membersihkan permukaan (Rakshit, 2005).
hadap jaringan. Tekanan dan kekuatan gesekan Ada empat tipe PLFUR¿EHU sintetis yang di-
akan mengganggu mikrosirkulasi jaringan lokal, produksi tetapi pada detik ini bahan untuk kain
dan mengakibatkan hipoksia serta memperbesar pembersih PLFUR¿EHU pada umumnya menggu-

51
Jurnal KesMaDaSka - Januari 2015

nakan kreasi dari dua polymers, yaitu nylon dan tanda kemerahan, tidak ada luka tekan, tera-
polyester. Polyester adalah lyophilic yang men- ba hangat, tidak nyeri. Sedangkan pada luka
jamin menarik kotoran dan minyak sedangkan grade 3 karakteristik luka masih kemerahan,
polyamide (nylon) adalah hydrophilic yang men- terasa nyeri, luas luka 6 x 6 cm, kedalaman
jamin penyerapan air (Rakshit, 2005). 0,5 cm tidak terdapat pus dan tidak berbau.
Cara Kerja 0LFUR¿EHUserat-serat halus mi- SARAN
FUR¿EHU menembus permukaan pada level yang
a. Institusi Rumah Sakit
lebih halus daripada serat biasa, sambil meng-
Diharapkan hasil penelitian ini dapat mem-
hilangkan kotoran dan lemak pada level yang
berikan masukan yang positif bagi rumah
lebih tinggi dan menciptakan permukaan yang
sakit sebagai upaya pencegahan dekubitus
lebih luas dari keseluruhan area dan menciptakan
dan dapat diaplikasikan di rumah sakit.
listrik statis, seperti magnet, polyester dan poly-
amide yang secara natural memiliki daya listrik b. Institusi Pendidikan
positif yang akan menarik daya negative dari Kiranya hasil penelitian ini dapat berguna
debu, kotoran, kutu, tungau dan bahkan mem- dan bisa diaplikasikan dalam proses belajar
bersihkan benda pada level micro seperti bakteri mengajar, terlebih pada praktik lapangan.
(Rakshit, 2005). Khususnya bagi institusi pendidikan sebagai
suatu wadah yang tepat dalam membekali
Hal ini tercipta karena jutaan serat yang
calon-calon perawat profesional yang tang-
bergelombang, tercipta ketika proses splitting,
gap akan situasi dan kritis dalam pemecahan
yang membuat produk ini menyerap baik secara
masalah.
extreme (7 kali dari berat air). Ketika digunakan
saat basah serat-serat yang sangat halus di dalam c. Peneliti Selanjutnya
kain menciptakan capillary effect, menyedot Peneliti selanjutnya kiranya dapat menggali
dan menahan cairan/kotoran dari permukaan ke lebih jauh ide-ide kreatif yang dapat diteliti
dalam serat-serat kain (Rakshit, 2005). untuk mengetahui faktor kejadian luka
tekan dengan metode kualitatif. Penelitian
5. KESIMPULAN selanjutnya juga perlu mempertimbangkan
a. Karakteristik responden menunjukkan umur untuk menambah jumlah sampel yang lebih
responden terbanyak adalah umur 60-74 ta- besar lagi guna hasil yang lebih representatif.
hun sebanyak 4 orang dengan ulkus dekubi-
tus dan jenis kelamin laki-laki sebanyak 4
REFERENSI
orang. Atkinson, R, et al . 2003. Pengantar Psikologi
b. Responden dengan jenis luka grade 1 seban- edisi delapan jilid 2. Jakarta Penerbit Er-
yak 4 orang dan responden dengan jenis luka langga
grade 3 sebanyak 1 orang. Casey, G. 2012. Chronic Wound Healing: Leg
c. Sebelum diberikan triangle pillow pada Ulcer.
luka grade 1 keempat responden menunjuk- Dahlan, Muhamad Sopiyudin. 2013. Statistik
kan eritema pada kulit yang utuh teraba ha- Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:
ngat, tidak nyeri, tidak ada pus, tidak berbau, Salemba Medika
semuanya dibagian sacrum karena tirah ba-
Dowsett, C. 2002. Malignant Fungating Wounds:
ring lama. Sedangkan pada jenis luka grade
Asessment and Management. British Journal
3, terdapat dibagian sakrum karena tirah bar-
of Community Nursing.
ing lama, dengan karakteristik jaringan sub
cutan rusak, warna merah, teraba hangat, Fleck, C. 2006. Palliative Dilemmas Wound
terasa nyeri, luas luka 6 x 6 cm, kedalaman Odour.Wound Care Canada
0,5 cm terdapat pus dan berbau. McDonald, A, Lesage, P. 2006. Palliative Man-
d. Setelah diberikan triangle pillow pada luka agement of Pressure Ulcer and Malignant
grade 1 menunjukkan kulit utuh, tidak ada Wound Patients with Advanced Illness.Jour-
nal of Palliative Medicine.

52
Jurnal KesMaDaSka - Januari 2014

Morison MJ. 2003. Manajemen Luka.Jakarta: Rondas, A, et al. 2009. 'H¿QLWLRQRILQIHFWLRQLQ


Penerbit Buku Kedokteran EGC Chronic Wounds by Dutch Nursing Home
Muliawan, S. 2007. Bakteri Anaerob yang Erat Physicians.
Kaitannya dengan Problem Klinik. Jakarta: Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset
Penerbit Buku Kedokteran EGC Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Perdanakusuma, David. Anatomi Fisiologi Kulit Sugiyono. 2006 . Metode Penelitian Kualitatif,
Dan Penyembuhan Luka. “From Caring to Kuantitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Curing, Pause Before You Use Gauze”JW Suriadi. 2004. Perawatan Luka Edisi 1. Jakarta:
Marriot Hotel Surabaya, 5 September 2007 Agung Setyo.
Posnett, J., Franks, P.J. 2008. The Burden of Sucker, K; Both,R; Bischoff, RG; Winneke, G.
Chronic Wounds in the UK. http://www. 2007. Odor Frequency and Odor Annoy-
nursingtimes.net/nursing-practice/clini- ance.Part I Assesment of Frequency, Inten-
calspecialisms/ wound-care/the-burden-of- sity and Hedonic Tone of Environmental
chronic-wounds-in-theuk/ 527138.article . Odors In The Field.
(Diakses Maret 2012)
Rakshit, A. K et al. Optimization of blend of wool
Price, S, et al. 1999. Aromaterapi bagi Profesi or polypropylene nonwoven fabric for sound
Kesehatan.Jakarta Penerbit Buku Kedok- absorption application in proceedings of the
teran EGC. 9th international wool textile research con-
ferencejune 28 – july 5, 2005 vol. 4 pp. 332-
337,1995

-oo0oo-

53

Anda mungkin juga menyukai