OLEH:
KELOMPOK VIII
MAKSSAR
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
laporan ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Terapi
Kongnitif Penilaian Mini Mental State Exam (MMSE)“ Laporan ini berisikan
tentang preplaining terapi aktifitas kelompok yang akan diberikan oleh kelompok
lansia yang berada di ruang Sakura.
Diharapkan Laporan ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
tentang bagaimana cara melakukan terapi aktifitas kelompok, salah satunya terapi
kongnitif. Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lansia dapat dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia. Proses menjadi lansia merupakan proses alamiah yang
dapat terjadi pada setiap orang. Dimana keadaan yang ditandai oleh
kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi
stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan
untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual . Aspek yang juga
mengalami penurunan secara degeneratif adalah fungsi kongnitif
(Kecerdasan/pikiran).
Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok
digunakan sebagai target asuhan . Didalam kelompok terjadi dinamika
interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi
labolatorium tempat lansia melatih perilaku baru yang adaptif untuk
memperbaiki perilaku maladaptif. salah satu terapi kongnitif yaitu
menggunakan penilaian Mini Mental State Exam (MMSE).
Mini Mental State Exam (MMSE) merupakan alat pengkajian status
mental lansia untuk mengetahui keadaan umum tingkat lansia yang
menandakan lansia dalam keadaan sadar penuh terhadap kondisi dan keadaan
lansia terkait dengan proses penuaan yang dialaminya.
Mini Mental State Examination (MMSE) adalah salah satu alat yang
paling umum untuk pemeriksaan penurunan kognitif pada dewasa tua dan
lanjut usia. MMSE dikembangkan untuk membedakan antara lanjut usia
dengan atau tanpa gangguan neuropsikiatri awal dalam proses penyakit.
dengan mengetahui lebih awal gangguan neuropsikiatri orang tersebut maka
dapat meningkatankan waktu pengobatan farmakologis dan nonfarmakologis
untuk menunda terjadinya gangguan neuropsikiatri tersebut terutama
gangguan kognitif. Hal ini juga digunakan selama masa tindakan pada pasien
yang mengalami gangguan kongnitif untuk menilai perkembangan penyakit.
MMSE mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menilai lima bidang fungsi
kognitif (orientasi, registrasi, perhatian dan kalkulasi, mengingat dan
bahasa) .
Salah satu balai yang ada di Sulawesi selatan yaitu balai rehabilitas lanjut
usia. jumlah lansia yang ada sebanyak 25 orang. sebagian besar lansia di balai
ini aktivitasnya dilakukan dengan bantuan. Dalam kesehariannya, sebagian
besar waktu lansia dihabiskan dengan melakukankegiatan yang tersedia di
balai rehabilitas lanjut usia. berdasarkan hasil observasi yang dilakuakan di
ruang Sakura didapatkan 50% mempunyai masalah utama penurunan daya
ingat dan kongnitif. dari fenomena tersebut kelompok tertarik untuk
melakukan terapi aktivitas kelompok dengan topik penilaian Mini Mental
State Exam.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi fungsi kognitif dan mental pada lansia.
2. Tujuan Khusus
a. Menguji aspek kognitif dari fungsi mental: orientasi
b. Menguji aspek kognitif dari fungsi mental: registrasi
c. Menguji aspek kognitif dari fungsi mental: perhatian dan kalkulasi
d. Menguji aspek kognitif dari fungsi mental: mengingat kembali
e. Menguji aspek kognitif dari fungsi mental: bahasa
BAB II
TINJAUAN TEORI
5 (Propinsi)
(Kabupaten)
24-30 : Normal
Keterangan:
: Leader
: Co-Leader
: Observer
: Fasilitator
: Pasien
H. Proses Pelaksanaan
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas saran yang dapat kami berikan kepada
para pembaca adalah kami harap dalam pembuatan laporan selanjutnya
pembaca dapat memperdalam lagi ilmu tentang keperawatan gerontik dan
terapi aktivitas kelompok lansia karena dalam laporan kami tentunya masih
banyak kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA
Ekasari M.F, Dkk (2018) Meningkatkan Kualitas Hidup Lansia, Konsep Dan
Berbagai Strategi Intervensi. Malang:Wineka Media
Lampiran I
Foto Dokumentasi Kegiatan TAK dan Kunjungan BRLU Gau Mabaji Kab.
Gowa.