Anda di halaman 1dari 37

Kegiatan Belajar 1 : Arsitektur Lanskap

Capaian Kegiatan Belajar


Mahasiswa dapat menjelaskan arsitektur lanskap

Sub Capaian Kegiatan Belajar

1. Mahasiswa dapat menjelaskan sejarah arsitektur lansekap


2. Mahasiswa dapat menjelaskan dasar-dasar arsitektur lanskap
3. Mahasiswa dapat menjelaskan jenis dan tujuan lanskap (landscape)
4. Mahasiswa dan melakukan perancangan lansekap
5. Mahasiswa dapat menjelaskan desain lanskap
6. Mahasiswa dapat melakukan analisa tapak
7. Mahasiswa dapat menjelaskan tanaman lanskap

Pokok-Pokok Materi

1. Sejarah arsitektur lansekap


2. Dasar-dasar arsitektur lanskap
3. Jenis dan tujuan lanskap (landscape)
4. Perancangan lanskap
5. Desain lanskap
6. Analisa tapak
7. Tanaman lanskap

Uraian Materi

1. Sejarah Arsitektur Lansekap


Istilah Arsitektur Lanskap pertama kali diperkenalkan oleh Frederik Law
Olmsted pada tahun 1858 di Amerika, setelah dia bersama Calvert Vaux
menghasilkan karya Central Park, New York. Sejak itu Olmsted menyebut dirinya
sebagai Landscape Architect (sebelumnya dikenal sebagai Rural Embellisher).
Contoh aplikasi ilmu dari Arsitektur Lanskap yang mungkin sudah biasa terdengar
adalah perencanaan ruang terbuka hijau (RTH), manajemen kawasan konservasi
hutan alam, konservasi kawasan mangrove, dan taman-taman lingkungan.
Arsitektur Lanskap itu menata suatu lanskap yang ukurannya tergantung luasan
yang akan dikaji. Lanskap yang dibahas dalam ilmu ini dapat berupa luasan mikro,
meso hingga makro. Contoh dari lanskap mikro adalah pekarangan rumah,
lanskap meso contohnya taman-taman lingkungan, dan lanskap makro contohnya
adalah hutan kota dan taman nasional.

Gambar 1. Contoh arsitektur landskap (Sumber:


https://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_lanskap)

Di Indonesia, arsitektur lansekap mulai mendapat tempat terhormat


beberapa tahun terakhir. Kesadaran masyarakat dalam menciptakan ruang hijau
nan asri serta dapat menyokong kehidupan didalamnya menjadi landasan penting
bagi keberadaan ilmu ini. Di era saat ini, dimana semakin marak terjadi perubahan
struktur lahan terbuka (hijau) menjadi area terbangun, Arsitektur Lanskap dituntut
untuk lebih berkontribusi dalam membangun lingkungan pemukiman-pemukiman
dan perkotaan yang tetap ramah bagi ekosistem sekitarnya. Dalam penerapannya,
Arsitektur Lanskap berkiblat pada ilmu ekologi, yang mengutamakan
keseimbangan hidup antar seluruh makhluk hidup yang ada di muka bumi.
Dalam hal ini, Arsitektur Lanskap ada sebagai suatu ilmu yang dapat
menyelaraskan kehidupan manusia dengan alam, sehingga keduanya bisa terus
hidup seimbang dan saling menguntungkan. Jika dikaji lebih dalam, maka aspek
dari keilmuan Arsitektur Lanskap dapat menjadi ilmu terapan yang lebih spesifik
lagi, terutama dalam aspek cakupan kawasannya. Video mengenai perkenalan
arsitektur landskap dapat dilihat pada Video 1 (Sumber:
http://www.aila.org.au/iMIS_Prod/AILAWeb/Exploring_LA/Week_1__What_is_a_
Landscape_Architect_.aspx), Video 2 (Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=KPZBdJ5oQF8), dan Video 3 (Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=UrJj5WW1quI).
Contoh pengembangan dari ilmu Arsitektur Lanskap Streetscape, yaitu
lanskap/pemandangan di sepanjang koridor jalan, jalan yang alami dengan jalur
hijaunya, contohnya adalah high way, median jalan, traffic island. Cityscape, yaitu
lanskap di kawasan kota yang didominasi oleh area terbangun. Ruralscape, yaitu
lanskap di daerah pedesaan di mana lanskap alami dan lanskap pertanian
merupakan pemandangan dominan. Seseorang yang berprofesi dengan ilmu
Arsitektur Lanskap seringkali dikenal sebagai seorang Arsitek Lanskap. Sertifikasi
profesi Arsitek Lanskap diberlakukan mulai 1 April 2002 dan dikeluarkan oleh
Badan Sertifikasi Keahlian Arsitektur Lanskap (BSKAL). Adapun yang
dikerjakannya dapat berupa suatu perencanaan, desain, ataupun rencana
pengelolaan (management) suatu lanskap, baik dalam cakupan mikro hingga
makro, baik dalam kawasan perkotaan maupun perdesaan. Contoh
perkembangan arsitektur landskap di Indonesia dapat dilihat pada Video 4
(Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=SCJ5rkrpPPc).

Gambar 2. Proses desain landskap (Sumber:


https://student.unud.ac.id/madekusumadharma/news/57124)

2. Dasar-dasar Arsitektur Lanskap


Lanskap merupakan bentang alam, mendesain atau merancang dalam
suatu gambar, taman, maupun bangunan. Arsitektur Lanskap merupakan
gabungan dari ilmu dan seni. Menurut pengertian ilmu tentang arsitektur lanskap,
ilmu memiliki nilai fungsi atau kegunaan sebagai efisiensi, lestari, nyaman dan
sehat. Sedangkan menurut pengertian seni tentang arsitektur lanskap, seni
memiliki nilai estetika atau keindahan sebagai komposisi, harmonis dan serasi.
Arsitektur Lanskap merupakan seni dan ilmu menganalisa, merencanakan desain,
manajemen, perlindungan dan rehabilitasi suatu lahan.
Ruang lingkup ilmu arsitektur lanskap yang meliputi sejarah perkembangan
arsitektur lanskap di dunia dan Indonesia; mengenal berbagai skala, karakter, dan
kualitas lanskap; mengenal tanaman dalam lanskap; mengenal berbagai teknologi
yang digunakan dalam arsitektur lanskap, menerangkan proses perencanaan,
desain dan pengelolaan lanskap, membahas etika dan kebijakan lingkungan yang
erat kaitannya dengan arsitektur lanskap.
Pengertian lanskap adalah suatu tempat , wadah atau ruang rekontruksi
yang sengaja ditata untuk berbagai tujuan yang didasari atas persyaratan fungsi ,
bentuk dan estetika yang dijiwai hubungan manusia dengan tuhan. Manusia
dengan manusia dan manusia dengan lingkungan. Selain itu juga landscape dapat
diartikan suatu hamparan daratan yang terdiri atas berbagai keadaan alam baik
alami maupun buatan manusia. Beberapa pengertian lanskap menurut para ahli:

Gambar 3. Landskap (Sumber: https://ms.wikipedia.org/wiki/Landskap)

a. Menurut Garret Eckbo


Arsitektur Lanskap adalah bagian dari kawasan lahan yang dibangun atau
dibentuk oleh manusia (di luar bangunan, jalan dan utilitas) sampai ke alam bebas
yang dirancang terutama sebagai ruang untuk tempat tinggal manusia.

b. Menurut Hubbard dan Theodora Kimball


Arsitektur Lanskap merupakan suatu seni yang berfungsi untuk menciptakan
dan melestarikan keindahan lingkungan di sekitar tempat hidup manusia, guna
mencapai kenyamanan dan kesehatan yang sangat penting bagi moralitas,
kesehatan dan kebahagiaan manusia.

c. Menurut Norman T. Newtown


Arsitektur Lanskap merupakan seni dan pengetahuan yang mengatur
permukaan bumi dengan ruang-ruang serta segala sesuatu yang ada di atas bumi
untuk mencapai efisiensi, keselamatan, kesehatan dan kebahagiaan bagi umat
manusia.

d. Menurut Zain Rachman


Arsitektur Lanskap adalah seni perencanaan (planning) dan perancangan
(design) serta pengaturan daripada lahan penyusunan benda-benda alam maupun
benda-benda buatan manusia melalui penggunaan gabungan antara ilmu
pengetahuan dan budaya dengan memperhatikan keseimbangan antara
kebutuhan pelayanan dan pemeliharaan sumber daya, sehingga pada akhirnya
tercipta penyajian lingkungan yang fungsional dan estetis sehingga dapat
memenuhi secara optimal kebutuhan jasmani dan rohani makhluk hidup di
sekitarnya. Ditekankan fungsional dan estetis karena merupakan suatu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu perencanaan dan perancangan.

e. Menurut Hadi Susilo Arifin


Arsitektur Lanskap adalah seni dan ilmu dalam penataan dan pengubahan
pemandangan alam di atas suatu luasan lahan untuk memperoleh efek keindahan
dan fungsi kegunaan yang sesuai dengan yang diinginkan.
Masalah pokok dalam arsitektur lansekap adalah masalah lingkungan
hidup manusia dan tujuan pokok dari perencanaan dan perancangan lansekap
secara umum adalah untuk memperbaiki dan menyempurnakan lingkungan hidup
tersebut.

3. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Dalam Bidang Arsitektur Lanskap


Faktor-faktor yang berpengaruh dalam arsitektur lanskap terdiri atas dua
bagian, yaitu faktor internal (manusia) dengan faktor eksternal (lingkungan).

Gambar 4. Faktor manusia (Sumber:


http://kalimantan.bisnis.com/read/20171219/449/719526/jasa-desain-bangunan-
arsitek-alami-periode-kemunduran)

a. Faktor Internal (manusia).


 Perencanaan dan perancangan yang baik merupakan hasil dari suatu proses
yang memperhatikan sifat manusia dan alam.
 Seorang arsitek lanskap dalam mendesain dituntut untuk memperhatikan
kebutuhan-kebutuhan manusia dengan persepsi lingkungan dengan harapan
menciptakan lingkungan yang lebih memuaskan.
 Dalam mendesain, dituntut dan dibutuhkan perpaduan antara imajinasi dan
pertimbangan akal sehat dari arsitek lanskap.
 Arsitek lanskap membuat asumsi-asumsi tentang kebutuhan manusia,
membuat
 perkiraan aktivitas atau perkiraan bagaimana manusia berperilaku,
bagaimana manusia bergerak dalam lingkungannya.
 Pertimbangan tidak hanya melayani kebutuhan pemakai secara fungsional,
rasional, ekonomis, dan tepat dipertanggungjawabkan, tetapi lingkungan juga
harus dapat mengakomodasi kebutuhan pengguna akan ekspresi
emosionalnya termasuk bersosialisasi dengan sesamanya.
Video mengenai profesi arsitek landscape dapat dilihat pada Video 5
(Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=Ee0tteeLa9w).
1) Faktor fisik.
Berkenaan dengan hubungan antara bentuk dan ukuran fisik seseorang
dengan lingkungannya. Analisis pada pengukuran dan sikap tubuh, gerakan dan
pertumbuhan rata-rata tubuh dapat menghasilkan ketentuan dari berbagai bagian
bangunan dan rancangan pertanaman. Misalnya, sebuah pintu harus dibuat cukup
tinggi agar memungkinkan orang-orang melewati tanpa membungkuk. Contoh
yang lain seperti pada kursi taman harus berada pada ketinggian dan bentuk
sandaran yang tepat agar terasa nyaman. Pertimbangan faktor fisik manusia
digunakan untuk menentukan spesifikasi dimensi fisik tempat aktivitas maupun
fasilitas yang dibutuhkan.

Gambar 5. Faktor fisik memperhatikan fisik petani dalam arsitektur landskap


(Sumber: http://www.berdesa.com/usaha-meningkatkan-hasil-pertanian/)

Prinsipnya adalah menyamankan aktivitas manusia dan untuk menghindari


hal-hal yang tidak diinginkan. Faktor fisik pada arsitektur lanskap berhubungan
atau berkaitan erat dengan antropometri manusia, dimana antropometri manusia
merupakan suatu perbedaan karakteristik kelompok pemakai akan menentukan
ukuran-ukuran yang digunakan pada proses desain. Misalnya, kebutuhan ruang
untuk anak usia 2 tahun sangat berbeda dengan orang dewasa.

2) Faktor fisiologis.
Kebutuhan-kebutuhan fisiologis manusia timbul dari hubungan timbal balik
antara kondisi biologis seseorang dengan lingkungan sekitarnya. Kebutuhan-
kebutuhan tersebut antara lain makanan, udara, air, gerak badan, perlindungan
dari kondisi yang tidak menguntungkan. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis manusia
dipenuhi melalui penyediaan makanan yang bergizi, penyediaan udara yang kaya
akan oksigen maupun air bersih serta mengusahakan gerak badan dengan udara
segar dan sinar matahari. Suatu lingkungan yang buruk dapat menyebabkan suatu
ketakutan dan ketegangan emosi yang berbahaya bagi seseorang. Diperlukan
suatu tingkat keselamatan fisik atau keamanan tertentu di dalam lingkungan.
Misalnya, pagar-pagar dipasang di sekeliling kolam renang, pegangan-pegangan
disepanjang jalur tangga dan jembatan, atau trotoar dan peraturan lalu lintas pada
jalur jalan raya.

Gambar 6. Faktor fisiologis mempertimbangkan tingkat keselamatan (Sumber:


https://rivandipputra.wordpress.com/2013/01/18/ciri-ciri-pembangunan-
pertanian/)

3) Faktor psikologis.
Kebutuhan-kebutuhan psikologis terkait dengan latar belakang budaya,
pengalaman dan kebutuhan dasar manusia (sandang, pangan dan papan). Dalam
memahami perilaku pada manusia, diperlukan informasi akan kebutuhan dasar
dan penggeraknya. Menurut Maslow (1954), ada beberapa macam kebutuhan
psikologis sekaligus sebagai hierarki kebutuhan psikologis dari yang terkuat
hingga terlemah dapat diurutkan antara lain:
 Physiological needs (kebutuhan fisiologi). Kebutuhan fisiologi ini untuk
mencukupi kebutuhan akan lapar dan dahaga.
 Safety needs (kebutuhan keamanan). Perlindungan dari bahaya fisik dan
kesempatan mengurangi tekanan fisik dari pihak lain, dalam rangka untuk
membentuk privasi dan untuk kepentingan orientasi di lingkungan perkotaan.
 Affiliation needs (kebutuhan afiliasi atau sosialisasi). Meliputi kebutuhan untuk
bergabung dalam suatu kelompok. Di perkotaan, afiliasi tidak secara teritorial
lagi tetapi berdasarkan kegemaran (hobi).
Gambar 7. Hierarki kebutuhan manusia (Sumber:
https://keperawatanarjuna.blogspot.co.id/2015/02/abraham-maslows-hierarchy-
of-needs.html)

 Esteem needs (kebutuhan kebanggaan). Kepuasan memperoleh


penghargaan, berkaitan dengan kemampuan mempersonalisasikan terhadap
lingkungannya.
 Actualization needs (kebutuhan aktualisasi). Kebutuhan untuk menunjukkan
diri, sesuai dengan kapasitas orang. Terkait dengan upaya untuk mengontrol
dan mengatur lingkungannya.
 Cognitive/aesthetic needs (kebutuhan kognitif atau estetika). Kebutuhan akan
keindahan dan menambah pengetahuan maupun pembelajaran.

b. Faktor eksternal (lingkungan).


Lingkungan merupakan suatu ekosistem kompleks yang berada di luar
individu dan mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tempat atau
wilayah. Lingkungan yang hidup terdiri atas tiga macam, yaitu lingkungan alamiah,
lingkungan buatan dengan lingkungan sosial.

1) Lingkungan alamiah, terdiri dari:


 Lingkungan biotik (makhluk hidup), berupa vegetasi/ persebaran tumbuh-
tumbuhan dan tanaman, satwa/ binatang dan manusia. Vegetasi dan satwa
(flora dan fauna) merupakan elemen penting dalam lanskap, terutama pada
lanskap alami.
Gambar 8. Lingkungan biotik (Sumber: https://bagus-
on.blogspot.co.id/2016/03/pengertian-biotik-dan-abiotik-beserta.html)

 Lingkungan abiotik (benda mati), berupa iklim, geologis dan tanah, topografi
dan kemiringan lahan, hidrografis dan hidrologis maupun drainase. Iklim
merupakan hasil dan sejumlah faktor-faktor utama tetapi yang saling
mempengaruhi, meliputi curah hujan, suhu udara, kelembaban, radiasi
matahari, uap air dan angin. Pengetahuan informasi dan data mengenai
kondisi geologis dan tanah sangat penting diketahui karena keduanya
mendukung kelangsungan aktivitas kehidupan serta tatanan yang
direncanakan pada suatu tapak. Topografi dan kemiringan lahan merupakan
bentukan dasar permukaan lahan atau struktur topografis suatu tapak selain
merupakan penentu luasan areal untuk suatu kepentingan atau suatu aktivitas
yang akan direncanakan atau dikembangkan, juga merupakan sumber daya
visual dan estetika yang sangat mempengaruhi lokasi, berbagai tata guna
lahan serta berbagai fungsi, interpretasi, dan lain-lain. Hidrografis dan
hidrologis merupakan ketersediaan (dalam jumlah, kualitas, dan distribusi)
dan kelestarian air dan bagian-bagian air tidak hanya merupakan salah satu
faktor yang penting. Sedangkan sistem drainase dibuat untuk mengumpulkan
dan menyalurkan air hujan dan air bawah permukaan tanah.
Gambar 9. Lingkungan abiotik (Sumber:
http://www.biosend.id/2015/09/penjelasan-lingkungan-biotik-dan.html)

2) Lingkungan buatan, merupakan seluruh bangunan dan benda buatan


lainnya di dalam tapak lanskap.

Gambar 10. Lingkungan buatan (Sumber:


http://mightoguy.blogspot.co.id/2015/11/lingkungan-alam-dan-buatan.html)

3) Lingkungan sosial, dimana terdapat lingkungan yang didiami atau dihuni oleh
manusia yang memiliki nilai-nilai sosial dalam meningkatkan kesejahteraan,
budaya, etika, moral dan kepedulian terhadap sesama manusia pada suatu
perancangan sebuah bangunan di dalam tapak lanskap.
http://ilhamagronomi.blogspot.co.id/2012/02/pengantar-arsitektur-
lanskap.html

Gambar 11. Lingkungan sosial. (Sumber:


http://www.gurupendidikan.co.id/lingkungan-sosial-pengertian-faktor-dan-jenis-
beserta-contohnya-lengkap/)

Ada juga ahli berpendapat bahwa faktor alam dan lingkungan terdiri atas:
 Topografi , Physiografi , lokasi , besaran , luasan lahan.
 Tanah : jenis,kesuburan, Geologi, kedalaman air tanah.
 Lingkungan dan kehidupan yang tidak terkendali.
 Cuaca dan iklim.
 Peta pemanfaatan lahan.
 Penggunaan lahan.
 Sensitivitas rasa nyaman.

4. Jenis-Jenis lanskap (landscape) yaitu :

a. Natural Landscape
Bentang`lahan alami sebagai fenomena/perwujudan dai muka bumi,
misalnya gunung, dan laut. Katagori memiliki ini batasan yang sangat umum , dan
dapat disama kan dengan istilah ”pemandangan” menurut terminologi umum.
Gambar 12. Contoh natural landscape (Sumber: http://www.wisegeek.org/what-
is-a-natural-landscape.htm)

b. Physical Landscape
Physical landscape yaitu bentanglahan yang masih didominasi oleh unsur-
unsur alam, yang diselang-seling oleh kenampakan budaya. Sistem kehidupan
berikut komponen alami dan nonalami terwadahi dalam bentang lahan ini.

Gambar 13. Contoh physical landscape (Sumber:


http://www.oddizzi.com/teachers/explore-the-world/country-close-up/case-study-
australia/australia-landscape/australia-physical-features/)

c. Social Landscape
Social landscape yaitu bentang lahan dengan kenampakan fisik dan sosial
yang bervariasi karena adanya heterogenitas adaptasi dan persebaran penduduk
terhadap lingkungannya, misalnya kota dan desa dengan berbagai fasilitas
individual maupun publiknya.
Gambar 14. Contoh social landscape (Sumber:
http://dissertationreviews.org/archives/12155)

d. Economical Landscape
Economical landscape yaitu bentang lahan didominasi oleh bangunan
beragam yang berorientasi ekonomis, seperti daerah perdagangan, daerah
industri, daerah perdagangan, daerah perkotaan, dan daerah perkebunan.

e. Cultural Landscape
Cultural landscape yaitu bentang lahan yang merupakan hasil interaksi
manusia dengan lingkungannya. Misalkan daerah pemukiman dengan
kelengkapan sawah, kebun dan pekarangannya.

5. Tujuan Arsitektur Lansekap


a. Meningkatkan keindahan, keselarasan, kenyamanan dan keamanan
lingkungan.
b. Menyelamatkan dan memperbaiki lingkungan.
c. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan manusia dalam memanfaatkan
kebutuhan lahan secara efisien tanpa merusak sumber daya alam dalam
menunjang kehidupan social dan ekonomi.
d. Menciptakan tempat yang lebih baik dari sebelumnya sesuai keinginan.
6. Perancangan Lansekap
Perancangan Lanskap merupakan tahapan lanjutan dari perencanaan
lanskap yang dapat menghasilkan beberapa produk, baik dalam bentuk 2 dimensi
maupun 3 dimensi. Adapun produk desain dalam bentuk dua dimensi dapat
berupa presentasi gambar detil dalam skala tapak: denah, desain penanaman
(planting desain), tampak depan, tampak samping, tampak burung, perspektif,
hingga gambar potongan. Sedangkan untuk produk 3 dimensi dapat berupa
maket. Hasil perancangan ini, baik 2 dimensi dan juga 3 dimensi dapat disajikan
dalam bentuk softfile maupun hardfile.
Video mengenai perencanaan landskap arsitektur yang ramah laingkungan
dapat dilihat pada Video 5a (Sumber:
https://www.asla.org/homeandgardentips.aspx).

7. Desain Lanskap
Kata desain dikenal juga sebagai pola, ripta, skema, rancangan dan
rencana Mendesain berarti membuat pola atau skema, merancang dan
merencana. Dalam pengertian sehari-hari mendesain dapat berarti memilih dan
mengatur atau mengorganisasikan sesuatu secara sederhana. Tujuan desain
adalah terciptanya suatu karya yang fungsional, berguna dan estetika Indah yang
menyenangkan, memuaskan, dan menyamankan hati sang pemakainya.
Contoh desain arsitektur landskap di Indonesia dapat dilihat pada Video 6
(Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=rwAjiMQ72KY), Video 7 (Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=KFIWWQzTGw0), dan Video 8 (Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=xYim7LRAwF0).

a. Metode Desain Lanskap


Sebelumnya akan saya jelaskan mengenai langkah-langkah yang harus
dilakukan untuk mendesain suatu lanskap. Menurut berbagai theory lanskap, pada
umumnya menggunakan metoda Simmonds yaitu: Inventarisasi – Analisis –
Sintesis – Perencanaan – perancangan – Pelaksanaan – Pemeliharaan –
Evaluasi. Pendekatan metode ini umum digunakan oleh para arsitek lanskap
dalam mendesain suatu lanskap.
Gambar 15. Metode desain landskap (Sumber:
http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/85168/1/A16day.pdf)

1) Inventarisasi
Proses pengumpulan segala data yang ada dan diperlukan mengenai
tapak yang yang akan di desain, baik berupa data fisik (dimensi, topografi,
klimatologi, view, akses, dll), sosial budaya dan fungsional (aktivitas dan fungsi).
Gambar 16. Contoh inventarisasi (Sumber:
https://www.researchgate.net/publication/315823534_DESAIN_LANSKAP_PERT
ANIAN_TERPADU_SEBAGAI_WAHANA_PENDIDIKAN_DAN_WISATA_PERTA
NIAN_Landscape_Design_of_Integrated_Farming_for_Agro-edutourism)

2) Analisis
Analisis adalah mengaitkan semua data yang terkumpul sehingga dapat
diketahui potensi, kendala dan hazard yang ada pada tapak.
3) Sintesis
Sintesis berupa mengaitkan hasil sintesis dapat disusun block
plan/program ruang.

4) Perencanaan
Perencanaan juga dikenal sebagai gambar skematis. rencana ini telah
menunjukan ruang-ruang, sirkulasi dan aktivitas yang dapat dilakukan serta
rencana elemen yang akan digunakan untuk mewujudkan rencana tersebut. Video
mengenai pembuatan gambar landskap dapat dilihat pada Video 9 (Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=pNj4BDp4QYE) dan Video 10 (Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=eSgexDQDnc8).

5) Perancangan
Melalui perancanfan sudah terbentuk menjadi suatu gambar denah yang
dapat diturunkan menjadi gambar kerja yang komprehensif dan dapat
dilaksanakan di tapak. Output berupa gambar site plan, planting plan, spesifikasi
dan Rancangan Anggaran Biaya (RAB).

6) Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan implementasi gambar kerja tersebut pada tapak.

7) Pemeliharaan
Pada dasarnya terdiri dari kegiatan penyiraman, pemupukan,
pemangkasan, penggemburan tanah dan pemberantasan hama penyakit.
Kegiatan ini penting dilakukan terutama pada tanaman yang baru saja ditanam
agar dapat tumbuh subur dan optimal. Kegiatan ini penting dilakukan, sebab
tamanyang baru ditanam butuh waktu untuk tumbuh menjadi seperti yang
diinginkan oleh desainer. Jangka waktu dat berkisar antara 3-5 tahun, bahkan 10
tahun untuk mencapai puncak desain yang diinginkan. Selama itu tamana akan
senantiasa mengalami perubahan, tumbuh besar dan berkembang biak. Dengan
pemeliharaan yang baik tanaman yang pada mulanya kecil dan jarang dapat
menjelma menjadi tanaman yang kuat dan subur.

8) Evaluasi
Pada umumnya evaluasi sudah dimulai sejak perencanaan dengan
berbagai pertimbangan untuk mendapatkan desain yang lebih baik. Perubahan
desain lazim dilakukan karena berbagai faktor, misalnya kerena ketersediaan
tanaman atau elemen tanaman yang lain. Adanya perbedaan keadaan lapangan
yang sesungguhnya dengan di atas kertas. Adanya inovasi atau masukan
mengenai material lain yang lebih sesuai.
Video mengenai proses desain artisektur landscape dapat dilihiat pada
Video 11 (Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=akZIetgfRtw) dan Video 12
(Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=l4konhZwjyU).

Gambar 17. Contoh blok konsep (Sumber:


https://www.researchgate.net/publication/315823534_DESAIN_LANSKAP_PERT
ANIAN_TERPADU_SEBAGAI_WAHANA_PENDIDIKAN_DAN_WISATA_PERTA
NIAN_Landscape_Design_of_Integrated_Farming_for_Agro-edutourism))
b. Beberapa Pendekatan Dalam Lanskap
Dalam kenyataan di lapangan, seorang arsitek lanskap yang menghadapi
klien juga harus terampil dalam menggali keinginan dan keadaan klien sehingga
desain yang tercipta optimal dan dapat berkelanjutan. Ingatlah bahwa desain
lanskap menggunakan tumbuhan yang merupakan makhluk hidup yang terus
tumbuh, berkembang dan berkembang biak. Sangatlah disayangkan bila sering
terjadi renovasi dan perubahan tanaman karena desain yang tidak berkelanjutan.
Tidak hanya waktu dan biaya juga tetumbuhan yang harus terbuang dan mati sia-
sia.

Gambar 18. Tujuan pendekatan landskap (Sumber:


https://forestsnews.cifor.org/24099/pendekatan-lanskap-menolak-definisi-
sederhana-dan-itu-bagus?fnl=id)

Untuk mencegah terjadinya desain yang terbuang, maka harus diadakan


pendekatan yang berbeda dalam menghadapi klien, yaitu:

1) Tentukan aktivitas yang akan dilakukan


Desain lanskap tiga dimensional bertujuan menciptakan ruang-ruang yang
mengakomodasi aktivitas pengguna tapak. Karena itu tentukanlah dulu aktivitas
apa dan seberapa intensitasnya yang hendak dilakukan pada suatu tapak.
Aktivitas, terutama di taman rumah tinggal, seringkali menjadi sangat personal
karena manusia memiliki pola hidup yang berbeda-beda. Desain taman yang
akhirnya hanya menjadi pemandangan dari jendela dengan yang dinikmati
langsung akan sangat berbeda.

2) Komitmen pemeliharaan pemilik


Seberapa rumit dan hebatnya suatu desain lanskap akan percuma apabila
tidak terpelihara. Sebelum mendesain harus diyakinkan seberapa jauh daya dan
biaya yang dapat dialokasikan oleh pengelola (pemilik) dalam memelihara desain
lanskap yang akan dibuat. Apabila komitmen pengelola rendah sebaiknya dibuat
desain yang sederhana menggunakan bahan yang tahan lama sehingga tidak
butuh banyak waktu dan biaya. Biasanya semakin rumit dan mahal suatu desain,
maka semakin besar juga daya yang harus dialokasikan untuk pemeliharaan.

3) Luasan lahan
Yang dimaksud adalah luasan lahan tersedia yang dapat dipergunakan
untuk aktivitas. Terkadang luasan lahan yang dapat menampung aktivitas dibatasi
kontur yang tajam atau aksebilitas. Apabila terbatas tentunya mempengaruhi juga
aktivitas apa saja yang dapat diakomodasi di tapak. Luasan yang terbatas dapat
digunakan untuk suatu taman yang bersifat dua dimensional saja. seringkali
penggunaan pot yang disusun pada rak, digantung dan taman dinding dapat
menghadirkan kehijauan.

4) Kumpulkan referensi
Seringkali klien/ pemilik tidak tahu/ tidak dapat mengkomunikasikan taman
seperti apa yang disukai dan tidak disukai. Karena itu akan sangat membantu
apabila arsitek lanskap memiliki foto/ gambar desain taman sebagai referensi
untuk memberikan gambaran konkrit seperti apa taman dan tanaman yang akan
digunakan dalam desain.

5) Sesuaikan dengan arsitektur rumah


Desain lanskap yang baik harus mengkomplemen bangunan. Biasanya
desain bangunan telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum desian lanskap.
Apabila pada arsitektur ada gaya tertentu, maka desain taman/lanskap juga
mempunyai gaya tertentu. Walaupun suatu bangunan klasik tidak harus juga
dihias dengan taman bergaya klasik, tetapi harus diperhatikan keselarasannya.

c. Menggunakan Tanaman Dalam Desain Lanskap

1) Rumput & GC
Beberapa jenis rumput yang tahan injak biasanya berfungsi sebagai lantai
dalam desain lanskap. Walaupun lantai lanskap tidak harus mengunakan rumput.
Pada tempat yang aktivitasnya tinggi dapat digunakan perkerasan seperti paving
block, grass block, deck, batu alam dan lain-lain. Keuntungan menggunakan
rumput sebagai lantai dibandingkan dengan perkerasan, salah satunya adalah
optimalnya resapan air hujan ke dalam tanah. Bilah rumput juga dapat menyerap
gelombang panas dan cahaya sinar matahari sebagai bahan fotosintesis sehingga
tidak silau dan mengurangi efek pemanasan global. Rumput juga menyediakan
habitat bagi serangga kecil seperti jangkrik dan cacing sehingga tanah yang
ditutupi rumput akan semakin subur. Serangga kecil juga berguna untuk
keseimbangan ekosistem sehingga mengurangi ancaman hama dan penyakit
pada tanaman yang lebih besar.

Gambar 19. Rumput (Sumber: https://rumahulin.com/jenis-jenis-rumput/)

Kekurangan rumput dibandingkan perkerasan, tentunya adalah kekuatan


akan injakan dan aktivitas yang tinggi. Apabila ditumpangi benda berat lama
kelamaan rumput akan mati dan terbukalah tanah yang mengotori kaki. Untuk pool
deck tidak disarankan menggunakan rumput karena dapat menjadi becek dan
mengotori air kolam renang. Berbeda dengan rumput. Walaupun sama-sama
tanaman pendek, GC berfungsi sebagai tanaman border. Gunanya membuat pola-
pola tertentu pada tapak sehingga dapat tercipta ruang dan sirkulasi tanpa harus
menghalangi pandangan mata. GC biasanya tidak tahan injak, sehingga untuk
menghindarkan dari kerusakan karena diterobos pengguna, perhitungkanlah
dengan cermat aktivitas dan perilaku yang mungkin terjadi. dalam komposisi
seringkali tanaman border juga dipadu dengan semak pendek sehigga tercipta
border yang lebih indah dan massif.
Akar rumput dan GC dapat melindungi tanah dari erosi. Rumput dapat
ditanam sampai kemiringan 30%, Bahkan GC jenis tertentu yang memiliki akar
lebih kuat dapat ditanam sampai kemiringan 100%. Tetapi untuk kemiringan lebih
dari itu disarankan menggunakan turap.
Dalam penanaman, rumput & GC menghendaki habitat yang kaya sinar
matahari dan drainase yg baik. Sedikit sekali jenis rumput dan GC yang tahan
naungan. Walaupun beberapa jenis lumut, paku dan semanggi dapat menutup
tanah yang dinaungi, memreka tidak tahan injak. Biasanya tanaman tingkat rendah
ini digunakan pada taman sementara/dekoratif saja. GC yang memiliki bunga
berwarna-warni umumnya menghendaki penyinaran penuh sampai setengah
naungan. Demikian juga berbagai jenis tumput yang memiliki tekstur halus. Untuk
mendapatkan peyinaran optimal harus diperhatikan arah sinar matahari, letak
bangunan dan tanaman tinggi lain agar tidak menghalangi. Minimal dalam satu
hari tanaman terekspose selama 10-6 jam.

2) Perdu dan Semak


Tumbuhan berkayu dengan tinggi dewasa 500-3000 mm, tidak memiliki
percabangan utama. Semak : Tumbuhan berkayu, suculent dan palem dengan
tinggi dewasa 500-3000mm yang memiliki percabangan utama dari pokok/ bagian
bawah tumbuhan. Tanaman merambat : disebut juga climber atau weeper,
tergantung apakah sifat alaminya merambat ke atas atau ke samping. Pada
umumnya tanaman rambat berkayu dapat memanjat lebih tinggi dibanding yang
tidak. Tentunya tanaman berkayu memiliki bobot lebih tinggi dibanding yang tidak
berkayu.
 Palem : Jenis tanaman berbiji tunggal yang termasuk keluarga palmae.
 Suculent : Jenis tanaman berbiji tunggal yang habitat aslinya dari daerah yang
sulit air, sehingga batang dan daunnya keras dan berlapis lilin karena
menyimpan air. Pada beberapa jenis yang sangat tahan kekeringan daunnya
berupa duri-duri saja. Tanaman jenis ini biasanya menghendaki sinar matahari
penuh dan tidak perlu diairi setiap hari.
Gambar 20. Palem (Sumber: https://www.tamantanaman.com/produk/palem-
putri/)

Dalam desain lanskap, terutama jenis taman tropis, perdu dan semak
paling banyak digunakan. Fungsinya dalam desain adalah:
 Sebagai dinding pembatas, baik untuk membentuk ruang maupun
mengarahkan aktivitas. Untuk fungsi ini dapat digunakan perdu dan semak
yang massif dengan susun zig-zag.
 Sebagai buffer. hampir sama dengan dinding tapi terhadap polusi dan
menutup pandangan yang tidak menyenangkan. Polusi seperti bau, suara dan
debu. Yang digunakan biasanya semak dengan tekstur halus, daunnya kecil-
kecil rapat dan rimbun. Lebih disukai bila daun berbulukarena dapat menjerap
debu lebih banyak. Ditanam dalam kelompok ecara zig-zag juga.
 Sebagai point of interest. Fungsi ini biasanya oleh taman yang bentuk atau
dan warnanya atraktif, seperti palem2 pendek, Sikas, Nolina, bonsai beringin.
Biasanya point interest ini disandang oleh tanaman yang ditanam tunggal,
bukan berkelompok. Banyak hal yang menjadi daya tarik suatu tanaman
perdu/semak. bisa karena warna bunga/daun, bentuk yang unik, aroma, dll.
seringkali tanaman tunggal dikombinasikan dengan komposisi tanaman
border yang membingkai dan menguatkan keunikannya. Pohon Pada
dasarnya ada 5 jenis dasar pohon.
Dalam desain lanskap, kelima bentuk dasar ini memiliki fungsi masing-
masing :
 Segitiga/ kolumnar
Berfungsi sebagai pengantar, bentuknya yangg tegak dapat membentuk
koridor apabila ditanam dalam posisi berjajar. Biasanya pohon jenis cemara
seperti Cupressus sp (Cemara Natal), Araucaria heterophylla (Cemara Norfolk),
Casuarina equisetifolia (Cemara udang), Jenis lain seperti Agathis damara
(Damar), Eucalyptus alba (Kayu Putih), Terminalia catapa (Ketapang), Polyathea
longifolia (Glodogan tiang), dll. Bentuknya yg tegak memberikan garis tegas dan
dpt memperkuat karakter arsitektur yang megah. Tajuknya tidak memberikan
naungan sehingga fungsinya lebih banyak vertikal.

Gambar 21. Cemara (Sumber: Google.com)

Fungsi ini juga dapat digantikan oleh beberapa jenis palem tinggi seperti
Roystonea regia (Palem Raja), Cocos nucifera (Kelapa), Neodypsis boronii (Palem
Red Neck), dll. Apabila tajuknya cukup masif dapat menjadi buffer yang baik. Video
mengenai pemanfaatan pohon cemara dapat dilihat pada Video 13 (Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=BHXFIf7bwOw).
 Bulat
Tajuk masifnya berfungsi sebagai buffer dan penaung Apabila digunakan
sebagai pohon jalan harus diperhatikan apakah memiliki buah/biji yang cukup
besar. Pohon buah yg dapat dimakan sebaiknya tidak digunakan pada ruang
publik karena mengundang vandalisme. Untuk menambah warna gunakan pohon
berbunga seperti Plumeria alba
 Payung
Biasanya berupa pohon sedang- tinggi. Bentuknya yg memayung
memberikan perlindungan maksimal dari sinar matahari dan hujan langsung.
Banyak jenis yang banyak menggugurkan daun, seperti : Delonix regia
(Flamboyan merah) Jacaranda mimosifolia (Sakura)& Samanea saman
(Trembesi) sehingga perlu pembersihan ekstra atau dapat ditempatkan pada
daerah yang dihutankan (tidak perlu disapu).
Beberapa jenis memiliki akar yang kuat dan banir seperti Ceiba pentandra
(kapuk randu) sehingga tidak tepat berada di dekat perkerasan atau pada roof
garden. Jenis yang cukup baik seperti Spatodea campanulata (Flame of Africa),
Cassia fistula, Delonix floribunda (Flamboyan kuning), Eritherina crista-galli
(Dadap ayam) dan Plumeria rubra (Kamboja merah) tidak banyak menggugurkan
daun.
 Kipas
Bentuk kipas merupakan bentukan yang sangat jarang. dimiliki oleh
Ravenala madagascariensis (pisang kipas) Dapat dipergunakan sebagai point
interest karena bentuknya yangg atraktif dapat digunakan dalam kelompok
sebagai pengantar apabila ditanam berjejer. Tetapi tidak pada koridor, karena
akan berkesan sempit.

Gambar 22.Ravenala madagascariensis (pisang kipas) (Sumber: Google.com)


 Irregular
Pohon bentuk irregular biasa digunakan sebagai point interest dan ditanam
sendirian.
Bentuknya yang tidak beraturan tidak pas ditanam dalam kelompok atau barisan.
Dalam kelompok pepohonan biasanya diselipkan pohon bentuk ini agar desain
tidak membosankan.
Selain dari bentuknya, fungsi pohon dalam lanskap juga dibedakan
menurut tinggi pohon:
 Pohon Pendek : 5-10 m
 Pohon Sedang : 10 -20 m
 Pohon Tinggi : 20-50 m
 Perlu diingat bahwa baik yang dimaksud bentuk dan tinggi pohon adalah
keadaan dewasa dan normal

8. Pemeliharaan tapak
Pemeliharaan tapak terdapat hubungan yang erat antara tapak dengan
fungsinya. Tapak berfungsi baik bila tapak yang mempunyai fungsi yang baik. Jadi
antara tapak dan fungsi ada hubungan yang menunjang, sedangkan akan jelek
bila antara tapak dengan dengan fungsi tidak ada hubungan, misalnya :
 Pasar swalayan tidak dilengkapi dengan parkir.
 Areal tanah pertanian tanpa sumber air.
 Bar di dekat rumah ibadah.
 Sekolah berhadapan dengan jalan ramai atau pasar, dan lain-lain.
Dalam pemeliharaan tapak hendaknya melihat fungsinya, sebaliknya fungsi
akan lebih baik bila dipilih tapak yang baik. Ada dua tipe tapak yang dapat
dikembangkan dalam perencanaan taman, yaitu :
 Tapak alternatif, yaitu tapak yang dapat dikembangkan dalam perancangan
taman sesuai dengan pemilik taman.
 Tapak Ideal, yaitu tapak dalam perancangan taman dimanfaatkan sesuai
dengan keadaan aslinya atau keadaan awalnya. Dengan perancangan tapak
ideal ini, pada keadaan aslinya hanya terjadi kerusakan yang kecil atau tidak
dirusak sama sekali.
9. Analisis Tapak

a. Mendesain Program
Pada awal proyek harusnya di program dengan cermat dan teliti serta rinci,
untuk itu dalam mendesain diperlukan orang yang ahli.

Gambar 23. Contoh analisa tapak (Sumber:


https://www.slideshare.net/oyarchie/komunikasi-arsitektur-rumah-tinggal)

b. Lingkungan Tapak
Dalam analisis tapak tidak hanya sebatas tapak saja, tetapi harus dilakukan
terhadap Total Site, yaitu pandangan terhadap tapak secara menyeluruh,
sehingga tidak ditemukan kejanggalan-kejanggalan atau tidak menyatukan tapak
yang satu dengan tapak lainnya ataupun dengan lingkungan.

c. Penghayatan atas Tapak


Di sini pemahaman tapak bertujuan untuk memahami karakter tapak dan
fungsinya. Perencanaan taman yng baik adalah ilmu dan seni mengatur atau
menata, sehingga didapatkan hubungan yng sebaik mungkin.

10. Tanaman Lanskap


Pada dasarnya, elemen pembentuk dari desain lanskap adalah softscape
dan hardscape, Softscape adalah elemen desain lanskap berupa tanaman hidup.
sedangkan hardscape adalah elemen desain lanskap yang berupa non-tanaman
atau benda mati. Tanaman adalah segala jenis tetumbuhan yang sengaja ditanam
di suatu tapak dengan tujuan tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan
tumbuhan adalah makhluk tetumbuhan hidup, baik sengaja ditanam maupun
tumbuh dengan sendirinya.
Pada dasarnya, ada dua macam desain taman yang umum, yaiu desain
dua dimensional dan tiga dimensional. Desain dua dimensional adalah yang biasa
kita temui pada taman dekorasi di acara pernikahan atau seminar yang mengisi
pojok-pojok ruangan dan panggung. seperti namanya, taman ini memang
bertujuan sebagai dekorasi belaka dan mementingkan segi estetis dari sudut
pandang tertentu. Karena merupakan taman sementara, maka pemilihan dan
susunan tanaman hanya memperhitungkan segi estetis belaka. Yang diperhatikan
hanya kaidah komposisi yaitu tema, gradasi, kontras dan kontrol. Baik untuk taman
per taman maupun anar taman di lingkungan yang sama. misalnya taman di
daerah penerima tamu, sudut dan panggung. Contoh dekorasi pernikahan dapat
dilihat pada Video 14 (Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=5nLIcY7z0Fs).

Gambar 24. Dekorasi pernikanan di taman merupakan jenis taman dua


dimensional (Sumber: https://walimatulursy.co.id/blog/dekorasi-pernikahan)

Taman dua dimensional ini biasanya dapat dikerjakan oleh pemula.


Mendesain taman dua dimensi sanagat baik dilakukan oleh siswa arsitektur
lanskap sebagai latihan dalam pemahaman implementasi elemen desain. Desain
tiga dimensional adalah desain lanskap yang sesungguhnya, dimana sama
dengan desain arsitektur dan perencanaan, pada dasarnya adalah bagaimana
menciptakan ruang-ruang kegiatan dengan menggunakan elemen lanskap yang
dikomposisikan sesuai dengan berbagai kaidah desain lanskap. Ruang atau
benda tiga dimensi disusun dari tiga komponen, yaitu lantai, dinding dan atap.
Contoh arsitektur landsap tiga dimensional dapat dilihat pada Video 15 (Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=woGlDY2mIYU).

a. Tanaman Pembentuk Lanskap


Bagaimana menciptakan lantai dinding dan atap padahal kita tahu bahwa
desain lanskap adalah desain ruang luar? Pertama-tama kita harus mengenal
lebih jauh mengenai komponen pembentuk lanskap, yaitu softscape dan
hardscape. Softscape yang berupa tanaman diklasifikasikan menjadi tiga kategori,
yaitu:
 Rumput dan Groundcovers/Tanaman Penutup Tanah (GC). semua tanaman
yang pada kondisi normal dan dewasa dapat tumbuh mencapai ketinggian 30-
300 mm dari tanah.
 Perdu dan Semak. Adalah semua jenis tanaman yang pada kondisi normal
dan dewasa dapat tumbuh mencapai ketinggian 500-5000 mm dari tanah.
 Pohon adalah semua jenis tanaman yang pada kondisi normal dan dewasa
dapat tumbuh
melebihi ketinggian 5000 mm dari tanah.
Dari tiga kategori tanaman tersebut dapat kita lihat bahwa rumput dan GC
adalah jenis tanaman yang dapat berfungsi sebaga lantai dan border pembentuk
ruangan. Beberapa jenis rumput yang pendek dan tahan injak dapat berfungsi
sebagai lantai. Beberapa jenis GC yang lebih tinggi dan tidak tahan injak berfungsi
sebagai tanaman border yang membentuk ruangan dan mengarahkan sirkulasi
manusia. Perdu dan semak rendah (tinggi 500-1000 mm) juga dapat berfungsi
sebagai border. Sedangkan semak dan perdu sedang (1000-1500 mm) dan tinggi
(1500-5000 mm) dapat berfungsi sebagai dinding. Pohon pendek (5000-10.000 m)
dan semak tinggi dapat berfungsi sebagai dinding. Tetapi biasanya pohon
berfungsi sebagai atap.
Gambar 25. Tanaman pembentuk taman (Sumber: http://www.greeners.co/flora-
fauna/philodendron-sang-pembentuk-taman-multi-fungsi/)

Berbagai macam hardscape juga dapat dipilih untuk melengkapi desain


taman.Baik yang berfungsi sebagai site furniture maupun elemen taman. Karena
makalah ini berfokus akan pemakaian dan pemilihan tanaman lanskap, maka
seterusnya hanya akan membahas mengenai cara menggunakan tanaman saja.
Contoh tanaman pembentuk taman dapat dilihat pada Video 16 (Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=DATTmPc1wdk).

11. Dominan (domination) atau Penekanan (emphases)

a. Dominasi (domination)
Dominasi merupakan salah satu prinsip dasar yang harus ada dalam karya
seni dan desain. Dominasi berasal dari kata Dominance yang berarti keunggulan
. Sifat unggul dan istimewa ini akan menjadikan suatu unsur sebagai penarik dan
pusat perhatian. Dalam dunia desain, dominasi sering juga disebut Center of
Interest, Focal Point dan Eye Catcher. Dominasi mempunyai beberapa tujuan yaitu
untuk menarik perhatian, menghilangkan kebosanan dan untuk memecah
keberaturan. Biasanya disebut juga dengan penekanan (emphasis).

b. Pengertian Penekanan (Aksen/Emphases)


Emphases atau disebut juga pusat perhatian, merupakan pengembangan
dominasi yang bertujuan untuk menonjolkan salah satu unsur sebagai pusat
perhatian sehingga mencapai nilai artistic. Aksen merupakan pusat perhatian yang
pertama kali membawa mata pada sesuatu yang penting dalam suatu rancangan.
Penekanan merupakan focal point atau pusat perhatian dalam sebuah komposisi
desain, yaitu berupa area yang pertama kali ditangkap oleh pandangan mata.
Penekanan dalam setiap bentuk komunikasi ada beberapa bahan atau gagasan
yang lebih perlu ditampilkan dari pada yang lain. Tujuan utama dalam pemberian
emphasis adalah untuk mengarahkan pandangan pada suatu yang ditonjolkan.
Apabila elemen desain yang ada ditonjolkan semuanya, maka akan terlihat ramai
dan informasi atau apa yang dikomunikasikan akan menjadi tidak jelas. Titik
tekanan ini sangat dominan, sehingga bagian-bagian lain dari komposisi berkaitan
padanya.

c. Pencapaian Emphases
Emphases dapat dicapai misalnya mengganti ukuran, bentuk, irama dan
arah yang dapat dilihat secara kasat mata. Selain itu, dalam Emphases diperlukan
adanya penonjolan elemen yang ada, seperti warna, bentuk, pengaturan bidang,
dan sebagainya yang dianggap bisa mewakili dari keseluruhan informasi yang
disampaikan. Emphases dapat dicapai melalui perbedaan kontras dalam : ukuran,
warna, tekstur dan cahaya, bentuk, lokasi, ornamen, dan arah garis, dll. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menempatkan emphases :
 Apa yang akan di jadikan aksen
 Bagaimana menciptakan aksen
 Berapa banyak aksen yang dibutuhkan
 Dimana aksen ditempatkan
Pemilihan elemen emphases/aksen harus baik, tepat, sehingga dapat
berinteraksi dengan elemen lain dalam komposisi desain, sehingga tidak menjadi
menonjol dan menimbulkan tidak adanya kesatuan (unity) serta merusak
komposisi secara keseluruhan. Dalam suatu komposisi sebaiknya aksen tidak
lebih dari satu, sehingga bagian-bagian lain dari komposisi dapat bersubordinasi
dengan aksen tersebut. Aksen dapat berupa prinsip desain yang diterapkan dalam
komposisi, seperti gerak, perulangan, dll. yang mendominasi dalam proses
pengamatan karya, sehingga tidak selalu berbentuk obyek yang menarik
perhatian.

d. Skala (scale)
Skala adalah suatu sistem pengukuran (alat ukur) yang menyenangkan,
dapat dalam satuan cm, inchi atau apa saja dari unit-unit yang akan diukur.
Gambar skala adalah dimensi yang dipakai untuk gambar sebagai perbandingan,
misalnya : 1 m riil/nyata = 1 cm dalam gambar.

e. Ukuran dalam gambar menyatakan ukuran sebenarnya.


Dalam arsitektur skala merupakan hubungan yang harmonis antara tapak
dan komponen-komponen didalamnya dengan manusia. Segala sesuatu yang
terlihat, diperbandingkan terhadap ukuran diri manusia. Misalnya : gereja atau
istana yang dibangun jauh lebih besar dari manusia mengesankan lebih penting
dari manusia.

f. Elemen-elemen dan Prinsip-prinsip Skala


Elemen-elemen skala merupakan aspek-aspek dari realistis fisik dari
strukturnya atau benda lain yang tengah dirancang, seperti garis, bentuk, warna,
tekstur, cahaya, dan sebagainya. Prinsip-prinsip skala merupakan hubungan yang
mungkin melalui manipulasi atau pengekspresian elemen-elemen itu sendiri,
antara lain irama, harmoni, pengulangan, keseimbangan, dan sebagainya.
Selanjutnya, elemen dan prinsip skala tersebut dapat membentuk komposisi
tertentu yang menghasilkan skala-skala yang baik.

g. Jenis-jenis Skala
 Skala Intim
 Skala Normal/Manusiawi/Natural
 Skala Monumental/Megah/Heroik
 Skala Kejutan

12. Kenyamanan Klimatologis di Taman


Ruang terbuka hijau mempunyai tujuan dan manfaat yang besar bagi
keseimbangan, kelangsungan, kesehatan, kenyamanan, kelestarian, dan
peningkatan kualitas lingkungan sebuah kota. Ruang terbuka hijau tidak boleh
dianggap sebagai lahan yang tidak efisien atau tanah cadangan untuk
pembangunan kota atau sekedar program keindahan (Mariski, 2017). Effendy
(2009) menjelaskan bahwa terjadi peningkatan suhu udara pada wilayah yang
mengalami penurunan ruang terbuka hijau. Hal ini menunjukan bahwa perubahan
suhu, wilayah bervegetasi dan kenyamanan klimatologis saling berkaitan.
Ruang terbuka hijau seperti taman, tidak hanya memberikan manfaat
dalam aspek ekologi, sosial, budaya, ekonomi, dan estetika, tetapi juga aspek iklim
mikro di wilayah tersebut. Kenyamanan pengunjung di area taman merupakan
persyaratan dasar guna menunjang aktivitas di taman. Para pengunjung tentunya
mengharapkan kenyamanan yang ideal, termasuk kenyamanan klimatologis.
Secara umum berlaku hubungan linear bahwa penutupan vegetasi (vegetation
coveraged) akan meningkatkan kelembaban dan menurunkan suhu udara
kawasan (Mariski, 2017).

Gambar 26. Ruang terbuka hijau (Sumber:


https://blh.jogjaprov.go.id/detailpost/problematika-pembangunan-ruang-terbuka-
hijau)

Sebuah studi tentang kenyamanan klimatologis di luar ruangan


mengungkapkan fokus kajian pada persepsi dan preferensi manusia (Anupriya,
2016). Kenyamanan suatu tapak dipengaruhi besarnya suhu udara, kelembaban
udara, kecepatan angin, dan radiasi matahari. Namun, indeks pada penelitian ini
mengukur hanya dengan menggunakan dua faktor yaitu suhu udara dan
kelembaban relatif. Menurut Laurie (1990), standar kelembaban bagi kenyamanan
manusia dalam beraktivitas berkisar antara 40-75%, dengan temperatur antara
27-28oC. Suhu udara memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat
kenyamanan pengunjung suatu taman, sedangkan kelembaban tidak berpengaruh
signifikan (Mariski, 2017).
13. Mengelola bahan dan manusia Kaitannya Dengan Lanskap Arsitektur
Ilmu lanskap atau bentang alam tidak hanya penataan yang berbasis pada
lahan, tetapi juga, khususnya di Indonesia, mementingkan sifat daerah tropis,
memperhitungkan iklim dan kebencanaan. Arsitektur lanskap juga ilmu yang
memadukan antara kepentingan alam dan manusia. Pembangunan berwawasan
lingkungan dalam setiap penataan perlu diutamakan karena akan menghasilkan
lingkungan yang berkelanjutan. Dalam pembangunan tersebut harus melihat
hubungan timbal balik antara kesehatan dan kualitas lingkungan dengan
kesehatan dan kualitas masyarakat. Tentunya tujuan dari perencanaan dan desain
lanskap ini untuk menghasilkan masyarakat dan lingkungan yang sejahtera.
Khusus Indonesia, para arsitek lanskap perlu memperhitungkan dua hal
penting, yaitu geologi dan iklim. Elemen pembentuk lanskap lainnya yang perlu
diperhatikan antara lain satwa, vegetasi, tanah, topografi, hidrologi, dan tentunya
manusia. Indonesia yang memiliki potensi seperti keragaman budaya dan
megabiodiversitas sekaligus menjadi tantangan bagi arsitek lanskap. Tantangan
lainnya adalah bahaya, bencana, kepekaan, kerapuhan, serta iklim yang tidak
nyaman. Bagi Nurisyah, hal-hal tersebut perlu dilihat dalam pembangunan agar
tidak merusak lingkungan serta dapat mewujudkan green development. Namun,
kebutuhan untuk mewujudkan green development atau green buiding haruslah
berasal dari green society yang menjadi kunci utamanya.
Arsitektur lanskap sangat berperan karena dapat mengembangkan potensi
yang dimiliki Indonesia, disertai dengan peran arsitek lanskap dalam
pembangunan wilayah harus ditingkatkan untuk penghias lanskap atau lingkungan
menjadi penentu penggunaannya melalui perencanaan dan desain lanskap.
https://www.itb.ac.id/news/read/4222/home/peran-arsitektur-lanskap-dalam-
pembangunan-di-indonesia

Rangkuman
Istilah Arsitektur Lanskap pertama kali diperkenalkan oleh Frederik Law
Olmsted pada tahun 1858 di Amerika, setelah dia bersama Calvert Vaux
menghasilkan karya Central Park, New York. Arsitektur Lanskap dituntut untuk
lebih berkontribusi dalam membangun lingkungan pemukiman-pemukiman dan
perkotaan yang tetap ramah bagi ekosistem sekitarnya. Dalam penerapannya,
Arsitektur Lanskap berkiblat pada ilmu ekologi, yang mengutamakan
keseimbangan hidup antar seluruh makhluk hidup yang ada di muka bumi.
Arsitektur Lanskap ada sebagai suatu ilmu yang dapat menyelaraskan kehidupan
manusia dengan alam, sehingga keduanya bisa terus hidup seimbang dan saling
menguntungkan. Di Indonesia, arsitektur lansekap mulai mendapat tempat
terhormat beberapa tahun terakhir. Kesadaran masyarakat dalam menciptakan
ruang hijau nan asri serta dapat menyokong kehidupan didalamnya menjadi
landasan penting bagi keberadaan ilmu ini.
Arsitektur Lanskap merupakan seni dan ilmu menganalisa, merencanakan
desain, manajemen, perlindungan dan rehabilitasi suatu lahan. Ruang lingkup ilmu
arsitektur lanskap yang meliputi sejarah perkembangan arsitektur lanskap di dunia
dan Indonesia; mengenal berbagai skala, karakter, dan kualitas lanskap;
mengenal tanaman dalam lanskap; mengenal berbagai teknologi yang digunakan
dalam arsitektur lanskap, menerangkan proses perencanaan, desain dan
pengelolaan lanskap, membahas etika dan kebijakan lingkungan yang erat
kaitannya dengan arsitektur lanskap.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam arsitektur lanskap terdiri atas dua
bagian, yaitu (1) faktor internal (manusia) yang meliputi factor fisik, factor fisiologis,
dan factor psikologis, dan (2) faktor eksternal (lingkungan) meliputi lingkungan
alamiah, lingkungan buatan dengan lingkungan sosial. Jenis-Jenis lanskap
(landscape) yaitu : Natural Landscape, Physical Landscape, Social Landscape,
Economical Landscape, dan Cultural Landscape.
Tujuan Arsitektur Lansekap yaitu: (1) Meningkatkan keindahan,
keselarasan, kenyamanan dan keamanan lingkungan, (2) Menyelamatkan dan
memperbaiki lingkungan, (3) Membantu dalam pemenuhan kebutuhan manusia
dalam memanfaatkan kebutuhan lahan secara efisien tanpa merusak sumber daya
alam dalam menunjang kehidupan social dan ekonomi, dan (4) Menciptakan
tempat yang lebih baik dari sebelumnya sesuai keinginan

Perancangan Lanskap merupakan tahapan lanjutan dari perencanaan


lanskap yang dapat menghasilkan beberapa produk, baik dalam bentuk 2 dimensi
maupun 3 dimensi. Adapun produk desain dalam bentuk dua dimensi dapat
berupa presentasi gambar detil dalam skala tapak: denah, desain penanaman
(planting desain), tampak depan, tampak samping, tampak burung, perspektif,
hingga gambar potongan.
Menurut berbagai theory lanskap, pada umumnya menggunakan metoda
Simmonds yaitu: Inventarisasi – Analisis – Sintesis – Perencanaan – perancangan
– Pelaksanaan – Pemeliharaan – Evaluasi. Pendekatan metode ini umum
digunakan oleh para arsitek lanskap dalam mendesain suatu lanskap. Untuk
mencegah terjadinya desain yang terbuang, maka harus diadakan pendekatan
yang berbeda dalam menghadapi klien, yaitu: Tentukan aktivitas yang akan
dilakukan, Komitmen pemeliharaan pemilik, Luasan lahan, Kumpulkan referensi,
Sesuaikan dengan arsitektur rumah.
Pemeliharaan tapak terdapat hubungan yang erat antara tapak dengan
fungsinya. Tapak berfungsi baik bila tapak yang mempunyai fungsi yang baik. Jadi
antara tapak dan fungsi ada hubungan yang menunjang, sedangkan akan jelek
bila antara tapak dengan dengan fungsi tidak ada hubungan. Ada dua tipe tapak
yang dapat dikembangkan dalam perencanaan taman, yaitu : tapak altenatif dan
tapak ideal. Pada dasarnya, elemen pembentuk dari desain lanskap adalah
softscape dan hardscape, Softscape adalah elemen desain lanskap berupa
tanaman hidup. sedangkan hardscape adalah elemen desain lanskap yang berupa
non-tanaman atau benda mati.

Anda mungkin juga menyukai