Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pokok-Pokok Materi
Uraian Materi
2) Faktor fisiologis.
Kebutuhan-kebutuhan fisiologis manusia timbul dari hubungan timbal balik
antara kondisi biologis seseorang dengan lingkungan sekitarnya. Kebutuhan-
kebutuhan tersebut antara lain makanan, udara, air, gerak badan, perlindungan
dari kondisi yang tidak menguntungkan. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis manusia
dipenuhi melalui penyediaan makanan yang bergizi, penyediaan udara yang kaya
akan oksigen maupun air bersih serta mengusahakan gerak badan dengan udara
segar dan sinar matahari. Suatu lingkungan yang buruk dapat menyebabkan suatu
ketakutan dan ketegangan emosi yang berbahaya bagi seseorang. Diperlukan
suatu tingkat keselamatan fisik atau keamanan tertentu di dalam lingkungan.
Misalnya, pagar-pagar dipasang di sekeliling kolam renang, pegangan-pegangan
disepanjang jalur tangga dan jembatan, atau trotoar dan peraturan lalu lintas pada
jalur jalan raya.
3) Faktor psikologis.
Kebutuhan-kebutuhan psikologis terkait dengan latar belakang budaya,
pengalaman dan kebutuhan dasar manusia (sandang, pangan dan papan). Dalam
memahami perilaku pada manusia, diperlukan informasi akan kebutuhan dasar
dan penggeraknya. Menurut Maslow (1954), ada beberapa macam kebutuhan
psikologis sekaligus sebagai hierarki kebutuhan psikologis dari yang terkuat
hingga terlemah dapat diurutkan antara lain:
Physiological needs (kebutuhan fisiologi). Kebutuhan fisiologi ini untuk
mencukupi kebutuhan akan lapar dan dahaga.
Safety needs (kebutuhan keamanan). Perlindungan dari bahaya fisik dan
kesempatan mengurangi tekanan fisik dari pihak lain, dalam rangka untuk
membentuk privasi dan untuk kepentingan orientasi di lingkungan perkotaan.
Affiliation needs (kebutuhan afiliasi atau sosialisasi). Meliputi kebutuhan untuk
bergabung dalam suatu kelompok. Di perkotaan, afiliasi tidak secara teritorial
lagi tetapi berdasarkan kegemaran (hobi).
Gambar 7. Hierarki kebutuhan manusia (Sumber:
https://keperawatanarjuna.blogspot.co.id/2015/02/abraham-maslows-hierarchy-
of-needs.html)
Lingkungan abiotik (benda mati), berupa iklim, geologis dan tanah, topografi
dan kemiringan lahan, hidrografis dan hidrologis maupun drainase. Iklim
merupakan hasil dan sejumlah faktor-faktor utama tetapi yang saling
mempengaruhi, meliputi curah hujan, suhu udara, kelembaban, radiasi
matahari, uap air dan angin. Pengetahuan informasi dan data mengenai
kondisi geologis dan tanah sangat penting diketahui karena keduanya
mendukung kelangsungan aktivitas kehidupan serta tatanan yang
direncanakan pada suatu tapak. Topografi dan kemiringan lahan merupakan
bentukan dasar permukaan lahan atau struktur topografis suatu tapak selain
merupakan penentu luasan areal untuk suatu kepentingan atau suatu aktivitas
yang akan direncanakan atau dikembangkan, juga merupakan sumber daya
visual dan estetika yang sangat mempengaruhi lokasi, berbagai tata guna
lahan serta berbagai fungsi, interpretasi, dan lain-lain. Hidrografis dan
hidrologis merupakan ketersediaan (dalam jumlah, kualitas, dan distribusi)
dan kelestarian air dan bagian-bagian air tidak hanya merupakan salah satu
faktor yang penting. Sedangkan sistem drainase dibuat untuk mengumpulkan
dan menyalurkan air hujan dan air bawah permukaan tanah.
Gambar 9. Lingkungan abiotik (Sumber:
http://www.biosend.id/2015/09/penjelasan-lingkungan-biotik-dan.html)
3) Lingkungan sosial, dimana terdapat lingkungan yang didiami atau dihuni oleh
manusia yang memiliki nilai-nilai sosial dalam meningkatkan kesejahteraan,
budaya, etika, moral dan kepedulian terhadap sesama manusia pada suatu
perancangan sebuah bangunan di dalam tapak lanskap.
http://ilhamagronomi.blogspot.co.id/2012/02/pengantar-arsitektur-
lanskap.html
Ada juga ahli berpendapat bahwa faktor alam dan lingkungan terdiri atas:
Topografi , Physiografi , lokasi , besaran , luasan lahan.
Tanah : jenis,kesuburan, Geologi, kedalaman air tanah.
Lingkungan dan kehidupan yang tidak terkendali.
Cuaca dan iklim.
Peta pemanfaatan lahan.
Penggunaan lahan.
Sensitivitas rasa nyaman.
a. Natural Landscape
Bentang`lahan alami sebagai fenomena/perwujudan dai muka bumi,
misalnya gunung, dan laut. Katagori memiliki ini batasan yang sangat umum , dan
dapat disama kan dengan istilah ”pemandangan” menurut terminologi umum.
Gambar 12. Contoh natural landscape (Sumber: http://www.wisegeek.org/what-
is-a-natural-landscape.htm)
b. Physical Landscape
Physical landscape yaitu bentanglahan yang masih didominasi oleh unsur-
unsur alam, yang diselang-seling oleh kenampakan budaya. Sistem kehidupan
berikut komponen alami dan nonalami terwadahi dalam bentang lahan ini.
c. Social Landscape
Social landscape yaitu bentang lahan dengan kenampakan fisik dan sosial
yang bervariasi karena adanya heterogenitas adaptasi dan persebaran penduduk
terhadap lingkungannya, misalnya kota dan desa dengan berbagai fasilitas
individual maupun publiknya.
Gambar 14. Contoh social landscape (Sumber:
http://dissertationreviews.org/archives/12155)
d. Economical Landscape
Economical landscape yaitu bentang lahan didominasi oleh bangunan
beragam yang berorientasi ekonomis, seperti daerah perdagangan, daerah
industri, daerah perdagangan, daerah perkotaan, dan daerah perkebunan.
e. Cultural Landscape
Cultural landscape yaitu bentang lahan yang merupakan hasil interaksi
manusia dengan lingkungannya. Misalkan daerah pemukiman dengan
kelengkapan sawah, kebun dan pekarangannya.
7. Desain Lanskap
Kata desain dikenal juga sebagai pola, ripta, skema, rancangan dan
rencana Mendesain berarti membuat pola atau skema, merancang dan
merencana. Dalam pengertian sehari-hari mendesain dapat berarti memilih dan
mengatur atau mengorganisasikan sesuatu secara sederhana. Tujuan desain
adalah terciptanya suatu karya yang fungsional, berguna dan estetika Indah yang
menyenangkan, memuaskan, dan menyamankan hati sang pemakainya.
Contoh desain arsitektur landskap di Indonesia dapat dilihat pada Video 6
(Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=rwAjiMQ72KY), Video 7 (Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=KFIWWQzTGw0), dan Video 8 (Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=xYim7LRAwF0).
1) Inventarisasi
Proses pengumpulan segala data yang ada dan diperlukan mengenai
tapak yang yang akan di desain, baik berupa data fisik (dimensi, topografi,
klimatologi, view, akses, dll), sosial budaya dan fungsional (aktivitas dan fungsi).
Gambar 16. Contoh inventarisasi (Sumber:
https://www.researchgate.net/publication/315823534_DESAIN_LANSKAP_PERT
ANIAN_TERPADU_SEBAGAI_WAHANA_PENDIDIKAN_DAN_WISATA_PERTA
NIAN_Landscape_Design_of_Integrated_Farming_for_Agro-edutourism)
2) Analisis
Analisis adalah mengaitkan semua data yang terkumpul sehingga dapat
diketahui potensi, kendala dan hazard yang ada pada tapak.
3) Sintesis
Sintesis berupa mengaitkan hasil sintesis dapat disusun block
plan/program ruang.
4) Perencanaan
Perencanaan juga dikenal sebagai gambar skematis. rencana ini telah
menunjukan ruang-ruang, sirkulasi dan aktivitas yang dapat dilakukan serta
rencana elemen yang akan digunakan untuk mewujudkan rencana tersebut. Video
mengenai pembuatan gambar landskap dapat dilihat pada Video 9 (Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=pNj4BDp4QYE) dan Video 10 (Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=eSgexDQDnc8).
5) Perancangan
Melalui perancanfan sudah terbentuk menjadi suatu gambar denah yang
dapat diturunkan menjadi gambar kerja yang komprehensif dan dapat
dilaksanakan di tapak. Output berupa gambar site plan, planting plan, spesifikasi
dan Rancangan Anggaran Biaya (RAB).
6) Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan implementasi gambar kerja tersebut pada tapak.
7) Pemeliharaan
Pada dasarnya terdiri dari kegiatan penyiraman, pemupukan,
pemangkasan, penggemburan tanah dan pemberantasan hama penyakit.
Kegiatan ini penting dilakukan terutama pada tanaman yang baru saja ditanam
agar dapat tumbuh subur dan optimal. Kegiatan ini penting dilakukan, sebab
tamanyang baru ditanam butuh waktu untuk tumbuh menjadi seperti yang
diinginkan oleh desainer. Jangka waktu dat berkisar antara 3-5 tahun, bahkan 10
tahun untuk mencapai puncak desain yang diinginkan. Selama itu tamana akan
senantiasa mengalami perubahan, tumbuh besar dan berkembang biak. Dengan
pemeliharaan yang baik tanaman yang pada mulanya kecil dan jarang dapat
menjelma menjadi tanaman yang kuat dan subur.
8) Evaluasi
Pada umumnya evaluasi sudah dimulai sejak perencanaan dengan
berbagai pertimbangan untuk mendapatkan desain yang lebih baik. Perubahan
desain lazim dilakukan karena berbagai faktor, misalnya kerena ketersediaan
tanaman atau elemen tanaman yang lain. Adanya perbedaan keadaan lapangan
yang sesungguhnya dengan di atas kertas. Adanya inovasi atau masukan
mengenai material lain yang lebih sesuai.
Video mengenai proses desain artisektur landscape dapat dilihiat pada
Video 11 (Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=akZIetgfRtw) dan Video 12
(Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=l4konhZwjyU).
3) Luasan lahan
Yang dimaksud adalah luasan lahan tersedia yang dapat dipergunakan
untuk aktivitas. Terkadang luasan lahan yang dapat menampung aktivitas dibatasi
kontur yang tajam atau aksebilitas. Apabila terbatas tentunya mempengaruhi juga
aktivitas apa saja yang dapat diakomodasi di tapak. Luasan yang terbatas dapat
digunakan untuk suatu taman yang bersifat dua dimensional saja. seringkali
penggunaan pot yang disusun pada rak, digantung dan taman dinding dapat
menghadirkan kehijauan.
4) Kumpulkan referensi
Seringkali klien/ pemilik tidak tahu/ tidak dapat mengkomunikasikan taman
seperti apa yang disukai dan tidak disukai. Karena itu akan sangat membantu
apabila arsitek lanskap memiliki foto/ gambar desain taman sebagai referensi
untuk memberikan gambaran konkrit seperti apa taman dan tanaman yang akan
digunakan dalam desain.
1) Rumput & GC
Beberapa jenis rumput yang tahan injak biasanya berfungsi sebagai lantai
dalam desain lanskap. Walaupun lantai lanskap tidak harus mengunakan rumput.
Pada tempat yang aktivitasnya tinggi dapat digunakan perkerasan seperti paving
block, grass block, deck, batu alam dan lain-lain. Keuntungan menggunakan
rumput sebagai lantai dibandingkan dengan perkerasan, salah satunya adalah
optimalnya resapan air hujan ke dalam tanah. Bilah rumput juga dapat menyerap
gelombang panas dan cahaya sinar matahari sebagai bahan fotosintesis sehingga
tidak silau dan mengurangi efek pemanasan global. Rumput juga menyediakan
habitat bagi serangga kecil seperti jangkrik dan cacing sehingga tanah yang
ditutupi rumput akan semakin subur. Serangga kecil juga berguna untuk
keseimbangan ekosistem sehingga mengurangi ancaman hama dan penyakit
pada tanaman yang lebih besar.
Dalam desain lanskap, terutama jenis taman tropis, perdu dan semak
paling banyak digunakan. Fungsinya dalam desain adalah:
Sebagai dinding pembatas, baik untuk membentuk ruang maupun
mengarahkan aktivitas. Untuk fungsi ini dapat digunakan perdu dan semak
yang massif dengan susun zig-zag.
Sebagai buffer. hampir sama dengan dinding tapi terhadap polusi dan
menutup pandangan yang tidak menyenangkan. Polusi seperti bau, suara dan
debu. Yang digunakan biasanya semak dengan tekstur halus, daunnya kecil-
kecil rapat dan rimbun. Lebih disukai bila daun berbulukarena dapat menjerap
debu lebih banyak. Ditanam dalam kelompok ecara zig-zag juga.
Sebagai point of interest. Fungsi ini biasanya oleh taman yang bentuk atau
dan warnanya atraktif, seperti palem2 pendek, Sikas, Nolina, bonsai beringin.
Biasanya point interest ini disandang oleh tanaman yang ditanam tunggal,
bukan berkelompok. Banyak hal yang menjadi daya tarik suatu tanaman
perdu/semak. bisa karena warna bunga/daun, bentuk yang unik, aroma, dll.
seringkali tanaman tunggal dikombinasikan dengan komposisi tanaman
border yang membingkai dan menguatkan keunikannya. Pohon Pada
dasarnya ada 5 jenis dasar pohon.
Dalam desain lanskap, kelima bentuk dasar ini memiliki fungsi masing-
masing :
Segitiga/ kolumnar
Berfungsi sebagai pengantar, bentuknya yangg tegak dapat membentuk
koridor apabila ditanam dalam posisi berjajar. Biasanya pohon jenis cemara
seperti Cupressus sp (Cemara Natal), Araucaria heterophylla (Cemara Norfolk),
Casuarina equisetifolia (Cemara udang), Jenis lain seperti Agathis damara
(Damar), Eucalyptus alba (Kayu Putih), Terminalia catapa (Ketapang), Polyathea
longifolia (Glodogan tiang), dll. Bentuknya yg tegak memberikan garis tegas dan
dpt memperkuat karakter arsitektur yang megah. Tajuknya tidak memberikan
naungan sehingga fungsinya lebih banyak vertikal.
Fungsi ini juga dapat digantikan oleh beberapa jenis palem tinggi seperti
Roystonea regia (Palem Raja), Cocos nucifera (Kelapa), Neodypsis boronii (Palem
Red Neck), dll. Apabila tajuknya cukup masif dapat menjadi buffer yang baik. Video
mengenai pemanfaatan pohon cemara dapat dilihat pada Video 13 (Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=BHXFIf7bwOw).
Bulat
Tajuk masifnya berfungsi sebagai buffer dan penaung Apabila digunakan
sebagai pohon jalan harus diperhatikan apakah memiliki buah/biji yang cukup
besar. Pohon buah yg dapat dimakan sebaiknya tidak digunakan pada ruang
publik karena mengundang vandalisme. Untuk menambah warna gunakan pohon
berbunga seperti Plumeria alba
Payung
Biasanya berupa pohon sedang- tinggi. Bentuknya yg memayung
memberikan perlindungan maksimal dari sinar matahari dan hujan langsung.
Banyak jenis yang banyak menggugurkan daun, seperti : Delonix regia
(Flamboyan merah) Jacaranda mimosifolia (Sakura)& Samanea saman
(Trembesi) sehingga perlu pembersihan ekstra atau dapat ditempatkan pada
daerah yang dihutankan (tidak perlu disapu).
Beberapa jenis memiliki akar yang kuat dan banir seperti Ceiba pentandra
(kapuk randu) sehingga tidak tepat berada di dekat perkerasan atau pada roof
garden. Jenis yang cukup baik seperti Spatodea campanulata (Flame of Africa),
Cassia fistula, Delonix floribunda (Flamboyan kuning), Eritherina crista-galli
(Dadap ayam) dan Plumeria rubra (Kamboja merah) tidak banyak menggugurkan
daun.
Kipas
Bentuk kipas merupakan bentukan yang sangat jarang. dimiliki oleh
Ravenala madagascariensis (pisang kipas) Dapat dipergunakan sebagai point
interest karena bentuknya yangg atraktif dapat digunakan dalam kelompok
sebagai pengantar apabila ditanam berjejer. Tetapi tidak pada koridor, karena
akan berkesan sempit.
8. Pemeliharaan tapak
Pemeliharaan tapak terdapat hubungan yang erat antara tapak dengan
fungsinya. Tapak berfungsi baik bila tapak yang mempunyai fungsi yang baik. Jadi
antara tapak dan fungsi ada hubungan yang menunjang, sedangkan akan jelek
bila antara tapak dengan dengan fungsi tidak ada hubungan, misalnya :
Pasar swalayan tidak dilengkapi dengan parkir.
Areal tanah pertanian tanpa sumber air.
Bar di dekat rumah ibadah.
Sekolah berhadapan dengan jalan ramai atau pasar, dan lain-lain.
Dalam pemeliharaan tapak hendaknya melihat fungsinya, sebaliknya fungsi
akan lebih baik bila dipilih tapak yang baik. Ada dua tipe tapak yang dapat
dikembangkan dalam perencanaan taman, yaitu :
Tapak alternatif, yaitu tapak yang dapat dikembangkan dalam perancangan
taman sesuai dengan pemilik taman.
Tapak Ideal, yaitu tapak dalam perancangan taman dimanfaatkan sesuai
dengan keadaan aslinya atau keadaan awalnya. Dengan perancangan tapak
ideal ini, pada keadaan aslinya hanya terjadi kerusakan yang kecil atau tidak
dirusak sama sekali.
9. Analisis Tapak
a. Mendesain Program
Pada awal proyek harusnya di program dengan cermat dan teliti serta rinci,
untuk itu dalam mendesain diperlukan orang yang ahli.
b. Lingkungan Tapak
Dalam analisis tapak tidak hanya sebatas tapak saja, tetapi harus dilakukan
terhadap Total Site, yaitu pandangan terhadap tapak secara menyeluruh,
sehingga tidak ditemukan kejanggalan-kejanggalan atau tidak menyatukan tapak
yang satu dengan tapak lainnya ataupun dengan lingkungan.
a. Dominasi (domination)
Dominasi merupakan salah satu prinsip dasar yang harus ada dalam karya
seni dan desain. Dominasi berasal dari kata Dominance yang berarti keunggulan
. Sifat unggul dan istimewa ini akan menjadikan suatu unsur sebagai penarik dan
pusat perhatian. Dalam dunia desain, dominasi sering juga disebut Center of
Interest, Focal Point dan Eye Catcher. Dominasi mempunyai beberapa tujuan yaitu
untuk menarik perhatian, menghilangkan kebosanan dan untuk memecah
keberaturan. Biasanya disebut juga dengan penekanan (emphasis).
c. Pencapaian Emphases
Emphases dapat dicapai misalnya mengganti ukuran, bentuk, irama dan
arah yang dapat dilihat secara kasat mata. Selain itu, dalam Emphases diperlukan
adanya penonjolan elemen yang ada, seperti warna, bentuk, pengaturan bidang,
dan sebagainya yang dianggap bisa mewakili dari keseluruhan informasi yang
disampaikan. Emphases dapat dicapai melalui perbedaan kontras dalam : ukuran,
warna, tekstur dan cahaya, bentuk, lokasi, ornamen, dan arah garis, dll. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menempatkan emphases :
Apa yang akan di jadikan aksen
Bagaimana menciptakan aksen
Berapa banyak aksen yang dibutuhkan
Dimana aksen ditempatkan
Pemilihan elemen emphases/aksen harus baik, tepat, sehingga dapat
berinteraksi dengan elemen lain dalam komposisi desain, sehingga tidak menjadi
menonjol dan menimbulkan tidak adanya kesatuan (unity) serta merusak
komposisi secara keseluruhan. Dalam suatu komposisi sebaiknya aksen tidak
lebih dari satu, sehingga bagian-bagian lain dari komposisi dapat bersubordinasi
dengan aksen tersebut. Aksen dapat berupa prinsip desain yang diterapkan dalam
komposisi, seperti gerak, perulangan, dll. yang mendominasi dalam proses
pengamatan karya, sehingga tidak selalu berbentuk obyek yang menarik
perhatian.
d. Skala (scale)
Skala adalah suatu sistem pengukuran (alat ukur) yang menyenangkan,
dapat dalam satuan cm, inchi atau apa saja dari unit-unit yang akan diukur.
Gambar skala adalah dimensi yang dipakai untuk gambar sebagai perbandingan,
misalnya : 1 m riil/nyata = 1 cm dalam gambar.
g. Jenis-jenis Skala
Skala Intim
Skala Normal/Manusiawi/Natural
Skala Monumental/Megah/Heroik
Skala Kejutan
Rangkuman
Istilah Arsitektur Lanskap pertama kali diperkenalkan oleh Frederik Law
Olmsted pada tahun 1858 di Amerika, setelah dia bersama Calvert Vaux
menghasilkan karya Central Park, New York. Arsitektur Lanskap dituntut untuk
lebih berkontribusi dalam membangun lingkungan pemukiman-pemukiman dan
perkotaan yang tetap ramah bagi ekosistem sekitarnya. Dalam penerapannya,
Arsitektur Lanskap berkiblat pada ilmu ekologi, yang mengutamakan
keseimbangan hidup antar seluruh makhluk hidup yang ada di muka bumi.
Arsitektur Lanskap ada sebagai suatu ilmu yang dapat menyelaraskan kehidupan
manusia dengan alam, sehingga keduanya bisa terus hidup seimbang dan saling
menguntungkan. Di Indonesia, arsitektur lansekap mulai mendapat tempat
terhormat beberapa tahun terakhir. Kesadaran masyarakat dalam menciptakan
ruang hijau nan asri serta dapat menyokong kehidupan didalamnya menjadi
landasan penting bagi keberadaan ilmu ini.
Arsitektur Lanskap merupakan seni dan ilmu menganalisa, merencanakan
desain, manajemen, perlindungan dan rehabilitasi suatu lahan. Ruang lingkup ilmu
arsitektur lanskap yang meliputi sejarah perkembangan arsitektur lanskap di dunia
dan Indonesia; mengenal berbagai skala, karakter, dan kualitas lanskap;
mengenal tanaman dalam lanskap; mengenal berbagai teknologi yang digunakan
dalam arsitektur lanskap, menerangkan proses perencanaan, desain dan
pengelolaan lanskap, membahas etika dan kebijakan lingkungan yang erat
kaitannya dengan arsitektur lanskap.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam arsitektur lanskap terdiri atas dua
bagian, yaitu (1) faktor internal (manusia) yang meliputi factor fisik, factor fisiologis,
dan factor psikologis, dan (2) faktor eksternal (lingkungan) meliputi lingkungan
alamiah, lingkungan buatan dengan lingkungan sosial. Jenis-Jenis lanskap
(landscape) yaitu : Natural Landscape, Physical Landscape, Social Landscape,
Economical Landscape, dan Cultural Landscape.
Tujuan Arsitektur Lansekap yaitu: (1) Meningkatkan keindahan,
keselarasan, kenyamanan dan keamanan lingkungan, (2) Menyelamatkan dan
memperbaiki lingkungan, (3) Membantu dalam pemenuhan kebutuhan manusia
dalam memanfaatkan kebutuhan lahan secara efisien tanpa merusak sumber daya
alam dalam menunjang kehidupan social dan ekonomi, dan (4) Menciptakan
tempat yang lebih baik dari sebelumnya sesuai keinginan