Anda di halaman 1dari 26

Demam pada Anak

Prof. Dr. dr. Dasril Daud, Sp.A(K)


Departemen Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Makassar
Pengertian Demam

Patogenesis Demam

Klasifikasi Demam

Etiologi Demam

Pendekatan Diagnostik Demam

Terapi Demam
Naiknya suhu tubuh di atas
nilai normal

• Proses alamiah, timbul akibat suatu stimulus


• Manifestasi umum
• Suatu gejala, bukan diagnosis
• Reaksi normal tubuh (melawan kuman)
• Bagian dari proses kekebalan tubuh
• Konsultasi tersering, 30% dari seluruh kunjungan di
layanan kesehatan
• Umumnya bukan merupakan keadaan darurat

Demam perlu dinilai:


Faktor → menegakkan diagnosis
Pegangan → perjalanan penyakit
> 38oC rektal
> 37,6oC oral
> 37,2oC aksila
• Temperatur rektal merupakan standar emas
(Rekomendasi American Academic of Pediatrics)

Hiperpireksia: ≥ 41oC
→ kedaruratan medik

- Penyebab lebih serius


- Kerusakan susunan saraf pusat/hipotalamus
- Potensi → delirium & kejang
- Dehidrasi
Demam intermiten:
Suhu tubuh naik turun s/d normal/subnormal
(Demam relaps: afebrile selama ≥ 1 hari di antara episode demam)

Demam remiten:
Suhu tubuh naik turun > 10C, tdk s/d normal

Demam kontinyu:
Suhu tubuh naik turun < 10C tdk s/d normal
• Peningkatan curah jantung
→ palpitasi
• Iritabilitas : rewel
• Lesu
Perasaan tidak
• Nyeri otot, sendi nyaman
• Sakit kepala, pusing
• Kulit memerah
• Gemetar, menggigil
• Perubahan pola makan
Pirogen eksogen
Monosit/makrofag
Produk mikroba Endotel
Toksin: poliksakarida, polipeptida
Badan mikroba

Pirogen endogen
Reaksi imun, hormone
Obat-obatan, racun Sitokin: IL1, TNF,
Interferron gama

DEMAM Hipotalamus
Prostaglandin (PGE2)

Produksi panas ↑
Set point hipotalamus↑
Pelepasan panas ↓
Penyebab Demam:

Infeksi/Mikroba:
- Bakteri Infeksi: saluran napas,
- Virus saluran cerna
- Parasit

Non-infeksi: Virus
- Imunologis
- Imunisasi
- Hormon
- Obat-obatan
- Racun binatang
Penyebab demam tidak selalu dapat ditentukan.
Kadang kala sudah sembuh tanpa diketahui penyebabnya.

Diperlukan:
Anamnesis lengkap & berkala
Pemeriksaan fisis teliti & berulang
Perubahan gejala klinis sering muncul kemudian
Anamnesis rinci demam:
 Saat timbul/lama
 Pola demam
 Disertai gejala lain: sakit kepala, menggigil, saluran
cerna, pernapasan, urogenital
 Riwayat bepergian ke daerah tertentu
 Riwayat kontak dengan penderita tertentu
Pemeriksaan fisis:
Dilakukan secara teliti, lengkap, sistematik tidak hanya
dilakukan pada hari pertama
Pemeriksaan laboratorium:
Dilakukan secara bertahap, tidak serentak.
Ditujukan terhadap diagnosis kemungkinan paling mendekati
• Darah rutin, apusan darah tepi, IT ratio
• Urinalisa, tinja
• Radiologi
• Cairan likuor
• Biakan darah, urine
Kesadaran Defisit
menurun neurologis

Kesulitan
Muntah terus
bernapas,
menerus
sesak
Pertimbangkan infeksi bakteri serius atau sepsis:
Faktor risiko:
• Prematuritas
• BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah)
• Kecil masa kehamilan
• Masalah perinatal
Keadaan umum :
• Lethargi
• Kemampuan bereaksi
• Kejang
• Pemberian Antipiretik
• Pengobatan Fisik (Non-farmakologi)

PEMBERIAN ANTIPIRETIK

Antipiretik Siklooksigenase

Produksi Panas ↓
Sintesis PGE2 ↓
Pelepasan Panas ↑
Pemberian antipiretik berdasarkan kenyamanan anak,
Bukan suhu yang tertera pada angka termometer.

→ Mengatasi ketidaknyamanan (nyeri otot, delirium dll),


dengan menurunkan suhu tubuh
bukan mempertahankan suhu normal

Umumnya digunakan antipiretik


bila suhu tubuh ≥ 38,50C
Pemberian antipiretik berdasarkan kenyamanan anak,
Bukan suhu yang tertera pada angka termometer.

→ Mengatasi ketidaknyamanan (nyeri otot, delirium dll),


dengan menurunkan suhu tubuh
bukan mempertahankan suhu normal

Umumnya digunakan antipiretik


bila suhu tubuh ≥ 38,50C
 Mengurangi demam secara efektif
 Dosis terapeutik → efek samping ringan
 Dosis berlebih → toksisitas rendah
 Daya interaksi rendah dengan obat lain
 Tersedia dalam bentuk cair atau supositoria
 Harganya murah
• Peningkatan kebutuhan metabolisme: gizi
buruk, penyakit jantung, luka bakar, pasca
operasi.
• Anak dengan riwayat kejang atau delirium
karena demam
• Pola karakteristik demam → diagnosis
Antipiretik mempengaruhi pola demam
• Demam merupakan mekanisme pertahanan tubuh
Antipiretik → supresi respon antibodi
• Sistem imunitas tubuh lebih efektif bekerja dalam
keadaan demam
• Demam adalah self limited & jarang serius
1. Paraaminofenol (parasetamol)
2. Derivat asam propionat (ibuprofen)
3. Salisilat (aspirin, salisilamid)
4. Asam asetik (indometasin)

• Parasetamol
Dianjurkan:
• Ibuprofen
• Antipiretik & analgesik
• Sediaan: sirup/eliksir, supositoria parenteral intravena
• Dosis: 10 – 15 mg/kgBB setiap 4 jam
• Penurunan demam setelah 30 menit
• Efek samping sangat ringan & jarang:
nyeri perut & muntah (1%)
• Keracunan (dosis toksik 140 mg/kgBB):
nekrosis hati, nekrosis tubular akut, ensefalopati, kardiomiopati.
• Antipiretik, analgesik & anti-inflamasi
• Sediaan: sirup/eliksir
• Dosis: 5 – 10 mg/kgBB setiap 6-8 jam
• Onset antipiretik lebih dini & efek lebih besar
• Efek samping ringan & jarang:
nyeri perut & muntah, ruam, agranulositosis

 Respon anak terhadap antipiretik tidak punya arti


dalam membedakan infeksi bakteri dan virus
• Istirahat baring
Tidak efektif, tidak disenangi, serta mengganggu secara
fisiologis.
• Kompres dengan air 270C – 340C (hangat kuku) terutama
demam tinggi atau tidak bereaksi dengan antipiretik. Kadang2
tidak nyaman, tidak selalu harus dipakai
• Kompres dilakukan setelah terlebih dahulu diberikan antipiretik

Indikasi kontra kompres dengan


alkohol dan air dingin atau es
• Menjamin cairan & elektrolit: sering minum
• Pakaian longgar & tipis
→ udara bersirkulasi lebih bebas.
• Edukasi & kerjasama orang tua:
mengatasi rasa takut, kegelisahan
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai