2. Simbol Unsur
3. Nuklida
a. Isotop
Memiliki nomor atom sama, tetapi memiliki nomor massa yang berbeda, atau
dengan kata lain unsur-unsur yang memiliki jumlah proton yang sama tetapi
jumlah neutron berbeda.
b. Isobar
Memiliki nomor massa sama tetapi nomor atomnya berbeda dengan kata lain
unsur yang berbeda jenis tetapi nomor massanya sama.
c. Isoton
Memiliki jumlah neutron sama tetapi nomor atomnya berbeda dengan kata lain
unsur yang berbeda jenis tetapi nilai nomor massa – nomor atom adalah sama.
Contoh :
6. Reaksi Inti
Reaksi ini dapat terjadi jika suatu inti atom induk ditembak dengan partikel yang
berenergi dan menghasilkan inti baru/anak inti disertai dengan pelepasan sejumlah
energi yang sangat besar. Misalnya suatu reaksi inti dinyatakan menurut persamaan :
a+X→Y+b + E
Besarnya energi yang timbul dapat dicari dengan persamaan :
Q = {(ma + mX) – (mY + mb)} × 931 MeV/sma
Dengan : (ma + mX) = jumlah massa reaktan (sma)
(mY + mb) = jumlah massa produk (sma)
E = energi reaksi (MeV)
Q = energi yang timbul selama reaksi terjadi
a. Reaksi Fisi
Yaitu reaksi pembelahan inti atom berat menjadi inti atom baru yang lebih
ringan. Reaksi fisi yang terjadi secara beruntun disebut juga Reaksi Rantai. Reaksi
ini digunakan sebagai dasar pembuatan reaktor nuklir dan bom atom. Contoh :
92U
235
+ 0n1 → 92U236 → 56Ba144 + 36Kr89 + 30n1 + ℽ
b. Reaksi Fusi
Yaitu penggabungan beberapa inti ringan menjadi inti yang lebih berat,
disertai pemancaran energi. Energi yang dihasilkan dari reaksi fusi lebih besar
daripada energi yang dihasikan reaksi fisi. Reaksi fusi hanya dapat terjadi dalam
keadaan suhu yang sangat tinggi (sekitar 108⁰ C). Reaksi ini terjadi pada matahari
dan bom hidrogen. Contoh :
1H
2
+ 1H2 → 2He3 + 0n1 + energi
Besar panjang gelombang foton yang dilepas atau diserap elektron saat berpindah
lintasan :
1/ λ = E1/hc (1/nA2 – 1/nB2)
Dengan : λ = panjang gelombang cahaya
E1 = energi ground state yaitu energi elektron pada kulit terendah
(-13,6 eV)
h = konstanta Planck (6,626 × 10-34 J s)
En = energi elektron pada kulit ke-n (-13,6/n2 eV)
RADIOAKTIVITAS
Yaitu gejala terpancarnya partikel-partikel radioaktif akibat peluruhan inti dalam rangka
menuju inti stabil. Peluruhan ini dapat terjadi karena buatan manusia, yaitu dengan cara
menembak suatu inti dengan partikel lain. Inti-inti yang mengalami peluruhan disebut Inti
Radioaktif. Sedangkan sinar yang dipancarkan disebut Sinar Radioaktif.
1. Sinar-Sinar Radioaktif
Berdasarkan partikel penyusunnya, sinar radioaktif dibagi menjadi tiga, yaitu sinar
α , β dan γ
Inti tidak stabil yang memiliki jumlah neutron lebih banyak daripada jumlah
protonnya akan memancarkan partikel β. Pada peristiwa pemancaran β, terbentuk
sinar β yang dapat berupa elektron (bermuatan listrik negatif) atau berupa positron
(bermuatan listrik positif). Berikut ini beberapa sifat alamiah sinar β :
Sinar β merupakan elektron berenergi tinggi berasal dari inti atom bukan dari
kulit atom dan bermuatan 1,6 × 10-19 C
Dapat dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet
Mempunyai daya tembus yang lebih kuat dari sinar α
Mempunyai daya ionisasi yang lebih lemah dari sinar α
Laju di udara ± 0,32c sampai 0,9c
Jangkauan di udara dan logam lebih jauh dibanding sinar α
Tidak dapat membelok diantara medan listrik maupun medan magnet karena
tidak bermuatan listrik
Mempunyai daya tembus yang terkuat
Mempunyai daya ionisasi paling lemah
Merupakan radiasi gelombang elektromagnetik sehingga lajunya sama dengan
laju cahaya
Sinar γ yang mengenai bahan dapat mengakibatkan efek fotolistrik dan
hamburan Compton
2. Interaksi Sinar Radioaktif dengan Bahan
a. Serapan atau Pelemahan
Jika seberkas sinar radioaktif dengan intensitas I0 dilewatkan pada sebuah keping
dengan tebal x, intensitas sinar radioaktif itu akan melemah secara eksponensial
sesuai persamaan :
I = Io e-µx
Dengan : Io = intensitas radiasi mula-mula (W/m2)
I = intensitas radiasi setelah melewati material (W/m2)
µ = koefisien atenuasi/pelemahan (m-1)
x = tebal materi/bahan (m)
e = 2,71828
b. Ketebalan Paruh (Half-Thickness) atau HVL
Jika intensitas sinar radioaktif setelah melewati bahan menjadi setengah intensitas
mula-mula. Tebal keping bahan yang mengakibatkan intensitas yang keluar
setengah dari semula dinamakan lapisan harga paruh (half value layer = HVL)
atau ketebalan paruh (Half-Thickness)
X1/2 = 0,693/ µ
Dengan : X1/2 = tebal paruh (m)
µ = keofisien pelemahan (m-1)
3. Peluruhan Radioaktif
Yaitu perubahan secara spontan dari satu nuklida induk menjadi satu nuklida anak
yang mungkin bersifat radioaktif atau tidak dengan memancarkan satu atau lebih
partikel/foton
a. Aktivitas Radioaktif
Proses peluruhan radioaktif akan terus berlangsung hingga dihasilkan inti yang
stabil. Laju peluruhan inti radioaktif disebut sebagai aktivitas radioaktif