Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Otak adalah sumber kehidupan. Segala aktivitas kehidupan, hingga yang sekecil-
kecilnya, hanya bisa terjadi melalui mekanisme yang diatur oleh otak. Dalam waktu yang
bersamaan otak harus menjalankan beribu-ribu aktivitas sekaligus. Tumor otak
merupakan sebuah lesi yang terletak pada kongenital yang menempati ruang dalam
tengkotak. Tumor-tumor selalu bertumbuh sebagai sebuah massa yang berbentuk bola
tetapi juga dapat tumbuh menyebar, masuk kedalam jaringan neoplasma terjadi akibat
dari komprensi dan infiltrasi jaringan.
Tumor otak terjadi karena adanya proliferasi atau pertumbuhan sel abnormal
secara sangant cepat pada daerah central nervus system (CNS). Sel ini akan terus
berkembang mendesak jaringan otak yang ada disekitarnya, mengakibatkan gangguan
neurologis (gangguan fokal akibat tumor dan peningkatan tekanan intrakranial). Hal ini
ditandai dengan adanya nyeri kepala, nausea, vomitus, dan papil edema. Penyebab dari
tumor otak belum diketahui secara pasti. Namun ada bukti yang menunjukkan bahwa
beberapa agent bertanggung jawab untuk beberapa tipe tumor-tumor tertentu. Agent
tersebut meliputi faktor herediter, kongenital, viris, toxin, dan defisiensi immunologi, ada
juga yang menyatakan bahwa tumor otak dapat terjadi akibat sekunder dari trauma
cerebral dan penyakit peradangan.
Jumlah penderita kanker otak masih rendah, yakni hanya enam per 100.000 dari
pasien tumor/kanker per tahun, namun tetap saja penyakit tersebut masih menjadi hal
yang menakutkan bagi sebagian besar orang. Pasalnya, walaupun misalnya tumor yang
menyerang adalah jenis tumor jinak, bila menyerang otak tingkat bahaya yang
ditimbulkan umumnya lebih besar daripada tumor yang menyerang bagian tubuh lain.
Tumor susunan saraf pusat ditemukan sebanyak ± 10% dari neoplasma seluruh tubuh,
dengan frekuensi 80% terletak pada intrakranial dan 20% di dalam kanalis spinalis. Di
Indonesia data tentang tumor susunan saraf pusat belum dilaporkan. Insiden tumor otak
pada anak-anak terbanyak dekade 1, sedang pada dewasa pada usia 30-70 dengan pundak
usia 40-65 tahun.
Untuk Penatalaksanaan tumor otak, yang perlu diperhatikan adalah usia, general
health, ukuran tumor, lokasi tumor dan jenis tumor. Metode yang dapat digunakan antara
lain: pembedahan, radiotherapy, dan chemotherapy. Seorang Perawat berperan untuk
membuat asuhan keperawatan yang tepat bagi klien dengan tumor otak serta
mengimplementasikannya secara langsung mulai dari pengkajian, diagnosa, hingga
intervensi yang harus diberikan.
2. Rumusan Masalah
a. Apa definisi dari tumor otak?
b. Bagaimana klasifikasi dari tumor otak?
c. Bagaimana etiologi dari tumor otak?
d. Bagaimana patofisiologi dari tumor otak?
e. Apa manifestasi klinis dari tumor otak?
f. Apa saja komplikasi dari tumor otak?
g. Bagaimana penatalaksanaan dari tumor otak?
h. Apa saja pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan pada penderita tumor otak?
i. Bagaimana asuhan keperawatan yang harus dilakukan pada penderita tumor otak?
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Medis


1. Pengertian
Tumor otak adalah terdapatnya lesi yang ditimbulkan karena ada desakan ruang
baik jinak maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen, dan tengkorak. (price, A.
Sylvia, 1995: 1030).
Tumor ialah Istilah umum yang mencakup setiap pertumbuhan benigna (jinak)
dalam setiap bagian tubuh. Pertmbuhan ini tidak bertujuan, bersifat parasit dan
berkembang dengan mengorbankan manusia yang menjadi hospesnya. (Sue Hinchliff,
kamus Keperawatan, 1997).
Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) ataupun
ganas (maligna) membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial) atau
di sumsum tulang belakang (medulla spinalis). Neoplasma pada jaringan otak dan
selaputnya dapat berupa tumor primer maupun metastase. Apabila sel-sel tumor
berasal dari jaringan otak itu sendiri disebut tumor otak primer dan bila berasal dari
organ-organ lain (metastase) seperti kanker paru, payudara, prostate, ginjal, dan lain-
lain disebut tumor otak sekunder. (Mayer. SA,2002). Tumor otak adalah tumor
jinak pada selaput otak atau salah satu otak (Rosa Mariono, MA, Standard Asuhan
Keperawatan, St. Carolus, 2000)
Tumor otak adalah sebuah lesi yang terletak pada intrakranial yang menempati
ruang di dalm tengkorak. Tumor-tumor selalu bertumbuh sebagai sebuah massa yang
berbentuk bola tetapi juga dapat tumbuh menyebar masuk ke dalam jaringan (
Suzanne c. Smeltzer, 2001 KMB volume 3, Hal 2167 ).

2. Anatomi dan Fisiologi


Susunan saraf adalah sistim yang mengontrol tubuh kita yang terus menerus
menerima, menghantarkan dan memproses suatu informasi dan bersama sistim
hormon, susunan saraf mengkoordinasikan semua proses fungsional dari berbagai
jaringan tubuh, organ dan sistim organ manusia.
1) Susunan saraf sadar (Voluntary nervous system): Mengontrol fungsi yang
dikendalikan oleh keinginan atau kemauan kita. Saraf ini mengontrol otot
rangka dan menghantarkan impuls sensori ke otak. Melalui saraf ini kita dapat
melakukan gerakan aktif dan menyadari keadaan diluar tubuh kita dan secara
sadar mengendalikannya.
2) Susunan saraf otonom/ tak sadar (automatic nervous system): Saraf ini
menjaga organ tubuh bagian dalam supaya berfungsi dengan baik seperti :
hati, paru-paru, jantung dan saluran cerna. Fungsi dasar yang penting bagi
kehidupan seperti makan, metabolisme, sirkulasi darah dan pernafasan
dikendalikan dengan bantuan susunan saraf otonom. Susunan saraf otonom
dibagi menjadi susunan saraf simpatik (menyebabkan tubuh dalam keadaan
aktif) dan susunan saraf para simpatik (sistim pengontrol konstruktif dan
menyenangkan).

Serebrum terdiri dari dua hemisfer yaitu kiri dan kanan, empat lobus yaitu:

- Lobus frontal berfungsi mengontrol perilaku individu, membuat keputusan,


kepribadian dan menahan diri.
- Lobus parietal merupakan lobus sensori berfungsi menginterpretasikan
sensasi, berfungsi mengatur individu mampu mengetahui posisi dan letak
bagian tubuhnya.
- Lobus temporal berfungsi menginterpretasikan sensasi kecap, bau,
pendengaran dan ingatan jangka pendek.
- Lobus oksipital bertanggung jawab menginterpretasikan penglihatan.

Otak berfungsi sebagai pusat integrasi dan koordinasi organ-organ sensorik


dan sistim efektor perifer tubuh, sebagai pengatur informasi yang masuk,
simpanan pengalaman, impuls yang keluar dan tingkah laku. Dari dalam ke arah
luar otak diselubungi oleh tiga lapisan meningen, lapisan pelindung yang paling
luar adalah tengkorak.

3. Klasifikasi
Berdasarkan jenis tumor
1) Jinak
 Acoustic neuroma
 Meningioma
 Pituitary adenoma
 Astrocytoma (grade I)
2) Malignant
 Astrocytoma (grade 2,3,4)
 Oligodendroglioma
 Apendymoma
Berdasarkan lokasi
1. Tumor intradural
- Ekstramedular
- Cleurofibroma
- Meningioma
2. Intramedular
- Apendymoma
- Astrocytoma
- Oligodendroglioma
- Hemangioblastoma
3. Tumor ekstradural
Merupakan metastase dari lesi primer, biasanya pada payudara, prostal, tiroid,
paru–paru, ginjal dan lambung.

4. Etiologi
1. Herediter
Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali
pada meningioma, astrocytoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada anggota-
anggota sekeluarga. Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber yang dapat
dianggap sebagai manifestasi pertumbuhan baru memperlihatkan faktor familial
yang jelas. Selain jenis-jenis neoplasma tersebut tidak ada bukti-bukti yang kuat
untuk memikirkan adanya faktor-faktor hereditas yang kuat pada neoplasma.
2. Sisa-sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest)
Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan
yang mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Ada
kalanya sebagian dari bangunan embrional tertinggal dalam tubuh menjadi ganas
dan merusak bangunan di sekitarnya. Perkembangan abnormal itu dapat terjadi
pada kraniofaringioma, teratoma intrakranial dan kordoma.
3. Radiasi
Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat
mengalami perubahan degenerasi namun belum ada bukti radiasi dapat memicu
terjadinya suatu glioma. Meningioma pernah dilaporkan terjadi setelah timbulnya
suatu radiasi.
4. Virus
Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar
yang dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam
proses terjadinya neoplasma tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan
antara infeksi virus dengan perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.
5. Substansi-substansi karsinogenik.
Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan.
Kini telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti
methylcholanthrone, nitroso-ethyl-urea. Ini berdasarkan percobaan yang
dilakukan pada hewan.
6. Trauma Kepala
Trauma yang berulang menyebabkan terjadinya meningioma (neoplasma
selaput otak). Pengaruh trauma pada patogenesis neoplasma susunan saraf pusat
belum diketahui.

5. Patofisiologi
Tubuh manusia terdiri dari sel-sel. Sel-sel ini tumbuh dan berkembang dengan
cara yang tersusun untuk membentuk sel-sel baru. Apabila sel-sel ini kehilangan
kemampuan untuk mengawal pertumbuhannya, ia akan tumbuh dengan bebasnya.
Sel-sel yang tumbuh berlebihan tanpa dikontrol ini akhirnya menjadi tumor. Tumor
otak menyebabkan gangguan neurologis. Gejala neurologik pada tumor otak biasanya
dianggap disebabkan oleh 2 faktor gangguan fokal, disebabkan oleh tumor dan
tekanan intrakranial. Gangguan fokal terjadi apabila penekanan pada jaringan otak
dan infiltrasi/invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron.
Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang tumbuh
menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya
bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan
dengan gangguan cerebrovaskuler primer. Beberapa tumor membentuk kista yang
juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat gangguan neurologis
fokal. Peningkatan tekanan intra kranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor:
bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya oedema sekitar tumor dan
perubahan sirkulasi cerebrospinal. Pertumbuhan tumor menyebabkan bertambahnya
massa, karena tumor akan mengambil ruang yang relatif dari ruang tengkorak yang
kaku. Tumor ganas menimbulkan oedema dalam jaruingan otak. Obstruksi vena dan
oedema yang disebabkan kerusakan sawar darah otak, semuanya menimbulkan
kenaikan volume intrakranial. Observasi sirkulasi cairan serebrospinaldari ventrikel
laseral ke ruang sub arakhnoid menimbulkan hidrocepalus.

6. Manifestasi Klinis
Manifestasi secara umum pada tumor otak antara lain:
1. Nyeri kepala
Nyeri kepala biasanya terlokalisir, tapi bisa juga menyeluruh. Biasanya
muncul pada pagi hari setelah bangun tidur dan berlangsung beberapa waktu,
datang pergi (rekuren) dengan interval tak teratur beberapa menit sampai
beberapa jam. Serangan semakin lama semakin sering dengan interval semakin
pendek. Nyeri kepala ini bertambah hebat pada waktu penderita batuk, bersin atau
mengejan (misalnya waktu buang air besar atau koitus). Nyeri kepaia juga
bertambah berat waktu posisi berbaring, dan berkurang bila duduk. Penyebab
nyeri kepala ini diduga akibat tarikan (traksi) pada pain sensitive structure seperti
dura, pembuluh darah atau serabut saraf. Nyeri kepala merupakan gejala
permulaan pada tumor otak yang terletak di daerah lobus oksipitalis.
2. Perubahan Status Mental
Gangguan konsentrasi, cepat lupa, perubahan kepribadian, perubahan
mood dan berkurangnya inisiatif adalah gejala-gejala umum pada penderita
dengan tumor lobus frontal atau temporal. Gejala ini bertambah buruk dan jika
tidak ditangani dapat menyebabkan terjadinya somnolen hingga koma.
3. Seizure
Adalah gejala utama dari tumor yang perkembangannya lambat seperti
astrositoma, oligodendroglioma dan meningioma. Paling sering terjadi pada tumor
di lobus frontal baru kemudian tumor pada lobus parietal dan temporal.
4. Edema Papil
Gejala umum yang tidak berlangsung lama pada tumor otak, sebab dengan
teknik neuroimaging tumor dapat segera dideteksi. Edema papil pada awalnya
tidak menimbulkan gejala hilangnya kemampuan untuk melihat, tetapi edema
papil yang berkelanjutan dapat menyebabkan perluasan bintik buta, penyempitan
lapangan pandang perifer dan menyebabkan penglihatan kabur yang tidak
menetap. Penyebab edema papil ini biasanya terjadi bila tumor yang lokasi atau
pembesarannya menekan jalan aliran likuor sehingga mengakibatkan bendungan
dan terjadi hidrocephallus
5. Muntah
Muntah sering mengindikasikan tumor yang luas dengan efek dari massa
tumor tersebut juga mengindikasikan adanya pergeseran otak. Muntah berulang
pada pagi dan malam hari, dimana muntah yang proyektil tanpa didahului mual
menambah kecurigaan adanya massa intrakranial.
6. Vertigo
Pasien merasakan pusing yang berputar dan mau jatuh.
7. Kejang
Ini terjadi bila tumor berada di hemisfer serebri serta merangsang korteks
motorik. Kejang yang sifatnya lokal sukar dibedakan dengan kejang akibat lesi
otak lainnya, sedang kejang yang sifatnya umum atau general sukar dibedakan
dengan kejang karena epilepsi. Tapi bila kejang terjadi pertama kali pada usia
dekade III dari kehidupan harus diwaspadai kemungkinan adanya tumor otak.
7. Komplikasi
1) Edema Serebral
Peningkatan cairan otak yang berlebih yang menumpuk disekitar lesi sehingga
menambah efek masa yang mendesak (space-occupying). Edema Serebri dapat terjadi
ekstrasel (vasogenik) atau intrasel (sitotoksik).
2) Hidrosefalus
Peningkatan intracranial yang disebabkan oleh ekspansin massa dalamrongga
cranium yang tertutup dapat di eksaserbasi jika terjadi obstruksi pada aliran cairan
serebrospinal akibat massa.
3) Herniasi Otak
Peningkatan intracranial yang terdiri dari herniasi sentra, unkus, dan singuli.
4) Kematian
Kematian adalah gangguan fungsi luhur. Gangguan ini sering diistilahkan dengan
gangguan kognitif dan neurobehavior sehubungan dengan kerusakan fungsi pada area
otak yang ditumbuhi tumor atau terkena pembedahan maupun radioterapi.
5) Gangguan kognitif dan neurobehavior
Sehubungan dengan kerusakan fungsi pada area otak yang ditumbuhi tumor atau
terkena pembedahan maupun radioterapi. Neurobehavior adalah keterkaitan perilaku
dengan fungsi kognitif dan lokasi / lesi tertentu di otak.
6) Disartria
Gangguan wicara karena kerusakan di otak atau neuromuscular perifer yang
bertanggung jawab dalam proses bicara.
7) Disfagi
Merupakan komplikasi lain dari penderita ini yaitu ketidakmampuan menelan
makanan karena hilangnya refleks menelan. Gangguan bisa terjadi di fase oral,
pharingeal atau oesophageal. Komplikasi ini akan menyebabkan terhambatnya asupan
nutrisi bagi penderita serta berisiko aspirasi pula karena muntahnya makanan ke paru.
8) Kelemahan otot
Kelemahan otot terjadi pada pasien tumor otak umumnya dan yang mengenai saraf
khususnya ditandai dengan hemiparesis, paraparesis dan tetraparesi
8. Pemeriksaan Diagnostik
- CT scan dan MRI
Memperlihatkan semua tumor intrakranial dan menjadi prosedur investigasi
awal ketika penderita menunjukkan gejala yang progresif atau tanda-tanda
penyakit otak yang difus atau fokal, atau salah satu tanda spesifik dari
sindrom atau gejala-gejala tumor. Kadang sulit membedakan tumor dari abses
ataupun proses lainnya.
- Foto polos dada
Dilakukan untuk mengetahui apakah tumornya berasal dari suatu metastasis
yang akan memberikan gambaran nodul tunggal ataupun multiple pada otak.
- Pemeriksaan cairan serebrospinal
Dilakukan untuk melihat adanya sel-sel tumor dan juga marker tumor. Tetapi
pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan terutama pada pasien dengan massa di
otak yang besar. Umumnya diagnosis histologik ditegakkan melalui
pemeriksaan patologi anatomi, sebagai cara yang tepat untuk membedakan
tumor dengan proses-proses infeksi (abses cerebri).
- Biopsi stereotaktik
Dapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan untuk
memberikan dasar-dasar pengobatan dan informasi prognosis.
- Angiografi Serebral
Memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral.
- Elektroensefalogram (EEG)
Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan
dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang.

9. Penatalaksanaan Medik
1. Surger
Therapy pre-surgery seperti:
- Steroid untuk menghilangkan swelling
Contoh obat: dexamethazone.
- Anticonvulsan untuk mencegah dan mengontrol kejang Contoh obat:
carbamazephine
- Shunt untuk mengalirkan cairan serebrospinal
2. Pembedahan
Pembedahan pada tumor otak dilakukan untuk mengangkat tumor dan dikompresi
dengan cara mereduksi efek massa sebagai upaya menyelamatkan nyawa serta
memperoleh efek paliasi.
3. Radiotherapy
Merupakan salah satu modalitas penting dalam pelaksanaan proses keganasan.
4. Pembedahan
Tindakan ini bertujuan untuk membunuh sel tumor. Diberikan secara oral IV atau
secara shunt.

10. Pencegahan
 Hindari stress dan terapkan koping yang efektif terhadap stress
 Terapkan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi
seimbang dan olahraga secara teratur
 Hindari menggunakan telepon seluler yang terlalu lama dan penggunaan
headset ketika berkomunikasi dengan orang lain melalui telepon
 Hindari rokok

B. Konsep Dasar Askep


1. Pengkajian
a. Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, usia, status, agama, alamat, pekerjaan, dan identitas
penanggung jawab.
b. Riwayat Sakit dan Kesehatan
- Keluhan utama
Biasanya klien mengeluh nyeri kepala
- Riwayat penyakit saat ini
Klien mengeluh nyeri kepala, muntah, papiledema, penurunan tingkat
kesadaran, penurunan penglihatan atau penglihatan double, ketidakmampuan
sensasi (parathesia atau anasthesia), hilangnya ketajaman atau diplopia.
- Riwayat penyakit dahulu
Klien pernah mengalami pembedahan kepala
- Riwayat penyakit keluarga
Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang mungkin ada
hubungannya dengan penyakit klien sekarang, yaitu riwayat keluarga dengan
tumor otak.
- Pengkajian psiko-sosio-spirituab
Perubahan kepribadian dan perilaku klien, perubahan mental, kesulitan
mengambil keputusan, kecemasan dan ketakutan hospitalisasi, diagnostic test
dan prosedur pembedahan, adanya perubahan peran.
c. Pemeriksaan Fisik (ROS : Review of System)
Pemeriksaan fisik pada klien dengan tomor otak meliputi pemeriksaan fisik umum
per system dari observasi keadaan umum, pemeriksaan tanda-tanda vital, B1
(breathing), B2 (Blood), B3 (Brain), B4 (Bladder), B5 (Bowel), dan B6 (Bone).
- Pernafasan B1 (breathing)
Bentuk dada : normal
Pola napas : tidak teratur
Suara napas : normal
Sesak napas : ya
Batuk : tidak
Retraksi otot bantu napas; ya
Alat bantu pernapasan: ya (O2 2 lpm)
- Kardiovaskular B2 (blooding)
Irama jantung : irregular
Nyeri dada : tidak
Bunyi jantung ; normal
Akral : hangat
Nadi : Bradikardi
Tekanan darah Meningkat
- Persyarafan B3 (brain)
Penglihatan (mata) : Penurunan penglihatan, hilangnya ketajaman atau
diplopia.
Pendengaran (telinga): Terganggu bila mengenai lobus temporal
Penciuman (hidung) : Mengeluh bau yang tidak biasanya, pada lobus frontal
Pengecapan (lidah) : Ketidakmampuan sensasi (parathesia atau anasthesia)
d. Gangguan neurologi:
1. Afasia: Kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan ekspresif atau
kesulitan berkata-kata, reseotif atau berkata-kata komprehensif, maupun
kombinasi dari keduanya.
2. Ekstremitas: Kelemahan atau paraliysis genggaman tangan tidak seimbang,
berkurangnya reflex tendon.
3. GCS: Skala yang digunakan untuk menilai tingkat kesadaran pasien, (apakah
pasien dalam kondisi koma atau tidak) dengan menilai respon pasien terhadap
rangsangan yang diberikan.
e. Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam derajat (score) dengan rentang angka 1– 6
tergantung responnya yaitu :
1) Eye (respon membuka mata)
(4) : Spontan
(3) : Dengan rangsang suara (suruh pasien membuka mata).
(2) : Dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan
kuku jari)
(1) : Tidak ada respon
2) Verbal (respon verbal)
(5) : Orientasi baik
(4) : Bingung, berbicara mengacau ( sering bertanya berulang-ulang )
disorientasi tempat dan waktu.
(3) : Kata-kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih jelas, namun
tidak dalam satu kalimat. Misalnya “aduh…, bapak…”)
(2) : Suara tanpa arti (mengerang)
(1) : Tidak ada respon
3) Motor (respon motorik)
(6) : Mengikuti perintah
(5) : Melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi
rangsang nyeri)
(4) : Withdraws (menghindar / menarik extremitas atau tubuh menjauhi
stimulus saat diberi rangsang nyeri)
(3) : Flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada &
kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).
(2) : Extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh,
dengan jari mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).
(1) : Tidak ada respon
4) Perkemihan B4 (bladder)
1. Kebersihan : bersih
2. Bentuk alat kelamin : normal
3. Uretra : normal
4. Produksi urin: normal
5) Pencernaan B5 (bowel)
1. Nafsu makan : menurun
2. Porsi makan : setengah
3. Mulut : bersih
4. Mukosa : lembap
6) Muskuloskeletal/integument B6 (bone)
1. Kemampuan pergerakan sendi : bebas
2. Kondisi tubuh: kelelahan

2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial.
2. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan tekanan
intrakranial, pembedahan tumor, edema serebri, hipoksia seebral.
3. Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan pergerakan dan kelemahan.
4. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan efek afasia pada ekspresi
atau interpretasi, kerusakan sirkulasi verbal.
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah dan tidak
nafsu makan.
6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan b.d
ketidakmampuan mengenai informasi.

3. Intervensi

NO DIAGNOSA NOC NIC


1 Nyeri akut 1. kontrolnyeri 1. Pemberiananlgesik
Indicator : Aktivitas :
 Mengenalikapannyerit  Tentukanlokasi, karakteristik,
erjadi kualitasdankeparahannyeri
 Menggambarkanfaktor  Cekperintahpengobatan
penyebab  Cekadanyariwayatalergi
 Menggunakantindakan  Tentukanpilihanobat analgesic
pencegahan berdasarkantipedankeparahannyer
 Menggunakan i
analgesic yang  Tentukan analgesic sebelumnya
direkomdasikan  Monitor
 Melaporkannyeri yang ttvsebelumdansetelahmemberi
terkontrol analgesic
 Berikan analgesic
2. Tingkat nyeri sesuaiwaktuparuhnyaterutamapad
Indicator : anyeri yang berat
 Nyeri yang dilaporkan  Lakukantindakanuntukmenurunka
 Panjangnya episode nefeksamping analgesic
nyeri  Ajarkantentangpenggunaan
 Mengerangdanmenang analgesic,
is strategiuntukmenurunkamefeksa
 Ekspresinyeriwajah mpingdanharapanterkaitdenganke
 Menyeringit terlibatandalamkeputusanpengura
 Keteganganotot ngannyeri

 Frekuensinapas
2. Manajemennyeri
Aktivitas :
 Lakukanpengkajiannyerikompreh
ensif yang meliputilokasi,
karakteristik, durasi, kualitas,
intensitasatauberatnyanyeridanfak
torpencetus
 Pastikanperawatan analgesic
bagipasiendilakukandenganpeman
tauan yang ketat
 Gunakanstrategikomunikasiterape
utikuntukmengetahuipengalamny
eridansampaikanpenerimaanpasie
nterhadapnyeri
 Galipengetahuandankepercayanpa
sienmengenainyeri
 Galibersamapasienfaktor-faktor
yang
dapatmenurunkandanmemperbera
tnyeri
 Bantu
keluargadalammencaridanmenyed
iakandukungan
 Gunakanmetodepenilaian yang
sesuaidengantahapanperkembang
an yang memungkinkanuntuk
monitor perubahannyeri
 Tentukankebutuhanfrekuensiuntu
kmelakukanpengkajianketidaknya
mananpasien
 Berikaninformasimengenainyeri
 Kendalikanfaktorlingkungan yang
dapatmempengaruhiresponpasient
erhadapketidaknyamanan
 Kurangiataueliminasifaktor-faktor
yang
dapatmencetuskanataumeningkatk
annyeri
 Ajarkan prinsip-prinsip
manajemen nyeri
1. Dayatahan 1. terapi aktifitas
Indikator : Aktifitas-aktifitas :
 Dorong aktifitas kreatif yang tepat
 Melakukanaktivitasrut  Bantu klien untuk memperoleh
in transportasi untuk dapat
 Aktivitasfisik mengikuti aktifitas jika memang
 Konsentrasi diperlukan
 Dayatahanotot  Bantu klien untuk
 Hematocrit mengidentifikasi aktifitas yang di
 kelelahan inginkan
 Bantu klien untuk
2. Energy psikomotor mengidentifikasi aktifita yang
Indikator : bermakna
 Menunjukanafekyang  Bantu klien untuk menjadwalkan
sesuaidengansituasi waktu-waktu spesifik terkait
 Menunjukankonsentra dengan aktifitas harian
si  Bantu klien dan keluarga untuk
 Menunjukannafsumak mengidentifikasi kelemahan
an yang normal dalam level aktifitas tertentu
 Mematuhirejimenpeng  Identifikasi strategi untuk
obatan meningkatkan partisipasi terkat
dengan aktifita yang diinginkan
 Berikan aktifitas untuk
memberikan perhatian dan
berkonsultasi dengan terapis
rekreasional
 Dorong keterlibatan dalam
aktifitas kelompok terapi jika
diperlukan
 Bantu klien untuk meningkatkan
motivasi diri dan penguatan

2. perawatan jantung atau


rehabilitasi
Aktifitas-aktifitas :
 Monitor toleransi pasien terhadap
aktifitas
 Pertahankan jadwal ambulansi
sesuai toleransi pasien
 Berikan dukungan harapan yang
realitis pada pasien dan keluarga
 Instruksikan pasien dan keluarga
mengenai resep yang tepat dan
pengobatan di luar tempat pasien
dirawat
 Instruksikan pada pasien dan
keluarga modifikasi faktor risiko
jantung (misalnya
:memberhentikan kebiasaan
merokok,diet dan
olahraga)sebagaimana mestinya
 Instruksikan pasien dan keluarga
mengenai aturan berolahraga
termasuk pemanasan,perengangan
dan pendinginan sebagaimana
mestinya
 Instruksikan pasien dan keluarga
untuk melanjutkan perawatan
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Tumor otak adalah suatu pertumbuhan jaringan yang abnormal di dalam otak.
Yang terdiri atas Tumor otak benigna dan maligna. Tumor otak benigna adalah
pertumbuhan jaringan abnormal di dalam otak, tetapi tidak ganas, sedangkan tumor otak
maligna adalah kanker di dalam otak yang berpotensi menyusup dan menghancurkan
jaringan di sebelahnya atau yang telah menyebar (metastase) ke otak dari bagian tubuh
lainnya melalui aliran darah.
Tumor disebabkan oleh mutasi DNA di dalam sel. Akumulasi dari mutasi-mutasi
tersebut menyebabkan munculnya tumor. Sebenarnya sel kita memiliki mekanisme
perbaikan DNA (DNA repair) dan mekanisme lainnya yang menyebabkan sel merusak
dirinya dengan apoptosis jika kerusakan DNA sudah terlalu berat. Apoptosis adalah
proses aktif kematian sel yang ditandai dengan pembelahan DNA kromosom, kondensasi
kromatin, serta fragmentasi nukleus dan sel itu sendiri. Mutasi yang menekan gen untuk
mekanisme tersebut biasanya dapat memicu terjadinya kanker.
Pengobatan tumor otak tergantung kepada lokasi dan jenisnya.Pemilihan jenis
terapi pada tumor otak tergantung pada beberapa faktor, antara lain kondisi umum
penderita, tersedianya alat yang lengkap, pengertian penderita dan keluarganya, luasnya
metastasis. adapun terapi yang dilakukan, meliputi terapi steroid, pembedahan,
radioterapi dan kemoterapi.

Anda mungkin juga menyukai