PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Otak adalah sumber kehidupan. Segala aktivitas kehidupan, hingga yang sekecil-
kecilnya, hanya bisa terjadi melalui mekanisme yang diatur oleh otak. Dalam waktu yang
bersamaan otak harus menjalankan beribu-ribu aktivitas sekaligus. Tumor otak
merupakan sebuah lesi yang terletak pada kongenital yang menempati ruang dalam
tengkotak. Tumor-tumor selalu bertumbuh sebagai sebuah massa yang berbentuk bola
tetapi juga dapat tumbuh menyebar, masuk kedalam jaringan neoplasma terjadi akibat
dari komprensi dan infiltrasi jaringan.
Tumor otak terjadi karena adanya proliferasi atau pertumbuhan sel abnormal
secara sangant cepat pada daerah central nervus system (CNS). Sel ini akan terus
berkembang mendesak jaringan otak yang ada disekitarnya, mengakibatkan gangguan
neurologis (gangguan fokal akibat tumor dan peningkatan tekanan intrakranial). Hal ini
ditandai dengan adanya nyeri kepala, nausea, vomitus, dan papil edema. Penyebab dari
tumor otak belum diketahui secara pasti. Namun ada bukti yang menunjukkan bahwa
beberapa agent bertanggung jawab untuk beberapa tipe tumor-tumor tertentu. Agent
tersebut meliputi faktor herediter, kongenital, viris, toxin, dan defisiensi immunologi, ada
juga yang menyatakan bahwa tumor otak dapat terjadi akibat sekunder dari trauma
cerebral dan penyakit peradangan.
Jumlah penderita kanker otak masih rendah, yakni hanya enam per 100.000 dari
pasien tumor/kanker per tahun, namun tetap saja penyakit tersebut masih menjadi hal
yang menakutkan bagi sebagian besar orang. Pasalnya, walaupun misalnya tumor yang
menyerang adalah jenis tumor jinak, bila menyerang otak tingkat bahaya yang
ditimbulkan umumnya lebih besar daripada tumor yang menyerang bagian tubuh lain.
Tumor susunan saraf pusat ditemukan sebanyak ± 10% dari neoplasma seluruh tubuh,
dengan frekuensi 80% terletak pada intrakranial dan 20% di dalam kanalis spinalis. Di
Indonesia data tentang tumor susunan saraf pusat belum dilaporkan. Insiden tumor otak
pada anak-anak terbanyak dekade 1, sedang pada dewasa pada usia 30-70 dengan pundak
usia 40-65 tahun.
Untuk Penatalaksanaan tumor otak, yang perlu diperhatikan adalah usia, general
health, ukuran tumor, lokasi tumor dan jenis tumor. Metode yang dapat digunakan antara
lain: pembedahan, radiotherapy, dan chemotherapy. Seorang Perawat berperan untuk
membuat asuhan keperawatan yang tepat bagi klien dengan tumor otak serta
mengimplementasikannya secara langsung mulai dari pengkajian, diagnosa, hingga
intervensi yang harus diberikan.
2. Rumusan Masalah
a. Apa definisi dari tumor otak?
b. Bagaimana klasifikasi dari tumor otak?
c. Bagaimana etiologi dari tumor otak?
d. Bagaimana patofisiologi dari tumor otak?
e. Apa manifestasi klinis dari tumor otak?
f. Apa saja komplikasi dari tumor otak?
g. Bagaimana penatalaksanaan dari tumor otak?
h. Apa saja pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan pada penderita tumor otak?
i. Bagaimana asuhan keperawatan yang harus dilakukan pada penderita tumor otak?
BAB II
TINJAUAN TEORI
Serebrum terdiri dari dua hemisfer yaitu kiri dan kanan, empat lobus yaitu:
3. Klasifikasi
Berdasarkan jenis tumor
1) Jinak
Acoustic neuroma
Meningioma
Pituitary adenoma
Astrocytoma (grade I)
2) Malignant
Astrocytoma (grade 2,3,4)
Oligodendroglioma
Apendymoma
Berdasarkan lokasi
1. Tumor intradural
- Ekstramedular
- Cleurofibroma
- Meningioma
2. Intramedular
- Apendymoma
- Astrocytoma
- Oligodendroglioma
- Hemangioblastoma
3. Tumor ekstradural
Merupakan metastase dari lesi primer, biasanya pada payudara, prostal, tiroid,
paru–paru, ginjal dan lambung.
4. Etiologi
1. Herediter
Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali
pada meningioma, astrocytoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada anggota-
anggota sekeluarga. Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber yang dapat
dianggap sebagai manifestasi pertumbuhan baru memperlihatkan faktor familial
yang jelas. Selain jenis-jenis neoplasma tersebut tidak ada bukti-bukti yang kuat
untuk memikirkan adanya faktor-faktor hereditas yang kuat pada neoplasma.
2. Sisa-sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest)
Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan
yang mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Ada
kalanya sebagian dari bangunan embrional tertinggal dalam tubuh menjadi ganas
dan merusak bangunan di sekitarnya. Perkembangan abnormal itu dapat terjadi
pada kraniofaringioma, teratoma intrakranial dan kordoma.
3. Radiasi
Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat
mengalami perubahan degenerasi namun belum ada bukti radiasi dapat memicu
terjadinya suatu glioma. Meningioma pernah dilaporkan terjadi setelah timbulnya
suatu radiasi.
4. Virus
Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar
yang dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam
proses terjadinya neoplasma tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan
antara infeksi virus dengan perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.
5. Substansi-substansi karsinogenik.
Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan.
Kini telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti
methylcholanthrone, nitroso-ethyl-urea. Ini berdasarkan percobaan yang
dilakukan pada hewan.
6. Trauma Kepala
Trauma yang berulang menyebabkan terjadinya meningioma (neoplasma
selaput otak). Pengaruh trauma pada patogenesis neoplasma susunan saraf pusat
belum diketahui.
5. Patofisiologi
Tubuh manusia terdiri dari sel-sel. Sel-sel ini tumbuh dan berkembang dengan
cara yang tersusun untuk membentuk sel-sel baru. Apabila sel-sel ini kehilangan
kemampuan untuk mengawal pertumbuhannya, ia akan tumbuh dengan bebasnya.
Sel-sel yang tumbuh berlebihan tanpa dikontrol ini akhirnya menjadi tumor. Tumor
otak menyebabkan gangguan neurologis. Gejala neurologik pada tumor otak biasanya
dianggap disebabkan oleh 2 faktor gangguan fokal, disebabkan oleh tumor dan
tekanan intrakranial. Gangguan fokal terjadi apabila penekanan pada jaringan otak
dan infiltrasi/invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron.
Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang tumbuh
menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya
bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan
dengan gangguan cerebrovaskuler primer. Beberapa tumor membentuk kista yang
juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat gangguan neurologis
fokal. Peningkatan tekanan intra kranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor:
bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya oedema sekitar tumor dan
perubahan sirkulasi cerebrospinal. Pertumbuhan tumor menyebabkan bertambahnya
massa, karena tumor akan mengambil ruang yang relatif dari ruang tengkorak yang
kaku. Tumor ganas menimbulkan oedema dalam jaruingan otak. Obstruksi vena dan
oedema yang disebabkan kerusakan sawar darah otak, semuanya menimbulkan
kenaikan volume intrakranial. Observasi sirkulasi cairan serebrospinaldari ventrikel
laseral ke ruang sub arakhnoid menimbulkan hidrocepalus.
6. Manifestasi Klinis
Manifestasi secara umum pada tumor otak antara lain:
1. Nyeri kepala
Nyeri kepala biasanya terlokalisir, tapi bisa juga menyeluruh. Biasanya
muncul pada pagi hari setelah bangun tidur dan berlangsung beberapa waktu,
datang pergi (rekuren) dengan interval tak teratur beberapa menit sampai
beberapa jam. Serangan semakin lama semakin sering dengan interval semakin
pendek. Nyeri kepala ini bertambah hebat pada waktu penderita batuk, bersin atau
mengejan (misalnya waktu buang air besar atau koitus). Nyeri kepaia juga
bertambah berat waktu posisi berbaring, dan berkurang bila duduk. Penyebab
nyeri kepala ini diduga akibat tarikan (traksi) pada pain sensitive structure seperti
dura, pembuluh darah atau serabut saraf. Nyeri kepala merupakan gejala
permulaan pada tumor otak yang terletak di daerah lobus oksipitalis.
2. Perubahan Status Mental
Gangguan konsentrasi, cepat lupa, perubahan kepribadian, perubahan
mood dan berkurangnya inisiatif adalah gejala-gejala umum pada penderita
dengan tumor lobus frontal atau temporal. Gejala ini bertambah buruk dan jika
tidak ditangani dapat menyebabkan terjadinya somnolen hingga koma.
3. Seizure
Adalah gejala utama dari tumor yang perkembangannya lambat seperti
astrositoma, oligodendroglioma dan meningioma. Paling sering terjadi pada tumor
di lobus frontal baru kemudian tumor pada lobus parietal dan temporal.
4. Edema Papil
Gejala umum yang tidak berlangsung lama pada tumor otak, sebab dengan
teknik neuroimaging tumor dapat segera dideteksi. Edema papil pada awalnya
tidak menimbulkan gejala hilangnya kemampuan untuk melihat, tetapi edema
papil yang berkelanjutan dapat menyebabkan perluasan bintik buta, penyempitan
lapangan pandang perifer dan menyebabkan penglihatan kabur yang tidak
menetap. Penyebab edema papil ini biasanya terjadi bila tumor yang lokasi atau
pembesarannya menekan jalan aliran likuor sehingga mengakibatkan bendungan
dan terjadi hidrocephallus
5. Muntah
Muntah sering mengindikasikan tumor yang luas dengan efek dari massa
tumor tersebut juga mengindikasikan adanya pergeseran otak. Muntah berulang
pada pagi dan malam hari, dimana muntah yang proyektil tanpa didahului mual
menambah kecurigaan adanya massa intrakranial.
6. Vertigo
Pasien merasakan pusing yang berputar dan mau jatuh.
7. Kejang
Ini terjadi bila tumor berada di hemisfer serebri serta merangsang korteks
motorik. Kejang yang sifatnya lokal sukar dibedakan dengan kejang akibat lesi
otak lainnya, sedang kejang yang sifatnya umum atau general sukar dibedakan
dengan kejang karena epilepsi. Tapi bila kejang terjadi pertama kali pada usia
dekade III dari kehidupan harus diwaspadai kemungkinan adanya tumor otak.
7. Komplikasi
1) Edema Serebral
Peningkatan cairan otak yang berlebih yang menumpuk disekitar lesi sehingga
menambah efek masa yang mendesak (space-occupying). Edema Serebri dapat terjadi
ekstrasel (vasogenik) atau intrasel (sitotoksik).
2) Hidrosefalus
Peningkatan intracranial yang disebabkan oleh ekspansin massa dalamrongga
cranium yang tertutup dapat di eksaserbasi jika terjadi obstruksi pada aliran cairan
serebrospinal akibat massa.
3) Herniasi Otak
Peningkatan intracranial yang terdiri dari herniasi sentra, unkus, dan singuli.
4) Kematian
Kematian adalah gangguan fungsi luhur. Gangguan ini sering diistilahkan dengan
gangguan kognitif dan neurobehavior sehubungan dengan kerusakan fungsi pada area
otak yang ditumbuhi tumor atau terkena pembedahan maupun radioterapi.
5) Gangguan kognitif dan neurobehavior
Sehubungan dengan kerusakan fungsi pada area otak yang ditumbuhi tumor atau
terkena pembedahan maupun radioterapi. Neurobehavior adalah keterkaitan perilaku
dengan fungsi kognitif dan lokasi / lesi tertentu di otak.
6) Disartria
Gangguan wicara karena kerusakan di otak atau neuromuscular perifer yang
bertanggung jawab dalam proses bicara.
7) Disfagi
Merupakan komplikasi lain dari penderita ini yaitu ketidakmampuan menelan
makanan karena hilangnya refleks menelan. Gangguan bisa terjadi di fase oral,
pharingeal atau oesophageal. Komplikasi ini akan menyebabkan terhambatnya asupan
nutrisi bagi penderita serta berisiko aspirasi pula karena muntahnya makanan ke paru.
8) Kelemahan otot
Kelemahan otot terjadi pada pasien tumor otak umumnya dan yang mengenai saraf
khususnya ditandai dengan hemiparesis, paraparesis dan tetraparesi
8. Pemeriksaan Diagnostik
- CT scan dan MRI
Memperlihatkan semua tumor intrakranial dan menjadi prosedur investigasi
awal ketika penderita menunjukkan gejala yang progresif atau tanda-tanda
penyakit otak yang difus atau fokal, atau salah satu tanda spesifik dari
sindrom atau gejala-gejala tumor. Kadang sulit membedakan tumor dari abses
ataupun proses lainnya.
- Foto polos dada
Dilakukan untuk mengetahui apakah tumornya berasal dari suatu metastasis
yang akan memberikan gambaran nodul tunggal ataupun multiple pada otak.
- Pemeriksaan cairan serebrospinal
Dilakukan untuk melihat adanya sel-sel tumor dan juga marker tumor. Tetapi
pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan terutama pada pasien dengan massa di
otak yang besar. Umumnya diagnosis histologik ditegakkan melalui
pemeriksaan patologi anatomi, sebagai cara yang tepat untuk membedakan
tumor dengan proses-proses infeksi (abses cerebri).
- Biopsi stereotaktik
Dapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan untuk
memberikan dasar-dasar pengobatan dan informasi prognosis.
- Angiografi Serebral
Memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral.
- Elektroensefalogram (EEG)
Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan
dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang.
9. Penatalaksanaan Medik
1. Surger
Therapy pre-surgery seperti:
- Steroid untuk menghilangkan swelling
Contoh obat: dexamethazone.
- Anticonvulsan untuk mencegah dan mengontrol kejang Contoh obat:
carbamazephine
- Shunt untuk mengalirkan cairan serebrospinal
2. Pembedahan
Pembedahan pada tumor otak dilakukan untuk mengangkat tumor dan dikompresi
dengan cara mereduksi efek massa sebagai upaya menyelamatkan nyawa serta
memperoleh efek paliasi.
3. Radiotherapy
Merupakan salah satu modalitas penting dalam pelaksanaan proses keganasan.
4. Pembedahan
Tindakan ini bertujuan untuk membunuh sel tumor. Diberikan secara oral IV atau
secara shunt.
10. Pencegahan
Hindari stress dan terapkan koping yang efektif terhadap stress
Terapkan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi
seimbang dan olahraga secara teratur
Hindari menggunakan telepon seluler yang terlalu lama dan penggunaan
headset ketika berkomunikasi dengan orang lain melalui telepon
Hindari rokok
2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial.
2. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan tekanan
intrakranial, pembedahan tumor, edema serebri, hipoksia seebral.
3. Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan pergerakan dan kelemahan.
4. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan efek afasia pada ekspresi
atau interpretasi, kerusakan sirkulasi verbal.
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah dan tidak
nafsu makan.
6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan b.d
ketidakmampuan mengenai informasi.
3. Intervensi
Frekuensinapas
2. Manajemennyeri
Aktivitas :
Lakukanpengkajiannyerikompreh
ensif yang meliputilokasi,
karakteristik, durasi, kualitas,
intensitasatauberatnyanyeridanfak
torpencetus
Pastikanperawatan analgesic
bagipasiendilakukandenganpeman
tauan yang ketat
Gunakanstrategikomunikasiterape
utikuntukmengetahuipengalamny
eridansampaikanpenerimaanpasie
nterhadapnyeri
Galipengetahuandankepercayanpa
sienmengenainyeri
Galibersamapasienfaktor-faktor
yang
dapatmenurunkandanmemperbera
tnyeri
Bantu
keluargadalammencaridanmenyed
iakandukungan
Gunakanmetodepenilaian yang
sesuaidengantahapanperkembang
an yang memungkinkanuntuk
monitor perubahannyeri
Tentukankebutuhanfrekuensiuntu
kmelakukanpengkajianketidaknya
mananpasien
Berikaninformasimengenainyeri
Kendalikanfaktorlingkungan yang
dapatmempengaruhiresponpasient
erhadapketidaknyamanan
Kurangiataueliminasifaktor-faktor
yang
dapatmencetuskanataumeningkatk
annyeri
Ajarkan prinsip-prinsip
manajemen nyeri
1. Dayatahan 1. terapi aktifitas
Indikator : Aktifitas-aktifitas :
Dorong aktifitas kreatif yang tepat
Melakukanaktivitasrut Bantu klien untuk memperoleh
in transportasi untuk dapat
Aktivitasfisik mengikuti aktifitas jika memang
Konsentrasi diperlukan
Dayatahanotot Bantu klien untuk
Hematocrit mengidentifikasi aktifitas yang di
kelelahan inginkan
Bantu klien untuk
2. Energy psikomotor mengidentifikasi aktifita yang
Indikator : bermakna
Menunjukanafekyang Bantu klien untuk menjadwalkan
sesuaidengansituasi waktu-waktu spesifik terkait
Menunjukankonsentra dengan aktifitas harian
si Bantu klien dan keluarga untuk
Menunjukannafsumak mengidentifikasi kelemahan
an yang normal dalam level aktifitas tertentu
Mematuhirejimenpeng Identifikasi strategi untuk
obatan meningkatkan partisipasi terkat
dengan aktifita yang diinginkan
Berikan aktifitas untuk
memberikan perhatian dan
berkonsultasi dengan terapis
rekreasional
Dorong keterlibatan dalam
aktifitas kelompok terapi jika
diperlukan
Bantu klien untuk meningkatkan
motivasi diri dan penguatan
PENUTUP
1. Kesimpulan
Tumor otak adalah suatu pertumbuhan jaringan yang abnormal di dalam otak.
Yang terdiri atas Tumor otak benigna dan maligna. Tumor otak benigna adalah
pertumbuhan jaringan abnormal di dalam otak, tetapi tidak ganas, sedangkan tumor otak
maligna adalah kanker di dalam otak yang berpotensi menyusup dan menghancurkan
jaringan di sebelahnya atau yang telah menyebar (metastase) ke otak dari bagian tubuh
lainnya melalui aliran darah.
Tumor disebabkan oleh mutasi DNA di dalam sel. Akumulasi dari mutasi-mutasi
tersebut menyebabkan munculnya tumor. Sebenarnya sel kita memiliki mekanisme
perbaikan DNA (DNA repair) dan mekanisme lainnya yang menyebabkan sel merusak
dirinya dengan apoptosis jika kerusakan DNA sudah terlalu berat. Apoptosis adalah
proses aktif kematian sel yang ditandai dengan pembelahan DNA kromosom, kondensasi
kromatin, serta fragmentasi nukleus dan sel itu sendiri. Mutasi yang menekan gen untuk
mekanisme tersebut biasanya dapat memicu terjadinya kanker.
Pengobatan tumor otak tergantung kepada lokasi dan jenisnya.Pemilihan jenis
terapi pada tumor otak tergantung pada beberapa faktor, antara lain kondisi umum
penderita, tersedianya alat yang lengkap, pengertian penderita dan keluarganya, luasnya
metastasis. adapun terapi yang dilakukan, meliputi terapi steroid, pembedahan,
radioterapi dan kemoterapi.