MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN
KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 6 TAHUN 2018
-3-
Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Badan Koordinasi
Penanaman Modal Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pedoman
dan Tata Cara Perizinan dan Fasilitas Penanaman Modal
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 934)
diubah sebagai berikut:
1. Ketentuan diantara angka 19 dan angka 20 Pasal 1
disisipkan 1 (satu) angka, yakni angka 19a, dan angka
22 Pasal 1 dihapus, sehingga Pasal 1 berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 1
Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan:
1. Penanaman Modal adalah segala bentuk kegiatan
menanam modal, baik oleh Penanam Modal Dalam
Negeri maupun Penanam Modal Asing, untuk
melakukan usaha di wilayah negara Republik
Indonesia.
2. Penanam Modal adalah perseorangan atau badan
usaha yang melakukan Penanaman Modal yang
dapat berupa Penanam Modal Dalam Negeri dan
Penanam Modal Asing yang selanjutnya dalam
Peraturan Badan ini dapat disebut sebagai Pelaku
Usaha.
3. Penanam Modal Dalam Negeri adalah perseorangan
warga negara Indonesia, badan usaha Indonesia,
negara Republik Indonesia, atau daerah yang
melakukan Penanaman Modal di wilayah Negara
Republik Indonesia.
4. Penanam Modal Asing adalah perseorangan warga
negara asing, badan usaha asing, dan/atau
pemerintah asing yang melakukan Penanaman
Modal di wilayah Negara Republik Indonesia.
5. Penanaman Modal Dalam Negeri yang selanjutnya
disingkat PMDN adalah kegiatan menanam modal
-4-
22. Dihapus.
23. Tanda Tangan Elektronik adalah tanda tangan
yang terdiri atas Informasi Elektronik yang
dilekatkan, terasosiasi atau terkait dengan
Informasi Elektronik lainnya yang digunakan
sebagai alat verifikasi dan autentikasi.
24. Hari adalah hari kerja sesuai yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat.
25. Kantor Perwakilan Perusahaan Asing yang
selanjutnya disingkat KPPA adalah kantor yang
dipimpin perorangan warga negara Indonesia atau
warga negara asing yang ditunjuk oleh perusahaan
asing atau gabungan perusahaan asing di luar
negeri sebagai perwakilannya di Indonesia.
26. Surat Keputusan Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal atas nama Menteri Keuangan
tentang pemberian fasilitas atas impor
Mesin/barang modal serta barang dan bahan
adalah pemberian fasilitas bea masuk atas impor
Mesin/barang/barang modal serta barang dan
bahan untuk Penanaman Modal.
27. Surat Keputusan Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal atas nama Menteri Keuangan
tentang pemberian pembebasan atau keringanan
bea masuk dan/atau pembebasan pajak
pertambahan nilai atas impor barang untuk
kontrak karya dan perjanjian karya pengusahaan
pertambangan batubara adalah pemberian fasilitas
pembebasan atau keringanan bea masuk dan/atau
pembebasan pajak pertambahan nilai atas impor
barang untuk kontrak karya dan perjanjian karya
pengusahaan pertambangan batubara.
28. Pimpinan Perusahaan adalah direksi yang
tercantum dalam anggaran dasar/akta pendirian
perusahaan atau perubahannya yang telah
mendapatkan pengesahan/pemberitahuan dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia bagi badan
-8-
d. Dihapus.
e. fasilitas kepabeanan dan perpajakan, yaitu:
1. pemberian fasilitas importasi Mesin,
barang modal dan bahan bagi
penanaman modal sektor industri dan
industri yang menghasilkan jasa;
2. pemberian fasilitas importasi mesin,
barang modal sektor ketenagalistrikan;
3. pemberian fasilitas importasi mesin,
barang modal untuk kontrak karya dan
perjanjian karya pengusahaan
pertambangan batubara;
4. pengusulan fasilitas pembebasan atau
pengurangan pajak penghasilan badan
(tax holiday); dan
5. pengusulan fasilitas pajak penghasilan
badan untuk penanaman modal di
bidang-bidang usaha tertentu dan/atau
di daerah-daerah tertentu (tax allowance);
dan
f. bidang Penanaman Modal, yaitu:
1. izin KPPA;
2. izin pembukaan kantor cabang untuk
sektor sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d,
dengan ketentuan Izin Usaha diterbitkan
oleh PTSP Pusat di BKPM;
3. rekomendasi pemberian visa tinggal
terbatas sebagai pemegang saham;
4. rekomendasi alih status izin tinggal
kunjungan menjadi izin tinggal terbatas;
dan
5. rekomendasi alih status izin tinggal
terbatas menjadi izin tinggal tetap.
(3) Perizinan Penanaman Modal selain perizinan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
dilaksanakan melalui sistem OSS sesuai dengan
- 12 -
Pasal II
Peraturan Badan ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
- 21 -
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 22 Juli 2019
Ttd.
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 29 Juli 2019
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
Ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
LAMPIRAN I
PERATURAN BADAN KOORDINASI
PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 5 TAHUN 2019
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN
KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 6
TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN DAN TATA
CARA PERIZINAN DAN FASILITAS
PENANAMAN MODAL
dan/atau
c. masih dalam penguasaan perusahaan;
8. surat keterangan dari instansi terkait dan
dilampiri dengan bukti-bukti yang
mendukung keadaan kahar (force majeure),
dalam hal Pemindahtanganan dilakukan
karena keadaan kahar (force majeure);
9. Keputusan Menteri Keuangan mengenai
pemberian fasilitas pembebasan atau
keringanan bea masukdan/atau
pembebasan Pajak Pertambahan Nilai atas
nama pihak yang menerima
Pemindahtanganan, dalam hal
dipindahtangankan kepada sesama
penerima fasilitas pembebasan atau
keringanan bea masuk dan/atau
pembebasan Pajak Pertambahan Nilai; dan
10. foto barang yang akan
dipindahtangankan/ekspor
kembali/pemusnahan.
19. Permohonan 1. surat Permohonan Fasilitas Pajak
Fasilitas Pajak Penghasilan Badan/Tax Allowance yang
Penghasilan ditandatangani di atas materai cukup oleh
Badan/Tax pengurus Wajib Pajak;
Allowance 2. surat kuasa bermaterai cukup;
3. rekaman Pendaftaran Penanaman
Modal/Izin Prinsip/Izin Investasi baik
baru, perluasan, maupun perubahan yang
diterbitkan oleh BKPM atau DPMPTSP
Provinsi, DPMPTSP Kabupaten/Kota, atau
Nomor Induk Berusaha (NIB);
4. rekaman NPWP Badan yang telah
divalidasi;
5. rekaman akta pendirian badan usaha dan
perubahannya dilengkapi dengan
pengesahan/persetujuan dari Menteri
- 41 -
Perusahaan;
6) persetujuan prinsip dari Pemerintah
Daerah mengenai lokasi untuk
pembangunan fasilitas dan sarana;
7) surat pernyataan tertulis di atas
meterai mengenai:
a) kesanggupan memenuhi aspek
keselamatan operasi, kesehatan
kerja dan pengelolaan lingkungan
hidup, serta pengembangan
masyarakat setempat;
b) kesediaan dilakukan inspeksi di
lapangan;
c) kesanggupan memenuhi ketentuan
peraturan perundang-undangan
yang berlaku kesanggupan
menerima penunjukan dan
penugasan dari Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral untuk
menyediakan Cadangan Bahan
Bakar Nasional dan pemenuhan
Bahan Bakar di dalam negeri
khusus untuk permohonan Izin
Usaha Sementara Penyimpanan
Minyak Bumi/BBM/LPG,
Pengolahan Minyak Bumi, dan
Niaga Umum Minyak Bumi/BBM
b. Persyaratan teknis terdiri atas:
1) untuk Izin Usaha Sementara
Penyimpanan Minyak
Bumi/BBM/Hasil
Olahan/LPG/CNG/LNG, adalah
sebagai berikut:
a) Studi Kelayakan Pendahuluan
(Preliminary Feasibility Study);
b) kesepakatan jaminan dukungan
- 45 -
3 (tiga) tahun;
e) kesepakatan (MoU) jaminan
dukungan pendanaan;
f) kesepakatan (MoU) Jaminan
Pasokan Minyak Bumi/BBM/Hasil
Olahan yang diniagakan;
g) rencana standar dan mutu Minyak
Bumi/BBM/Hasil Olahan yang
akan diniagakan;
h) rencana merek dagang Minyak
Bumi/BBM/Hasil Olahan yang
akan diniagakan;
i) rencana wilayah niaga, konsumen
(besar), dan pengecer.
Ttd.
LAMPIRAN II
PERATURAN BADAN KOORDINASI
PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR TAHUN 2019
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN
KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 6
TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN DAN TATA
CARA PERIZINAN DAN FASILITAS
PENANAMAN MODAL
Nomor : Jakarta,
Lampiran : -
Hal : Formulir Permohonan Rekomendasi Pemberian Rekomendasi
Visa Tinggal Terbatas sebagai Pemegang Saham
….……………..,……….,20……
Meterai Rp. 6.000,-
...........Jabatan, cap perusahaan..........
Nama terang, tanda tangan,
Ttd.