Anda di halaman 1dari 13

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI

UNTUK KEGIATAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN

INTERVENSIONAL PESAWAT SINAR X

RS RAUDHAH BANGKO

Jl. Lintas Sumatera KM. 1 Bukit Aur Bangko – Kabupaten Merangin

JAMBI
BAB I

A. Latar belakang
Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi di bidang kedokteran
yang ditunjang pula oleh penemuan sinar – x oleh wilhwm conrad rontgen,
seorang ahli fisika berkebangsaan jerman melalui percobaan sinar katoda pada
tanggal 8 nopember 1895, maka pelayanan kesehatan pun semakin meningkat
pula. Hal ini ditandai dengan meningkatnya sarana penunjang untuk
menegakkan diagnosa terutama di bidang radiologi.
Radiologi diagnostik dimaksudkan sebagai pemanfaatan berkas radiasi
eksternal (pesawat sinar-X) yang digunakan untuk menghasilkan suatu gambar
(image) untuk tujuan mendiagnosa, memisahkan, maupun mengevaluasi bagian
dari suatu penyakit atau kondisi patologi. Radiologi intervensional adalah
pemeriksaan dengan pesawat sinar – x yang digunakan untuk pedoman prosedur
terapeutik.
Pemanfaatan sinar- X untuk diagnostik secara tepat meliputi desain
ruangan, pemasangan dan pengoperasian sesuai dengan norma keselamatan
radiasi. Dalam hal ini pesawat sinar-X harus esuai dengan spesifikasi
keselamatan alat, perlengkapan proteksi radiasi, keselamatan operasional,
proteksi pasien. Pesawat sinar-X harus dalam kondisi yang baik dan dirawat
dengan program jaminan kualitas.
Keselamatan kerja terhadap radiasi atau sering dikenal dengan proteksi
radiasi merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan atau teknik yang
mempelajari masalah kesehatan manusia maupun lingkungan dan berkaitan
dengan pemberian perlindungan kepada seseorang atau pada keturunannya
terhadap kemungkinan yang merugikan akibat paparan radiasi.
B. Tujuan
a. Memperkecil resiko atau mengurangi konsekuensi kecelakaan pada
sumber radiasi
b. Mencegah terjadinya efek deterministik dan mengurangi terjadinya efek
stokastik.
C. Ruang lingkup
Program keselamatan radiasi pada pemanfaatan sumber radiasi pengion
pada bidang diagnostik beserta upaya proteksi radiasi sehingga aman untuk
pekerja, pasien dan masyarakat sekitar.
D. Definisi
Penjelasan yang diberikan terhadap beberapa istilah yang sering digunakan
dalam hal keselamatan radiasi
1. Instalasi adalah instalasi zat radioaktif dan instalasi sumber radiasi pengion
2. Nilai Batas Dosis adalah dosis terbesar yang di izinkan oleh BAPETEN
yang dapat diterima oleh pekerja radiasi dan anggota masyarakat dalam
jangka waktu tertentu tanpa menimbulkan efek genetik dan somatik yang
berarti akibat pemanfaatan tenaga nuklir (radiasi pengion)
3. Petugas Proteksi Radiasi adalah petugas yang ditunjuk oleh pengusaha
instalasi dan BAPETEN dinyatakan mampu melaksanakan pekerjaan –
pekerjaan yang berhubungan dengan proteksi radiasi.
4. Pekerja radiasi adalah setiap orang yang bekerja di instalasi nuklir atau
instalasi radiasi pengion yang diperkirakan menerima dosis untuk
masyarakat umum.
5. Pengusaha instalasi adalah pimpinan instalasi atau orang lain yang di tunjuk
untuk mewakilinya dan bertanggung jawab pada instalasinya.
6. Kecelakaan Radiasi adalah suatu kejadian diluar dugaan yang memungkinan
timbulnya bahaya radiasi dan kontaminasi baik bagi pekerja radiasi maupun
bukan pekerja radiasi.
BAB II

ORGANISASI PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN RADIASI

A. Struktur Organisasi
Terlampir
B. Pelatihan
Pelatihan terhadap keselamatan radiasi dilakukan secara berkala minimal
setahun sekali dengan penanggung jawab pelaksanaan secara intern oleh
PPR yang difalisitasi oleh pengusaha instalasi radiologi.
C. Tanggung Jawab
1. Pengusaha Instalasi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya, pengusaha instalasi harus
melaksanakan tindakan – tindakan sebagai berikut :
 Membentuk organisasi proteksi radiasi dan atau menunjuk Petugas
Proteksi Radiasi (PPR)
 Hanya mengizinkan seseorang bekerja dengan sumber radiasi
setelah memperhatikan kesehatan, pendidikan dan pengalaman
kerja dengan menggunakan sumber radiasi
 Menjelaskan kepada semua pekerja radiasi tentang adanya potensi
bahaya yang ditimbulkan akibat penggunaan zat radioaktif dan atau
sumber radiasi lain dalam tugasnya serta memberi latihan proteksi
radiasi
 Menyediakan aturan keselamatan radiasi yang berlaku dalam
lingkungan sendiri, termasuk aturan tentang penanggulangan
keadaan darurat
 Menyediakan fasilitas dan peralatan serta sarana kerja yang
diperlukan untuk bekerja dengan sumber radiasi
 Menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan bagi pekerja radiasi dan
pelayanan kesehatan bagi pekerja radiasi
2. PPR
Petugas PPR bertanggung jawab membantu pengusaha instalasi
dalam melaksanakan tanggung jawab dibidang proteksi radiasi. PPR
diberi wewenang untuk mengambil tindakan – tindakan sebagai
berikut :
 Memberi instruksi teknik dan administrasi baik secara lisan
maupun tulisan kepada pekerja radiasi tentang keselamatan
kerja terhadap radiasi yang baik
 Mengambil tindakan untuk menjamin agar tingkat
penyinaran serendah mungkin dan tidak akan pernah
mencapai batas tertinggi yang berlaku serta menjamin agar
pelaksanaan pengelolaan limbah radioaktif sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
BAB III

A. Kualifikasi Personil Radiologi


1. Petugas Proteksi Radiasi
 Seorang Petugas Proteksi Radiasi berpendidikan minimal D- III
Radiologi
 Untuk bisa menjadi seorang petugas proteksi radiasi harus telah
menempuh pelatihan tentang prinsip – prinsip proteksi radiasi dan
mendapat sertifikat sebagai petugas proteksi radiasi dari
BAPETEN
2. Pekerja Radiasi
 Seorang pekerja radiasi minimal berpendidikan D-III Radiologi
 Seorang pekerja radiasi harus mengetahui prinsip – prinsip
proteksi radiasi
B. Daftar Personil
No Nama Personil Pendidikan Jabatan Pelatihan
1. Dr. Nany N, Sp.Rad Dokter Spesialis
2. Jonathan Andi Prasetya, S.ST D IV Radiologi PPR/Pekerja Radiasi Diklat PPR
3. Wenario Fandra,Amd. Rad D III Radiologi Pekerja Radiasi
4. Eki Tornado, Amd. Rad D III Radiologi Pekerja Radiasi
BAB IV

DESKRIPSI FASILITAS, PESAWAT SINAR – X DAN PERALATAN


PENUNJANG DAN PERLENGKAPAN PROTEKSI RADIASI

A. Deskripsi Fasilitas
GEDUNG (DENAH TERLAMPIR)

A.DARK ROOM B.WC

C.X-RAY

D.OPERATOR
E.ADMINISTRASI & USG

Luas bangunan Instalasi Radiologi RS RAUDHAH BANGKO – JAMBI


a. 2 m x 4 m
b. 2 m x 2 m
c. 4 m x 6 m
d. 1,5 m x 2 m
e. 4 m x 4 m
B. Deskripsi Pesawat Sinar – X dan Peralatan Penunjang
 Pesawat Sinar - X ACOMA’ S HI 300
- Power Supply = Single phase 215 V/ 220 V/ 240 V
- Tube Voltage Radiography = 40 – 125 kV
- Tube Current mA = 10 – 400 mA
- Timer Range = 0,001 – 5 sec
- Inherent Filtration 0,7 mm
- Tube Constructr = Toshiba 58B478, Model DRX-1615B,
Nomor Seri 48214, Insert Model DR-1615 Ser. No 14004
 Kolimator
Penggunaan kolimator pada pesawat dimaksudkan untuk lebih
akurat dalam menentukan luas lapangan pada objek serta
mengurangi radiasi yang diterima oleh pasien.
 Filter berkas
Penggunaan filter bawaan pabrikan
 Penempatan Tabung
 Tabung diposisikam stanby diatas meja pemeriksaan dengan arah
berkas sinar pada pemeriksaan standar meja ke arah bawah. Pada
pemeriksaan berdiri tabung diarahkan ke tembok bagian timur
sehingga tidak mengarah ke control table dan ruang pemeriksaan
lain.
 Panel Kontrol
Panel kontrol dilengkapi dengan alat yanh menunjukkan parameter
penyinaran dan kondisi yang meliputi potensi tabung (kV), arus
tabunf (mA0, waktu penyinaran (S), memiliki penandaan atau
petunjuk yang jelas pada panel control (swith On dan Off) untuk
menunjukkan apakah dalam keadaan ON atau OFF.
C. Deskripsi Perlengkapan Proteksi Radiasi
 Penahan Radiasi
Penahan radiasi pada ruang pemeriksaan berupa tembok dengan
ketebalan 30 cm, setara dengan 1,5 mm pb sehingga dapat
melindungi operator dari radiasi bocor dan hamburan.
 Apron Pelindung
Apron pelindung berjumlah satu dengan kondidi baik, dengan
ketebalan 0,35 mm ekuivalen .
 Film Badge
Film badge berjumlah 2 yang dipakai pekerja radiasi sehingga
pekerja radiasi terpantau paparan radiasinya.
BAB V
PROSEDUR PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI
A. Prosedur proteksi dan keselamatan radiasi dalam operasional normal
1. Prosedur pengoperasian pesawat sinar-X ACOMA’S
Cara menghidupkan :
- Posisi Handle PLN pada posisi ON
- Tekan tombol power sehingga pesawat menyala
- Tekan tombol APR/technique sesuai jenis pemakaian
- Atur kV mA sesuai dengan pemeriksaan yang akan dilakukan
- Tentukan besarnya waktu
- Pesawat siap dioperasikan
Cara mematikan :
- Kembalikan kV, mA dan timer pada posisi semula/minimal
- Tekan tombol power pada posisi OFF
- Pesawat telah dimatikan
- Posisi Handle PLN pada posisi OFF
2. Prosedur proteksi dankeselamatan radiasi untuk personil
Setiap pekerja radiasi dalam bekerja di daerah radiasi harus
memakai alat pantau radiasi berupa film badge. Pengukuran dosis
paparan pada film badge dilakukan secara berkala, 1 bulan sekali.
Dalam bekerja, pekerja radiasi berada pada zona aman yaitu dibalik
tabir ketika melakukan ekspose. Waktu melakukan ekspose arah dari
sinar – x berlawanan dengan posisi pekerja radiasi.
Pengawasan terhadap kesehatan pekerja radiasi dilakukan secara
berkala(satu tahun sekali) dengan melakukan tes kesehatan yang
difasilitasi oleh pengusaha instalasi radiologi.
3. Prosedur proteksi dan keselamatan radiasi untuk pendamping pasien
Pendamping pasien dilarang mendampingi pasien di dalam ruang
pemeriksaan, kecuali keadaan pasien yang tidak memungkinkan
untuk dilakukannya pemeriksaan. Aspek proteksi radiasi bagi
pendamping pasien tetap diperhatikan (menggunakan apron).
4. Prosedur proteksi radiasi dan keselamatan radiasi untuk pasien
Pasien datang dengan membawa surat pengantar rontgen. Posisikan
pasien sesuai dengan objek yang diminta. Atur besaran sinar,
kolimator sesuai dengan objek. Singkirkan benda – benda yang dapat
mengganggu gambaran radiograf, dan untuk ibu hamil sebaiknya
jangan melakukan foto rontgen kecuali dalam keadaan darurat dengan
memperhatikan aspek proteksi radiasi.
B. Prosedur Intervensi dalam Keadaan Darurat
1. Kebocoran Tabung
Apabila terjadi kebocoran tabung, maka pekerja radiasi segera
mematikan pesawat rontgen kemudian segera emnghubungi PPR
untuk segera melakukan pengukuran paparan, kemudian menganalisa
tingkat kebocoran. PPR memastikan apakah melakukan perbaikan
pesawat atau tidak.
2. Bencana Alam
Apabila terjadi bencana alam (banjir, kebakaran, gempa dll) pekerja
radiasi memastikan pesawat dan pastikan bahwa pesawat (tabung)
dalam keadaan aman (bebas dari api, air, goncangan dan benturan).
Segera melaporkan kejadian kepada PPR untuk tindakan selanjutnya.
PROSEDUR TETAP
PENGOPERASIAN PESAWAT ACOMA’S HI 300

1. Posisi Handle PLN pada posisi ON


2. Tekan tombol power sehingga pesawat menyala
3. Posisikan pasien sesuai dengan organ yang akan difoto
4. Letakkan kaset yang telah dilengakapi marker dibawah organ yang akan
difoto
5. Tekan tombol APR/technique sesuai jenis pemakaian
6. Atur kV mA sesuai dengan pemeriksaan yang akan dilakukan
7. Lalu ekspose/tekan tombol X-ray
8. Film yang telah diekspose lalu dibawa ke kamar gelap untuk dilakukan
processing film dengan manual processing
9. Film kemudian diberiaknn kedokter spesialis radiologi untuk diekspertise
10.Merapikan pesawat rontgen seperti semula
11.Kembalikan kV, mA dan timer pada posisi semula/minimal
12.Tekan tombol power pada posisi OFF
13.Pesawat telah dimatikan
14.Posisi Handle PLN pada posisi OFF

Anda mungkin juga menyukai