Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH

DISUSUN OLEH:
AYU ASTUTI (1805075044)
TARIGAN, ENDAH KURNIA SARI (1805075004)
IRA FITRHA ROSANDRA (1805075043)
MARCHELINUS PRENGKI INDRIANTO (1805075005)
SELVIA NOOR WIDYASARI (1805075006)
SEPTINA KATHY SALELUA (1805075045)

PRODI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNVERSITAS MULAWARMAN
SAMARIDA
2018/2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Keterampilan Dasar munulis Lanjut dengan
judul “Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf .

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
Pengampu mata kuliah Keterampilan Dasar Menulis Lanjut yang telah membimbing kami.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Samarinda, 30 agustus 2019

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, khususnya di Indonesia pekembangan bahasa Indonesia baik dikalangan


dewasa, remaja, dan anak-anak telah mengalami perubahan yang cukup signifikan seiring
dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan semakin tingginya tingkat
pergaulan remaja.

kemudian dari hal tersebut lahirlah bahasa pergaulan yang biasa disebut bahasa gaul
seperti elo, gue, tau, cewek, dan sebagainya.

Banyakya penyimpangan-penyimpangan penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan


aturan baku ialah dialek kedaerahan.

Bahasa-bahasa yang lahir dari beberapa hal yang telah diuraikan di atas dikenal dengan
bahasa tidak baku yaitu bahasa yang biasa digunakan pada situasi santai dengan keluarga, tulisan
pribadi, dan pergaulan sehari-hari, dan tidak cocok digunakan dalam situasi resmi seperti dalam
penulisan ilmiah, diskusi, pembicaraan di lingungan formal, dan lain-lain.

oleh sebab itu, untuk memperdalam pemahamn mengenai bahasa ilmi, kami mengangkat
sebuah judul makalah yaitu “Bahasa Indonsia Ragam Ilmiah”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Bahasa Indonesia Ragam Ilmah?


2. Jelaskan karakteristik Bahasa Indonesia Ragam Ilmah!
3. Jelaskan Berbagai Ragam Ilmah!
4. Jelaskan Ragam Bahasa Ilmiah dalam bentuk lisan dan tulis!
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Bahasa Indonesia Ragam Ilmah.
2. Mengetahui Karakteristik Bahasa Indonesia Ragam Ilmah.
3. Mengetahui macam-macam Ragam Ilmah.
4. Mengetahui Ragam Bahasa Ilmiah dalam bentuk lisan dan tulis.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah

Bahasa indoneia ragam ilmiah merupakan salah satu bahasa Indonesia yang
digunakan dalam menulis karya ilmiah. Sebagai bahasa yang digunakan untuk
memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori atau gabungan dari keempatnya, bahasa
Indonesia diharapkan menjadi media efektif untuk komunikasi ilmiah, baik secara tertulis
maupun lisan.

2.2 Karakteristik Bahasa Indonsia Ragam Ilmiah

Adapun karakteristik Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah adalah sebagai Berikut:

 Cendekia
Artinya bahasa Indonesia itu digunakan secara tepat dan seksama sehingga
gagasan yang disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca secara tepat.
 Lugas dan Jelas
Artinya bahasa Indonesia mampu menyampaikan gagasan ilmiah secara
jelas dan tepat. Untuk itu, setiap gagasan diungkapkan secara langsung sehingga
makna yang ditimbulkan adalah makna lugas.
 Bertolak dari Gagasan
Artinya penonjolan diarahkan pada gagasan atau hal-hal yang
diungkapkan tidak pada penulis atau pelaku.
 Formal
Tingkat keformalan bahasa dalam karya ilmiah dilihat pada lapis kosa
kata, pembentukan kata dan kalimat. Kosa kata yang digunakan bernada formal
dan kalimat-kalimatnya memiliki unsur yang lengkap.
 Obyektf
Artinya hindari kata-katayank menunjukkan sifat subyektif.
 Ringkas dan padat
Tidak adanya unsur bahasa yang mubazir (pemborosan kata).
 Konsisten
Ditampakkan pada penggunaan unsure bahasa, tanda baca, dan istilah
yang sesuai dengan kaidah yang digunakan secara konsisten.

2.3 Ragam Bahasa Ilmiah

Suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hokum, tidak tertutup
kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosa kata ragam bahasa baku agar dapat
menjadi panutan bagi masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Maka dari itu yang perlu
diperhatikan ialah kaidah tentang norma yang berlaku yang berkaitan dengan ragam
bahasa.

a) Ragam Bahasa Berdasarkan Media atau Sarana


1. Ragam Bahasa Lisan
Ragam lisan adalah bahasa yang diujarkan oleh pemakai bahasa.
Kita dapat menemukan ragam lisan yang standar, misalnya pada saat
orang berpidato atau member sambutan, dalam situasi perkuliahan,
ceramah. Dan ragam lisan yang nonstandard, misalnya dalam percakapan
antar teman di pasar, atau dalam kesempatan nonformal lainnya.
2. Ragam Bahasa Tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan
memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam
tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek
tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis kita
dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun
susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan
penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.

b) Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur


1. Ragam bahasa berdasarkan daerah disebut ragam daerah (logat/dialek)
Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan
pemakaian bahasa dapat menimbulkanperbedaan pemakaian bahasa.
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta
berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali,
Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masig memiliki cirri khas yang berbeda-
beda.
2. Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur.
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang
berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutma dalam
pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks,
vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berependidikan mungkin
akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pilm, pakultas.

c) Ragam Bahasa Berdasarkan Sikap Penutur

Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara
(jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara
lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap
penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat
mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada
atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara akan makin resmi
dan makin tinggi timgkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin
rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan digunakan.

Maka dari itu dikenal Ragam Bahasa Baku dan Ragam Bahasa Nonbaku.

Ragam Bahasa Baku dipakai dalam:

a. pembicaraan di muka umum, isalnya pidato kenegaraan, seminar, rapat


dinas memberikan kuliah/pelajaran.
b. pembicaaraan dengan orang yang dihormati, misalnya denan atasan,
dengan guru/dosen, dengan pejabat
c. komunikasi resmi, misalnya surat lamaran pekerjaan, undang-undang.
d) Ragam Bahasa Menurut Pokok Persoalan atau Bidang Pemakaianan

Dalam kehidupan sehari-hari banyak pokok pesoalan yang dibicarakan.


Dalam membicarakan pokok persoalanyang berbeda-beda ini kita pun
menggunakan ragam bahasa yang berbeda-beda. Ragam bahasa yang dignakan
dalam lingkungan agama berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam
lingkungan kedokteran, hokum, atau pers. Bahasa yang digunakan dalam
lingkungan politik, berbeda dengan bahsa yang digunakan dalam lingkungan
ekonomi/perdagangan, olah raga, seni, atau teknologi. Ragam bahasa yang
digunakan menurut pokok persoalan atau bidang pemakaian ini dikenal pula
dengan istilah laras bahasa.

Perbedaan itu tampak dalam pilihan atau penggunaan sejumlah


kata/peristilahan/ungkapan yang khusus digunkan dalam bidang tersebut,
misalnya masjid, gereja, vihara adalah kata-kata yang digunakan dalam bidang
agama. Koroner, hipertensi, anemia, digunakan dalam bidang kedokteran.
Improvisasi, maestro, kontemporer banyak digunakan dalam lingkungan seni.
Pengacara, duplik, terdakwa, digunakan dalam lingkungan hokum. Pemanasan,
peregangan, wasit, digunkan dalam lingkungan olah raga. Kalimat yang
digunakan pun berbeda sesuai dengan pokok persoalan yang dikemukakan.
kalimat dalam undang-undang berbeda dengan kalimat-kalimat sastra, kalimat-
kalimat dalam Koran/majalah, dll. Contoh kalimat yng digunkan yang digunakan
dalam undang-undang.

2.4Ciri-ciri Penggunaan Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah Dalam Penulisan Karya Ilmiah

Ciri-ciri penggunakan bahasa Indonesia ragam ilmiah dalam penulisan karya


ilmiah adalah sebagai berikut :

1. Baku
Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa indonesiabaku,
baik mengenai struktur bahasa kalimat maupun kita. Demikian juga, pemilihan
kata istilah dan penulisan yang sesuai dengan kaidah ejaan.
2. Logis
Ide atau pesan yang disampikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat
diterima akal. Contoh : “masalah pengembangan dakwah kita tingkatkan.” Ide
kalimat tersebut tidak logis,pilihan kata “masalah” kurang tepat atau tidak
spesifik.
3. Kuantitatif
Keterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat di ukur secara pasti.
Perhatikan contoh di bawah ini: Da’I di Gunung Kidul “kebanyakan” lulusan
perguruan tinggi. Arti kata kebanyakan relatife,mungkin bisa 5,6 atau 10
orang. Jadi, dalam tulisan ilmiah tidak benar memiliki kata “kebanyakan”
kalimat di atas dapat kita benahi menjadi “ Da’I di Gunung Kidul 5 orang
lulusan perguruan tinggi, dan yang 3 orang lagi dari lulusan pesantren”.
4. Tepat
Ide yang diungkapakan harus sesuai dengan ide yang di maksudkan oleh
pemutus atau penulis dantidak mengandung makna ganda. Contoh : “ Jamban
persantren yang sudah rusak itu sedang di perbaiki”. Kalimat tersebut,
mempunyai makna ganda, yang rusaknya itu mungkin jamban, atau mungkin
juga pesantren.
5. Denotatif
Kata yang digunakan atau dipilih sesuai dengan arti sesungguhnya dan tidak
di perhatikan perasaan karena sifat ilmu yang objektif.
6. Runtun
Ide di ungkapkan secara teratur dan sesuai dengan urutan serta tingkatannya

Anda mungkin juga menyukai