Anda di halaman 1dari 6

No. ID dan NamaPeserta : dr.

Irwan Munandar
No. ID dan NamaWahana: RSUD Lanto Dg Pasewang, Jeneponto
Topik: Vertigo
Tanggal (kasus) : 24 Juli 2019
Nama Pasien : Ny. B No. RM : 09 87 65
Tanggal presentasi : Pendamping: dr. Hartoyo
Tempat presentasi: Aula RSUD Lanto Dg Pasewang Jeneponto
Obyek presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi:
Tujuan: Mengenal gejala vertigo dan penatalaksanaannya.
Bahan Tinjauan Riset Kasus Audit
bahasan: pustaka
Cara Diskusi Presentasi E-mail Pos
membahas: dandiskusi
Data Pasien: Nama: Ny. B
Namatempat UGD RSUD Lanto Dg Pasewang
Data utama untuk bahan diskusi:
Diagnosis/gambaran klinis :
Vertigo Perifer ec BPPV/Pasien datang ke dengan keluhan pusing berputar yang bertambah
parah sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan pasien muncul pertama kali sekitar
2 minggu yang lalu yaitu, pusing berputar yang muncul secara tiba-tiba, terutama pada pagi
dan malam hari saat pasien bangun dari tempat tidur. Menurut pasien, keluhan dirasakan
hilang timbul, setiap serangan hilang dengan sendiri setelah kurang lebih 10 sampai 15
detik dan yang berputar adalah ruangan sekitar pasien. Keluhan dirasakan lebih parah
dengan perubahan posisi terutama saat bangun dari tidur, tidur menyamping, dan saat
membungkuk pada waktu shalat. Berkurang saat memejamkan mata dan istirahat. Pasien
tidak mengalami nyeri kepala ataupun pingsan. Keluhan disertai mual dan muntah. Pasien
muntah sebanyak 3 kali berisi makanan
1. Riwayat pengobatan:
tidak ada

1
2. Riwayat kesehatan/penyakit:
Dyspepsia
3. Riwayat keluarga:
Tidak ada
4. Riwayat pekerjaan: ( - )
5. Lain-lain: ( - )
DaftarPustaka:
1. Joesoef AA. Vertigo. In : Harsono, editor. Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press; 2000. p.341-59
2. Bashiruddin J. Vertigo Posisi Paroksismal Jinak. Dalam : Arsyad E, Iskandar N, Editor.
Telinga, Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi Keenam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
2008. Hal. 104-9
3. Li JC & Epley J. Benign Paroxysmal Positional Vertigo. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/884261-overview
4. Furman JM, Cass SP. Benign Paroxysmal Positional Vertigo. NEJM Available from :
http://content.nejm.org/cgi/reprint/341/21/1590.pdf
5. Bashiruddin J., Hadjar E., Alviandi W. Gangguan Keseimbangan. Dalam : Arsyad E,
Iskandar N, Editor : Telinga, Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi Keenam. Jakarta :
Balai Penerbit FKUI. 2008. Hal. 94-101
6. Anderson JH dan Levine SC. Sistem Vestibularis. Dalam : Effendi H, Santoso R, Editor :
Buku Ajar Penyakit THT Boies. Edisi Keenam. Jakarta : EGC. 1997. h 39-45
7. Sherwood L. Telinga, Pendengaran, dan Keseimbangan. Dalam: Fisiologi Manusia dari
Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta: EGC. 1996. p 176-189
8. Balasubramanian. BPPV (Benign Paroxysmal Positional Vertigo). [online] 2009.
Available from : http://www.drtbalu.com/BPPV.html
9. Anonym. The Membranous Labyrinth Of The Vestibular. Available from : http://cache-
media.britannica.com/eb-media/86/4086-004-EA855487.gif
10. Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani WI, Setowulan W. Pusing . Dalam : Kapita
Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Jakarta : FKUI. 2001. Hal 51-53
11. Anonym. Benign Paroxysmal Positional Vertigo. 2009. Available from :
http://en.wikipedia.org/wiki/Benign_paroxysmal_positional_vertigo
12. Anonym. Labirinitis. [online] 2011 Available from :
http://dokterspesialis.info/2011/12/16/labirinitis.html

2
13. Bashiruddin J., Hadjar E., Alviandi W. Penyakit Meniere. Dalam : Arsyad E, Iskandar N,
Editor : Telinga, Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi Keenam. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI. 2008. Hal. 102-3
14. Anonym. Benign Paroxysmal Positional Vertigo (Benign Positional Vertigo)/BPPV. 2009.
Available from: http://medicastore.com/penyakit/3327/Benign_Paroxymal_Positional

1. Diagnosis Vertigo perifer ec BPPV


2. Penatalaksanaan Vertigo perifer ec BPPV
3. Edukasi Vertigo perifer ec BPPV

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio:

1. Subyektif:
Pasien datang ke dengan keluhan pusing berputar yang bertambah parah sejak 2 hari
sebelum masuk rumah sakit. Keluhan pasien muncul pertama kali sekitar 2 minggu yang
lalu yaitu, pusing berputar yang muncul secara tiba-tiba, terutama pada pagi dan malam
hari saat pasien bangun dari tempat tidur. Menurut pasien, keluhan dirasakan hilang
timbul, setiap serangan hilang dengan sendiri setelah kurang lebih 10 sampai 15 detik
dan yang berputar adalah ruangan sekitar pasien. Keluhan dirasakan lebih parah dengan
perubahan posisi terutama saat bangun dari tidur, tidur menyamping, dan saat
membungkuk pada waktu shalat. Berkurang saat memejamkan mata dan istirahat.
Pasien tidak mengalami nyeri kepala ataupun pingsan. Keluhan disertai mual dan
muntah. Pasien muntah sebanyak 3 kali berisi makanan. Pasien tidak memiliki
gangguan pendengaran, tidak memiliki gangguan penglihatan seperti penglihatan ganda
atau gangguan penglihatan lainnya. Nafsu makan pasien menurun, tidak batuk ataupun
pilek.

Riwayat trauma tidak ada. Riwayat pengobatan tidak ada. Riwayat penyakit lainnya
disangkal

2. Obyektif:
Status present

Keadaan Umum : Sakit sedang/Compos Mentis

3
Kesadaran : E4M6V5

Tekanan darah : 120/70 mmHg

Nadi : 88x/i

Pernapasan : 20x/i

Suhu : 37C

Status Generalista

Mata : Konjungtiva pucat (-), sklera ikterik (-), reflex pupil +/+ isokor

THT : Telinga : sekret (-)

Hidung : napas cuping hidung (-), sekret (-)

Tenggorokan : dalam batas normal

Leher : Pembesaran KGB ( - ), kaku (-)

Thorax : Inspeksi : gerakan dada simetris kiri kanan

Palpasi : Nyeri tekan (-), massa tumor (-)

Perkusi : sonor,

Auskultasi : Bunyi bronkial, Rhonki -/-, Wheezing -/-

Cor : Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Ictus cordis tidak teraba

Perkusi : Pekak

Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular,Bunyi tambahan(-)

Abdomen : Inspeksi : perut datar

Palpasi : nyeri tekan (+) epigastrium (-) massa tumor (-) asites (-)

Perkusi : tymphani (+)

Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal.

Ekstremitas : akral dingin (-), edema (-)

Koordinasi dan Keseimbangan

- Tes tunjuk hidung : Normal


- Tes tumit-lutut : Normal

4
- Disdiadokokinesis : Normal

3. Assesment
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat ditegakkan diagnosis Vertigo Perifer
ec Susp BPPV
Diagnosis vertigo dibuat atas dasar keluhan pasien merupakan keluhan pusing
berputar. Pasien tidak merasakan adanya nyeri kepala ataupun pingsan. Vertigo yang
dirasakan pasien merupakan vertigo perifer karena keluhan muncul secara tiba-tiba,
dipengaruhi oleh posisi, terdapat mual muntah yang cukup hebat, terdapat tinitus, pasien
masih dapat jalan dan beraktivitas, pasien merasakan lingkungan sekitar pasien yang
berputar. Tidak ditemukan adanya gejala-gejala sentral seperti gangguan penglihatan,
penglihatan ganda, ataupun kesulitan berbicara. Sehingga dapat dikatakan bahwa keluhan
vertigo pasien adalah vertigo perifer.
Kecenderungan terhadap BPPV didapatkan karena sifat dari vertigo pasien yang
dipengaruhi posisi, yaitu saat bangun dari tempat tidur dan menghilang sendiri setelah 10-
15 detik. Pasien juga memiliki keluhan tinitus sekitar 1 tahun yang lalu. Menurut pasien
keluhan ini tidak muncul lagi. Penyakit Meniere juga dapat dicurigai, yaitu triase dari
vertigo, tinitus, dan gangguan pendengaran. Pasien tidak memiliki gangguan pendengaran
namun, diagnosis penyakit meniere belum dapat disingkirkan karena belum dilakukan
pemeriksaan terhadap pendengaran pasien secara lebih lanjut. Selain itu, gangguan
pendengaran pada penyakit meniere biasanya bersifat progresif sehingga tidak terlalu terlihat
pada fase-fase awal dan biasanya mengenai gelombang suara dengan frekuensi lebih rendah.
Untuk itu diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menyingkirkan diagnosis penyakit
meniere.
Mual muntah yang dirasakan pasien dapat disebabkan oleh gangguan motion
sickness karena pusing berputar yang dirasakan pasien. Akan tetapi, hal ini dapat juga
menimbulkan kecurigaan terhadap neuritis vestibularis, yaitu keluhan vertigo yang disertai
dengan mual muntah yang biasanya didahului oleh suatu infeksi virus pada sistem
pernapasan atas. Infeksi pada neuritis vestibuler biasanya merupakan infeksi saluran napas
atas. Pada pasien tidak terdapat gejala batuk atau pilek. Pasien juga memiliki gejala telinga
berdengung, sedangkan vestibular neuritis tidak terdapat gangguan pendengaran. Pasien juga
masih dapat berjalan dengan baik, pada neuritis vestibuler pasien cenderung tidak dapat
berjalan dengan baik.

5
Terapi yang diberikan pada pasien berupa ondansentron, ranitidine, mertigo
(betahistin mesilat) dan frego (flunarizin). Betahistine merupakan golongan antihistaminik
yang digunakan sebagai obat anti-vertigo, dosis yang biasa digunakan adalah 3 x 6-12 mg
per hari. Frego mengandung flunarizine yang merupakan derivat cinnarizine. Flunarizine
memiliki efek antihistamin dan penghambat ion kalsium yang bekerja secara selektif. Frego
diabsorpsi baik di usus, dan mencapai kadar puncak plasma dalam waktu 2-4 jam setelah
pemberian oral. Ondansetron adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati
mual dan muntah. Mual dan muntah disebabkan oleh senyawa alami tubuh yang bernama
serotonin.Serotonin akan bereaksi terhadap reseptor 5HT3 yang berada di usus kecil dan
otak, dan membuat kita merasa mual. Ondansetron akan menghambat serotonin bereaksi
pada receptor 5HT3 sehingga membuat kita tidak mual dan berhenti muntah. Ranitidine pada
pasien diberikan untuk proteksi lambung sehingga tidak terjadi iritasi lambung. Dosis yang
biasa digunakan adalah 3-4 x 50 mg per hari dengan injeksi.

4. Planning
Diagnosis:
Diagnosis ditegakkan hanya dengan menggunakan anamnesis dan pemeriksaan fisis.
Penatalaksanaan :
- IVFD RL 20 tpm (maintenance)
- Inj. Ondansentron 4mg/8jam/iv
- Inj. Ranitidine 50mg/12jam/iv
- Mertigo tab 3 x 8 mg
- Frego tab 2 x 5 mg

Edukasi
Edukasi ke pasien dan keluarga mengenai vertigo, penanganan, prognosis, dan
pencegahannya terutama hindari factor pencetus.

Jeneponto, Agustus 2019

Peserta Pendamping

dr. Irwan Munandar dr. Hartoyo

Anda mungkin juga menyukai