Anda di halaman 1dari 15

I Gusti Ayu Vera Widyasti (1707531044)

Sherly Lhoren (1707531053)


Perusahaan dalam Kesulitan Keuangan
A. Rangkaian tindakan
Kepailitan merupakan langkah terakhir yang diambil oleh usaha yang mengalami
tekanan keuangan. Namun, sebelum langkah ini diambil, manajemen biasanya berupaya
keras untuk bekerja sama dengan kreditor perusahaan untuk memenuhi klaim kreditor,
sekaligus berupaya untuk memastikan kelangsungan usaha perusahaan. Sejumlah perjanjian
nonyudisial dapat dilakukan dengan kreditor. Jika langkah ini gagal, maka perusahaan
umumnya akan menghadapi tindakan yudisial yang diberlakukan oleh pengadilan juga.
a. Tindakan Nonyudisial
Terdapat beberapa tindakan nonyudisial yang dapat dijalankan yaitu :
1) Perjanjian restrukturisasi utang
Perjanjian antara perusahaan debitor dengan salah satu atau kreditor merupakan hal
yang umum bagi perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan untuk sementara
waktu. Pihak debitor dapat mengajukan perpanjangan waktu jatuh tempo utang,
meminta penurunan suku bunga utang, atau meminta modifikasi persyaratan dalam
kontrak utang. Bentuk perjanjian restrukturisasi yang lain adalah perjanjian
komposisi. Dalam kasus ini, pihak kreditor bersepakat untuk menerima klaim dengan
nilai yang lebih rendah dari nilai pokoknya.
2) Manajemen komite kreditor
Melalui manajemen komite kreditor, kreditor menyetujui untuk membantu pihak
debitor dalam mengelola pembayaran yang paing efisien terhadap klaim kreditor.
Kebanyakan komite kreditor memberikan nasihat dan pedoman kepada pihak kreditor
karena pihak kreditor tidak ingin menanggung tambahan kewajiban dan masalah operasi
aktua pihak debitor.
3) Pengalihan aset
Beberapa debitor dalam kesulitan keuangan dapat mengalihkan aset, seperti piutang
atau instrumen keuangan lainnya, dalam upaya untuk memperoleh uang tunai. Sebagai
contoh, debitor dengan kebutuhan akan uang tunai dapat melakukan anjak piutang usaha
dengan nilai diskon, dan kontrak yang dibuat dapat menentukan apakah piutang tersebut
dijual “bersyarat” (with recourse) atau “tanpa syarat” (without recourse). PSAK 54
menetapkan bahwa pengalihan aset keuangan dianggap sebagai penjualan hanya jika
pihak yang melakukan pengalihan (transferor atau perusahaan debitor) telah
menyerahkan kendali atas aset yang dialihkan tersebut.
b. Tindakan Yudisial
Kepailitan atau kebangkrutan merupakan tindakan yudisial yang dilakukan oleh
pengadilan niaga dan hakim pengadilan niaga dengan menggunakan pedoman dalam
UU kepailitan No.37/2004. UU kepailitan ini menyediakan kerangka yang diperlukan
untuk pengajuan kepailitan. Cara yang lain adalah pihak kreditor mengajukan sebuah
petisi pemaksaan atas debitor. Setelah petisi tersebut diajukan, pengadilan niaga akan
mengevaluasi perusahaan dan menentukan apakah manajemen saat ini tetap mengelola
perusahaan atau seorang trustee ditunjuk oleh pengadilan.UU kepailitan memberikan
dua alternatif utama berdasarkan perlindungan pengadilan niaga. Dua alternatif ini
sering dikenal penundaan pembayaran, dimana pihak debitor memperoleh perlindungan
yudisial selama periode rehabilitasi. Alternatif kedua adalah pernyataan kebangkrutan
dan likuidasi. Perbedaan utama reorganisasi dan likuidasi adalah bahwa setelah
reorganisasi debitor tetap melanjutkan usahanya, sedangkan untuk likuidasi usaha
tersebut dihentikan.
c. Penundaan Pembayaran
Penundaaan pembayaran memungkinkan untuk perlindungan legal dari tindakan
kreditor selama periode waktu yang diperlukan untuk mereorganisasi perusahaan
debitor dan mengembalikan operasi perusahaan ke tingkat yang menguntungkan.
Reorganisasi dilakukan oleh pengadilan niaga dan trustee seringkali diangkat oleh
pengadilan untuk mengarahkan proses reorganisasi.Perusahaan yang mengalami
kesulitan keuangan mengajukan petisi (petition) kepada pengadilan niaga untuk
memperoleh perlindungan (protection) dari para kreditornya. Jika perlindungan telah
diberikan, perusahaan menerima surat perintah pembebasan untuk menunda melakukan
pembayaran atas utang-urang sebelum petisi diajukan. Perusahaan masih terus
beroperasi sambil mempersiapkan rencana reorganisasi (plan of reorganization), yang
berfungsi sebagai pedoman operasi selama masa reorganisasi.Proses
reorganisasi (proceeding) tersebut mencakup tindakan-tindakan yang terjadi dari saat
petisi diajukan hingga perusahaan menyelesaikan proses reorganisasi.Neraca
perusahaan dalam reorganisasi memiliki sifat khusus, yaitu :
1) Kewajiban prapetisi yang akan dikompromikan sebagai bagian dari rencana
reorganisai harus dilaporkan secara terpisah dari kewajiban yang tidak akan
dikompromikan.
2) Kewajiban harus dilaporkan sebesar perkiraan jumlah yang diperbolehkan oleh
pengadilan niaga.
Laporan laba rugi untuk perusahaan dalam reorganisasi memiliki ketentuan khusus
sebagai berikut :
1) Jumlah dalam laporan laba rugi yang berkaitan langsung dengan reorganisasi,
seperti biaya jasa hukum dan kerugian atas penjualan aset, harus dilaporkan secara
terpisah sebagai pos reorganisasi pada periode terjadinya. Namun demikian, setiap
keuntungan atau kerugian yang berasal dari operasi dalam penghentian, ataau pos-
pos luar biasa, harus dilaporkan secara terpisah menurut PSAK 1 tentang
“penyajian laporan keuangan”.
2) Sebagian pendapatan bunga yang diperoleh selama proses reorganisasi merupakan
hasil dari debitor yang tidak diwajibkan untuk melunasi utangnya dan
menginvestasikan sumber daya yang tersedia pada instrumen yang menghasilkan
bunga. Pendapatan bunga tersebut harus dilaporkan secara terpisah sebagai pos-pos
reorganisasi.
3) Laba per saham diungkapkan, namun antisipasi perubahan dalam jumlah lembar
saham biasaatau setara saham biasa yang terjadi sebagai akibat proses reorgansasi
harus diungkapkan.
Laporan arus kas sebuah perusahaan dalam reorganisasi memiliki karakter khusus
sebagai berikut :
1) PSAK 2 tentang laporan arus kas lebih menyarankan penggunaan metode langsung
untuk menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, namun jika metode tidak langsung
yang digunakan, maka perusahaan harus juga mengungkapkan secara terpisah arus
kas dari aktivitas operasi yang berkaitan dengan proses reorganisasi.
2) Arus kas yang berkaitan dengan proses reorganisasi harus dilaporkan secara
terpisah dari arus kas yang berasal dari operasi rutin.
d. Akuntansi permulaan baru (fresh start accounting)
Akuntansi permulaan baru menghasilkan entitas pelaporan yang baru. Pertama,
perusahaan diwajibkan untuk menghitung nilai reorganisasi aset-aset entitas yang baru
muncul. Pelaporan permulaan baru harus digunakan per tanggal konfirmasi rencana
reorganisasi jika dua kondisi berikut ini terjadi :
1) Nilai reorganisasi aset dari entitas yang akan muncul sesaat sebelum tanggal
konfirmasi lebih kecil daripada total seluruh kewajiban dan klaim pasca petisi.
2) Pemegang saham dengan hak suara yang ada sesaat sebelum konfirmasi menerima
kurang dari 50 persen saham dengan hak suara dari entitas yang akan muncul.
Nilai reorganisasi ini kemudian dialokasikan untuk aset yang menggunakan alokasi
metode nilai dalam PSAK 22, tentang akuntansi penggabungan usaha. Nilai reorganisasi
yang melebihi jumlah yang dialokasikan terhadap aset berwujud dilaporkan sebagai aset
tidak berwujud yang disebut sebagai “ nilai reorganisasi yang melebihi jumlah yang
dialokasikan pada aset yang dapat diidentifikasi”. Kelebihan ini kemudian dicatat sesuai
dengan PSAK 19 tentang “ aset tak berwujud”. Banyak perusahaan yang memutuskan
untuk merestrukturisasi operasinya sebagai bagian dari rencana reorganisasi.
Perusahaan-perusahaan tersebut yang tidak memenuhi untuk akuntansi permulaan baru
mencatat biaya restrukturisasi, seperti biaya penutupan pabrik dan pengurangan tanaga
kerja, menggabungkan beberapa sisa operasi, dan sebagainya berdasarkan PSAK 58,
tentang “Penghentian Operasi.” Pernyataan ini membolehkan pengakuan kewajiban atas
biaya terkait dengan berhentinya atau aktivitas pelepasan pada saat kewajiban tersebut
terjadi, bukan pada waktu yang lebih cepat pada saat perusahaan melakukan komitmen
atas rencana berhenti.
e. Rencana Reorganisasi
Rencana reorganisasi umumnya terdiri dari sebuah dokumen terperinci dengan
pembahasan penuh mengenai tindakan-tindakan utama yang akan ditempuh selama
proses reorganisasi.Kebanyakan rencana ini berisi pembahasan yang teperinci mengenai
hal-hal berikut :
1) Penghapusan operasi yang tidak menguntungkan, melalui penjualan atau likuidasi.
2) Restrukturisasi utang dengan kreditor tertentu.
3) Revaluasi aset dan kewajiban.
4) Pengurangan atau penghapusan klaim pemegang saham terdahulu dan penerbitan
saham baru kepada kreditor atau pihak lainnya.
f. Ilustrasi Reorganisasi
Neraca PT Induk pada tanggal 31 Desember 20x6 disajikan dalam figur 17-1. Pada
tanggal 2 Januari 20X7, manajemen PT. Induk mengajukan petisi pada pengadilan niaga
dalam rangka penundaan pembayaran untuk memperoleh penangguhan pembayaran
utang dan waktu untuk merehabilitas perusahaan serta mengembalikannya pada operasi
yang menguntungkan.Berikut ini adalah garis waktu yang menunjukkan tanggal-tanggal
yang relevan untuk contoh ini.
Proses Reorganisasi

2 Jan 1 Juli 31 Des 2 Jan 1 April


20X7 20X7 20X7 20X8 20X8

Periode Petisi Rencana Akhir tahun Rencana Reorganisasi


Prapetisi diajukan reorganisasi fiskal reorganisasi selesai
Diajukan diajukan

PT INDUK
NERACA
31 DESEMBER 20X6
Aset
Kas 2.000.000
Efek yang dipasarkan 8.000.000
Piutang usaha 20.000.000
Dikurangi : Penyisihan (2.000.000) 18.000.000
Piutang tak tertagih
Persediaan 45.000.000
Aset dibayar dimuka 1.000.000
Jumlah aset lanacar 74.000.000
Aset tetap
BIAYA AKUMULASI BIAYA
PENYUSUTAN BELUM
DISUSUTKAN
Tanah 10.000.000 0 10.000.000
Bangunan 75.000.000 20.000.000 55.000.000
Peralatan 40.000.000 4.000.000 36.000.000
Total 125.000.000 (24.000.000) 101.000.000 101.000.000
Total Aset 175.000.000
Kewajiban
Utang usaha
Wesel Bayar :
Dijaminkan sebagian 10.000.000
Tidak dijaminkan, 80.000.000 90.000.000
bunga 10%
Akrual 3.000.000
Upah yang masih harus 14.000.000
dibayarkan
Jumlah kewajiban lancar 133.000.000
Utang Hipotek 50.000.000
Total Kewajiban 183.000.000
Ekuitas Pemegang Saham
Saham istimewa 40.000.000
Saham biasa (Nilai 10.000.000
Nominal Rp 1.000)
Saldo laba (Defisit) (58.000.000)
Total ekuitas pemenggang (80.000.000)
saham
Total kewajiban dan 175.000.000
ekuitas pemegang saham

Figur17-2

Pengadilan niaga menerima petisi tersebut dan PT.Induk menyusun rencana reorganisasi.
Rencana ini diajukan pada tanggal 1 Juli 20X7, dan pernyataan pengungkapan dikirimkan
kepada seluruh kreditor dan pihak-pihak yang terpengaruh. Pada tanggal 31 Desember 20X7,
perusahaan menyajikan laporan keuangan untuk periode fiskal tahun 20x7 yang tercantum
didalam penundaan pembayaran. Pengadilan niaga menyetujui rencana reorganisasi pada tanggal
2 Januari 20X8 dan dan selesai 1 April 20X8.
PT INDUK
RENCANA REORGANISASI
Berdasarkan Undang-Undang Kepailitan tentang Penundaan Pembayaran
Diajukan pada tanggal 1 Juli 20X7

a. utang usaha sebesar Rp 26.000.000 diperlakukan sebagai berikut (1) sebanyak


Rp6.000.000 akan dihapuskan (2) sebanyak Rp4.000.000 akan dibayarkan secara
tunai, (3) sebanyak Rp12.000.000 dari utang yang ada ditukarkan dengan utang
subordinasi dan (4) utang sebesar Rp4.000.000 akan dipertukarkan dengan 4.000
lembar saham biasa yang baru dikeluarkan.
b. Wesel bayar yang sebagian dijamin sebesar Rp10.000.000 akan doperlakukan
sebagai berikut (1) sebanyak Rp2.000.000 akan dibayar secara tunai dan (2) sisanya
sebesar Rp 8.000.000 akan ditukarkan menjadi utang prioritas yang dijamin dengan
peralatan

c. Wesel bayar yang tidak dijamin sebesar Rp80.000.000 akan diperlakukan sebagai
berikut : (1) sebanyak Rp12.000.000 akan dihapuskan, (2) sebanyak
Rp14.000.000 akan dibayar tunai , (3) sebanyak Rp49.000.000
akan ditukarkan menjadi utang prioritas yang dijamin dengan agunan terhadap aset
tetap , dan (4) sebanyak
5.000.000 akan ditukarkan dengan 5.000 lembar saham biasa yang baru dikeluarkan.
d. beban bunga yang masih harus dibayar sebesar Rp3.000.000 akan diperlakukan
sebagai berikut : (1) sebanyak
Rp2.000.000 akan dihapuskan dan (2) sisanya sebesar rp1.000.000 akan dibayar
tunai
e. beban upah yang masih harus dibayar Rp14.000.000 akan diperlakukan sebagai
berikut : (1)sebanyak Rp12.000.000 akan dibayar tunai, (2) sisanya sebesar
Rp2.000.000 akan ditukarkan dengan 2.000 lembar saham biasa yang baru
dikeluarkan
f. pemegang saham istimewa akan menerima 80000 lembar saham biasa yang baru
dikeluarkan sebagai ganti saham istimewa yang mereka miliki.
g. pemegang saham biasa sekarang akan menerima 1.000 lembar saham biasa yang
baru dikeluarkan sebagai ganti saham biasa yang mereka miliki sekarang

FIGUR 17-3

PT INDUK

(BERADA DIBAWAH PENGUSAAN DEBITOR)

NERACA
31 DESEMBER 20X6

ASET

KAS 40.000.000

PIUTANG PENGEMBALIAN
PAJAK PENGHASILAN 12.000.000

EFEK YANG DAPAT DIPASARKA 8.000.000

PIUTANG USAHA 6.000.000

DIKURANGI : PENYISIHAN
PIUTANG TAK TERTAGIH (1.000.000) 5.000.000

PERSEDIAAN 37.000.000

JUMLAH ASET LANCAR 102.000.000

ASET TETAP 104.000.000

DIKURANGI : AKUMULASI
PENNYUSUTAN (26.000.000) 78.000.000

TOTAL ASET 180.000.000

KEWAJIBAN

KEWAJIBAN YANG TIDAK


DIKOMPROMIKAN :

KEWAJIBAN LANCAR
(PASCAPETISI)

PINJAMAN JANGKA
PENDEK 15.000.000

UTANG USAHA 10.000.000

KEWAJIBAN TIDAK
LANCAR :

UTANG HIPOTEK, DIJAMIN


PENUH 48.000.000
TOTAL KEWAJIBAN YANG TIDAK
DIKOMPROMIKAN 73.000.000

KEWAJIBAN YANG
DIKOMPROMIKAN :

UTANG USAHA 28.000.000

WESEL BAYAR, SEBAGIAN


DIJAMINKAN 10.000.000

WESEL BAYAR, TIDAK DIJAMIN 80.000.000

AKRUAL BUNGA 3.000.000

UPAH YANG MASIH HARUS


DIBAYAR 14.000.000

TOTAL KEWAJIBAN YANG


DIKOMPROMIKAN 133.000.000

TOTAL KEWAJIBAN 206.000.000

EKUITAS PEMEGANG SAHAM

SAHAM ISTIMEWA 40.000.000

SAHAM BIASA (NILAI NOMINAL


RP. 1000) 10.000.000

SALDO LABA (DEFISIT) (76.000.000)

TOTAL EKUITAS PEMEGANG


SAHAM (26.000.000)

TOTAL KEWAJIBAN DAN


EKUITAS PEMEGANG SAHAM 180.000.000

PT. Induk mengajukan rencana reorganisasi yang disajikan pada figur 17-02, beserta
laporan keuangan yang telah diaudit dan pengungkapan lain yang diminta oleh pengadilan niaga.

Satu-satunya pembayaran yang disetujui pengadilan untuk kewajiban prapetisi adalah


pembayaran sebesar Rp. 2.000.000,00 atas hutang hipotek. Pada tanggal 2 Januari 20X8,
pengadilan niaga menyetujui rencana reorganisasi, seperti yang diajukan PT.Induk menjalankan
rencana sebagaiman disajikan figur 17-6.
FIGUR 17-4
Setelah analisis yang lengkap, nilai reorganisasi sebesar Rp. 195.000.000,00 ditetapkan untuk
aset PT. Induk.
PT INDUK
(BERADA DIBAWAH PENGUSAAN
DEBITOR)
LAPORAN LABA RUGI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
31 DESEMBER 20X7
PENDAPATAN
120.000.00
PENJUALAN 0
BIAYA DAN BEBAN :
BEBAN HARGA POKOK 110.000.00
PENJUALAN 0
PENJUALAN, OPERASI DAN
ADMINISTRASI 21.000.000
BUNGA(BUNGA 134.000.00
KONTRAKTUALRP 6.000.000) 3.000.000 0
KERUGIAN SEBELUM POS
REORGANISASI DAN MANFAAT PAJAK (14.000.000
PENGHASILAN )
KERUGIAN PENGHAPUSAN (10.000.000
ASET )
IMBALAN JASA PROFESIONAL (8.000.000)
BUNGA YANG DIHASILKAN
DARI AKUMULASI KAS 2.000.000
DARI PENUNDAAN
PEMBAYARAN
TOTAL POS (16.000.000
REORGANISASI )
KERUGIAN SEBELUM
MANFAAT PAJAK (30.000.000
PENGHASILAN )
MANFAAT PAKJAK
PENGHASILAN 12.000.000
(18.000.000
KERUGIAN BERSIH )
Kewajiban pascapetisi Rp. 73.000.000,00
Kewajiban yang ditangguhkan karena penundaan
pembayaran 133.000.000,00
Jumlah kewajiban pascapetisi dan klaim yang diperoleh 206.000.000,00
Nilai reorganisasi (195.000.000,00)
Kelebihan kewajiban dari nilai reorganisasi 11.000.000,00

Perhatikan bahwa kondisi pertama untuk akuntansi permulaan baru telah terpenuhi.
Kondisi kedua untuk akuntansi permulaan baru juga terjadi, sebagaimana yang ditujukan pada
figur 17-6. Pemegang saham biasa sesaat sebelum rencana reorganisasi disepakati untuk
memiliki hanya 5% dari saham biasa entitas yang akan muncul. Oleh karena itu akuntansi
permulaan baru digunakan oleh PT. Induk .

Setelah mempelajari dengan seksama maka struktur modal perusahaan yang timbul adalah
sebagai berikut.

Kewajiban pasca petisi Rp 25.000.000


Utang hipotek pascapetisi 48.000.000
Utang senior 57.000.000
Utang subordinasi 12.000.000
Saham biasa (baru) 20.000.000
Total struktur modal pascapetisi Rp 162.000.000

Jika nilai ditetapkan atas saham yang baru dikeluarkan lebih besar dari nilai nominalnya,
maka akun tambahan modal akan disetor akan dikredit untuk kelebihanny. Modal
pascareorganisasi sebesarRp162.000.000 merupakan nilai reorganisasi sebesar Rp195.000.000
dikurangi dengan Rp.33.000.000 yang dibayarkan untuk kewajiban prapetisi sebagai bagian dari
rencana reorganisasi.
PT INDUK
(BERADA DIBAWAH PENGUSAAN
DEBITOR)
LAPORAN ARUS KAS
FIGUR 17-5 UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
31 DESEMBER 20X7
ARUS KAS YANG DIPEROLEH DARI
KEGIATAN OPERASI :
KAS YANG DITERIMA DARI
PELANGGAN 133.000.000
KAS YANG DIBAYAR KE SUPPLIER
DAN KARYAWAN (109.000.000)
BUNGA DIBAYAR (3.000.000)
ARUS KAS BERSIH YANG DIPEROLEH DARI KEGIATAN
OPERASI SEBELUM POS REORGANISASI 21.000.000
ARUS KAS OPERASI YANG DIGUNAKAN
OLEH KEGIATAN REORGANISASI :
IMBALAN JASA PROFESIONAL (8.000.000)
BUNGA YANG DITERIMA DARI
AKUMULASI KAS DARI PENUNDAAN
PEMBAYARAN 2.000.000
ARUS KAS BERSIH YANG DIGUNAKAN
UNTUK KEGIATAN REORGANISASI (6.000.000)
ARUS KAS BERSIH YAG DIPEROLEH DARI
KEGIATAN OPERASI DAN REORGANISASI 15.000.000
ARUS KAS YANG DIPEROLEH DARI
KEGIATAN INVESTASI
HASIL YANG DIPEROLEH DARI PENJUALAN ASET
AKIBAT PENUNDAAN PEMBAYARAN 10.000.000
ARUS KAS BERSIH YANG DIPEROLEH DARI
KEGIATAN INVESTASI 10.000.000
ARUS KAS YANG DIPEROLEH DARI
KEGIATAN PENDANAAN :
PINJAMAN BERSIH BERDASARKAN
RENCANA PENDANAAN JANGKA PENDEK 15.000.000
IMBALAN JASA PROFESIONAL (2.000.000)
BUNGA YANG DIHASILKAN DARI
AKUMULSI KAS DAN PENUNDAAN
PEMBAYARAN 13.000.000
PERTAMBAHAN BERSIH KAS 38.000.000
KAS PADA 1 JANUARI
20X7 2.000.000
KAS PADA 31 DESEMBER 20X7 40000000

Figur 17-7 menunjukkan kertas kerja yg menggambarkan pengaruh pelaksanaan rencana


reorganisasi terhadap akun-akun neraca PT induk ayat jurnal yang pertama (1) mencatat
restrukturisasi utang dan penyesuaian keuntungan dan pembebasan utang.
1 januari- 1 april 20x8
(1) kewajiban yang dikompromikan 13.000.000
Kas 33.000.000
utang usaha 57.000.000
utang subordinasi 12.000.000
saham biasa (baru) 11.000.000
keuntungan pembebasan utang 20.000.000
mencatat pembebasan utang

Ayat jurnal yang kedua(2) mencatat pertukaran saham dengan saham


1 januari- 1 april
20x8
(2) saham istimewa 40.000.000
saham biasa
(lama) 10.000.000
saham biasa
(baru) 9.000.000
tambahan modal setor 41.000.000
Ayat jurnal ketiga dan terakhir (3) mencatat penyesuaian baru dan nilai yang ditetapkan atas aset
entitas yang baru muncul dan penghapusan saldo laba yang ada atau defisit.
PSAK 19 menyatakan bahwa aset tak berwujud dengan masa manfaat terbatas harus diamortisasi
selama umurnya. Aset tak berwujud dengan masa manfaat tak tersebut harus diuji untuk
penurunan nilai paling tidak tiap tahun untuk menentukan apakah aset tersebut mengalami
penurunan nilai dan harus mengakui kerugian untuk pengurangan nilai tercatat aset.

Nilai buku Nilai wajar Selisih


Kas 7.000.000 7.000.000 0
Piutang dana pajak penghasilan 12.000.000 12.000.000 0
Efek yang dapat dipasarkan 8.000.000 10.000.000 2.000.000
Piutang usaha (bersih) 5.000.000 5.000.000 0
Persediaan 37.000.000 33.000.000 (4.000.000)
Aset tetap 78.000.000 85.000.000 7.000.000
Kelebihan nilai reorganisasi atas jumlah yang
dialokasikan terhadap aset yang dapat
diidentifikasikan 0 10.000.000 10.000.000
Total 147.000.000 162.000.000 15.000.000

Ayat jurnal untuk mencatat revaluasi aset dan penghapusan defisit pada permulaan baru adalah
sebagai berikut

Nilai buku Nilai wajar Selisih


Kas 7.000.000 7.000.000 0
Piutang dana pajak
penghasilan 12.000.000 12.000.000 0
Efek yang dapat dipasarkan 8.000.000 10.000.000 2.000.000
Piutang usaha (bersih) 5.000.000 5.000.000 0
Persediaan 37.000.000 33.000.000 (4.000.000)
Aset tetap 78.000.000 85.000.000 7.000.000
Kelebihan nilai reorganisasi atas jumlah yang
dialokasikan terhadap aset yang dapat
diidentifikasikan 0 10.000.000 10.000.000
Total 147.000.000 162.000.000 15.000.000

FIGUR 17-7
Pengaruh rencana reorganisasi terhadap neraca perusahaan

PENYESUAIAN UNTUK MENCATAT


KONFIRMASI RENCANA

PENGHAPUSAN PERTUKARAN
PERM
PRAKONFIRMASI UTANG SAHAM BARU
ASET
KAS 40.000.000 (33.000.000)
PIUTANG PENGEMBALIAN 12.000.000
EFEK YANG DAPAT
DIPASARKAN 8.000.000 2.000.0
PIUTANG USAHA (BERSIH) 5.000.000

PERSEDIAAN 37.000.000 (4.000.


TOTAL 102.000.000
ASET TETAP (BERSIH) 78.000.000 7.000.0
KELEBIHAN NILAI
REORGANISASI DARI
JUMLAH YG
DIALOKASIKAN PADA ASET 10.000.
YANG DAPAT
DIIDENTIFIKASI
TOTAL ASET 180.000.000 (33.000.000) 15.000.

KEWAJIBAN
KEWAJIBAN YANG TIDAK
DIKOMPROMIKAN :
KEWAJIBAN LANCAR :
PINJAMAN JANGKA
PENDEK (15.000.000)
UTANG USAHA (10.000.000)
KEWAJIBAN TIDAK
LANCAR:
UTANG HIPOTEK (48.000.000)
TOTAL (73.000.000)
KEWAJIBAN YANG DI
KOMPROMIKAN: (133.000.000) 133.000.000
UTANG PRIORITAS (57.000.000)
UTANG SUB ORDINASI (12.000.000)
TOTAL KEWAJIBAN (206.000.000) 64.000.000

EKUITAS PEMEGANG SAHAM


SAHAM ISTIMEWA (40.000.000) 40.000.000
SAHAM BIASA (LAMA) (10.000.000) 10.000.000
SAHAM BIASA (BARU0 (11.000.000) (9.000.000)
TAMBAHAN MODAL
DISETOR (41.000.000) 41.000.
SALDO LABA(DEFISIT) 76.000.000 (20.000.000) 20.000.
(76.000
TOTAL EKUITAS PEMEGANG
SAHAM 26.000.000 (31.000.000) 0 (15.000
TOTAL KEWAJIBAN DAN
EKUITAS PEMEGANG
SAHAM (180.000.000) 33.000.000 0 (15.000

Anda mungkin juga menyukai