Anda di halaman 1dari 51

Serbuk

Jainer P. Siampa
Produk sediaan obat yang bermutu harus
memenuhi aspek:
- keamanan (safety)
- efektivitas (efficacy)
- stabilitas (stability)
- kenyamanan saat digunakan (acceptability)

Untuk bisa memenuhi kriteria tersebut 


dikembangkan berbagai dosage form dengan
berbagai rute pemakaian
Contoh:

1. Anak-anak tak mampu menelan tablet dan


kapsul  dibuat sediaan sirup (acceptability)
2. Antibiotika mudah terurai dalam lingkungan
berair  dibuat sediaan sirup kering
(stability)
3. Bahan aktif mengalami peruraian di
lambung  dibuat sediaan buccal,
parenteral, atau suppositoria (efficacy)
4. Bahan aktif bisa mengiritasi lambung 
dibuat sediaan enteric coated tablet (safety)
dr. Saptarini, SpA dr. Saptono,
SulaksanaSpA Pramana
SID 77.008/ID/II/90 SID 79.009/ID/III/95
77.008/ID/II/90
Jl. Dharmawangsa 123 Surabaya Jl. Dharmahusada
Dharmawangsa 333 189 Surabaya
Surabaya
30/04/12 30/04/12
Surabaya, …………… Surabaya, ……………
…………

R/ Parasetamol 0,120 R/ Sulfur


OBH Combipraecip.
100 ml2 fl I
Luminal 0,010 Ac.SSalicylic.
3 d d Cth I 3
CTM 0,001 Camphorae 0,5
m.f.l.a. pulv. dtd No XII Talc venet ad 100
S 1 d d pulv I (prn) m.f.l.a. pulv.
Sbidue

Eryanti Esperanda 10 th
Pro : ..…………………………Umur :6 bln
…….. Mahardika Umur: 8
Pro : ..…………………………Umur
..………………………… bln
……..
: ……..
Alamat : …………………………………….... Alamat : ……………………………………....
SEJARAH SEDIAAN SERBUK

- Asal mula serbuk : dibuat dr. bagian tanaman


keras (akar, kulit kayu & kayu).
- Obat sintetik : kalomel, grm. Bismuth, merkuri
& kapur.
- Bisa untuk pemakaian dalam & luar  berupa
serbuk atau granul.
- Bisa dikemas sebagai serbuk terbagi atau
tidak terbagi.
- Preparat lain berbentuk serbuk:
• insuflasi (utk. telinga, hidung, tenggorokan)
• sirup kering
• injeksi kering
• inhaler serbuk kering
Pengertian Serbuk
Serbuk adalah campuran homogen dari
bahan obat dan atau bahan kimia dalam
keadaan kering dan terbagi halus,
digunakan untuk pemakaian dalam dan luar.
Pembagian
Serbuk terdiri atas :
• Serbuk bagi, adalah serbuk dengan dosis tunggal
yang dikemas sendiri-sendiri dengan kertas
perkamen, aluminium foil atau dengan
pembungkus lainnya dan ditujukan untuk
pemakaian oral.
• Serbuk massa, adalah serbuk yang dikemas
sekaligus dalam satu wadah dimana dosisnya
aman untuk ditakar sendiri oleh pasien, biasanya
mengandung zat nonpoten dan dapat digunakan
untuk pemakaian oral ataupun eksternal.
Karakteristik
Karakteristik serbuk yang baik adalah : (3,4)
• Serbuk harus sangat halus terbagi-bagi sehingga praktis diperoleh.
• Ukuran partikel yang sangat halus memungkinkan pembuatan
serbuk yang homogen.
• Kehomogenan yang sempurna dari dua atau lebih bahan
mengharuskan tiap partikel materi saling berdekatan dengan partikel
yang lainnya.
• Memungkinkan pencampuran yang tidak dapat dicampur pada
larutan dengan viskositas rendah tidak terjadi pada serbuk.
• Ukuran partikel yang sangat kecil dan luas permukaan spesifik
memberikan serbuk kemampuan absorbsi yang tinggi dimana hal ini
sangat penting pada antasida, anti diare dan untuk pengobatan lokal
kulit saluran pencernaan.
• Serbuk tabur harus melewati pengayak mesh 100 untuk memastikan
serbuk tersebut bebas dari butiran kasar dan selanjutnya tidak
mengiritasi secara mekanik pada daerah luka, yang komersil harus
melewati pengayak mesh 200.
• Serbuk aerosol harus tidak mengandung partikel yang lebih besar
dari 50 mikron jika serbuk disemprotkan secara baik.
Tujuan Pemberian Bentuk Sediaan Serbuk
 Karena serbuk memiliki kelebihan:

1. Kombinasi b.o. bervariasi sesuai


kebutuhan pasien
2. Dosis lebih tepat sesuai keadaan pasien
3. Lebih stabil secara kimia dibdg. bentuk
sediaan cair
4. Ukuran partikel kecil  disolusi dlm.
cairan tubuh lebih cepat dibdg. kapsul,
pil dan tablet.
5. Serbuk dg. dosis/vol. besar lbh. mudah
diminum oleh pasien.
Kerugian Sediaan Serbuk:

1. Kurang baik utk. bahan obat yang tak


tahan lembab/kontak dg. udara
2. Obat yang pahit, menyebabkan muntah,
korosif  sulit diatasi
3. Perlu waktu peracikan relatif lama
Syarat/karakteristik sediaan serbuk

1. Homogen  setiap bagian camp. serbuk hrs.


mgd. bhn-bhn yg. sama dan dlm. perbdgan
yg sama pula.
 dipengaruhi faktor :
a. Ukuran partikel
- perbedaan uk. besar  campuran berlapis
 sebelum dicampur hrs. dibuat sama dulu.
R/ Vitamin C ---> serbuk halus
Sacch. Album ---> kristal
b. Densitas/BJ
- perbedaan besar --> campuran berlapis
- atasi dg. mixing tumbler/poedermengdoos
Syarat/karakteristik sediaan serbuk

2. Kering ---> tidak boleh menggumpal atau


mengandung air, krn. mgd. bahan yg. higroskopis,
efloresen, deliquesen ataupun campuran eutektik.

3. Derajat kehalusan tertentu


Bila ukuran partikel serbuk sangat halus, maka:
- serbuk lebih homogen
- disolusi makin cepat shg. kadar obat dlm. drh.
yg. tinggi cepat dicapai
- dg. permukaan yg. luas  memberi daya
adsorpsi yg. besar  penting utk. serbuk
antasida, anti diare dan antidotum.
F.I. : derajat kehalusan dinyatakan dengan
nomor pengayak.
AYAKAN DALAM FARMASI
Nomor menunjukkan jumlah lubang tiap 2,54cm
dihitung searah dg. panjang kawat.
- satu nomor : semua serbuk dapat melalui
pengayak dg. nomor tsb. (mis. no. 85).
- dua nomor : semua serbuk dpt. melalui penga-
yak dg. nomor terendah dan tdk. lebih dari
40% melalui pengayak dg. nomor tertinggi
(mis. no. 44/85).
Van Duin --> Farmakope Belanda V :
- Ayakan A
- Ayakan B
MACAM SEDIAAN SERBUK

1. Serbuk terbagi /pulveres /chartulae


- dosis tunggal  dibungkus

2. Serbuk tidak terbagi / pulvis


- dosis ganda  jumlah >  ditakar sendiri
oleh pasien
- obat dalam : - serbuk antasida
- serbuk effervescent
- obat luar : - serbuk tabur
- serbuk gigi
FORMULA UMUM SEDIAAN SERBUK
R/ Bahan obat (Remidium cardinale)
Bahan pembantu .
m.f.l.a. pulv. ………

Bahan Obat :
1. Padat : asetosal, parasetamol, dll.
2. Setengah padat : ekstrak kental, adeps lanae
3. Cair : tingtur, ekstrak cair

Bahan Pembantu  Ditambahkan untuk :


- menambah bobot/volume sediaan
- memperbaiki rasa
Misal : talk, saccharum lactis, glukosa, sakarin
CARA PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK

TAHAPAN pembuatan serbuk terbagi:


A. Memperkecil ukuran partikel :
- penggerusan
- penggilingan
- pulverization by intervention

B. Pencampuran : - cara spatulasi


- cara penggerusan
- pengayakan
- penggulingan
CARA PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK

C. Membagi serbuk :
- penimbangan
- blocking and dividing
- visual
- pengukuran

D. Membungkus
A. Memperkecil Ukuran Partikel B.O.

Ada 3 cara:
1. Penggerusan /trituration
--> dg. menggerus bhn. dlm. mortir dg. stamper
- penekanan --> pengecilan ukuran partikel
- pengadukan --> pencampuran agar homogen

* Mortir & stamper bisa terbuat dr. kaca, por-


selin, dan besi.
A. Memperkecil Ukuran Partikel B.O.

2. Penggilingan / levigation
 dg. pertolongan bhn. kedua (cairan yg.
tdk. mudah menguap & tdk. melarutkan
bahan tsb)
 digiling dlm. mortir ad konsistensi kental
 jarang digunakan dlm. pembuatan serbuk
Mis. : ZnO + gliserin aa  gerus kuat
A. Memperkecil Ukuran Partikel B.O.

2. Penggilingan / levigation
--> dg. pertolongan bhn. kedua (cairan yg. tdk.
mudah menguap & tdk. melarutkan bhn. tsb)
--> digiling dlm. mortir ad konsistensi kental
--> jarang digunakan dlm. pembuatan serbuk
Mis. : ZnO + gliserin aa --> gerus kuat

3. Pulverization by intervention
 proses memperkecil uk. part. dg. pertolong-
an bhn. kedua/pelarut yg. mudah dipisahkan
setelah proses berakhir.
A. Memperkecil Ukuran Partikel B.O.

pelarut : pelarut organik yg. mdh. menguap


- alkohol, eter, aseton.
 bahan obat : kamfer, mentol, as. salisilat,
naftol, as. benzoat.
 cara penghalusan :
bhn. obat + pelarut ad tepat larut  + bhn.
padat inert  aduk ad kering & homogen

(b.o. dlm. kead. terlarut --> ia berada dlm uk.


koloid --> bila di+ bhn. pdt. lain --> digerus -->
setelah pelarut menguap --> b.o.
tetap dlm. ukuran halus).
B. Pencampuran Bahan-bahan

B.1. Spatulasi
--> Utk. bhn. jumlah kecil dan halus
--> Cara : dicampur di atas kertas/papan pil dg.
pertolongan sudip/spatel
--> Kerugian :
- Homogenitas kurang terjamin --> tdk. co-
cok utk. : - serbuk jumlah >
- b.o. yg. poten
B.2. Penggerusan
 Bhn. digerus dlm. mortir --> utk. mendptkan:
- ukuran partikel yg. kecil
- campuran yg. homogen
 Cara : mencampur b.o. satu per satu, sedikit
demi sedikit  dimulai dr. b.o. yg. jumlahnya
sedikit.
 Geometric dilution method :
- b.o. (a) + bhn. pengisi (a)  gerus homogen (2a)
- (2a) + bhn. pengisi (2a)  gerus homogen (4a)
dst.
Jika kedua b.o. dlm jumlah besar  alternate
addition by portion.
 Utk. melihat homogenitas :
dpt. ditambah zat warna (< 0,1%)
B.3. Pengayakan
 utk. bhn. yg. ringan & mudah mengalir
 Cara : bhn. ditaruh di ayakan  diayak

B.4. Penggulingan/tumbling
 utk. bahan yg. ringan, tdk. boleh ditekan, &
memp. perbedaan BJ besar
 Cara : serbuk diguling-gulingkan dlm. wadah
tertutup rapat
 pencampuran serbuk dg. tekanan minimum
 tdk. terjadi pengecilan ukuran partikel
C. Membagi Serbuk

Ada 4 cara : C.1. Penimbangan


C.2. Blocking and dividing
C.3. Visual
C.4. Pengukuran

# Cara Visual :
- Sekali membagi maks. 10-20 bagian
- Mis. 10 bagian --> dibagi 2 sama banyak dg.
timbangan --> masing2 dibagi 5 scr. visual
Membagi serbuk secara visual
D. Membungkus serbuk
 umumnya : dg. kertas perkamen
 bisa juga : kertas berlilin, kertas perak, dll.
 bungkus hrs. mudah dilipat & tidak menghi-
sap air.

WADAH
 tertutup baik
 melind. dr. cahaya, udara (lembab, O2, CO2)
 mencegah menguapnya bhn. dlm. serbuk
 mudah mengambil sediaan dr. wadahnya
 bisa pakai dos serbuk, pot, botol mulut lebar
Cara membungkus serbuk
CONTOH SOAL:
Diminta membuat 10 bungkus puyer,
dr. Saraswati Paramita,SpA. masing2 dengan dosis seperti tertulis
SID 99.001/ID/III/99 dalam resep (dtd). Jika setiap bungkus
Jl. Dharmawangsa 999 Surabaya puyer dibuat 300 mg beratnya, maka:
30/04/12
Surabaya, …………

R/ Parasetamol 0,150 10 x 0,150 = 1,500 g


Luminal 0,010 10 x 0,010 = 0,100 g
Glucose q.s. 10 x 0,300 – 1,600 = 1,400 g
m.f.l.a. pulv. dtd No X
S 3 d d pulv I (prn)

Pro : ..…………………………
Anggita Umur : ……..
4 th
Alamat : ……………………………………....
dr. Saraswati Paramita,SpA.
SID 99.001/ID/III/99 Cara peracikan:
Jl. Dharmawangsa 999 Surabaya
30/04/12
Surabaya, ………… 1. Timbang 100 mg Luminal  gerus ad
halus + karmin qs  aduk ad
R/ Parasetamol 0,150 homogen
Luminal 0,010 2. Timbang glucose 1,4 g  gerus ad
Glucose q.s.
m.f.l.a. pulv. dtd No X
halus.
S 3 d d pulv I (prn) 3. (1) + (2) secara geometric dilution 
aduk ad homogen.
4. Timbang parasetamol 1,5 g  gerus
ad halus.
5. (3) + (4)  aduk ad homogen.
6. (5) dibagi 2 aa dengan timbangan 
masing2 dibagi 5 secara visual 
dibungkus  masuk wadah, beri
Pro : ..…………………………
Anggita Umur : ……..
4 th
Alamat : …………………………………….... etiket putih dan label NI.
PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK DG. BAHAN BERSIFAT KHUSUS

1. Bahan Obat Padat


a. B.O. berkhasiat keras/jumlah <<
b. Serbuk menjadi basah
1. Bhn. Higroskopis dan delikuesen
2. Bhn. Eflorescen
3. Campuran eutektik
c. Tablet dlm. sed. serbuk
d. Kapsul dlm. sed. serbuk

2. B.O. semi padat


3. B.O. cair
a. Tingtura c. Sari kental
b. Sari cair d. Cairan non alkoholis
PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK DG. BAHAN BERSIFAT KHUSUS

1. Bahan Obat Padat


a. Berkhasiat Keras/jumlah <<
- Homogenitas --> dg. me+ zat warna
- Berat < 50 mg --> pengenceran
10 bungkus:
Mis. : R/ Atropin SO4 0,75 mg -> 7,5mg < 50mg
S.L. q.s.
m.f. pulv. d.t.d. No. X

Cara: 1. Timb. Atr. SO4 50mg


2. Timb. SL & z. warna q.s. ad 500 mg
3. (1) + (2) (geometric dilution) --> gerus
ad homogen
4. (3) timbang yg. diperlukan (=75 mg)
PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK DG. BAHAN BERSIFAT KHUSUS

B. Serbuk menjadi basah

B.1. B.O. Higroskopis dan Delikuesen


- serbuk menjadi lengket / pasta
- mis. NH4Br, NH4Cl, NH4I, NaBr, NaI,
ephedrin, dll.
- Mengatasi :
# digerus dlm. mortir kering & hangat
# ditambah absorben : MgO, MgCO3
# bungkus yg. baik & rapat
- Bhn. delikuesen sebaiknya tdk dibuat sed.
serbuk
PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK DG. BAHAN BERSIFAT KHUSUS

B.2. B.O. bersifat efloresen


--> bila diserbuk --> melepaskan air kristal -->
serbuk lembab
Mis. asam sitrat, FeSO4
--> Mengatasi :
1. Diganti bentuk anhidrus --> dg. jumlah
sesuai
2. Panaskan pada temperatur tertentu ad
berat konstan
PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK DG. BAHAN BERSIFAT KHUSUS

B.3. Campuran eutektik


--> serbuk menjadi basah
Mis. kamfer dg. mentol (53-74% mentol)
-Mengatasi :
1. Ditambah absorben : amilum, MgCO3, MgO
--> msg2 bahan dicampur dulu dg. absorben
2. Diberikan terpisah
3. Campuran eutektik yg. mencair --> khasiat
tdk. berubah --> biarkan mencair kmd. di +
absorben
PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK DG. BAHAN BERSIFAT KHUSUS

C. Tablet dlm. Sediaan Serbuk

1. Tablet digerus --> campur dg. bahan lain


2. Jumlah tablet dlm. pecahan (mis. 4,5 tabl.)
--> ditimbang 5 tabl. --> digerus halus --> di-
timbang lagi seberat 4,5/5 X berat 5 tablet.

Contoh : 10 bungkus :
R/ Pehachlor tab. 3/4 7,5 tablet
Panadol tab. 1/2 5 tablet
m.f. pulv. d.t.d. no. X
PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK DG. BAHAN BERSIFAT KHUSUS

E. Kapsul dlm. Sediaan Serbuk

1. Juml. kapsul bulat --> keluarkan isinya -->


digerus halus --> dicampur dg. b.o. lainnya
2. Juml. kapsul pecahan (mis. 5,8 kapsul) -->
ambil 6 kapsul --> timbang seluruh isinya -->
gerus homogen --> timbang 5,8/6 X berat
isi 6 kapsul

Contoh : 12 bungkus
R/ Amoxycillin mg 200 2400 mg
S.L. q.s.
m.f. pulv. d.t.d. No. XII
PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK DG. BAHAN BERSIFAT KHUSUS

B.O. Setengah Padat dlm. Sediaan Serbuk


- Ekstrak kental :
--> larutkan dlm. pelarut organik yg. sesuai
di mortir hangat --> + bahan pengering
yg. inert
--> Ekstr. Belladon & Ekstr. Hyosciami +
alkohol 70 %
--> Ekstr. Cannabis indicae + alkohol 90 %
- Adeps lanae & vaselin :
* Jumlah < --> larutkan dlm. pelarut organik
yg. sesuai --> + bahan pengering yg. inert
* Jumlah > --> dilumerkan di atas penangas
air --> + bahan pengering yg. inert
PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK DG. BAHAN BERSIFAT KHUSUS

B.O. Cair dlm. Sediaan Serbuk


a. Tingtura
1. Bhn. berkhasiat tahan pemanasan :
mis. Tingtura Opii
- Juml. < --> langsung ditambahkan di mor-
tir hangat --> + bhn. pengering
- Juml. > --> diuapkan di m.h. ad 1/3 bagian
--> + bhn. Pengering
2. Bhn. berkhasiat tdk. tahan pemanasan :
- Dpt. diganti dg. komponennya (mis. TOB)
--> ambil komponennya tanpa bhn. Cairnya
- Tdk. dpt. diganti (mis. TOC) --> uapkan pd.
suhu rendah ad 1/3 bag. --> + bhn. pengering
PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK DG. BAHAN BERSIFAT KHUSUS

B. Ekstrak Cair
--> sama dg. pengerjaan tingtura
--> bila diketahui sisa keringnya --> ganti dg.
ekstrak keringnya.

C. Ekstrak Kental
--> B.O. dlm. mortir hangat + pelarut yg. se-
suai ad larut --> + bhn. pengering yg. inert
- Pelarut : tgt. yg. digunakan dlm. pembuatan
ekstrak tsb. (mis. alkohol 70% utk. Ekstr.
Belladon & Ekstr. Hyosciami, Alkohol 90%
utk. Ekstr. Cannabis indicae)
- Bhn. Pengering : S.L., Amylum, Radix Liq.
PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK DG. BAHAN BERSIFAT KHUSUS

D. Cairan Non Alkoholis dlm. Sediaan Serbuk


Mis. Liquor Arsenicalis Fowleri --> 1% As2O3
- Juml. < --> langsung ditambahkan
- Juml. > --> diuapkan di atas p.a. ad 1/3 -->
+ bhn. Pengering

E. Miny. Atsiri dlm Elaeosacchara (gula-minyak)


- Campuran dari : 2 g Saccharum album +
1 tetes Minyak atsiri
- Mis. : Elaeosacchara Foeniculi
Elaeosacchara Citri
- Jika dlm. serbuk ada b.o. lain --> m. atsirinya
di+kan terakhir
PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK DG. BAHAN BERSIFAT KHUSUS

- Jika jumlah Elaeosacchara tidak genap (mis.


3 g) --> dibuat dulu sejumlah 4 g Elaeosac-
chara (4 g gula + 2 tts. Miny. Atsiri) --> di-
timbang sejumlah 3 g.
PULVIS
SEDIAAN SERBUK TIDAK TERBAGI (PULVIS)

MACAM SEDIAAN PULVIS


1. Serbuk Tabur/Pulvis adspersorius
- F.I. Edisi IV :
Serbuk tabur adalah serbuk ringan untuk
penggunaan topikal
- Syarat khusus :
(Selain homogen, kering, derajat kehalusan
ttt.)
a. Bebas dr. sifat fisis yg. dpt. menyebabkan
iritasi
b. Mudah mengalir, dpt. tersebar merata, dpt
melekat pd. kulit
c. Bila perlu mampu menyerap cairan
- Pemakaian : tdk. boleh digun. pd. luka terbuka
SEDIAAN SERBUK TIDAK TERBAGI (PULVIS)

BAHAN PENYUSUN
* Berdasarkan sifat/fungsi :
1. Sbg. absorbent :
- kaolin, amilum, talk
2. Sbg. Pelincir & pendispersi :
- Zn Stearat, amilum, talk
3. Sbg. pelekat :
- Zn Stearat, Al Stearat, Mg Stearat, La-
nolin dlm. Juml. <
4. Sbg. bahan obat :
- antimikroba : Sulfa, Antibiotik, Sulfur
- adstringen : As. Tanin, AlCl3, ZnO
- pendingin & antigatal : kamfer, mentol
SEDIAAN SERBUK TIDAK TERBAGI (PULVIS)

# Pengayakan :
- Serbuk tanpa lemak : ayakan No. 60
- Serbuk mgd. lemak : ayakan No. 44

# Cara Pembuatan :
- Sama spt. sediaan serbuk pada umumnya
- Penambahan miny. atsiri --> sbg. corrigen
--> ditambahkan setelah serbuk diayak
- Pengayakan : setelah bahan-bahan dicampur
semua --> serbuk tabur harus diayak

# Contoh serbuk tabur :


- Pulvis Acidi Salicylici cum Talco
- Bedak Purol
SEDIAAN SERBUK TIDAK TERBAGI (PULVIS)

2. Serbuk Effervescent
- Sediaan padat untuk pemakaian dalam yg.
t.d. campuran asam dan basa yg. akan mele-
paskan gas CO2 bila dilarutkan dlm. air se-
belum diminum.
- Tujuan :
1. Menutup rasa tidak enak (pahit)
2. Mempercepat penyerapan
3. Relatif lebih stabil dp. Potio effervescent
4. Efek psikologik

- Formula Umum :
R/ Asam
Basa
SEDIAAN SERBUK TIDAK TERBAGI (PULVIS)

* Asam : - organik : asam sitrat, asam tartrat


- anorganik : Na. Bifosfat
* Basa : - Na. Bikarbonat

* - Serbuk dibuat granul --> uk. part. > --> kec.


reaksi < --> sed. lebih stabil
- Jumlah asam - basa harus ekivalen
- Agar rasa enak --> jumlah asam dilebihkan
- Hasil yg. baik :
R/ Asam sitrat 19 %
Asam tartrat 28 %
Na bikarbonat 63 %

- Sebagai pemanis : gula, sakarin


SEDIAAN SERBUK TIDAK TERBAGI (PULVIS)

3. Serbuk Gigi
* Mengandung : - bahan penggosok
- deterjen / sabun
- flavor
* Macam bahan
- Penggosok/abrasive : CaCO3
- Penyabun : Sapo medicatus, Na-lauril SO4
- Pemanis : Saccharin Na
- Flavor : Ol. Menthae Piperitae
- Pewarna : Karmin
- Obat : NaF, ZnSO4, NaCl
WADAH SEDIAAN SERBUK

* Kuat
* Dapat melindungi serbuk dari :
- cahaya
- udara
- lembab
* Rapat --> dapat mencegah menguapnya bahan
* Sediaan mudah terambil
* Wadah bervariasi --> tergantung kebutuhan
* Contoh : doos serbuk, pot, botol mulut lebar
Daftar Buku Acuan

Allen, L.V., 1998. The Art, Science and Technology of Pharmaceutical


Compounding, Washington, D.C.: American Pharmaceutical
Association, pp. 157-165.
Aulton, M.E., 2002. Pharmaceutics the Science of Dosage Form esign
2nd edition, Edinburgh: Churchill Livingstone, pp. 534-543.
Departemen Kesehatan RI, 1979. Farmakope Indonesia edisi III, Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan RI, 1995. Farmakope Indonesia edisi IV, Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
King, R.E., 1984. Dispensing of Medication 9th edition, Easton
Pennsylvania: Mack Publishing Company, pp. 100-108.
Thompson, J.E., 2004. A practical guide to contemporary pharmacy
practice 2nd edition, Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai