Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Isolasi sosial


Sub Pokok Bahasan : Peran serta keluarga pada klien isolasi sosial
Sasaran : Keluarga pasien yang mengalami isolasi sosial
Hari, Tanggal : Senin, 8 Oktober 2018
Tempat : Di Ruang Arjuna, RSJ Provinsi Bali
Pukul : 08.00-08.30 WITA
Alokasi Waktu : 30 Menit
Penyuluh : Mahasiswa D-IV Keperawatan Poltekkes Denpasar

A. LATAR BELAKANG
Isolasi sosial adalah keadaan ketika seorang individu mengalami penurunan atau bahkan
sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Pasien mungkin
merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti
dengan orang lain.

B. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM


Pada akhir proses penyuluhan, diharapkan keluarga pasien dapat berperan serta dalam
mengaplikasikan terapi pada klien dengan isolasi sosial.

C. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah diberikan penyuluhan keluarga pasien dapat :
a. Mengetahui pengertian Isolasi Sosial
b. Mengetahui tanda dan gejala Isolasi Sosial
c. Mengetahui penyebab Isolasi Sosial
d. Mengetahui akibat dari Isolasi Sosial

D. MATERI ( TERLAMPIR)
a. Pengertian Isolasi Sosial
b. Tanda dan gejala Isolasi Sosial
c. Penyebab Isolasi Sosial
d. Akibat Isolasi Sosial

E. PROSES PENDIDIKAN KESEHATAN


No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audience
1. Pembukaan 1. Memberi salam pembukaan 1. Menjawab salam
2. Memperhatikan
3 menit 2. Memperkenalkan diri
3. Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan
penyuluhan
4. Memperhatikan
4. Menyebutkan materi yang
akan diberikan
5. Menerima dan membaca
5. Membagikan leaflet
2. Pelaksanaan Pelaksanaan :
20 Menit 1. Apa pengertian Isolasi 1. Memperhatikan
Sosial?
2. Apa tanda dan gejala
2. Memperhatikan
Isolasi Sosial?
3. Apa penyebab Isolasi
3. Memperhatikan
Sosial?
4. Apa akibat dari Isolasi
Sosial? 4. Memperhatikan

3. Evaluasi
5 menit Menanyakan kepada audience Menjawab Pertanyaan
tentang materi yang telah diberikan
4. Terminasi 1. Mengucapkan terimakasih 1. Mendengarkan
2 menit atas perhatian yang diberikan
2. Membalas salam
2. Mengucapkan salam penutup

F. SASARAN
Keluarga pasien yang mengalami isolasi sosial

G. PENGORGANISASIAN
1. Ketua : Kadek Dwiki Putra Udiana
2. Fasilitator : - Ni Kadek Julian Astiningsih Dwivanissha
- Komang Yunita Pramana Putri
- Ni Komang Ayu Candra Monika
3. Observer : Putu Ratih Kartika Dewi Aprillianti
4. Keluarga : - Mila Cahyani Heryanto
- Dewa Ayu Githa Padmayunita
- Made Ari Julianita Dewi

H. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Diskusi
4. Demonstrasi

I. MEDIA
1. Leaflet

J. WAKTU
Hari : Senin
Tanggal : 8 Oktober 2018
Jam : 08.00- 08.30 WITA

K. TEMPAT
Di Ruang Arjuna, RSJ Provinsi Bali

L. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
 Penyelenggaran diadakan di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya
 Pengorganisasian penyelenggaraan dilakukan sebelumnya (SAP, Lembar Balik)
2. Evaluasi Proses
 Pasien antusias terhadap materi
 Audience tidak meninggalkan tempat penyuluhan
 Audience mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil
 Audience mengetahui pengertian Isolasi Sosial
 Audience mengetahui tanda dan gejala Isolasi Sosial
 Audience mengetahui penyebab Isolasi Sosial
 Audience mengetahui akibat Isolasi Sosial

Lampiran I

MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Isolasi Sosial


Isolasi adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau merasakan
kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak
mampu untuk membuat kontak ( carpenito, 1998 ).
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang
lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (towsend,1998). Seseorang dengan
perilaku menarik diri akan menghindari interaksi dengan orang lain. Individu merasa bahwa
ia kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan,
pikiran dan prestasi atau kegagalan. Ia mempunyai kesulitan untuk berhubungan secara
spontan dengan orang lain, yang dimanivestasikan dengan sikap memisahkan diri, tidak ada
perhatian dan tidak sanggup membagi pengalaman dengan orang lain.
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain,
menghindari hubungan dengan orang lain. Terjadinya perilaku menarik diri dipengaruhi oleh
faktor predisposisi dan faktor presipitasi. Faktor perkembangan dan sosial budaya merupakan
faktor predispoisi terjadinya perilaku menarik diri. Kegagalan perkembangan dapat
mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak percaya orang lain, ragu, takut salah,
pesimis, putus asa terhadap hubungan dengan orang lain, menghindar dari orang lain, tidak
mampu merumuskan keinginan, dan merasa tertekan. Keadaan menimbulkan perilaku tidak
ingin berkomunikasi dengan orang lain, menghindar dari orang lain, lebih menyukai berdiam
diri sendiri, kegiatan sehari-hari hampir terabaikan.

2. Tanda dan Gejala Isolasi Sosial


Menurut Townsend, M.C (1998) & Carpenito,L.J (1998) isolasi sosial menarik diri sering
ditemukan adanya tanda dan gejala sebagai berikut:
Data subjektif
a. Mengungkapkan perasaan tidak berguna, penolakan oleh lingkungan
b. Mengungkapkan keraguan tentang kemampuan yang dimiliki
Data objektif
a. Tampak menyendiri dalam ruangan
b. Tidak berkomunikasi, menarik diri
c. Tidak melakukan kontak mata
d. Tampak sedih, afek datar
e. Posisi meringkuk di tempat tidur dengang punggung menghadap ke pintu
f. Adanya perhatian dan tindakan yang tidak sesuai atau imatur dengan perkembangan
usianya
g. Kegagalan untuk berinterakasi dengan orang lain didekatnya
h. Kurang aktivitas fisik dan verbal
i. Tidak mampu membuat keputusan dan berkonsentrasi
j. Mengekspresikan perasaan kesepian dan penolakan di wajahnya

3. Penyebab Isolasi Sosial


Proses terjadinya Isolasi sosial pada klien akan dijelaskan dengan menggunakan konsep
stress adaptasi Stuart yang meliputi stressor dari faktor predisposisi dan presipitasi.
1. Faktor predisposisi
Hal-hal yang dapat mempengaruhi terjadinya isolasi sosial, meliputi:
a. Faktor Biologis
Hal yang dikaji pada faktor biologis meliputi adanya faktor herediter mengalami
gangguan jiwa, adanya risiko bunuh diri, riwayat penyakit atau trauma kepala, dan
riwayat penggunaan NAPZA.
b. Faktor Psikologis
Pada klien yang mengalami isolasi sosial, dapat ditemukan pengalaman negatif klien
terhadap gambaran diri, ketidakjelasan atau berlebihnya peran yang dimiliki,
kegagalan dalam mencapai harapan atau cita-cita, krisis identitas dan kurangnya
penghargaan baik dari diri sendiri maupun lingkungan, yang dapat menyebabkan
gangguan dalam berinteraksi dengan orang lain, yang akhirnya menjadi masalah
isolasi sosial.

c. Faktor Sosial Budaya


Klien dengan isolasi sosial umumnya berasal dari tingkat sosial ekonomi rendah,
riwayat penolakan lingkungan pada usia perkembangan anak, tingkat pendidikan
rendah dan kegagalan dalam hubungan sosial (perceraian, hidup sendiri).
d. Faktor Komunikasi dalam Keluarga
Masalah komunikasi dalam keluarga dapat menjadi kontribusi penting dalam
mengembangkan gangguan tingkah laku seperti sikap bermusuhan/hostilitas, sikap
mengancam, merendahkan dan menjelek-jelekkan anak, selalu mengkritik,
menyalahkan, dan anak tidak diberi kesempatan untuk mengungkapkan
pendapatnya, kurang kehangatan, kurang memperhatikan ketertarikan pada
pembicaraan anak, hubungan yang kaku antara anggota keluarga, kurang tegur sapa,
komunikasi kurang terbuka, terutama dalam pemecahan masalah tidak diselesaikan
secara terbuka dengan musyawarah, ekspresi emosi yang tinggi, double bind, dua
pesan yang bertentangan disampaikan saat bersamaan yang membuat bingung dan
kecemasannya meningkat.
2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi yang dapat menimbulkan isolasi sosial adalah riwayat penyakit infeksi,
penyakit kronis atau kelainan struktur otak, kekerasan dalam keluarga, kegagalan-
kegagalan dalam hidup, kemiskinan, adanya aturan atau tuntutan di keluarga atau
masyarakat yang sering tidak sesuai dengan klien, konflik antar masyarakat.

4. Akibat Isolasi Sosial


Perilaku isolasi sosial : menarik diri dapat berisiko terjadinya perubahan persepsi sensori
halusinasi (Townsend, M.C, 1998). Perubahan persepsi sensori halusinasi adalah persepsi
sensori yang salah (misalnya tanpa stimulus eksternal) atau persepsi sensori yang tidak sesuai
dengan realita/kenyataan seperti melihat bayangan atau mendengarkan suara-suara yang
sebenarnya tidak ada. (Maramis, 1998) halusinasi adalah pencerapan tanpa adanya rangsang
apapun dari panca indera, di mana orang tersebut sadar dan dalam keadaan terbangun yang
dapat disebabkan oleh psikotik, gangguan fungsional, organik atau histerik.
Halusinasi merupakan pengalaman mempersepsikan yang terjadi tanpa adanya stimulus
sensori eksternal yang meliputi lima perasaan (pengelihatan, pendengaran, pengecapan,
penciuman, perabaan), akan tetapi yang paling umum adalah halusinasi pendengaran dan
halusinasi pendengaran. Menurut Carpenito, L.J (1998) perubahan persepsi sensori halusinasi
merupakan keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau berisiko mengalami
suatu perubahan dalam jumlah, pola atau intepretasi stimulus yang datang. Sedangkan
menurut pendapat lain halusinasi merupakan persepsi sensori yang palsu yang terjadi tanpa
adanya stimulus eksternal, yang dibedakan dari distorsi dan ilusi yang merupakan kekeliruan
persepsi terhadap stimulus yang nyata dan pasien mengganggap halusinasi sebagai suatu
yang nyata.
Menurut Carpenito, L.J (1998) ; Townsend, M.C (1998); dan Stuart, G.W & Sundeen, S.J
(1998) perubahan persepsi sensori halusinasi sering ditandai dengan adanya:
Data subjektif:
a. Tidak mampu mengenal waktu, orang dan tempat
b. Tidak mampu memecahkan masalah
c. Mengungkapkan adanya halusinasi (misalnya mendengar suara-suara atau melihat
bayangan)
d. Mengeluh cemas dan khawatir
Data objektif:
a. Apatis dan cenderung menarik diri
b. Tampak gelisah, perubahan perilaku dan pola komunikasi, kadang berhenti berbicara
seolah-olah mendengarkan sesuatu
c. Menggerakkan bibirnya tanpa menimbulkan suara
d. Menyeringai dan tertawa yang tidak sesuai
e. Gerakan mata yang cepat
f. Pikiran yang berubah-rubah dan konsentrasi rendah
g. Respons-respons yang tidak sesuai (tidak mampu berespons terhadap petunjuk yang
kompleks.

Lampiran II
EVALUASI

A. Pertanyaan
1. Apa pengertian Isolasi Sosial?
2. Apa tanda dan gejala Isolasi Sosial?
3. Apa penyebab Isolasi Sosial?
4. Apa akibat dari Isolasi Sosial?
B. Kunci Jawaban
1. Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang
lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (towsend,1998).
2. Tanda dan Gejala Isolasi Sosial adalah :
Data subjektif
a. Mengungkapkan perasaan tidak berguna, penolakan oleh lingkungan
b. Mengungkapkan keraguan tentang kemampuan yang dimiliki
Data objektif
a. Tampak menyendiri dalam ruangan
b. Tidak berkomunikasi, menarik diri
c. Tidak melakukan kontak mata
d. Tampak sedih, afek datar
e. Posisi meringkuk di tempat tidur dengang punggung menghadap ke pintu
f. Adanya perhatian dan tindakan yang tidak sesuai atau imatur dengan perkembangan
usianya
g. Kegagalan untuk berinterakasi dengan orang lain didekatnya
h. Kurang aktivitas fisik dan verbal
i. Tidak mampu membuat keputusan dan berkonsentrasi
j. Mengekspresikan perasaan kesepian dan penolakan di wajahnya

3. Penyebab terjadinya isolasi social adalah :


1. Faktor predisposisi
Hal-hal yang dapat mempengaruhi terjadinya isolasi sosial, meliputi:
a. Faktor Biologis
Hal yang dikaji pada faktor biologis meliputi adanya faktor herediter mengalami
gangguan jiwa, adanya risiko bunuh diri, riwayat penyakit atau trauma kepala, dan
riwayat penggunaan NAPZA.
b. Faktor Psikologis
Pada klien yang mengalami isolasi sosial, dapat ditemukan pengalaman negatif
klien terhadap gambaran diri, ketidakjelasan atau berlebihnya peran yang dimiliki,
kegagalan dalam mencapai harapan atau cita-cita, krisis identitas dan kurangnya
penghargaan baik dari diri sendiri maupun lingkungan, yang dapat menyebabkan
gangguan dalam berinteraksi dengan orang lain, yang akhirnya menjadi masalah
isolasi sosial.
c. Faktor Sosial Budaya
Klien dengan isolasi sosial umumnya berasal dari tingkat sosial ekonomi rendah,
riwayat penolakan lingkungan pada usia perkembangan anak, tingkat pendidikan
rendah dan kegagalan dalam hubungan sosial (perceraian, hidup sendiri).
d. Faktor Komunikasi dalam Keluarga
Masalah komunikasi dalam keluarga dapat menjadi kontribusi penting dalam
mengembangkan gangguan tingkah laku seperti sikap bermusuhan/hostilitas,
sikap mengancam, merendahkan dan menjelek-jelekkan anak, selalu mengkritik,
menyalahkan, dan anak tidak diberi kesempatan untuk mengungkapkan
pendapatnya, kurang kehangatan, kurang memperhatikan ketertarikan pada
pembicaraan anak, hubungan yang kaku antara anggota keluarga, kurang tegur
sapa, komunikasi kurang terbuka, terutama dalam pemecahan masalah tidak
diselesaikan secara terbuka dengan musyawarah, ekspresi emosi yang tinggi,
double bind, dua pesan yang bertentangan disampaikan saat bersamaan yang
membuat bingung dan kecemasannya meningkat.
2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi yang dapat menimbulkan isolasi sosial adalah riwayat penyakit
infeksi, penyakit kronis atau kelainan struktur otak, kekerasan dalam keluarga,
kegagalan-kegagalan dalam hidup, kemiskinan, adanya aturan atau tuntutan di
keluarga atau masyarakat yang sering tidak sesuai dengan klien, konflik antar
masyarakat.
4. Perilaku isolasi sosial : menarik diri dapat berisiko terjadinya perubahan persepsi sensori
halusinasi (Townsend, M.C, 1998).
DAFTAR PUSTAKA

Townsend M. C, (1998). Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri, Pedoman untuk


Pembuatan Rencana Keperawatan , Jakarta : EGC.
Anna Budi Keliat, SKp. (2000). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sosial Menarik Diri,
Jakarta ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Rasmun, (2001). Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan
Keluarga.Konsep, Teori, Asuhan Keperawatan dan Analisa Proses Interaksi (API). Jakarta :
fajar Interpratama.
Stuart and Sundeen, ”Buku Saku Keperawatan Kesehatan Jiwa”, alih bahasa Hapid AYS, Jakarta
: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

SATUAN ACARA PENYULUHAN


ISOLASI SOSIAL
Disusun Oleh :
KELOMPOK IV

Ni Kadek Julian Astiningsih Dwivanissha (P07120216065)


I Kadek Dwiki Putra Udiana (P07120216066)
Komang Yunita Pramana Putri (P07120216067)
Ni Komang Ayu Candra Monika (P07120216068)
Putu Ratih Kartika Dewi Aprillianti (P07120216069)
Mila Cahyani Heryanto (P07120216070)
Dewa Ayu Githa Padmayunita (P07120216071)
Ni Made Ari Julianita Dewi (P07120216072)

SEMESTER V / IIIB

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
PRODI D -IV JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2018

Anda mungkin juga menyukai