DAN PERSETUJUAN
TINDAKAN KEDOKTERAN DI
KABUPATEN BANGKA
BIDANG PELAYANAN MEDIK DAN RUJUKAN
PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIK DAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kenyamanan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum sebagaimana yang diamanatkan di
dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Dokter dan dokter gigi sebagai salah satu komponen utama pemberi pelayanan kesehatan
kepada masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting karena terkait langsung dengan,
mutu pelayanan.
Penyelenggaraan upaya kesehatan harus dilakukan oleh dokter dan dokter gigi yang memiliki
etik dan moral tinggi, keadilan dan kewenangan yang secara terus menerus harus ditingkatkan.
Salah satu unsur utama dalam sistem pelayanan kesehatan yang prima adalah tersedianya
pelayanan medis oleh dokter dan dokter gigi dengan kualitasnya yang terpelihara sesuai dengan
amanah Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. Dalam
penyelenggaraan praktik kedokteran, setiap dokter dan dokter gigi wajib mengacu pada
standar, pedoman dan prosedur yang berlaku sehingga masyarakat mendapat pelayanan medis
secara profesional dan aman.
Sebagai salah satu fungsi pengaturan dalam UU Praktik Kedokteran yang dimaksud adalah
pengaturan tentang rekam medis yaitu pada Pasal 46 dan Pasal 47.
Permasalahan dan kendala utama pada pelaksanaan rekam medis adalah dokter dan dokter gigi
tidak menyadari sepenuhnya manfaat dan kegunaan rekam medis, baik pada sarana pelayanan
kesehatan maupun pada praktik perorangan, akibatnya rekam medis dibuat tidak lengkap, tidak
jelas dan tidak tepat waktu
Karena itu, diperlukan acuan rekam medis penyelengg araan praktik kedokteran yang berkaitan
dengan aspek hukum yang berlaku puskesmas,
Rekam medis merupakan hal yang sangat menentukan dalam menganalisa suatu kasus sebagai
alat bukti utama yang akurat.
1. Rekam Medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas
pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
2. Isi Rekam Medis
a. Catatan, merupakan uraian tentang identitas pasien, pemeriksaan pasien, diagnosis,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain baik dilakukan oleh dokter dan dokter gigi
maupun tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan kompetensinya.
b. Dokumen, merupakan kelengkapan dari catatan tersebut, antara lain foto rontgen,
hasil laboratorium dan keterangan lain sesuai dengan kompetensi keilmuannya
c. Jenis Rekam Medis
a. Rekam medis konvensional
b. Rekam medis elektronik
3. Dokter atau dokter gigi adalah dokter ,dokter spesialis,dokter gigi dan dokter gigi
spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik dalam maupun luar
negeri yang diakui oleh pemerintah republik indonesia sesuai dengan peraturan
perundangan.
4. Sarana kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang
dapat digunakan untuk praktek kedokteran atau kedokteran gigi.
5. Tenaga kesehatan tertentu adalah tenaga kesehatan yang ikut memberikan pelayanan
kesehatan secara langsung kepada pasien selain dokter dan dokter gig.
6. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk
memperoleh pelayanan kesehatan secara langsung maupun tidak langsung kepada
dokter atau dokter gigi.
7. Catatan adalah tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi tentang segala tindakan
yang dilakukan kepada pasien dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan.
8. Dokumen adalah catatan dokter,dokter gigi, dan atau tenaga kesehatan tertentu
.laporan hasil pemeriksaan penunjang ,catatan,observasi dan pengobatan harian dan
semua rekaman , baik berupa foto radiologi,gambar pencitraan dan rekaman
elektrodiagnostik.
9. Organisasi profesi adalah ikatan dokter indonesia untuk dokter dan Persatuan Dokter
Gigi Indonesia untuk dokter gigi.
10. Persetujuan Tindakan Kedokteran atau Kedokteran Gigi:
Adalah persetujuan pasien atau yang sah mewakilinya atas rencana tindakan kedokteran
atau kedokteran gigi yang diajukan oleh dokter atau dokter gigi, setelah menerima informasi
yang cukup untuk dapat membuat persetujuan.
11. Persetujuan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi adalah pernyataan sepihak dari
pasien dan bukan perjanjian antara pasien dengan dokter atau dokter gigi, sehingga dapat
ditarik kembali setiap saat.
12. Persetujuan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi merupakan proses sekaligus hasil
dari suatu komunikasi yang efektif antara pasien dengan dokter atau dokter gigi, dan bukan
sekedar penandatanganan formulir persetujuan.
13. Tindakan Kedokteran atau kedokteran gigi adalah suatu tindakan kedokteran atau
kedokteran gigi yang dilakukan terhadap pasien untuk tujuan preventif, diagnostik,
3
Page
4
Page
BAB III RUANG LINGKUP
I.REKAM MEDIK
Rekam medis terdiri dari catatan-catatan data pasien yang dilakukan dalam pelayanan
kesehatan. Catatan-catatan tersebut sangat penting untuk pelayanan bagi pasien karena
dengan data yang lengkap dapat memberikan informasi dalam menentukan keputusan baik
pengobatan, penanganan, tindakan medis dan lainnya. Dokter atau dokter gigi diwajibkan
membuat rekam medis sesuai aturan yang berlaku.
Bentuk Rekam Medis dalam berupa manual yaitu tertulis lengkap dan jelas dan dalam
bentuk elektronik sesuai ketentuan.Pendelegasian Membuat Rekam Medis Selain dokter dan
dokter gigi yang membuat/mengisi rekam medis, tenaga kesehatan lain yang memberikan
pelayanan langsung kepada pasien dapat membuat/mengisi rekam medis atas
perintah/pendelegasian secara tertulis dari dokter dan dokter gigi yang menjalankan praktik
kedokteran.
– Golongan Darah :
Page
– Status pernikahan :
– Nama orang tua :
– Pekerjaan Orang tua :
– Nama suami/istri
b. Kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan
c. Identitas pengantar pasien
d. Tanggal dan waktu.
e. Hasil Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit.
f. Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang medis.
g. Diagnosis
h. Pengobatan dan/atau tindakan
i. Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit gawat darurat dan
rencana tindak lanjut.
j. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang
memberikan pelayanan kesehatan.
k. Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan ke sarana
pelayanan kesehatan lain dan Pelayanan lain yang telah diberikan oleh tenaga
kesehatan tertentu.
4. Isi rekam medik pasien dalam keadaan gawat darurat bencana ,selain memenuhi ketentuan
sebagaimana diatas ditambah dengan :
a. Jenis bencana dan lokasi dimana pasien ditemukan.
b. Katagori kegawatdaruratan dan nomor pasien bencana masal.
c. Identitas yang menemukan pasien.
5. Pelayanan yang diberikan dalam ambulan atau pengobatan masal dicatat dalam rekam
medis sesuai ketentuan diatas dan disimpan pada sarana pelayanan kesehatan yang
merawatnya.
Data-data rekam medis diatas dapat ditambahkan dan dilengkapi sesuai kebutuhan yang ada
dalam palayanan kesehatan
B.RINGKASAN PULANG
Ringkasan pulang wajib dibuat oleh dokter atau dokter gigi yang merawatnya.
Isi ringkasan pulang sekurang-kurangnya memuat :
a. Identitas pasien,
b. Diagnosis masuk dan indikasi pasien dirawat.
c. Ringkasan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang ,diagnosis akhir,pengobatan dan tindak
lanjut dan
d. Nama dan tanda tangan dokter atau dokter gigi yang memberikan pelayanan kesehatan.
2) Pemberi persetujuan
Persetujuan diberikan oleh individu yang kompeten. Ditinjau dari segi usia, maka
seseorang dianggap kompeten apabila telah berusia 18 tahun atau lebih atau telah
pernah menikah. Sedangkan anak-anak yang berusia 16 tahun atau lebih tetapi belum
berusia 18 tahun dapat membuat persetujuan tindakan kedokteran tertentu yang tidak
berrisiko tinggi apabila mereka dapat menunjukkan kompetensinya dalam membuat
keputusan
Seseorang dianggap kompeten untuk memberikan persetujuan, apabila:
Mampu memahami informasi yang telah diberikan kepadanya dengan cara yang jelas,
menggunakan bahasa yang sederhana dan tanpa istilah yang terlalu teknis.
Mampu mempercayai informasi yang telah diberikan.
Mampu mempertahankan pemahaman informasi tersebut untuk waktu yang cukup lama
dan mampu menganalisisnya dan menggunakannya untuk membuat keputusan secara
bebas.
3) Persetujuan pada individu yang tidak kompeten.
Keluarga terdekat atau pengampu umumnya dianggap dapat memberikan
persetujuan tindakan kedokteran bagi orang dewasa lain yang tidak kompeten. Yang
dimaksud dengan keluarga terdekat adalah suami atau isterinya, orangtua yang sah atau
anaknya yang kompeten, dan saudara kandungnya. Sedangkan hubungan kekeluargaan
yang lain seperti paman, bibi, kakek, mertua, ipar, menantu, keponakan dan lain-lain
tidak dianggap sebagai keluarga terdekat,
Pada pasien yang tidak kompeten yang menghadapi keadaan gawat darurat medis,
sedangkan yang sah mewakilinya memberikan persetujuan tidak ditemukan, maka
dokter dapat melakukan tindakan kedokteran demi kepentingan terbaik pasien. Dalam
hal demikian, penjelasan dapat diberikan kemudian.
Kepentingan terbaik tidak dibatasi pada kesehatan fisik pasien, namun termasuk faktor-
faktor seperti:
1) Risiko dan keuntungan dari pilihan yang tersedia
2) Bukti berupa apapun tentang pandangan atau pendapat pasien, termasuk pernyataan
dimuka / pesan.
3) Pengetahuan dokter dan anggota tim perawatan lain tentang pandangan pasien.
Dan diberitahu oleh :
1) Pilihan pengobatan yang memberi pasien pilihan terbaik bagi masa depannya
2) Pandangan-pandangan dari pasangan pasien, keluarga terdekat, wali,
kemungkinan keberhasilannya, dan diskusi tentang kemungkinan risiko yang serius atau sering
terjadi, dan perubahan gaya hidup sebagai akibat dari tindakan tersebut
Page
6) Nyatakan bila rencana pengobatan tersebut adalah upaya yang masih eksperimental
7) Bagaimana dan kapan kondisi pasien dan akibat sampingannya akan dimonitor atau dinilai
kembali
8) Nama dokter yang bertanggungjawab secara keseluruhan untuk pengobatan tersebut, serta bila
mungkin nama-nama anggota tim lainnya
9) Bila melibatkan dokter yang sedang mengikuti pelatihan atau pendidikan, maka sebaiknya
dijelaskan peranannya di dalam rangkaian tindakan yang akan dilakukan
10) Mengingatkan kembali bahwa pasien dapat mengubah pendapatnya setiap waktu. Bila hal itu
dilakukan maka pasien bertanggungjawab penuh atas konsekuensi pembatalan tersebut.
11) Mengingatkan bahwa pasien berhak memperoleh pendapat kedua dari dokter lain
12) Bila memungkinkan, juga diberitahu tentang perincian biaya
PENOLAKAN PEMERIKSAAN/TINDAKAN
Pasien yang kompeten (dia memahami informasi, menahannya dan mempercayainya dan
mampu membuat keputusan) berhak untuk menolak suatu pemeriksaan atau tindakan kedokteran,
meskipun keputusan pasien tersebut terkesan tidak logis. Kalau hal seperti ini terjadi dan bila
konsekuensi penolakan tersebut berakibat serius maka keputusan tersebut harus didiskusikan
dengan pasien, tidak dengan maksud untuk mengubah pendapatnya tetapi untuk meng-klarifikasi
situasinya. Untuk itu perlu dicek kembali apakah pasien telah mengerti informasi tentang keadaan
pasien, tindakan atau pengobatan, serta semua kemungkinan efek sampingnya
Setelah memperoleh persetujuan pasien maka dokter tetap diharapkan memenuhi prinsip “need to
know”, yaitu prinsip untuk memberikan informasi kepada pihak ketiga tersebut hanya secukupnya –
yaitu sebanyak yang dibutuhkan oleh peminta informasi
12
Page
BAB III TATALAKSANA
pimpinan sarana pelayanan kesehatan.penjelasn tentang isi rekam medis hanya boleh
Page
dilakukan oleh dokter atau dokter gigi yang merawat pasien dengan izin tertulis pasien atau
berdasarkan peraturan perundang-undangan.pimpinan sarana pelayanan kesehatan dapat
menjelaskan isi rekam medis secara tertulis atau langsung kepada pemohon tanpa izin
pasien berdasarkan peraturan perundang-undangan.
3.Tanggung jawab
Pimpinan sarana pelayanan kesehatan bertanggungjaab atas hilang ,rusak,pemalsuan
dan /atau penggunaan oleh orang atau badan yang tidak berhak atas rekam
medis.Pengelolaan rekam medis dilaksanakan sesuai dengan tata kerja sarana
pelayanan kesehatan
14
Page
BAB IV SISTEM DAN SUB SISTEM REKAM MEDIS
Mengenai sistem penomoran, penyimpanan dan retensi dari manajemen rekam medis di
Indonesia banyak jenisnya. Bentuk sistem penomoran dan penyimpanan yang baik merupakan tahap
awal dalam pemberian pelayanan terhadap pasien. Pengambilan dan penyimpanan rekam medis yang
cepat merupakan elemen penting dalam pemberian pelayanan. Perlu kehati-hatian dalam
merencanakan sistem penomoran dan penyimpanan, yang paling penting dalam menetapkan suatu
sistem penomoran dan penyimpanan harus melihat keadaan fasilitas pelayanan dan jenis pelayanan
kesehatan. Aktivitas penyimpanan didalamnya ada kegiatan retensi dari rekam medis.
Tujuan utama dalam melakukan pemberian penomoran adalah mengidentifikasi data pasien.
Penulis berpendapat bahwa dengan menggunakan bentuk pemberian nomor metode apapun asal
rahasia pasien dapat terjaga dapat dibenarkan. Pemberian nomor ini dilakukan pada saat pasien
mendaftar atau kontak dengan sarana pelayanan kesehatan.
A. Sistem Penomoran
Hal tujuan utama dalam melakukan pemberian penomoran adalah mengidentifikasi data pasien.
Pemberian nomor dilakukan pada saat pasien mendaftar atau kontak dengan sarana pelayanan
kesehatan.
Dengan metode ini pasien menerima nomor baru setiap melakukan pendaftaran / melakukan kontak
dengan pelayanan kesehatan. Jika pasien A berkunjung lima kali maka akan mendapatkan lima nomor
yang berbeda (pendaftaran baru), sedangkan berkas rekam medisnya disimpan berdasarkan urutan
pemberian nomor.
Penomoran ini dapat digunakan pada sarana pelayanan kesehatan yang jumlah kunjungannya sangat
sedikit.
- Mudah digunakan
- Perluasan berkas mudah dilakukan tanpa batas, penambahan nomor baru tidak akan mengganggu
nomor yang sudah ada.
- Trasnfer arsip inakitif mudah dilakukan. Berkas berusia tua memiliki nomor rendah sehingga
pemindahan dapat dilakakuna dalam jumla besar, dari arsip aktif ke arsip inaktif.
Kerugian :
Cara pemberian nomor unit sangat disarankan untuk digunakan pada sarana pelayan kesehatan
karena begitu banyak manfaat dan kemudahan dalam penggunaannya. Berbeda dengan sistem seri,
didalam pemberian nomor secara unit ini, pada pasien datang pertamakali untuk berobat jalan maupun
rawat inap maka pasien tersebut mendapat satu nomor rekam medis. Yang mana pada nomor tersebut
akan dipakai selamanya untuk melakukan kunjungan-kunjungan selanjutnya baik untuk rawat jalan,
rawat inap maupun kunjungan ke unit-unit penunjang medis dan instalasi lain untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan. Dan berkas rekam medis tersebut akan tersimpan dalam satu berkas dengan satu
nomor pasien.
Penomoran ini merupakan single record dimana seluruh informasi pasien tercatat dalam satu berkas
secara berurutan berdasarkan kunjungannya.
Keuntungan :
- kecepatan dalam pemberian pelayanan, baik pada tempat pendaftaran maupun pada runga
penyimpanan.
- Informasi pasien tercatat dalam suatu kesatuan berdasarkan pelayanan yang diberikan /
terintegrasi.
Penomoran ini merupakan sistesis/gabungan dari cara seri dan unit. Dimana setiap pasien yang
berkunjungan diberikan satu nomor baru, tetapi berkas rekam medisnya yang terdahulu digabungkan
dan disimpan pada nomor yang paling baru. Apabila berkas rekam medis lama diambil dan dipindahkan
tempatnya ke nomor yang baru harus diberi tanda petunjuk keluar (out guide), yang menunjukan
kemana berkas rekam medis tersebut dipindahkan. Tanda petunjuk tersebut diletakan menggantikan
berkas rekam medis yang lama. Hal ini sangat membantu ketertiban dalam penyimpanan berkas rekam
medis.
a. Sentralisasi
Sentralisasi ini diartikan penyimpanan berkas rekam medis seorang pasien dalam satu kesatuan baik
catatan kunjungan poliklinik maupun catatan selama pasien di rawat. Penggunaan sistem sentralisasi
memiliki kebaikan dan juga kekurangan.
Kebaikan :
16
- Mengurangi terjadinya duplikasi dalam pemeliharaan dan penyimpanan berkas rekam medis.
Page
Kekurangan :
- Petugas menjadi lebih sibuk, karena harus menangani unit rawat jalan dan unit rawat inap.
b. Desentralisasi
Dengan cara desentralisasi terjadi pemisahan antara rekam medis poliklinik dengan rekam medis rawat
inap. Berkas rekam medis rawat jalan dan rawat inap disimpan ditempat yang terpisah.
Kebaikan :
Kekurangan :
Secara teori cara sentralisasi lebih baik dari pada desentralisasi, tetapi pada pelaksanaannya tergantung
pada situasi dan kondisi pelayanan kesehatan. Hal-hal tersebut terjadi karena :
C. Sistem Penjajaran
Ada banyak jenis penomoran yang dilakukan pada sarana pelayanan kesehatan, namun hal tersebut
tergantung dari kondisi dan kebijakan yang dilakukan pada sarana pelayanan kesehatan.
Penyimpanan dengan sistem nomor langsung adalah penyimpanan rekam medis dalam rak
penyimpanan secara berurutan sesuai dengan urutan nomornya. Jenis penyimpanan ini banyak sekali
digunakan di klinik rawat jalan yang ada di puskesmas maupun pelayanan masyarakat
Keuntungan :
- Mudah dalam mengambil berkas rekam medis secara berurutan dari rak untuk keperluan
pelayanan,pendidikan maupun pengambilan berkas rekam medis inaktif.
17
- Pada saat penyimpanan rekam medis petugas harus memperhatikan seluruh angka nomor sehingga
sangat mudah terjadi kekeliruan dalam penyimpanan.
- Makin besar angka yang diperhatikan,makin besar kemungkinan membuat kesalahan. Hal yang
dapat menyebapkan kesalahan adalah tertukarnya urutan nomor,misalnya rekam medis nomor
465424 tersimpan pada tempat penyimpanan nomor 465524.
- Pekerjaan yang paling sibuk terkonsentrasi pada rak penyimpanan nomor besar yaitu rekam medis
dengan nomor baru.
Sistem penomoran tidak berurutan merupakan sistem penomoran yang tidak memiliki urutan
logis. Sistem ini dibagi menjadi dua yakni Terminal Digit dan Middle Digit.
Penilaian dengan sistem angka akhir disebut ”Terminal Digit Filling System. Disini digunakan
nomor dengan 6 angka, yang dikelompokan menjadi tiga kelompok, masing-masing dua angka. Angka
pertama adalah kelompok dua angka yang terletak di paling kanan, angka kedua adalah kelompok dua
angka yang terletak ditengah dan angka ketiga adalah kelompok dua angka terletak paling kiri.
50 50 50
Dalam penyimpanan dengan sistem angka akhir ada 100 angka kelompok pertama yaitu 00 sampai
dengan 99.
Pada waktu penyimpanan petugas harus melihat angka-angka pertama dan membawa rekam
medis tersebut ke daerah rak penyimpanan untuk kelompokangka-angka pertama bersangkutan. Pada
kelompok pertama ini rekam medis disesuaikan urutan letaknya menurut angka kedua, kemudian rekam
medis disimpan dalam urutan angka ketiga, sehingga dalam setiap kelompok penyimpanan nomor-
nomor pada kelompok angka ketigalah yang selalu berlainan
Contoh :
46 – 52 – 02 98 – 05 – 26 98 – 99 – 30
47 – 52 – 02 99 – 05 – 26 99 – 99 – 30
18
48 – 52 – 02 00 – 06 – 26 00 – 00 – 31
Page
49 – 52 – 02 01 – 06 – 26 01 – 00 – 31
50 – 52 – 02 02 – 06 - 26 02 – 00 - 31
Banyak keuntungan dan kebaikan dari sistem pnyimpanan angka akhir, seperti :
Pertambahan jumlah rekam medis selalu tersebar secara merata ke 100 kelompok di dalam rak
penyimpanan. Petugas penyimpanan tidak akan berdesak-desakan di suatu tempat.
Petugas dapat diserahi tanggung jawab untuk sejumlah section tertentu misalnya ada 4 petugas
masing-masing 00-24, 25-49, 50-74, 75-99
Pekerjaan akan terbagi rata mengingat setiap petugas rata-rata mengerjakan jumlah rekam medis
yang hampir sama setiap harinya untuk setiap bagian.
Rekam medis yang tidak aktif dapat diambil dari rak penyimpanan dari setiap section, pada saat
ditambahnya rekam medis baru dibagian tersebut.
Jumlah rekam medis untuk setiap section terkontrol dan bisa dihindarkan timbulnya rak-rak kosong.
Dengan terkontrolnya jumlah rekam medis, membantu memudahkan perencanaan peralatan
penyimpanan (jumlah rak)
Kekeliruan penyimpanan dapat dicegah, karena petugas penyimpanan hanya memperhatikan dua
angka saja dalam memasukan rekam medis ke dalam rak, sehingga jarang terjadi kekeliruan
membanca angka.
Pemilahan berkas dapat dilakukan lebih cepat, lebih mudah dan lebih cermat karena hanya
memerlukan 2 pemilahan sebelum dijajarkan.
Kerugian :
Memerlukan pelatihan khusus, karena harus membaca dari kanan ke kiri bukannya dari kiri ke
kanan.
Sumua berkas yang salah tempat sulit ditemukan karena kesamaan nomor.
Cost yang tinggi dikarenakan jumlah peralatan seperti rak dan ruangan mesti tersedia
Sistem penyimpanan angka tengah adalah penyimpanan rekam medis diurut dengan pasangan angka-
angka sama halnya dengan sistem angka akhir, namun angka pertama, angka kedua dan angka ketiga
berbeda letaknya dengan sistem angka akhir. Dalam hal ini angka yang letaknya ditengah-tengah
menjadi angka pertama. Pasangan angka yang terletak paling kiri menjadi angka kedua, dan pasangan
angka yang terletak paling kanan menjadi angka ketiga.
50 50 50
46 – 52 – 96 98 – 05 – 99 99 – 05 – 99
46 – 52 – 97 99 – 05 – 00 99 – 05 – 00
46 – 52 – 98 00 – 05 – 01 00 – 06 – 01
46 – 52 – 99 00 – 05 – 02 00 – 05 – 02
47 – 52 – 00 00 – 05 - 03 00 – 05 - 03
Keuntungan :
Kekurangan :
Penomoran
Petugas R M Digit Tengah Digit Akhir
Langsung
Sistem penyimpanan Alfanumerik merupakan gabungan antara sistem abjad dengan sistem numerik
dimana penyimpanan ini berdasarkan urutan nama atau alpabet tertentu. Pada sistem ini berkas mula-
mula disusun menurut abjad. Namun kemudian disusun menurut nomor berdasarkan abjad. Misalnya A-
1, A-2, A-3, A-4, A-5, B-1, B-2, B-3, dst. Biasanya sistem penomoran ini digunakan untuk pelayanan
dengan jumlah sedikit, misalnya pada pelayanan di Puskesmas dan pelayanan klinik IMS.
Sistem penyimpanan ini memerlukan buku bantu atau bank nomor. Kekurangan pada penyimpanan ini
kemungkinan terjadi salah penyimpanan terutama terhadap pasien lama.
Sistem penyimpanan ini tidak direkomendasikan dalam penggunaannya terutama untuk jenis pelayanan
yang mobilitasnya tinggi.
b. Familly Folder
Kelebihan :
Memudahkan pengambilan dan penyimpanan sehingga tenaga yang diperlukan tidak memakan
waktu.
Dokter / tenaga kesehatan lain dapat mempelajari riwayat penyakit keluarga pasien dalam
memudahkan penegakan diagnosis.
Lebih mudah dalam memberikan penyuluhan kesehatan keluarga.
Kekurangan :
Sering kali disalah gunakan oleh pasien, dimana tetangga pasien sering ikut masuk dalam satu
riwayat penyimpanan
Apabila terjadi kehilangan maka data seluruh riwayat kesehatan keluarga lainnya akan hilang,
sehingga akan suit dalam menentukan follow up lanjutan.
Kerahasian pasien tidak terjamin.
A. Bank Nomor
Suatu unit pelayanan kesehatan baik puskesmas maupun sarana pelayanan kesehatan lainnya, biasanya
membuat satu ”Bank Nomor” yang akan menentukan sampai dengan nomor tertinggi yang tersimpan
dan akan diberikan pada pasien baru mendaftar. Nomor tersusun dan tersimpan didalam komputer
secara otomatis dan dilakukan pengontrolan dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana
penggunaan nomor dan tanggung jawab pendistribusian nomor diberikan kepada satu orang petugas.
21
Page
B. Pencegahan salah letak dokumen rekam medis ( Misfile ) dengan kode warna.
Penyimpanan dokumen rekam medis sering kali terjadi kesalahan letak. Hal ini terjadi karena banyaknya
dokumen rekam medis yang harus di ambil dan disimpan setiap hari. Untuk mengatasi hal tersebut,
maka sistem penjajaran TDF dan MDF dapat diberi kode warna sesuai dengan 2 angka kelompok yang
digunakan patokan panyimpanan (untuk TDF 2 angka kelompok akhir sedangkan untuk MDF dengan 2
angka kelompok tengah ). Kodewarna yang dimaksud adalah setiap angka diberi warna tertentu,
contohnya :
Angka Warna
1. Purple= ungu
2. Yellow = kuning
3. Dark green = hijau tua
4. Orange = orange
5. Light blue = biru muda
6. Born = coklat
7. Cerise = kemerahan
8. Light green = hijau muda
9. Red = merah
10. Dark blue = biru tua
Fasilitas fisik yang menunjang penyimpanan dan pengambilan kembali berkas rekam medis, adalah:
a. Rak Penyimpanan
- Rak Terbuka
- Roll Opack
b. Penunjuk penyimpanan
22
Pada deretan map-map rekam medis yang disimpan di rak harus di beri tanda petunjuk guna
Page
- Jumlah penunjuk tergantung dari rata-rata tebalnya sebagaian besar map-map rekam medis
tersebut.
- Untuk map rekam medis yang tebalnya sedang, diberi penunjuk setiap 50 map.
- Rekam medis aktif lebih banyak memerlukan penunjuk dari pada rekam medis yang kurang aktif.
- Pembelian alat penunjuk dipilih model yang kuat, tahan lama dan mudah dilihat.
- Pingiran penunjuk ini harus dibuat lebih besar dan menonjol sehingga angka yang dicantumkan
gampang terlihat.
- Pada penunjuk ditulis 2 angka, angka di atas adalah angka kedua, angka yang di bawah adalah
kelompok angka yang pertama.
Rekam medis harus diberi sampul pelindung yang mana kaitannya dengan proses pengambilan
rekam medis adalah:
Kode warna dimaksudkan untuk memberikan warna tertentu pada sampul untuk mempermudah
mencari map yang salah simpan dan mencegah kekeliruan menyimpan. Kode warna sangat efektif
apabila dilaksanakan dengan sistem penyimpanan terminal digit atau midle digit.
Jenis peralatan yang digunakan dalam melaksanakan peminjaman rekam medis diantaranya:
Kartu permintaan ini sangat berfungsi untuk mengetahui dan melacak tempat rekam medis dipinjam,
dan bon peminjaman ini juga berfungsi untuk menuntut tanggung jawab peminjam rekam medis.
Buku registrasi peminjaman merupakan buku yang berisikan proses pencatatan peminjam rekam medis
yang keluar dari rak. Apabila telah komputerisasi maka buku register tidak diperlukan lagi karena format
pencatatan berkas rekam medis yang keluar dapat dibuat pada program komputer.
Petunjuk keluar adalah suatu alat yang penting untuk mengawasi penggunaan rekam medis. Dalam
penggunaannya petunjuk keluar ini diletakan sebagai pengganti pada tempat map-map rekam medis
yang diambil atau dikeluarkan dari rak penyimpanan. Petunjuk keluar tetap berada di rak tersebut
sampai rekam medis yang dipinjam kembali.
Petunjuk keluar yang umum dipakai berbentuk kartu, yang dilengkapi dengan karton tempel yang
23
berfungsi sebagai tempat penyimpanan formulir peminjaman. Petunjuk keluar ini dapat diberi warna
agar petugas dapat melihat tempat penyimpanan kembali rekam medis yang bersangkutan.
Page
Out Guide
Kartu pindah tangan merupakan kartu yang dipergunakan oleh beberapa orang dalam hal kaitannya
dengan peminjaman rekam medis. Jika beberapa rekam medis digunakan selama beberapa hari dalam
rawat inap, kemungkinan rekam medis dipergunakan oleh beberapa orang atau mungkin pindah ruang
perawatan, harus dilakukan pengisisan kartu pindah tangan. Karena dengan cara ini rekam medis tidak
perlu dikirim bolak balik keruang penyimpanan rekam medis. Kartu pindah tangan ini berisi; tanggal
pindah tangan, asal pindah, kepada siapa, untuk keperluan apa, dan digunakan oleh dokter siapa atau
oleh siapa.
D. Pengambilan/Peminjaman
Peminjaman rekam medis memiliki hubungan dengan proses penemuan kembali rekam medis.
Peminjaman rekam medis merupakan keluarnya rekam medis dari tempat penyimpanan karena
diperlukan oleh pihak lain.
Karena rekam medis itu dipinjam, maka perlu adanya pencatatan agar petugas rekam medis dapat
mengetahui dimana rekam medis itu berada, siapa yang menggunakan, kapan dipinjam dan bila mana
harus dikembalikan.
Untuk memperhatikan proses pengelolaan rekam medis yang baik maka IFHRO mengeluarkan
beberapa ketentuan yang berkaitan dengan peminjaman rekam medis:
- Berkas tidak boleh keluar dari URM kecuali untuk kepentingan pelayanan dan perawatan pasien.
- Semua rekam medis yang dikirimkan ke klinik atau bangsal harus di tandai dengan slip atau tanda
keluar yang mencakup nomor rekam medis, tanggal dan nama klinik, dokter atau bangsal yang
meminjam.
- Seluruh rekam medis harus dikembalikan dari klinik setiap berakhirnya jam kerja, dan dari bangsal
perawatan dalam periode 24 jam setelah pasien keluar.
- Rekam medis untuk penelitian harus di review di URM, dan rekam medis harus tersedia apa bila
pasien membutuhkan.
a. Permintaan Peminjaman
1) Permintaan Rutin
- Permintaan dari poliklinik atau ruang perawatan yang bersifat rutin dalam menangani pasien
ataupun tidak.
1) Pihak lain yang bertanggung jawab langsung terhadap pasien-para tenaga kesehatan (Dokter, Para
Medis, Fisioterapi).
2) Pihak yang bertanggung jawab langsung terhadap pasien yang diberikan wewenang untuk
menggunakan rekam medis (Petugas RM)
3) Pihak ketiga diluar puskesmas yang tidak langsung bertanggung jawab terhadap pasien (Asuransi,
Polisi, Peneliti dsb).
2) Lokasi peminjaman:
1) Tidak satupun rekam medis boleh keluar dari ruang penyimpanan, tampa tanda keluar/kartu
permintaan. Permintaan ini tidak hanya berlaku bagi orang di luar ruang rekam medis, tetapi
petugas rekam medis itu sendiri.
3) Rekam medis tidak dibenarkan diambil dari puskesmas, kecuali atas permintaan pengadilan.
1) Rawat jalan; berkas rekam medis harus kembali ke ruang penyimpanan pada setiap akhir jam
kerja di poliklinik.
2) Rawat inap; berkas rekam medis harus kembali dari bangsal atau ruang perawatan 2x24 jam / 2
hari.
25
Page
E. RETENSI DAN PEMUSNAHAN REKAM MEDIS
1. Retensi
a. Tujuan Retensi :
2) Menyiapkan fasilitas yang cukup untuk tersedianya tempat penyimpanan berkas rekam medis yang
baru.
3) Tetap menjaga kualitas pelayanan dengan mempercepat penyiapan rekam medis jika sewaktu-waktu
diperlukan.
4) Menyelamatkan berkas rekam medis yang bernilai guna tinggi serta mengurangi tidak bernilai guna.
1) Memindahkan berkas rekam medis dari rak aktif ke rak inaktif dengan cara memilah pada rak file
penyimpanan sesua dengan tahun kunjungan.
c. Jadwal retensi
1 Umum 5 th 5 th 2 th 2 th
2 Mata 5 th 10 th 2 th 2 th
3 Jiwa 10 th 5 th 5 th 5 th
4 Orthopedi 10 th 10 th 2 th 2 th
5 Ketergantungan 15 th 15 th 2 th 2 th
Obat
6 Kusta 15 th 15 th 2 th 2 th
7 Jantung 5 th 5 th 2 th 2 th
b) Kasus-kasus terlibat hokum (legal aspek) minimal 23 th setelah ada ketetapan hokum.
d) Kasus perkosaan
e) Kasus HIV
f) Penyesuaian kelamin
h) Kasus adopsi
i) Bayi tabung
j) Cangkok orga
k) Plastic rekontruksi
2. Pemusnahan
a. Ketentuan Pemusnahan
1) Dibentuk tim pemusnah berkas rekam medis dengan surat keputusan direktur yang beranggotakan
sekurang-kurangnya dari : Ketata Usahaan (Administrasi), Unit Penyelenggaraan Rekam Medis (Unit
Pelayanan Rawat Jalan dan Rawat Inap), dan Komite Medik.
2) Formulir rekam medis yang mempunyai nilai guna tertentu tidak dimusnahkan tetap disimpan dalam
jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3) Membuat pertelaan arsip bagi berkas rekam medis aktif yang telah dinilai.
Tahun Kunjungan
No Nama Pasien No. RM Diagnosa Akhir
Akhir
4) Pelaksanaan Pemusnahan
6) Tim pemusnah membuat berita acara pelaksanaan pemusnahan yang ditandatangani ketua, sekretaris
dan diketahui Kepala Puskesmas. Lembar asli di simpan di Puskesmas dan lembar ke dua dikirim kepada
30
Page
PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS XXXXXX
Jalan : Kode Pos Telepon. Faks Email: Website:
TAHUN KUNJUNGAN
TANGGAL :
R
NO MEDICAL RECORD :
A
NAMA :
H
TEMPAT/TGL LAHIR :
A
NAMA ORANG TUA :
ALAMAT :
S
I
JENIS KELAMIN : A
31
Page
32
Page
CATATAN POLIKLINIK (FORM B)
No RM
Nama : Sex : L / P
Tgl Lahir : Commented [u1]: Ditulis D/M/Y
Tgl Kunjungan
Poli : Dokter
Keadaan Umum : Tek Darah : Nadi : RR: T BB: Commented [u2]: Diisi perawat dan diparaf
Commented [u3]: Wajib diperiksa jika demam
A.Subjektive
Anamnese /allo anamnese Keluhan & Gejala
C.Assesment
Diagnosis : Kode ICD X :
Diagnosis Keperawatan :
D.Plan
Farmakologis : TT dan Nama
Terang Dokter
pemeriksa
Rencana Rujukan :
33Page
PENGKAJIAN KEPERAWATAN INDIVIDU
DIAGNOSA KEPERAWATAN
34
MENGETAHUI :
Page
35
Page
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Tgl/ Ttd
Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
No. Perawat
36
Page
Page
37
Page
38
Page
39
RAWAT INAP
JENIS KELAMIN
1.Laki – laki 2. Perempuan
Jam :
LAMANYA DIRAWAT
Bangsal Kelas Sebab Dirawat
a. Penyakit Utama Cedera Atau keadaan lain yang menjadi alasan di rawat
( Jangan Disingkat )
Tindakan I
Operasi
Tindakan II ( 48 – 51 )
CATATAN
KEADAAN KELUAR ( 52 ) CARA KELUAR ( 53 )
1. Sembuh 4. Meninngal sebelum 48 jam 1. Atas Persetujuan 4. Meninggal
2. Perbaikan 5. Meninggal sesudah 48 jam 2. Pulang Paksa 5. Lain - lain
3. Lain - lain 3. Pindah PUSKESMAS Lain
Riwayat Penyakit :
Pemeriksaan Fisik :
(Waktu Masuk )
Laboratorium :
Terapi :
( ...................................................)
Tanda Tangan Dan Nama Dokter
41
Page
Page
42
Page
43
Page
44
Kelompok
A / B1 /B2
SURAT RUJUKAN MATERNAL
No:......................... Tanggal:
Jam :.....
Dokter..........................
di...................................
No:.........................................................
Pem Fisik
Riwayat Ibu
HPL-komplikasi
Pemeriksaan
Penunjang
Diagnosa klinis
Pengobatan yang
telah diberikan
Mohon kesediaan dokter untuk mengirim surat balasan rujukan apabila pasien telah sembuh atau
keluar dari perawatan dokter.Atas kerjasamanya kami ucapkan terimakasih
(...........................................................) (.....................................................)
45
Page
Page
47
Page
48
Page
49
Page
50
Page
51
Page
52
DIAGNOSIS 155 PENYAKIT DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
Penyakit ICPC II ICD X KP
T
A KELOMPOK UMUM
1.Tuberkulosis (TB) Paru A70 Tuberculosis A15 Respiratory 4A
tuberculosis,
bacteriologiccaly and
histologically
5.Demam Dengue dan A77 Viral disease other/NOS A90 Dengue fever
Demam Berdarah
Dengue
A91 Dengue haemorrhagic
fever
10. Keracunan Makanan A86Toxic Effect Non Medical T.62.2 Other Ingested (parts 4A
Substance of plant(s))
medicaments
Page
13. Fixed Drug Eruption A85 Adverse effect medical L27.0 Generalized skin 4A
(FDE) agent eruption due to drugs and
medicaments
B DARAH, PEMBENTUKAN
DARAH, SISTEM IMUN
1. Anemia B82 Anaemia D64.9 Anaemia, unspecified 4A
other/unspecified
C DIGESTIVE
1. Refluks D84 Oesphagus disease K21.9 Gastro-oesophageal 4A
Gastroesofageal reflux disease without
oesophagitis
D
55
MATA
1. Mata Kering/Dry eye F99 Eye/adnexa disease other H04.1 Other disorders of 4A
Page
lacrimal gland
2. Buta Senja F99 Eye/adnexa disease other H53.5 Colour vision 4A
deficiencies
4. Konjungtivitis
Konjungtivitis infeksi F70 Conjunctivitis infectious H10.9 Conjunctivitis, 4A
unspecified
Konjungtivitis alergi F71 Conjunctivitis allergic H10.1 Acute atopic 4A
conjunctivitis
E TELINGA
1. Otitis Eksterna H70 Otitis eksterna H60.9 Otitis Externa, 4A
Unspecified
F HIDUNG
Benda Asing di Hidung R87 Foreign body T17.1 Foreign body in 4A
nose/larynx/bronchus nostril
G KARDIOVASKULAR
1. Angina Pektoris K74 Ischaemic herat disease I20.9 Angina pectoris, 3B
with angina unspecified
5. Cardiorespiratory
Arrest
K80 cardiac arrhytmia NOS 3B
H MUSKULOSKELETAL
1. Fraktur Terbuka L76 fracture other T14. Fracture of unspecified 3B
body
J PSIKOLOGIS
1. Insomnia P06 Sleep disturbance G47.0 Disorders of initiating 4A
and maintaining sleep
(insomnias)
3. Gangguan Campuran P74 Anxiety Disorder (anxiety F41.2 Mixed Anxiety and 3A
Anxietas dan Depresi state) Depression Disorder
K RESPIRASI
1. Epistaksis R06 Nose bleed/epistaxis R04.0 Epistaxis 4A
2. Furunkel Pada Hidung R73 Boil/abscess nose J34.0 Abscess, furuncle and 4A
carbuncle of nose
58
11. Pneumonia Aspirasi R99 Respiratory disease other J69.0 Pneumonitis due to 3B
food and vomit
L KULIT
1. Miliaria
S02 S92 Sweat gland disease L74.3 Miliaria, unspecified 4A
Kontagiosum contagiosum
Page
M METABOLIK ENDOKRIN
DAN NUTRISI
1. Obesitas T82 obesity, T83 overweight E66.9 obesity unspecified
N SALURAN KEMIH
Infeksi Saluran Kemih U71 Cystitis/urinary infection N39.0 Urinary tract 4A
others infection, site not specified
0 KESEHATAN WANITA
1. Hiperemesis W05 Pregnancy O21.0 Mild hyperemis 3B
Gravidarum vomiting/nausea gravidarum
8. Persalinan Lama W92 life birth W93 still birth O63.9 long labour 3B
62
P PENYAKIT KELAMIN
1. Fluor Albus / Vaginal X14 vaginal discharge N98.9 4A
discharge Non Gonore
X71 gonore pada perempuan
X72 urogenital candidiasis pada
perempuan
X73 tikomoniasis urogenital
pda perempuan
X92 klamidia genital pada
perempuan.
2. Sifilis
Y70 Syphilis male A51Early syphilis
X70 Syphilis female A51.0 Primary genital
syphilis
A52 Late syphilis
A53.9 Syphilis, unspecified