Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PELAKSANAAN

PRAKTEK LAPANGAN

PENGOLAHAN TBS MENJADI CPO

Disusun Oleh:

KEVIN SAMUEL PURBA


17/19553/THP/STIPP B

SARJANA TEKNOLOGI INDUSTRI PERKEBUNAN DAN PANGAN

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN STIPER

YOGYAKARTA

2019
HALAMAN PENGESAHAN
PRAKTEK LAPANGAN

PENGOLAHAN TBS MENJADI CPO

Disusun Oleh :

KEVIN SAMUEL PURBA


17/19553/THP/STIPP B

Laporan Pelaksanaan Praktek Lapangan ini diajukan kepada Fakultas Teknologi


Pertanian Institut Pertanian Stiper Yogyakarta sebagai salah satu syarat
untuk mendapatkan nilai mata kuliah Praktek Kerja Lapangan di
Minat Sarjana Teknologi Industri Perkebunan dan Pangan dan telah dipertahankan
di hadapan dewan penguji pada tanggal 08 Agustus 2019

Yogyakarta, 08 Agustus 2019

Mengetahui dan Menyetujui,

Dosen Pembimbing Penulis

(Herawati Oktavianti, ST. MT) (Kevin Samuel Purba)


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .. ..........................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................

DAFTAR ISI ..........................................................................................................

I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................... .


B. Tujuan .......................................................................................................

II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kelapa Sawit.. ............................................................................................


B. Varietas Kelapa Sawit.. ..............................................................................
C. Crude Palm Oil (CPO) ........................................... ………………………
III. ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA...................................................

A. Tempat dan Waktu Kegiatan………………………………………………..


B. Alat dan Bahan
C. Prosedur Kerja

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................

A. Hasil Praktek Lapangan


B. Pembahasan

V. KESIMPULAN ...............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konsumsi minyak sawit (CPO ) dunia dari tahun ke tahun terus
menunjukkan tren meningkat. Pertumbuhan akan permintaan CPO dunia
dalam 5 (lima) tahun terakhir, rata-rata tumbuh sebesar 9,92%. Indonesia dan
Malaysia merupakan negara yang paling banyak menyerap CPO dunia. Selain
itu negara Uni Eropa juga termasuk konsumen besar pengkomsumsi CPO di
dunia (Anonymous, 2006).
Indonesia adalah eksportir terbesar kelapa sawit. Potensi ekonomi tanaman
ini sangat besar. Saragih (2012) mencatat sumbangan kelapa sawit terhadap
APBN bisa mencapai 9,11 miliar dollar. Ekspor kelapa sawit dari Indonesia
pun mencapai 23 juta ton pada 2010. Dan sekitar 35% dari pemasukan
keuntungan kelapa sawit berasal dari petani kecil yang hidup dari sektor
tersebut. Perkebunan kelapa sawit di Indonesia terus mengalami peningkatan.
Sejak dikembangkannya tanaman kelapa sawit di Indonesia pada tahun 60-an,
luas areal perkebunan kelapa sawit mengalami perkembangan yang sangat
pesat. Bila pada 1967 Indonesia hanya memiliki areal perkebunan kelapa
sawit seluas 105.808 hektar, pada 1997 telah membengkak menjadi 2,5 juta
hektar. Pertumbuhan yang pesat terjadi pada kurun waktu 1990-1997, dimana
terjadi penambahan luas areal tanam rata-rata 200.000 hektar setiap tahunnya,
yang sebagian besar terjadi pada perkebunan swasta. Pertumbuhan luas areal
yang pesat kembali terjadi pada lima tahun terakhir, yakni periode 1999-2003,
dari 2,96 juta hektar menjadi 3,8 juta hektar pada 2003, yang berarti terjadi
penambahan luas areal tanam rata-rata +200.000 hektar setiap tahunnya. Pada
tahun tahun 2002 lalu hanya berkisar 5 juta hektare, tahun 2010 sudah
mencapai 8 juta hektare. Untuk perluasan kelapa sawit di dunia tahun 2011
hanya berkisar 12 juta hektare lebih dan sebanyak 8 juta hektare lebih ada di
Indonesia. Perluasan perkebunan kelapa sawit terbesar di Riau, Kalimantan
dan Sulawesi. Dari 12 juta hektare ini bisa menghasilkan sebanyak 140,6 juta
ton CPO dan bisa memenuhi keperluan minyak nabati dunia yang mencapai
1.700.000 ton per tahunnya. Untuk itu Indonesia sampai tahun 2012 termasuk
negara pengekspor terbesar CPO bersama negara Asia Tenggara lainnya
seperti Malaysia. Indonesia dan Malaysia penghasil kelapa sawit terbesar di
dunia yaitu sekitar 85%, Komoditi kelapa sawit kedua negara yang menguasai
dunia yang merupakan pesaing utama terhadap minyak jagung, soybean, dan
minyak bunga matahari yang merupakan industri andalan minyak goreng dari
negara-negara maju. ( 2012).
Semakin meningkatnya konsumsi dunia, ekspor CPO dalam 5 (lima) tahun
terakhir juga menunjukkan tren meningkat, rata-rata peningkatannya adalah
sebesar 11%. Eksportir terbesar didunia didominasi oleh Indonesia dan
Malaysia, kedua negara tersebut menguasai 91% pangsa pasar ekspor dunia.
Papua Nugini berada di urutan ke 3 dengan perbedaan share yang cukup jauh
yaitu hanya berkisar 1,3% (Anonymous, 2010).
Namun dalam perdagangan dunia CPO dan penghentian ekspansi
perkebunan kelapa sawit permasalahan utamanya, bukan terletak pada tingkat
permintaan konsumsi atau eksportnya, karena baik konsumsi atau ekspor
dunia cenderung meningkat dengan stabil. Justru terletak pada fluktuasi harga
yang tidak stabil dan persaingan bisnis minyak nabati di dunia. Persaingan itu
terutama terjadi antara bisnis minyak sawit dengan minyak kedelai. Karena
untuk saat ini, penguasaan pangsa pasar minyak sawit terbesar di dunia yaitu
sebesar 32% dan untuk minyak kedelai sebesar 26%. Fluktuasi harga CPO ini
dipengaruhi oleh pesaing bisnis minyak sawit yakni negara-negara penghasil
produk subtitusi yakni negara-negara penghasil kacang kedelai, bunga
matahari dan jagung yang umumnya merupakan negara di Eropa dan Amerika
(negara maju). Dengan Isu-isu seperti minyak kelapa sawit mengandung
kolestrol (muncul tahun 1980), Setelah penelitian ternyata sangat rendah,
kelapa sawit penyebab polusi dan merusak lingkungan (muncul tahun 1990).
produk yang tidak higienis (muncul tahun 2000), kebun sawit penyebab
pengrusakan ekosistem hutan termasuk isu pemusnahan orang utan dan
hilangnya biodiversity (muncul 2010), industri sawit penyebab pemanasan
global (muncul 2011). industri sawit penyebab kerusakan iklim dunia (muncul
2012). Padahal perkebunan sawit hanya 6,5% di dunia. Untuk per tahunnya
hanya memakai lahan 300.000-400.000 hektare. ”Untuk dapat 140,6 juta ton
minyak sawit hanya memanfaatkan 243,4 juta hektare kebun sawit saja.
Sedangkan untuk kacang kedelai dan bunga matahari dua kali lipat dari lahan
sawit untuk mendapatkan sebanyak itu. Hal ini merupakan isu yang diangkat
untuk menjatuhkan harga CPO dunia. Harga CPO dunia pada tahun 2006
adalah USD540/ton, relatif tinggi jika dibandingkan dengan harga selama
tujuh tahun terakhir, walaupun pada 1984 harga CPO pernah mencapai
USD729/ton (Anonymous, 2011).
Padahal sebagai pengeskpor CPO terbesar dunia, keberadaan perkebunan
kelapa sawit Indonesia tentu harus terus dilakukan pengembangan dan
ekspansi, terutama Riau sebagai penghasil kelapa sawit terbesar di Indonesia.
Untuk tetap menjadi pengekspor CPO terbesar dan bisa meningkatkan taraf
hidup masyarakat dari perkebunan sawit maka perlu dilakukan ekspansi
hingga kemakmuran negeri ini bisa dicapai. Jadi tak perlu ada batasan dan
termakan isu kalau perkebunan sawit merusak lingkungan,”( Supriyono,
2012).
Perkebunan kelapa sawit menjadi dilema untuk memajukan perekonomian
negara dengan berbagai turunan produk yang menjadi produk andalan setiap
subsektor industri. Terjadi dilema pengembangan dan ekspansi usaha kelapa
sawit untuk keperluan energi alternatif dan pangan dari perspektif lingkungan.
Di satu sisi kebutuhan akan energi alternatif semakin tinggi dengan semakin
habisnya cadangan minyak bumi. Krisis bahan bakar minyak (BBM) akibat
pertambangan minyak bumi terus memainkan peran yang penting bagi
kehidupan manusia. Proses pengeboran dan produksi minyak bumi juga
mengandung risiko bagi kelestarian lingkungan. Dengan kondisi semakin
menipisnya cadangan minyak solar atau Automotive Diesel Oil (ADO) sebagai
salah satu hasil kilang minyak merupakan bahan bakar destilasi menengah
(middle destilate) yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan energi
khususnya bahan bakar minyak (BBM) untuk bahan bakar di sektor
transportasi. Selain itu juga dikenal minyak diesel atau Industrial Diesel Oil
(IDO) yang digunakan untuk bahan bakar di sektor industri, termasuk untuk
pembangkit listrik. Selama 5 tahun tahun terakhir, yaitu dari tahun 2007
sampai dengan tahun 2011 total kebutuhan minyak solar untuk semua sektor
meningkat dengan pertumbuhan rata-rata sekitar 5% per tahun.
B. Tujuan
Memahami dan mengetahui bagaimana kegiatan di Pabrik Kelapa
Sawit untuk mengolah TBS (Tandan Buah Segar) menjadi CPO (Crude Palm
Oil).

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Kelapa Sawit
Kelapa sawit (Elaeis guineensis) merupakan tanaman hutan hujan tropis di
daerah Afrika Barat, terutama di Kamerun, Pantai Gading, Libera, Nigeria,
Sirea Lione, Togo, Angola, dan Kongo (Poku 2002). Kelapa sawit termasuk
dalam kingdom Plantae, divisi Magnoliophyta, kelas liliopsida, ordo arecales,
finniii arecaceae, dan genus Elaeis. Kelapa sawit ditemukan oleh Nicholaas
Jacquin pada tahun 1763, sehingga kelapa sawit diberi nama Elaeis guineensis
Jacq.Pohon dan dan buah sawit dapat dilihat pada . Pada mulanya kelapa
sawit diperkenalkan · di Asia Tenggara sebagai tanaman hias. Ditanam
pertama kali pada. tahun 1884di Kebun Raya Bogor, Indonesia (Gunstone
2002). Kelapa sawit terdiri atas em pat varietas, yaitu varietas Macrocarya,
tebal tempurung 5 mm, varietas Dura, tebal tempurung 2-8 mm, varietas
Tenera, tebal tempurung 0.5 mm, varietas Pisifera, bagian tempurung tipis
(Fauzi etal. 2006). Hampir semua bagian pohon kelapa sawit dapat
dimanfaatkan. Batang pohon sawit dapat digunakan untuk pembuatan pulp,
bahan kimia turunan, sumber energi, dan papan partikel. Buah kelapa sawit
memiliki nilai ekonornis yang tinggi, dapat diolahrnef1iadi minyak sawit yang
bermanfaat untuk bidahg panganmaupun non pangan. Bagian lainnya seperti
sabut dan sludge, tandan kosong, cangkang, rninyak inti sawit danbungkilnya
juga dapat dimanfaatkan. Buah sawit umumnyamerniliki panjang 2 hingga 5
mm dan berat 3 hingga 30 gram, berwama ungu hitam pada saat muda,
kemudian menjadi berwama kuning rnerah pada saat tua dan rnatang
(Muchtadi 1992). Daging buah berwama putih kuning ketikamasih muda dan
berwama jingga setelah matang (Ketaren 2005) (Suandi, 2016).
B. Varietas Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan di Indonesia ada banyak
jenisnya. Varietas tanaman tersebut dapat dibedakan berdasarkan tebal
tipisnya tempurung (cangkang) dan kandungan minyak dalam buah maka
kelapa sawit dapat dibedakan dalam 3 tipe yakni : dura tempurung (cangkang)
pada buah sekitar 25-45%, sangat tebal antara 2-8 mm, dan tidak terdapat
lingkaran sabut pada bagian luar cangkang. Daging buah relatif tipis sekitar
20-65%, dankandungan minyak pada buah rendah. Psifera, jenis Psifera
memiliki tempurung yang tipis, biji yang kecil, daging buah yang tebal, tidak
mempunyak cangkang, intinya kecil namun kandungan minyak dalam buah
tinggi. Tanaman ini tidak bisa digunakan untuk penggunaan komersil tapi
jenis ini sering disebut sebagai tanaman betina yang steril. Melalui persilangan
antara jenis dura dan psifera, dihasilkan jenis ketiga yaitu jenis tenera. Tenera
merupakan persilangan antara Dura sebagai pohon ibu dengan Psisfera
sebagai pohon bapak. Tenera bertempurung tipis dan inti yang besar dan
kandungan minyak dalam buah tinggi. Ukuran daging buah sekitar 60-90 %,
ketebalan cangkang antara 0,5 - 4 mm ( Hutahaean, 2008).
C. Crude Palm Oil (CPO)
Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit adalah minyak nabati
edibel yang didapatkan dari mesocarp buah pohon kelapa sawit, umumnya
dari spesies Elaeis guineensi sdan sedikit dari spesies Elaeis oleifera dan
Attalea maripa. (Reeves,1979 dalam wikipedia.org). Minyak sawit secara
alami berwarna merah karena kandungan beta-karoten yang tinggi. Minyak
sawit berbeda dengan minyak inti kelapa sawit (palm kernel oil)
yangdihasilkan dari inti buah yang sama. Minyak kelapa sawit juga berbeda
dengan minyak kelapa yangdihasilkan dari inti buah kelapa (Cocos nucifera).
Perbedaan ada pada warna (minyak inti sawit tidak memiliki karotenoid
sehingga tidak berwarna merah), dan kadar lemak jenuhnya. Minyak sawit
mengandung 41% lemak jenuh, minyak inti sawit 81%, dan minyak kelapa
86%.(Harold McGee, 2004) Minyak sawit kasar (Crude Palm Oil) merupakan
minyak kelapa sawit mentah yang diperoleh dari hasil ekstraksiatau dari
proses pengempaan daging buah kelapa sawit danbelum mengalami
pemurnian. Minyak sawit biasanya digunakan untuk kebutuhan bahan pangan,
industri kosmetik, industri kimia,dan industri pakan ternak. Kebutuhan
minyak sawit sebesar 90% digunakan untuk bahan pangan seperti minyak
goreng, margarin, shortening, pengganti lemak kakaodan untuk kebutuhan
industri roti, cokelat, eskrim, biskuit, dan makanan ringan. Kebutuhan 10%
dari minyak sawit lainnya digunakan untuk industri oleokimia yang
menghasilkan asam lemak, fatty alcohol, gliserol, danmetil esterserta
surfaktan. Asam lemak bersama-sama dengan gliserol merupakan penyusun
utama minyak nabati dan hewani. Asam lemak yang terkandung di dalam
CPO sebagianbesar adalah asam lemak jenuh yaitu asam palmitat. Asam
lemak jenuh hanya memiliki ikatan tunggal diantara atom-atom karbon
penyusunnya, sedangkan asam lemak tak jenuh mempunyai paling sedikit satu
ikatan rangkap mdiantara atom-atom karbon penyusunnya. Asam lemak jenuh
bersifat lebih stabil (tidak mudah bereaksi) dari pada asam lemak tak jenuh.
Ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh mudah bereaksi dengan oksigen
(mudah teroksidasi). Keberadaan ikatan ganda pada asam lemak tak
jenuhmenjadikannya memiliki dua bentuk: cis yang bersifat tidak stabil dan
trans yang bersifat stabil (Pamani, 2014).
D. Proses Pengolahan TBS
Pengolahan buah sawit menjadi CPO dilakukan dalam beberapa tahap yaitu
penerimaan tandan buah segar (TBS), perebusan, perontokan, pelumatan,
ekstraksi minyak dan klarifikasi. Penerimaan Tandan Buah Segar Tandan
Buah Segar (TBS )dikelola dengan baik untuk menghindari kerusakan pada
buah yang dapat menyebabkan rendahnya kualitas minyak yang dihasilkan
(Basiron 2005). Perebusan ,Perebusan dilakukan menggunakan uap pada
tekanan 3 m kg/cm pada suhu 143 oc selama 1 jam. Proses ini dilakukan untuk
mencegah naiknya jumlah asam lemak bebas karena reaksi enzimatik,
mempermudah perontokan buah, dan mengkondisikan inti sawit untuk
meminimalkan pecahnya inti sawit selama pengolaban berikutnya.
Perontokan,Tujuan dari perontokan adalah memisahkan buah yang sudah
direbus dari tandannya. Perontokan dilakukan dengan dua cara yaitu
penggoyangan dengan cepat pemukulan. Pelmnatan Pelumatan dilakukan
untuk memanaskan buah memisahkan perikrap dari inti, dan memecah sel
minyak sebelum mengalami ekstraksi. Kondisi terbaik ada pada suhu 95-100
OC selama 20 menit. Ekstraksi minyak Ekstraksi minyak biasanya dilakukan
dengan mesin pres akan menghasilkan dua kelompok produk yaitu campuran
antara air, minyak dan padatan, cake yang mengandung serat dan inti.
Klarifikasi Minyak kasar hasil ekstraksi akan memiliki komposisi 66%
minyak, 24% air, dan 10% padatan bukan minyak (nonoily solids, NOS).
Karena kandungan cukup tinggi, maka harus dilarutkan dengan air untuk
mendapatkan pengendapan yang diinginkan. Setelah dilarutkan, minyak kasar
disaring untuk memisahkan bahan berserat. Produk kemudian diendapkan
untuk memisahkan minyak dan endapan. Minyak pada bagian atas diambil
dan dilewatkan pada pemumi setrifugal yang diikuti oleh pengering vakum.
Selanjutnya didinginkan sebelum disimpan dalam tangki penyimpan
(Ayustaningwamo, 2012).

III ALAT BAHAN DAN PROSEDUR KERJA


A. Tempat dan Waktu Kegiatan
Waktu dalam pengolahan TBS menjadi CPO kami laksanakan pada
Hari/Tanggal : Rabu, 3 Juli 2019.
Waktu : 07.00 s/d 16.00 WIB
Tempat pelaksanaan praktik di pilot plan Instiper.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam kegiatan Praktek Lapangan adalah
Timbangan TBS, Sterilizer, Sandtrap Tank, Thresher, Vibrating Screen,
Tojok, Digester & press, Boiler, Ember, Gayung, Sarung tangan, Tabung gas
LPG 12 kg.
Bahan yang digunakan dalam kegiatan Praktek Lapangan ini adalah
Tandan buah segar dan air panas.
C. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan dan menghidupkan Boiler, sehingga steamnya siap untuk
digunakan.
2. Menimbang beratnya TBS yang datang dari kebun.
3. Melakukan grading sesuai tata cara gradingdengan cara melakukan sortasi
berdasarkan gradenya (mentah, lewat matang, busuk, tangkai panjang).
Kemudian dihitung prosentasenya.
Jumlah TBS mentah
Misal % TBS Mentah = X 100%
Jumlah sampel TBS

Hasilnya dicatat dalam logsheet.


4. Memasukan TBS ke lori setelah ditimbang, sesuai kapasitas lori (sekitar
50 kg).
5. Memasukan lori ke dalam sterilizer yang berisi TBS, kemudian pintu
sterilizer ditutup hingga rapat. Selanjutnya dilakukan sterilisasi selama 90
menit, dengan cara mengalirkan steam (menit 1 jika tekanan sekitar 2,8-
3,00 bar) yang berasal dari boiler. Pipa kondensat dibuka.
6. Menutup valve input steam setelah selesai, sisa steam di dalam sterilizer
dikeluarkan sampai habis dengan membuka valve exhaust steam.
7. Membuka pintu sterilizer dan lori yang berisi TBS rebus dikeluarkan.
Amati : perubahan warna dan beratnya, jumlah kondensat yang diperoleh,
losses minyak dalam kondesat (dengan cara diambil sampel menggunakan
gelas ukur, lapisan minyak berada dibagian atas).
8. Memasukan TBS rebus ke dalam threser untuk dilakukan pemipilan,
hitung berat brondolan, janjang kosongnya, fruitlet yang masih di jankos
dan % USB.
Jumlah USB
% USB = Jumlah sampel X 100%.

9. Menghidupkan digester dan dialirkan steam ke dalamnya. Kemudian


brondolan/buah yang diperoleh dari Thresher dimasukan ke digester untuk
dilumatkan.
10. Memasukan Massa/lumatan ke dalam presser untuk memisahkan antara
press-cake dan cairan (minyak sawit kasar).
11. Menambahkan water dilution dan minyak sawit kasar yang diperoleh
dengan perbandingan 1:1
12. Mengalirkan / masukan minyak kasar ke sand-trap tank minyaknya
(dibagian lapisan atas) disalurkan ke tangki, sedangkan kotoran di bagian
bawah di drain. Hitung berat minyak yang diperoleh.
Diamati secara menyeluruh :
 Rendemen minyaknya.
Minyak yang diperoleh
R= x 100%
TBS yang diperoleh

 Material balance
 Amati dan catat setiap tahapan proses termasuk cara kerja alat.
 Hitung kebutuhan steamnya. (melihat pemakaian air di boiler).
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Praktek Lapangan
Tabel 1. Teknologi pengolahan TBS menjadi CPO

Hari/ Acara
No Kegiatan Hasil
Tanggal

A. Penimbangan TBS dari 320 Kg


kebun
B. Grading 45 TBS

1. TBS mentah (%) 2


45
× 100%

=4,44 %

2. TBS lewat matang (%) 19


45
Stasiun × 100%

1. Rabu, 3 Penerim
= 42,2%
Juli aan
2019. TBS 3. TBS busuk (%) 1
45
× 100%

= 2,2%

4. Janjang kosong (%) 2


45
× 100%

= 2,2%

5. Tangkai panjang (%)


1. Penimbangan TBS yang 50 kg
akan di sterilisasi
2. Pengamatan tingkat Fraksi 3
kematangan TBS yang
direbus
3. Pengamatan waktu 26 menit
steam sampai tekanan
2,8-3,00 bar
4. Pengamatan waktu, 90 menit,
suhu dan steam selama 102˚C, 2,5
sterilisasi bar

5. Pengamtan jumlah 14, 4 Liter


kondensat
Stasiun 6. Pengamatan oil losses 10 ml
2. Sterilisa in condensate
si 7. Pengamatan perubahan 48, 4 kg
berat setelah proses
8. Pengamatan perubahan Hitam
warna setelah proses kecoklat

9. Pengamatan jumlah 75,3 Liter


steam yang digunakan
(pengukutan air yang
digunakan)
10. Mengamati proes dan Pengunci,
bagian/komponen alat barometer
yang digunakan (pengukur
tekanan),t
hermomet
er
(pengukur
suhu),pipa
, lori dan
outlet.

1. Mengamati proses dan Inlet,


bagian dari alat Outlet,
Thresher striper
(pisau
untuk
membanti
ng TBS)
dan tibar
(penyangg
Stasiun a sebagai
3. Threshi tempat
ng bantingan
TBS).

2. Menimbang janjang Janjang


kosong dan brondolan kosong =
yang diperoleh 12,1kg

Brondolan
= 35,4kg

3. Menghitung % USB 0%

1. Mengamati proses dan Inlet,


Stasiun
bagian/komponen outlet,
4. Digestin
digester dan presser long arm,
g dan
short arm,
Press
double
strew.

2. Menghitung jumlah 31 liter


minyak kasar yang
diperoleh
3. Mengamati suhu steam 119 oC
yang ada digester
4. Mencatat jumlah air 31 liter
panas (water dilution)
yang digunakan
5. Menghitung broken 5%
nut/biji pecah (%)
1. Menghitung jumlah Sand trap
CPO yang di dapatkan tank,

Stasiun outlet dan

Klarifik inlet.

asi 2. Menghitung jumlah 7 kg


minyak CPOyang di
dapat
5
3. Menghitung rendemen 7
CPO 50
× 100%

= 14%
B. Pembahasan
Proses pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi crude palm oil
dan palm kernel melalui banyak perlakuan dan tahapan. Proses pengolahan
kelapa sawit dibagi menjadi beberapa tahapan dan stasiun, yaitu sebagai
berikut : Stasiun penerimaan buah (fruit reception station), Stasiun
perebusan (sterilizing station), Stasiun penebahan (threshing station), Stasiun
pengempaan (pressing station), Stasiun pemurnian minyak (clarification
station).
Stasiun penerimaan buah berfungsi sebagai tempat penerimaan buah
(TBS) dari perkebunan sebelum diolah. Pada stasiun ini dapat diketahui
jumlah TBS dari masing masing kebun. Pada stasiun penerimaan buah ini
meliputi: Jembatan timbang (weight bridge), Sortasi tandan buah segar,
Tempat pemindahan buah (loading ramp), Lori Buah.
Stasiun Perebusan (Sterilization Station), baik buruknya mutu dan jumlah
hasil olah suatu pabrik kelapa sawit, terutama ditentukan oleh hasil rebusan.
Oleh karena itu merebus, buah harus sesuai dengan ketentuan yang ada dan
merupakan hal yang mutlak dilakuakan. Merebus tandan dengan uap
mempunyai fungsi sebagai berikut : merusak enzim dan menghentikan
peragian yang membentuk asam lemak bebas, Membekukan getah dan
protein, Memudahkan buah lepas dari tandan, Melonggarkan inti dari
tempurung.
Stasiun Penebahan (Threshing Stasiun) Stasiun penebahan merupakan
stasiun yang berfungsi untuk memisahkan buah dari tandannya dengan cara
bantingan – bantingan dan berputar sekitar 23 – 25 rpm yang dinamai
rotary drum threshing
Stasiun Pengempaan (Pressing Station), Digester merupakan sebuah alat
yang terbuat dari besi pelat yang berbentuk silinder dimana sekeliling
dindingnya dipasang pelat mantel untuk memanaskan adukan. Didalam
silinder tersebut terdapat as yang dipasang pisau aduk dan dibagian bawah
dipasang satu pisau buang, untuk mengeluarkan masa-adukandari digester ke
screw press. Digester berfungsi sebagai pencincang brondolan yang telah
terebus, sehingga menjadi campuran yang homogen antar nuts dengan
daging buah yang telah terpisah. Pada digester, dilakukan proses exstraksi
pertama untuk mengusahakan keluarnya minyak dari brondolan buah. Mesin
press adalah alat untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari daging
buah (pericarp). Buahyang keluar dari digester diperas didalam mesin
press dengan tekanan 40 -50 bar dan dengan menggunakan air pengencer
yang bersuhu 90 – 95 oC.Untuk menurunkan visikosits minyak,
penambahan dapat pula dilakukan pada oil gutter kemudian dialirkan melalui
oil gutter ke stasiun klarifikasi. Sedangkan ampas kempa dipecahkan dengan
menggunakan cake breaker conveyor untuk memudahkan memisahkan nuts
dan ampas.
Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station) Stasiun pemurnian
minyak berfungsi untuk memisahkan minyak dari kotoran dan unsur–unsur
yang dapat mengurangi kualitas minyak dan mengupayakan kehilangan
minyak seminimal mungkin. Proses pemisahan minyak, air, dan kotoran
dalakukan dengan system pengendapan, sentrifuge, dan penguapan.
Dalam praktik minyak yang dihasilkan dari stasiun klarifikasi
menghasilkan minyak seberat 7 kg dan rendemen yang dihasilkan sebanyak
14%.TBS yang diproses menjadi CPO sebanyak 50 kg ada sekitar ada 6 buah
tandan buah segar yang di proses ditambah sedikit berondolan yang ada.
Rendemen yang dihasilkan berdasarkan pengamatan ketika kegiatan dilakukan
sebanyak 14% , untuk teori sendiri hasil rendemen saharusnya 21-23 %,
sedikitnya rendemen dipengaruhi kerja dari praktikan pada alat pengepres
yang kurang baik sehingga tidak maksimal dalam mengeluarkan minyak dari
cake buah sawit yang dihasilkan dari stasiun digester.
V. KESIMPULAN
Adapun hasil pengamatan dan analisis hasil serta pembahasan diatas
maka dapat diambil kesimpulan anatara lain.
1. Proses pengolahan kelapa sawit dibagi menjadi beberapa tahapan dan
stasiun, yaitu sebagai berikut :Stasiun penerimaan buah (fruit reception
station), Stasiun perebusan (sterilizing station), Stasiun penebahan (threshing
station), Stasiun pengempaan (pressing station), Stasiun pemurnian minyak
(clarification station).
2. Stasiun penerimaan buah berfungsi sebagai tempat penerimaan buah (TBS)
dari perkebunan sebelum diolah.
3. Stasiun Perebusan (Sterilization Station), baik buruknya mutu dan jumlah
hasil olah suatu pabrik kelapa sawit, terutama ditentukan oleh hasil rebusan.
4. StasiunPenebahan (Threshing Stasiun) Stasiun penebahan merupakan stasiun
yang berfungsi untuk memisahkan buah dari tandannya dengan cara
bantingan – bantingan dan berputar sekitar 23 – 25 rpm yang dinamai
rotary drum threshing.
5. Stasiun Pengempaan (Pressing Station), Digester merupakan sebuah alat
yang terbuat dari besi pelat yang berbentuk silinder dimana sekeliling
dindingnya dipasang pelat mantel untuk memanaskan adukan.
6. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station) Stasiun pemurnian minyak
berfungsi untuk memisahkan minyak dari kotoran dan unsur–unsur yang
dapat mengurangi kualitas minyak dan mengupayakan kehilangan minyak
seminimal mungkin.
7. Dalam praktik minyak yang dihasilkan dari stasiun klarifikasi menghasilkan
minyak seberat 7 kg dan rendemen yang dihasilkan sebanyak 14%.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2010. Konsumen Hijau. http://www.republika.com/harian/0203


Green-Consumersm.html. Diakses pada hari Kamis tanggal 8 Agustus
2019, pukul 00.30 WIB.
Anonymous. 2011. Tanggung Jawab Dunia Bisnis Industri. http://
Reuters.blogspot.com/0202/. Diakses pada hari Kamis tanggal 8 Agustus
2019, pukul 00.30 WIB.
Anonymous. 2012. Biodiesel Tanpa Subsidi Pemerintah. Suara Merdeka 8 Januari
2012. Diakses pada hari Kamis tanggal 8 Agustus 2019, pukul 00.30 WIB.
Ayustaningwamo, Fitriyono. PROSES PENGOLAHAN DAN APLIKASI
MINYAK SAWIT MERAH PADA INDUSTRI PANGAN JURNAL
VITASPHERE, Volume II, Agustus 2012, hal. 1-11.
Hutahaean, Evalina. 2008. Skripsi Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu
Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina
Perbaungan. Universitas Sumatera Utara : Medan.
Larasati, Novia 2016. Studi Analisa Ekonomi Pabrik CPO (Crude Palm Oil) dan
PKO (Palm Kernel Oil) Dari Buah Kelapa Sawit JURNAL TEKNIK ITS
Vol. 5, (2), (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)..

Pamani. 2014. Crude Palm Oil (CPO). http://eprints.polsri.ac.id/975/3/BAB


%20II.pdf. Diakses pada hari Minggu tanggal 4 Agustus 2019, pukul
23.30 WIB.
Suandi, Agus. 2016. Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30
ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi Teknosia Vol. II, (17), Tahun X,
September 2016”.
LAMPIRAN
Acara Pengolahan TBS Menjadi CPO

Anda mungkin juga menyukai