Anda di halaman 1dari 7

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENATAAN MINIMARKET

TERHADAP EKSISTENSI PASAR TRADISIONAL DI KABUPATEN PATI

1. Latar Belakang
Pasar memiliki peran penting dalam sistem ekonomi, pasar tidak hanya sebagai
lembaga tukar menukar, tetapi lebih dari itu pasar dapat memiliki fungsi sebagai tempat
penyebaran dan penyimpanan barang, serta tempat berpindahnya komunitas dari satu
orang ke orang lain, atau dari suatu tempat ke tempat ke tempat lain, dan dari peranan
satu ke peranan yang lain. Jadi pasar adalah tempat yang mempunyai unsur-unsur sosial,
ekonomis, kebudayaan, politis, tempat pembeli dan penjual saling bertemu untuk
mengadakan tukar-menukar.1
Adanya persaingan antara pasar tradisional dan toko modern, dimana kedua jenis
pasar tersebut memiliki perbedaan baik secara segi tempat, aktivitas jual beli, serta
pengunjung.Seiring dengan perkembangan di kota-kota besar terdapat aktivitas ekonomi
seperti pasar tradisional, pertokoan, toko modern atau minimarket bahkan mall, namun
perubahan zaman yang terjadi sekarang ini adanya cenderung bermunculannya toko
modern di setiap sudut jalan, bahkan tidak hanya di kota besar akan tetapi apabila dilihat
sekarang ini sudah mulai merambah ke wilayah pedesaan yang dapat dijumpai
sepanjang jalan besar desa yang menjadi pusat keramaian dan mudah untuk dijangkau
oleh pengunjung.
Persaingan antar keduanya memiliki dampak yang besar apalagi bagi eksistensi
pasar tradisional yang mulai terancam keberadaannya dikarenakan mulai ramainya
pendirian minimarket, seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi, kebutuhan masyarakat pun berkembang semakin kompleks mengikuti
modernisasi, maka keberadaan minimarket mulai menawarkan penampilan yang bersih,
nyaman dan berselera tinggi.2
Pasar dan minimarket yang memiliki fungsi dan peran penting dalam perdagangan
dan perekonomian harus memiliki tata ruang yang strategis karena untuk menyediakan
fasilitas bagi pembeli guna memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga pembeli
mendapatkan kenyamanan. Konsep tata ruang minimarket merupakan hal penting perlu
dipikirkan pemerintah dalam penyusunan rencana pembangunan, karena melihat setiap

1 Emiliana Sadilah Dkk, Eksistensi Pasar Tradisional: Relasi dan Jaringan Pasar Tradisional di Kota
Semarang-Jawa Tengah (Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional, 2011), 1-2

2 Sumintarsih Dkk, Eksistensi Pasar Tradisional: Relasi dan Jaringan Pasar Tradisional di Kota
Surabaya-Jawa Timur (Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional, 2011), 15.
daerah memiliki potensi, kondisi dan karakteristik yang berbeda-beda satu sama lain
dalam memposisikan pusat perekonomian. Sehingga keberadaan pasar tradisional dan
minimarket tidak tumpang tindih satu sama lainnya dan merugikan satu sama lainnya.
Seperti halnya di Kabupaten Pati malah terkait tentang penataan minimarket memiliki
banyak kendala dan masalah, seperti salah satu contoh pembangunan minimarket yang
berdekatan dengan toko kelontong milik masyarakat dan pasar tradisional yang diprotes
oleh warga sekitar sehingga menimbulkan konflik di masyarakat, serta ada pula
minimarket yang tidak memiliki izin pendirian ataupun izinnya bermasalah akan tetapi
tetap melanggar. Sehingga hal tersebut mendorong pemerintah untuk mengatur dan
mengelola penataan minimarket sehingga keberadaan minimarket dan pasar tradisional
dapat berdampingan dan bersaing secara sehat. Kemudian dampak konflik terkait
penataan minimarket yang telah tertuang dalam Perbup No. 60 tahun 2012 yang
kemudian di tinjau kembali diubah menjadi perbup no. 24 tahun 2016 untuk menguatkan
penataan toko modern dan pasar tradisional.3
2. Rumusan Masalah
Dari permasalah di atas maka penelitian ini ingin mengkaji dan meneliti dengan
beberapa pertanyaan sebagai berikut:
a. Bagaimana proses penyusunan kebijakan pemerintah mengenai penataan minimarket
di Kabupaten Pati?
b. Bagaimana implementasi kebijakan pemerintah mengenai penataan minimarket di
Kabupaten Pati?
c. Bagaimana dampak implementasi kebijakan pemerintah mengenai penataan
minimarket di Kabupaten Pati?
3. Kerangka Teori
Kebijakan publik menurut Thomas R. Dye merupakan apapun yang dipilih oleh
pemerintah untuk dilakukan maupun tidak dilakukan. Sehingga kebijakan mencakup
keputusan-keputusan yang dibuat dan ditetapkan oleh pemerintah untuk dilaksanakan
maupun tidak dilaksanakan yang memiliki tujuan tertentu demi kepentingan seluruh
masyarakat. Namun kebijakan juga bisa difahami bukan hanya sekedar keputusan untuk
melakukan sesuatu, namun bisa sebagai arah atau pola kegiataan, seperti yang
diungkapkan oleh Carl Friendrich yang memandang kebijakan sebagai suatu arah
tindakan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok, atau pemerintah dalam suatu
lingkungan tertentu yang dapat memberikan hambatan-hambatan dan peluang-peluang

3 http://www.murianews.com/2016/11/09/100184/pemkab-pati-tegaskan-akan-menata-keberadaan-
minimarket.html diakses 26 Oktober 2017 pukul 10.14.
terhadap kebijakan yang diusulkan untuk menggunakan dan mengatasi dalam rangka
suatu tujuan atau merealisasikan suatu sasaran atau maksud tertentu.4
Asumsi implementasi kebijakan pemerintah dalam penataan minimarket
menggunakan pendekatan institusionalisme. Kegiatan-kegiatan politik secara umum
berpusat kepada lembaga pemerintahan. Maka dari itu hubungan antara kebijakan
publik dengan lembaga pemerintah memiliki hubungan erat dan saling berkaitan satu
sama lain. Kebijakan tidak akan dapat menjadi sebuah kebijakan sebelum keputusan
dirumuskan kemudian disahkan dan dilaksanakan oleh pemerintah.5 Menurut Rodhes
menjabarkan pendekatan institusional sebagai suatu subjek masalah yang mencakup
peraturan, prosedur, dan organisasi formal pemerintahan. Ia menggunakan alat-alat ahli
hukum dan sejarahwan untuk menjelaskan batas-batas perilaku politik maupun
efektivitas demokratis.6
Kebijakan pemerintah Kabupaten Pati yang sebelumnya diwujudkan dalam
Peraturan Bupati Pati Nomor 60 Tahun 2012 tentang Penataan Toko modern yang
banyak menimbulkan konflik dan keresahan warga yang dapat menghambat
perekonomian masyarakat, namun di sisi lain dari pihak pemerintah berhati-hati untuk
memutuskan kebijakan sehingga tidak terkesan memihak salah satu pihak karena peran
minimarket juga tidak bisa diabaikan karena merupakan perwujudan dari perdagangan
bebas, karena terkait adanya investasi. Kemudian sebagai bentuk solusi dan sikap
pemerintah kabupaten Pati merevisi peraturan penataan toko modern yang sebelumnya
dan diubah ke dalam peraturan Bupati Nomor 24 Tahun 2016 untuk memberikan
kejelasan tentang batasan yang telah ditetapkan untuk penataan lokasi minimarket
dengan pasar tradisional untuk melindungi kepentingan masing-masing, dimana pasar
tradisional dapat mempertahankan eksistensinya dan memberikan kebebasan kepada
minimarket beroperasi dengan syarat yang telah ditentukan lewat Perbup tersebut.
Pendekatan institusional dalam kasus ini menggambarkan bagaimana pemerintah
memiliki peran yang sentral dalam memutuskan dan memberikan solusi terhadap suatu
masalah yang terjadi di masyarakat. Meski awal mula keputusan pemerintah tersebut
dipertimbangkan melalui dorongan dari masyarakat yang merasa tidak puas dan
membutuhkan solusi dan sikap perbaikan dari pemerintah terkait dengan masalah
penataan minimarket yang semakin meresahkan, Kemudian warga menyerahkan
keputusan akhir di tangan pemerintah sebagai memberi legitimasi yang sah, karena

4 Budi Winarno, Kebijakan Publik Teori dan Proses (Yogyakarta: Media Pressindo, 2007), 17-18.
5 Budi Winarno, Kebijakan Publik Teori dan Proses, 52.
6 David Marsh dan Gerry Stoker, Teori dan Metode Dalam Ilmu Politik Cet. II ( Bandung: Nusa
Media, 2017), 109.
secara umum kebijakan pemerintah memiliki kekuatan secara sah untuk mengatur
seluruh masyarakat sehingga mendorong semua pihak patuh dan mengikuti kebijakan
tersebut. Namun pendekatan institusional tidak dapat dipungkiri memungkinkan
mempengaruhi subtansi dari kebijakan tersebut karena pemerintah bisa saja
memonopoli dengan menggunakan kekuasaan mereka yang sah untuk memberikan
keuntungan kepada kelompok-kelompok tertentu di dalam masyarakat, kelompok
tersebut diuntungkan dengan cara memperoleh akses besar dari kekuasaan pemerintah
tersebut, kemudian sebaliknya ada kelompok-kelompok lain yang tidak berikan
keuntungan. Seperti masalah penataan minimarket yang telah dijelaskan di atas,
pemerintah cenderung berhati-hati dalam membuat keputusan sehingga tidak ada
terkesan memihak dan merugikan kepada kedua pihak kelompok terkait dalam masalah
tersebut.
4. Metode penelitian
1. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah penting dalam penelitian untuk
mendapatkan data untuk memenuhi standar yang telah ditetapkan. Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian dapat dilakukan melalui
observasi (pengamatan), interview (wawancara) dan dokumentasi.
a. Observasi

Observasi merupakan metode untuk menganalisis secara sistematis


mengenai tingkah laku dengan melihat dan mengamati individu atau kelompok
secara langsung. Sehingga peneliti melihat secara langsung gambaran tentang
permasalahan yang diteliti.7 metode ini untuk melihat keadaan geografis
Kabupaten Pati terkait penataan minimarket dan mengetahui penerapan
kebijakan penataan minimarket di Kabupaten Pati.

b. Wawancara

Wawancara merupakan sebuah percakapan yang dilakukan dengan


maksud tertentu. Percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak, yakni
pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang
memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara. 8

7 Basrowi dan Suwadi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 94.
8 Lexy J Moeleong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi (Bandung: Remaja Rosydakarya, 2017),
186.
Wawancara dilakukan secara tak berstruktur atau terbuka untuk mengetahui
permasalahan yang mendalam kepada informan dengan wawancara bebas
mengunakan pedoman wawancara berupa garis-garis besar permasalahan yang
akan ditanyakan mengenai masalah terkait dengan proses penyusunan dan
perumusan kebijakan penataan minimarket yang ada di Kabupaten Pati kepada
informan yang terlibat sehingga mendapatkan gambaran-gambaran yang lebih
lengkap dan detail terkait masalah tersebut .9

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan cara pengumpulan data yang menghasilkan


catatan-catatan penting yang behubungan dengan masalah penelitian, sehingga
data yang dikumpulkan lengkap berdasarkan fakta dan bukan perkiraan. 10
Adapun dokumentasi yang dimaksud berupa foto-foto, buku-buku dan arsip-
arsip atau naskah kebijakan penataan minimarket di Kabupaten Pati.

2. Subjek penelitian
Subjek penelitian merupakan sumber data yang dijadikan sebagai rujukan
dalam memperoleh data terkait masalah penelitian yakni informan atau orang yang
dipercaya mengetahui tentang masalah dan kondisi terkait. Adapun informan yang
subyek penelitian sebagai berikut:
a. Masyarakat Kabupaten Pati terkhusus warga yang terkena dampak terkait
masalah tersebut.
b. Pemerintah Kabupaten Pati yang mengeluarkan peraturan.
c. Dinas-dinas terkait
d. Pihak swasta, organisasi sosial dan LSM yang ikut serta menangani masalah
tersebut.
e. Pihak pemilik minimarket.
f. Pedagang Pasar dan toko kelontong.
3. Analisis Data
Analisis data merupakan proses untuk mencari dan menyusun secara
sistematis data yang telah diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi dengan cara menjabarkanya dan kemudian dianalisis dan dibuat
kesimpulan yang mudah untuk difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.11 Adapun
proses analisis data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut12:
a. Reduksi data

9 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif ( Bandung: Alfabeta, 2015), 74.


10 Basrowi dan Suwadi, Memahami Penelitian Kualitatif, 158.
11 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, 89.
12 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, 92-99.
Reduksi data adalah proses mengolah data dari lapangan dengan
memilah-milah dan menyederhanakan data dengan rangkuman-rangkuman
yang penting-penting yang sesuai dengan fokus masalah terkait.
b. Penyajian data
Penyajian data merupakan langkah selanjutnya setelah reduksi data
untuk melihat kembali data yang telah diperoleh setelah direduksi secara
keseluruhan untuk memperoleh gambaran konteks masalah.
c. Penarikan kesimpulan atau verifikasi
Penarikan kesimpulan masih bersifat sementara, dan akan berubah
ketika tidak ditemukannya bukti-bukti kuat yang mendukung selama
penelitian. Kesimpulan harus disertai verifikasi selama penelitian berlangsung.

Daftar Pustaka

Emiliana Sadilah Dkk. Eksistensi Pasar Tradisional: Relasi dan Jaringan Pasar Tradisional
di Kota Semarang-Jawa Tengah. Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai
Tradisional, 2011.

Moeleong , Lexy J.Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosydakarya,
2017.
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2015.

Basrowi dan Suwadi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Marsh, David dan Gerry Stoker. Teori dan Metode Dalam Ilmu Politik Cet. II. Bandung:
Nusa Media, 2017.

Sumintarsih Dkk. Eksistensi Pasar Tradisional: Relasi dan Jaringan Pasar Tradisional di
Kota Surabaya-Jawa Timur. Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai
Tradisional, 2011.
Winarno, Budi. Kebijakan Publik Teori dan Proses. Yogyakarta: Media Pressindo, 2007.

http://www.murianews.com/2016/11/09/100184/pemkab-pati-tegaskan-akan-menata-
keberadaan-minimarket.html diakses 26 Oktober 2017 pukul 10.14.

Anda mungkin juga menyukai