Tatanama organik atau lengkapnya tatanama IUPAC untuk kimia organik adalah suatu cara sistematik
untuk memberi nama senyawa organik yang direkomendasikan oleh International Union of Pure and
Applied Chemistry (IUPAC). Idealnya, setiap senyawa organik harus memiliki nama yang dari sana dapat
digambarkan suatu formula struktural dengan jelas.
1. Alkana
Alkana yang berantai tunggal memiliki akhiran "-ana" dan diberikan awalan tergantung pada jumlah atom
dalam rantai tersebut mengikuti aturan imbuhan pengganda IUPAC:
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 20 30
karbon
Awalan Met- Et- Prop- But- Pent- Heks- Hept- Okt- Non- Dek- Undek- Dodek- Tridek- Tetradek- Pentadek- Eikos- Triakont
Sebagai contoh alkana paling sederhana CH4 adalah metana dan alkana berkarbon sembilan
CH3(CH2)7CH3 adalah nonana. Hal yang sama juga berlaku pada alkana berkarbon 157 CH3(CH2)155CH3,
dinamakan heptapentahektana. Tanda kurung digunakan untuk mengindikasikan pengulangan dari molekul
yang dikurung, (CH2)155 mengindikasikan sebuah molekul yang terdiri dari 155 rantai CH2.
Alkana bercabang dinamakan dengan menggunakan nama alkana berantai tunggal yang dilekatkan
gugus alkil. Gugus alkil ini diberi awalan angka yang mengindikasikan di mana ia melekat pada karbon
tertentu. Gugus alkil ini diberi sisipan "-il-".
Contoh :
2. Alkena
Ikatan rangkap yang lebih dari satu diberikan imbuhan majemuk -adiena, -atriena, dll. sesuai dengan
berapa banyaknya ikatan rangkap tersebut: CH2=CHCH=CH2 dinamakan 1,3-butadiena. Isomer cis dan
trans diindikasikan dengan awalan cis- atau trans-: cis-2-butena, trans-2-butena.
3. Alkuna
Alkuna dinamakan dengan cara yang sama dengan alkena, namun dengan akhiran "-una" yang
mengindikasikan ikatan rangkap tiga, misalnya etuna dan propuna.
Contoh :
4. Gugus Fungsi
a. Alkohol
Jika terdapat gugus fungsi lain yang memiliki prioritas lebih tinggi, maka
awalan "hidroksi" digunakan untuk mengindikasikan gugus fungsi alkohol:
CH3CHOHCOOH dinamakan asam 2-hidroksipropanoat.
c. Keton
e. Eter
Jika oksigen tidak tersambung pada akhir rantai utama alkana, maka seluruh rantai pendek gugus alkil
beserta eter dianggap sebagai rantai samping dan diberikan imbuhan nomor yang sesuai dengan posisi
ikatan rantai tersebut dengan rantai utama. Maka CH3OCH(CH3)2 disebut 2-metoksipropana.
f. Ester
Ester (R-CO-O-R') adalah nama turunan alkil dari asam karboksilat. Gugus alkil
(R') disebut pertama kali. Bagian R-CO-O kemudian dinamai dengan kata terpisah
sesuai dengan nama asam karboksilatnya, dengan nama terakhirnya berakhiran
dengan -oat. Contohnya, CH3CH2CH2CH2COOCH3 disebut metil pentanoat, dan
(CH3)2CHCH2CH2COOCH2CH3 disebut etil 4-metil pentanoat.
Jika gugus alkil tidak terhubung di akhir rantai, maka letak posisi yang
terhubung dengan gugus ester diberi imbuhan "-il":
CH3CH2CH(CH3)OOCCH2CH3 disebut 2-butil propanoat atau 2-butil propionat.
Amina (R-NH2) adalah gugus fungsi yang namanya diambil dari rantai alkana yang mendapatkan
imbuhan "-amina" (contoh: CH3NH2 Metil amina). Jika dibutuhkan, maka posisi berikatan juga diberi
imbuhan: CH3CH2CH2NH2 1-propanamina, CH3CHNH2CH3 2-propanamina. Imbuhan di depan adalah
"amino-".
Untuk amina sekunder (rumus umum R-NH-R), rantai karbon terpanjang akan terhubung dengan atom
nitrogen dan menjadi nama utama amina tersebut, rantai yang lainnya dinamai dengan gugus alkil,
lokasi gugus yang berikatan dengan gugus fungsi diberi huruf miring N: CH3NHCH2CH3 disebut dengan
N-methiletanamida. Amina tersier (R-NR-R) juga dinamai mirip: CH3CH2N(CH3)CH2CH2CH3 disebut N-
etil-N-metilpropanamida. Juga, nama gugus alkil diurutkan sesuai alfabet.
Referensi :
IUPAC Recommendations on Organic & Biochemical Nomenclature, Symbols, Terminology, etc. (includes
IUBMB Recommendations for biochemistry)