Anda di halaman 1dari 6

KIMIA LINGKUNGAN

Kelompok : 2 (Dua)
Nama Anggota / NIM : 1. Dwi Agustini Angraini (06101381722045)
2. Serly Tasia Putri (06101381722053)
3. Ayu Milinea (06101381722061)
Program Studi : Pendidikan Kimia 2017

TUGAS
Cari permasalahan yang update dilingkungan atmosfer (udara) !
Jawab :

KABUT ASAP MENYELIMUTI KOTA PEKANBARU

Sumber :
Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau semakin parah.
Di Pekanbaru kebakaran terjadi sejumlah wilayah, di antaranya Air Hitam, Kecamatan
Tangkerang Barat, dan Kecamatan Marpoyan. Dampaknya, ibu kota Provinsi Riau,
Kota Pekanbaru diselimuti kabut asap pekat, Senin (5/2019). Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melansir penurunan jarak pandang (visibility) di
Pekanbaru. Jika pada sehari sebelumnya masih mencapai 3 kilometer (Km), maka pada
Senin (5/8/2019) hanya 1,5 Km. Padahal dalam keadaan normal jarak pandang
mencapai 8 Km. Selain di Pekanbaru, kabut asap juga menyelimuti Kabupaten
Pelalawan, Kabupaten Indragiri Hulu dan Kota Dumai. BMKG melansir pada Senin
(5/8/2109) terdeteksi 33 titik panas (hot spot) di Riau. Titik panas tersebar di lima
daerah.
Lebih dari 70 % pencemaran udara di kota-kota besar disebabkan oleh
kendaraan bermotor (sumber bergerak), sedangkan 30 % sumber pencemaran berasal
dari kegiatan industri, rumah tangga, bangunan tinggi dan lain-lain.
Reaksi – reaksi Kimia :
Pollutan Sumber Efek Metode kontrol

Karbon oksida

Karbon monoksida (CO) Pembakaran hutan dan Menurunkan kapasitas Memodifikasi


pembusukan bahan oksigen yang dibawah pembakaran dan
organik, pembakaran oleh darah, mesin kendaraan
bahan bakar fosil yang memperparah penyakit bermotor untuk
tidak sempurna (sekitar jantung dan pernapasan, dapat melakukan
dua pertiga dari total dapat menyebabkan pembakaran yang
emisi) dan bahan sakit kepala dan sempurna,
organik lainnya dan kepenatan pada hilangkan dari
tungku pembakaran, konsentrasi sedang ( 50- kendaraan bermotor,
asap rokok 100 ppm), dapat rumah dan pabrik
menyebabkan kematian tempat pembuangan
pada konsentrasi tinggi gas, berhenti
dalam jangka waktu merokok
lama (750 ppm atau
lebih)

Karbon dioksida Dapat menyebabkan Kurangi


Hasil respirasi alami
efek rumah kaca pada penggunaan bahan
makhluk hidup,
konsentrasi yang bakar fossil,
pembakaran bahan
berlebihan hilangkan dari
bakar fosil
kendaraan bermotor,
rumah dan pabrik
tempat pembuangan
gas, berhenti
merokok

Pembakaran dari sulfur Memperparah penyakit


Sulfur oksida (SO2 dan Gunakan bahan
yang terkandung pada pernapasan,
SO3) bakar fosil yang
batu bara dan minyak di mengganggu
kandungan
rumah-rumah, industri- pernapasan, iritasi mata
sulfurnya rendah,
indusri, dan mesin- dan merusak sistem
hilangkan dari
mesin, pemisahan pernapasan,
bahan bakar
logam-logam dari meningkatkan tingkat
sebelum digunakan,
sulfur yang kematian, merusak
hilangkan dari
mengandung biji besi, tanaman dan
cerobong asap
letusan gunung berapi menurunkan
tempat pembuangan
pertumbuhan, penyebab
gas, ganti sumber
hujan asam, merusak
energi dengan bahan
logam, memperburuk
bakar non fosil
batu bangunan, kertas,
nilon, dan kulit
Nitrogen oksida (NO dan Temperatur yang tinggi Memperparah penyakit Kurangi
NO2) pada pembakaran pernapasan, penggunaan
bahan bakar pada meningkatkan kendaraan bermotor,
kendaraan bermotor, kerentanan sampai ganti dengan
industri, dan mesin- kronik penyakit infeksi kendaraan umum,
mesin fabrik, pernafasan, dapat kendaraan bermotor
halilintar/kilat menyebabkan bronkitis listrik, dan bahan
akut, berdampak bakar sel,
terhadap kerusakan modifikasi
hati, paru-paru, jantung, kendaraan bermotor
ginjal, iritasi paru-paru, untuk menurunkan
mata, dan kulit, suhu pembakaran,
menurunkan hilangkan dari
kemampuan paru-paru cerobong asap
untuk membersihkan tempat pembuangan
dirinya dari partikulat, gas
penyebab hujan asam,
menghambat
pertumbuhan,
menurunkan jarak
penglihatan atsmosfir,
memudarkan cat dan
bahan celup, turut ambil
bagian dalam formasi
asap fotokimia, merusak
sistem pernapasan

Hidrokarbon Modifikasi
Pembakaran bahan Merusak sistem
pembakaran dan
bakar fosil yang tidak pernapasan, beberapa
mesin kendaraan
sempurna pada penyebab kanker, turut
bermotor agar
kendaraan bermotor dan ambil bagian dalam
terjadi pembakaran
tungku perapian, formasi asap fotokimia,
yang lebih
evaporasi dari pelarut iritasi mata.
sempurna dan
industri dan minyak sedikit evaporasi,
yang jatuh, asap hilangkan dari
tembakau, kebakaran kendaraan bermotor
hutan, pembusukan tempat pembuangan
tanaman (sekitar 85 gas, perbaiki
persen dari emisi) pegangan pelarut
dan minyak bumi
untuk menurunkan
yang jatuh dan
hilang karena
evaporasi
Partikulat

Debu, jelaga dan minyak Kebakaran hutan, erosi Dapat menyebabkan Turunkan
angin, dan letusan kanker, memperparah penggunaan batu
gunung merapi, penyakit jantung dan bara, perbaiki
pertanian, pernapasan, bersifat penggunaan lahan
pertambangan, racun pada konsentrasi dan kontrol erosi
kontruksi, kawasan yang tinggi, penyebab tanah, hilangkan
bangunan, aktivitas- batuk, iritasi dari cerobong asap
aktivitas pembersihan tenggorokkan, dan tempat pembuangan
lahan lainnya, reaksi penyebab dada gas
kimia di atsmosfir, debu berdebar-debar, turut
yang bergerak karena campur dengan
kendaraan bermotor, gas fotosintesis tanaman,
buangan kendaraan membahayakan hewan,
bermotor, pembangkit menurunkan jarak
listrik tenaga batu bara, pandang atmosfir,
mesin-mesin industri. memperburuk bangunan
dan permukaan cat,
dapat memberi efek
cuaca dan iklim

Dapat menyebabkan Kurangi


Asbes Penambangan asbes, penggunaan,
kanker, memperparah
penyemprotan bahan mencega keluar ke
penyakit pernapasan dan
penyekat anti api di dalam atmosfir,
jantung, penyebab
bangunan, pembusukan lindungi pekerja
fibrosis paru-paru
sepatu rem kontruksi dan
penambang dari
penarikan nafas
yang berdebu
(gunakan masker)

Panas Penggunaan bahan Kurangi


Dapat menyebabkan
bakar fosil dan nuklir pencemaran,
perubahan iklim dunia
kurangi penggunaan
energi

Kurangi tingkat
Kebisingan Kendaraan bermotor, kebisingan pada
Dapat menyebabkan
pesawat, kereta api, kendaraan bermotor,
kejengkelan,
industri dan kontruksi pesawat, kereta api,
mengganggu aktivitas,
dapt menyebabkan mesin-mesin pabrik,
kegugupan, merusak lindungi pekerja dan
pendengaran penduduk dari
kebisingan dengan
menggunakan
penutup telinga dan
kontruksi bangunan
yang lebih baik.
Dampaknya :
Dampaknya, ibu kota Provinsi Riau, Kota Pekanbaru diselimuti kabut asap pekat. Kabut
asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau kini mengganggu kesehatan
warga. Sebanyak 7.269 warga Riau terpapar penyakit gangguan pernapasan atau ISPA
(Inpeksi Saluran Pernapasan Akut). Ribuan warga yang terserang ISPA terdeteksi
setelah melakukan pemeriksa di puluhan puskesmas yang ada di tujuh kabupaten dan
kota. Daerah paling banyak warga terkena penyakit gangguan pernapasan adalah Kota
Dumai.
Rincian penderita ISPA di Riau yakni Kota Pekanbaru sebanyak 258 orang, Kabupaten
Kampar 708 orang, Kabupaten Pelalawan 779 orang. Kemudian Kabupaten Bengkalis
167 penderita, Kota Dumai 5.028 penderita, Kabupaten sisanya berada di Kabupaten
Siak dan Rohil. Kabut asap ini juga menyebabkan terganggunya jarak pandang di
Pekanbaru.

Cara Mengatasi / Solusinya :


Webster (1799 dalam Widyawati, et al., 2003) seorang peneliti gejala panas
perkotaan, memberikan beberapa saran terhadap penanggulangan pencemaran udara
perkotaan. Saran tersebut antara lain adalah dengan membangun jalan yang lebar, agar
udara dapat bebas bergerak, serta menanam banyak pohon, terutama disepanjang tepi
jalan dan membuat jalur hijau di tengahnya. Fungsi pohon tersebut adalah untuk
mengikat debu yang bertebaran (melekat dengan baik pada daun), meredam bunyi, dan
juga mengurangi panas cahaya matahari yang sampai ke bumi. Caldwell (1981 dalam
Widyawati et al., 2003) menambahkan bahwa selain penanaman pohon, pembangunan
air mancur juga dapat menyejukan udara sekitarnya.

Disamping itu pengadaan taman-taman kota serta ruang terbuka hijau (RTH)
lainnya yang tersebar diberbagai tempat, akan mampu mengurangi kadar zat pencemar
udara dan menambah kenyamanan kota. Hasil penelitian Puslitbang Jalan menunjukkan
bahwa, tanaman-tanaman yang terdapat di RTH dapat mereduksi polusi udara sekitar 5
hingga 45 %. RTH juga sangat efektif mengurangi efek-efek climatological heath pada
lokasi pemusatan bangunan tinggi, yang berakibat pada timbulnya anomali-anomali
pergerakan zat pencemar udara yang berdampak destruktif, baik terhadap fisik
bangunan maupun mahluk hidup (Widyawati et al., 2003)

Upaya penataan lain untuk mengatasi pencemaran udara ialah agar asosiasi hotel
dan restoran, asosiasi travel, serta asosiasi pertokoan mengharuskan hotel, restoran dan
toko disepanjang jalan untuk menanam pohon pada halamanya di dekat jalan. Misalnya
pohon ketapang dengan tajuk yang indah dan unik berbentuk datar berteras yang dapat
memberi naungan tanpa mengganggu pejalan kaki. (Soemarwoto, 2001)

Upaya pembuatan kolam dan kolam air mancur, selain sebagai penyejuk udara
disekitarnya, bisa juga berfungsi sebagai daya tarik dan suara yang dapat dibuat untuk
memenuhi tujuan estetika. Air mancur juga dapat dibuat pada lokasi areal ” Tugu “
(seperti Tugu yang akan segera dibangun oleh Pemko Pekanbaru diberbagai lokasi pada
kota Pekanbaru). Air dapat pula digunakan untuk merefleksikan beberapa
pemandangan, baik alamiah maupun struktur buatan.

Mengingat besarnya peranan dan kontribusi kendaraan bermotor dalam


pencemaran udara , maka penataan jalur lalu lintas dan lokasi perparkiran memerlukan
perhatian khusus dalam upaya penataan. Pada pusat kota, hendaknya jalan-jalan
porotokol diusahakan mempunyai jalur alternatif dan adanya kesadaran masyarakat
untuk tidak memarkirkan kendaraannya di badan jalan. Dengan adanya jalur alternatif
dan kesadaran ini maka kemacetan akan terhindar pada jam-jam sibuk, yang berarti
pengurangan pencemaran udara.

Kesimpulan
Kota Pekanbaru yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan (terutama
pembangunan fisik) harus memiliki penataan ruang kota yang baik, agar terhindar dari
pencemaran udara dan berbagai dampaknya. Usaha yang dapat dilakukan dapat berupa
penataan jalan yang memiliki jalur hijau, pembangunan air mancur di beberapa lokasi
pusat kota, membatasi jumlah ruko, dan membuat taman-taman kota atau ruang hijau
terbuka serta pengaturan lalu lintas dan areal parkirnya.

Anda mungkin juga menyukai