Anda di halaman 1dari 18

PRIORITAS MASALAH DAN POA

Disusun Oleh:
NOVIA SARI MARTIN ( 1615371009)
EFTI PUSPITA SARI (1615371019)
FADILATUS SADIYAH ZAHRA(1615371036)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

PROGRAM STUDI KEBIDANAN METRO

TAHUN 2016/2017

i
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami hanturkan kepada junjungan kita nabi Muhammad saw, karena
berkat rahmatNyalah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Prioritas Masalah Dan
POA” tepat pada waktunya.
Makalah ini kami susun untuk melengkapi tugas kesehatan masyarakat dalam praktik
kebidanan, selain itu untuk mengetahui dan memahami prioritas masalah dan poa
Penulis mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.Untuk itu setiap pihak
diharapkan dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun.

Metro, 15 februari 2019

Penulis

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam menentukan prioritas masalah diperlukan sebuah metode pemecahan
masalah. Penentuan prioitas masalah dapat di lakukan dengan cara kuantitatif
atau kualitatif berdasarkan data serta perhitungan kemudahan dan
kemampuan untuk dapat diselesaikan, keinginan masyarakat untuk mengatasi
masalah, berdasarkan situasi lingkungan sosial politik dan budaya yang ada di
masyarakat serta waktu dan dana yang diperlukan untuk mengatasi masalah.
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana yang digunakan untuk
mengatasi masalah kesehatan di suatu wilayah tertentu. Suatu perencanaan
kegiatan perlu dilakukan setelah suatu organisasi melakukan analisis situasi,
menetapkan prioritas masalah, merumuskan masalah, mencari penyebab
masalah dengan salah satunya memakai metode fishbone, baru setelah itu
melakukan plan of action. Planning of Action (PoA) atau disebut juga
Rencana Usulan Kegiatan (RUK) merupakan sebuah proses yang ditempuh
untuk mencapai sasaran kegiatan.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan prioritas masalah?
2. Apa yang dimaksud dengan POA ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari prioritas masalah.
2. Mengetahui menetapkan prioritas masalah.
3. Mengetahui apa maksud dari POA.

3
BAB II
PEMBAHASAN

1. PRIORITAS MASALAH
A. Pengertian Prioritas Masalah
Penentuan prioritas masalah untuk mengetahui sejauh mana masalah itu
penting dan apakah masalah tersebut dapat teratasi
B. Prioritas Masalah Menurut Delbecq
Delbech Technique Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui
kesepakatan sekelompok orang yang tidak sama keahliannya. Sehingga
diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk meningkatkan pengertian dan
pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta.
C. Menetapkan Prioritas Masalah
Dalam menentukan prioritas masalah diperlukan sebuah metode pemecahan
masalah. Penentuan prioitas masalah dapat di lakukan dengan cara kuantitatif
atau kualitatif berdasarkan data serta perhitungan kemudahan dan
kemampuan untuk dapat diselesaikan, keinginan masyarakat untuk mengatasi
masalah, berdasarkan situasi lingkungan sosial politik dan budaya yang ada di
masyarakat serta waktu dan dana yang diperlukan untuk mengatasi masalah.
Untuk itu, dalam menentukan prioritas masalah, digunakan metode Delbecq.
Dalam menentukan kriteria prosesnya diawali dengan pembentukan
kelompok yang akan mendiskusikan, merumuskan, dan menetapkan kriteria.
Sumber data dan informasi yang diperlukan dalam penetapan prioritas
berdasarkan:
1) Pengetahuan dan pengalaman masing-masing anggota kelompok.
2) Saran dan pendapat para narasumber.
3) Peraturan perundang-undangan yang berkaitan.
4) Analisa situasi.
5) Sumber informasi atau referensi lainnya.
Langkah-langkah yang akan dilaksanakan:

4
1) Indentifikasi dan menginventarisasi kriteria.
Setiap anggota mengidentifikasi dan menginventarisasi kriteria berdasarkan
“serius”-nya permasalahan menurut pendapat anggota masing-masing.
Contoh beberapa kriteria persoalan / masalah kesehatan:
a. Masalah kesehatan dengan kemampuan menyebar yang tinggi
b. Masalah kesehatan yang mengenai daerah luas.
c. Masalah kesehatan yang mengakibatkan penderitaan lama.
d. Masalah kesehatan yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak.
e. Masalah kesehatan yang dapat mengurangi penghasilan.
f. Masalah kesehatan yang mengakibatkan cacat.
g. Masalah kesehatan yang mengenai golongan umur penduduk tertentu.
h. Masalah kesehatan yang mempunyai kecenderungan meningkat.
i. Masalah kesehatan yang mempengaruhi produktivitas kerja.
j. Masalah kesehatan yang diproritaskan di daerah tertentu.
k. Masalah kesehatan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan, kedokteran yang tersendiri.
Masalah kesehatan yang berkaitan dengan lingkungan.
Kriteria yang telah disusun ini dapat digunakan untuk menetapkan skor
dengan metode Delbecq untuk menetapkan skor dengan metode delbecq atau
metode dengan pembobotan dan sebagainya.
Setelah menetapkan pembobotan, tahap selanjutnya adalah menentukan skor
permasalah yang dihadapi atas dasar kriteria yang telah ditentukan. Dengan
menentukan skor dari setiap kriteria dapat diketahui nilai skor total bagi
setiap masalah yang ada. Atas dasar nilai skor total inilah diperoleh urutan
atau prioritas masalah kesehatan. Masing-masing kelompok memberi nilai
(antara 1-10) terhadap seluruh masalah kesehatan yang ditemukan.
Selanjutnya masing-masing anggota menuliskan hasil nilai skornya pada flip
chart. Dengan menjumlahkan hasil nilai skor seluruh anggota kelompok
didapat prioritas masalah.

5
Tekhnik pemberian bobot (antara 1-10) dapat dilihat pada kriteria-kriteria
sebagai berikut:
a. Besar masalah : besarnya masalah kesehatan yang ditemukan akibat
terkena dampak dari masalah tersebut.
b. Kegawatan masalah : kecenderungan tingginya pengaruh dari masalah
kesehatan terhadap derajat kesehatan masyarakat setempat.
c. Ketersediaan dana atau biaya : jumlah atau besar dana yang diperlukan
untuk mengatasi masalah kesehatan terkait dengan besar anggaran yang
dikeluarkan untuk mengatasi masalah tersebut.
d. Kemudahan : tingkat kemudahan dalam penanganannya.

2) Mengkaji dan mengevaluasi kriteria


Seluruh kriteria dari masing-masing anggota dituliskan dipapan atau flip
chart. Kemudian dikaji ulang dan dikelompok-kelompokkan, kriteria yang
sama (hampir sama maksudnya) digabung. Tujuan dari langkah ini adalah
untuk klasifikasi masing-masing kriteria. Jumlah kriteria dapat ditambah atau
dikurangi kalau dirasa perlu. Diskusi pada langkah ini diakhiri setelah semua
jelas, disepakati dan disetujui kelompok.

D. Contoh Permasalahan
PENENTUAN PRIORITAS MASALAH KESEHATAN
METHODE DELBECQ
MASALAH KRITERIA
TOTAL PRIORITAS
KESEHTAN 1 2 3 4 5 6 7 8
TBC 1 8 7 4 8 7 8 8 51 I
DIARE 1 1 9 9 6 3 4 7 40 III
KUSTA 10 10 5 1 5 4 5 6 46 II

6
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa Prioritas Utama Masalah
Kesehatan adalah Pasien TBC.
Dengan demikian, diperoleh Prioritas Masalah yang akan dibahas lebih lanjut
adalah “Perilaku Pasien TBC Membuang Dahak Sembarangan walaupun
didukung dengan Lingkungan Bersih serta Pengetahuan yang cukup ”
1) Rencana Kegiatan / Perencanaan Program
Lebih meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat bagi pasien TBC
ataupun lingkungan masyarakat yang khususnya lingkungan keluarga
dengan cara penyuluhan secara terus – menerus serta pengawasan yang
ketat oleh tenaga kesehatan di Puskesmas.
2) Sasaran
Kepada Tenaga kesehatan Puskesmas untuk meningkatkan
intervensi kesadaran kesehatan kepada pasien untuk tidak
berperilaku yang mengakibatkan meningkatkannya penularan penyakit
TBC di lingkungan masyarakat terutama di dalam kelurga yang
merupakan lingkungan terkecil.
3) Waktu
Observasi dilakukan oleh PMO dan dibantu dengan keluarga pasien serta
membuat catatan penting permasalahan yang di alami pasien sehingga
dapat di cari solusinya dengan cepat dan tepat oleh tenaga ahli.

7
2. PLANNING OF ACTION (POA)
A. Definisi
Perencanaan adalah menetapkan hal-hal yang akan datang dan tidak akan
dilakukan pada menit, jam atau waktu yang akan datang. Perencanaan
merupakan jembatan antara dimana kita sekarang dengan dimana kita saat
yang akan datang. Perencanaan merupakan proses intelektual yang didasarkan
pada fakta dan informasi, bukan emosi dan harapan (Douglas, 1992; Gillies,
1994).
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana yang digunakan untuk
mengatasi masalah kesehatan di suatu wilayah tertentu. Suatu perencanaan
kegiatan perlu dilakukan setelah suatu organisasi melakukan analisis situasi,
menetapkan prioritas masalah, merumuskan masalah, mencari penyebab
masalah dengan salah satunya memakai metode fishbone, baru setelah itu
melakukan plan of action. Planning of Action (PoA) atau disebut juga
Rencana Usulan Kegiatan (RUK) merupakan sebuah proses yang ditempuh
untuk mencapai sasaran kegiatan. Rencana kegiatan dapat memiliki beberapa
bentuk, antara lain:
a. Rangkaian sasaran yang lebih spesifik dengan jangka waktu lebih pendek,
b. Rangkaian kegiatan yang saling terkait akibat dipilihnya alternatif
pemecahan masalah
c. Rencana kegiatan yang memiliki jangka waktu spesifik, kebutuhan
sumber daya yang spesifik, dan akuntabilitas untuk setiap tahapannya.

Menurut Supriyanto dan Nyoman (2007), Perlu beberapa hal yang


dipertimbangkan sebelum menyusun Plan of Action (POA), yaitu dengan
memperhatikan kemampuan sumber daya organisasi atau komponen masukan
(input), seperti: Informasi, Organisasi atau mekanisme, Teknologi atau cara,
dan Sumber Daya Manusia (SDM).

B. Tujuan Planning Of Action


1) Mengidentifikasi apa saja yang harus dilakukan

8
2) Menguji dan membuktikan bahwa:
a. Sasaran dapat tercapai sesuai dengan waktu yang telah dijadualkan
b. Adanya kemampuan untuk mencapai sasaran
c. Sumber daya yang dibutuhkan dapat diperoleh
d. Semua informasi yang diperlukan untuk mencapai sasaran dapat
diperoleh
e. Adanya beberapa alternatif yang harus diperhatikan
3) Berperan sebagai media komunikasi
a. Hal ini menjadi lebih penting apabila berbagai unit dalam organisasi
memiliki peran yang berbeda dalam pencapaian
b. Dapat memotivasi pihak yang berkepentingan dalam pencapaian
sasaran.
c.
C. Kriteria POA yang Baik
Dalam penerapannya, Plan of Acton (POA) harus baik dan efektif agar
kegiatan program yang direncanakan dapat dijalankan sesuai dengan tujuan.
Berikut ini beberapa kriteria Plan of Acton (POA) dikatakan baik, antara lain:
1. Spesific (Spesifik)
Rencana kegiatan harus spesifik dan berkaitan dengan keadaan yang ingin
dirubah. Rencana kegiatan perlu penjelasan secara pasti berapa Sumber
Daya Manusia (SDM) yang dibutuhkan, siapa saja mereka, bagaimana dan
kapan mengkomunikasikannya.
2. Measurable (Terukur)
Rencana kegiatan harus dapat menunjukkan apa yang sesungguhnya telah
dicapai.
3. Attainable/achievable (dapat dicapai)
Rencana kegiatan harus dapat dicapai dengan biaya yang masuk akal. Ini
berarti bahwa rencana tersebut harus sederhana tetapi efektif, tidak harus
membutuhkan anggaran yang besar. Selain itu teknik dan metode yang
digunakan juga harus yang sesuai untuk bisa dilakukan.

9
4. Relevant (sesuai)
Rencana kegiatan harus sesuai dan bisa diterapkan di suatu organisasi atau
di suatu wilayah yang ingin di intervensi. Harus sesuai dengan pegawai
atau masyarakat di wilayah tersebut.
5. Timely (sesuai waktu)
Rencana kegiatan harus merupakan sesuatu yang dibutuhkan sekarang
atau sesuatu yang segera dibutuhkan. Jadi waktu yang sesuai sangat
diperlukan dalam rencana kegiatan agar kegiatan dapat berjalan efektif.

D. Langkah POA
1. Mengidentifikasi masalah dengan pernyataan masalah (Diagram 6 kata:
What, Who, When, Where, Why, How), sebagai berikut:
1) Masalah apa yang terjadi?
2) Dimana masalah tersebut terjadi?
3) Kapan masalah tersebut terjadi?
4) Siapa yang mengalami masalah tersebut?
5) Mengepa masalah tersebut terjadi?
6) Bagaimana cara mengatasi masalah tersebut?
2. Setelah masalah diidentifikasi, tentukan solusi apa yang bisa dilakukan.
3. Menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK).

Menurut Supriyanto dan Nyoman (2007), beberapa hal yang perlu


diperhatikan dalam menyusun Plan of Action atau Rencana Usulan Kegiatan
(RUK), antara lain:

a. Pembahasan Ulang Masalah

Setelah menentukan masalah dan melakukan analisis penyebab masalah, dapat


dilihat keadaan atau situasi yang ada saat ini dan mencoba menggambarkan
keadaan tersebut nantinya sesuai dengan yang diharapkan.

b. Perumusan Tujuan Umum

10
Dengan melihat situasi yang ada saat ini dengan gambaran situasi yang
diharapkan nantinya dan juga atas dasar tujan umum pembangunan kesehatan,
maka dapat dirumuskan tujuan umum program atau kegiatan yang akan
dilaksanakan.

Tujuan umum adalah suatu pernyataan yang bersifat umum dan luas yang
menggambarkan hasil akhir (outcomeatau dampak) yang diharapkan.

c. Perumusan Tujuan Khusus

Tujuan khusus merupakan pernyataan yang bersifat spesifik, dapat diukur


(kuantitatif) dengan batas waktu pencapaian untuk mencapai tujuan umum.
Bentuk pernyataan dalam tujuan khusus sifatnya positif, merupakan keadaan
yang diinginkan. Penentuan indikator tujuan khusus program dapat
menggunakan kriteria SMARTS (Smart, Measurable, Attainable, Realistic,
Time-bound, Sustainable)

d. Penentuan Kriteria Keberhasilan

Penentuan kriteria keberhasilan atau biasa disebut indikator keberhasilan dari


suatu rencana kegiatan, perlu dilakukan agar organisasi tahu seberapa jauh
program atau kegiatan yang direncanakan tersebut berhasil atau tercapai.
Menentukan kriteria atau indikator keberhasilan disesuaikan dengan tujuan
khusus yang telah ditentukan.

Pada program kegiatan yang diusulkan harus mengandung unsur 5W+1H,


yaitu:

a. Who : Siapa yang harus bertanggung jawab untuk melaksanakan rencana


kegiatan?
b. What : Pelayanan atau spesifik kegiatan yang akan dilaksanakan

11
c. How Much : Berapa banyak jumlah pelayanan atau kegiatan yang
spesifik?
d. Whom : Siapa target sasaran atau populasi apa yang terkena program?
e. Where : Dimana lokasi atau daerah dimana aktivitas atau program
dilaksanakan?
f. When : Kapan waktu pelaksanaan kegiatan atau program?

Rencana Usulan Kegiatan (RUK) disusun dalam bentuk matriks (Gantt Chart)
yang berisikan rincian kegiatan, tujuan, sasaran, target, waktu, besaran
kegiatan (volume), dan hasil yang diharapkan. Berikut ini bentuk matriks
Gantt Chart Usulan Kegiatan (RUK):

No Uraian Tujuan Sasaran Metode Media Dana Waktu Pj


kegiatan

4. Langkah keempat, Bersama-sama dengan pihak yang berkepentingan


menguji dan melakukan validasi rencana kegiatan untuk mendapatkan
kesepakatan dan dukungan.

E. Contoh POA

12
F. Penyelesaian Masalah

No Masalah Penyelesaian Masalah

1. Masih banyaknya - Mengusulkan untuk menentukan salah


pendokumentasian satu perawat sebagai penanggungjawab
pengkajian yang lebih dari dokumentasi pengkajian.
24 jam
- Penanggung jawab terpilih dibantu kabag
secara rutin memantau, mengecek
atau controllingkelengkapan
pendokumentasian pengkajian, terkhususnya
pasien baru

2. Kekurangan tenaga perawat - Menghitung ulang kebutuhan tenaga


perawat

13
- Memaparkan hasil perhitungan
dihadapan jajaran manajemen

3. Pelaksanaan SKP (SKP 1, - Review atau penyegaran kembali materi


SKP 6) yang belum optimal SKP

- Mengusulkan briefing SKP setiap hari


atau menentukan salah satu hari dalam
seminggu untuk brifeing SKP.

- Melakukan pengecekan kelengkapan


gelang penanda dan meteor
atau controlling tiap pergantian shift

Seleksi Penyelesaian Masalah dengan Metode CARL:

Metode CARL merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan untuk
menentukan prioritas masalah jika data yang tersedia adalah data kualitatif.
Penggunaan metode CARL untuk menetapkan prioritas masalah dilakukan
apabila pengelola program menghadapi hambatan keterbatasan dalam
menyelesaikan masalah.

C = Capability/kemampuan melaksanakan alternatif

A = Accesability/kemudahan dalam melaksanakan alternatif

R = Readliness/kesiapan dalam melaksanakan alternatif

L = Leverage/daya ungkit alternatif tersebut dalam menyelesaikan


masalah

Dengan skor:

1 = sangat kecil 3 = cukup 5 = sangat besar

2 = kecil 4 = besar

14
Alternatif Penyelesaian
No Masalah C A R L Ʃ Prioritas
Masalah

1 Masih banyaknya Mengusulkan untuk 5 5 5 5 625 1


pendokumentasian menentukan salah satu
pengkajian yang perawat sebagai
lebih dari 24 jam penanggungjawab
dokumentasi pengkajian.

Penanggung jawab terpilih 5 4 4 4 320 2


dibantu kabag secara rutin
memantau
ataucontrolling terhadap
pendokumentasian

2 Kekurangan tenaga Menghitung ulang 5 5 4 2 200 1


perawat kebutuhan tenaga perawat

Memaparkan hasil 5 3 4 2 120 2

15
perhitungan dihadapan
jajaran manajemen

3 Pelaksanaan SKP Review atau penyegaran 5 5 5 5 625 1


(SKP 1, SKP 6) kembali materi SKP
yang belum
optimal
Mengusulkan briefing 5 5 5 5 625 2
SKP setiap hari atau
menentukan salah satu
hari dalam seminggu
untuk brifeing SKP

Melakukan pengecekan 5 5 5 5 625 3


kelengkapan gelang
penanda dan meteor
atau controlling tiap
pergantian shift

G. Implemantasi

No Masalah Implementasi

Masih banyaknya Sudah disampaikan usulan tersebut pada


pendokumentasian pengkajian yang saat prsentasi tanggal 11 April 2016 dan
1.
lebih dari 24 jam setelah presentasi dilanjutkan dengan staff
meeting dipimpin oleh Kabag

2. Kekurangan tenaga perawat Sudah dilakukan oleh mahasiswa pada

16
tanggal 13 April 2016 dengan melakukan
pemaparan hasil perhitungan ketenagaan
pada jajaran manajerial

Pelaksanaan SKP (SKP 1, SKP 6) Sudah dilaksanakan pada tanggal 15 April


yang belum optimal 2016 oleh mahasiswa dengan melakukan
3. review materi six goal patient safety atau
sasaran keselamatan pasien (SKP) pada
briefing pagi.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://yuliyulianinew.blogspot.com/2018/02/laporan-pendahuluan-poa.html

https://edudetik.blogspot.com/2014/06/prioritas-masalah-pengertian-prioritas.html

18

Anda mungkin juga menyukai