Anda di halaman 1dari 4

II.

KOMUNIKASI HORMONAL

1.1 TINJAUAN UMUM

Komunikasi hormonal menggunakan dua macam zat yang berlainan pembuatnya.


Pada umumya keduanya disebut hormon. tetapi ada yang membedakan menjadi
hormon dan neurohormon atau neurosekresi. Hormon disintesis dalam sel-sel
nonneural, sedang neurohormon disintesis dalam neuron. Status neurohormon seperti
itu tentu saja memenuhi syarat sebagai penghubung antara sistem komunikasi neural
dengan komunikasi hormonal. OIeh karena itu keduanya sebaiknya dibahas bersama.
Kenyataan menunjukkan bahwa keduanya ada hubungan kerja, seperti
neurohormonneurohormon dan hipotalamus, sebagian besar fungsinya mengendalikan
hormonhormon dan adenohipofisis sehingga kedua alat penghasil hormon itu
dipandang sebagai suatu sistem yang disebut aksi hipotalamo-hipofiseos [Gambar 9].

Selain kedua jenis zat itu. dikenal zat-zat yang tidak sepenuhnya mengikuti kaidah-
kaidah hormon pada umumnya yang dipandang sebagai hormon juga atau zat serupa
hormon. Misalnya sekretin dan gastrin. juga prostaglandin. Zatzat terakhir ini ada
yang menyebutnya hormon jaringan. Hormon-hormon dan zat-zat serupa hormon
dikiasifikasi berdasarkan strukturnya menjadi: 1. Hormon peptida/protein; 2. Hormon
steroid; 3. Hormon amin; 4. Hormon asam lemak. Struktur yang paling sederhana
ialah hormon amin. contohnya epinefrin atau adrenalin. Kemudian hormon asam
lemak. macam-macam prostaglandin. dan bahan dasar asam-asam lemak tidak jenuh
siklis. Kemudian hormon steroid adalah turunan hidrokarbon siklis. dalam semua
tahap disintesis dan prekusor steroid, kolesterol. Akhirnya hormon-hormon peptida
atau protein yang memiliki molelmi paling rumit dan paling besar. Hormon-hormon
reproduksi pada umumnya dan golongan steroid. sedang hormon-hormon
metabolisme dan hormon protein.

1.2. KLASIFIKASI FUNGSI-FUNGSI HORMON

Sistem endokrin ditandal dengan tanggapan-tanggapan serempak yang beragam


terhadap stimulus-stimulus khas. Kenampakan-kenampakan tanggapantanggapan itu
berbeda dan khas untuk setiap stimulus. Sistem endokrin bercirikan saling bergantung
dan saling kerja sama, karena itulah kelenjar endokrin dalam isolasi tidak pernah
bertungsi. Oleh karena itu kerja hormon pada jaringan-jaringan sasarannya tidak
mungkin disamaratakan. Namun dapat dibuat kiasifikasi menjadi empat kelas efek
yang diperantarai oleh endokrin. Efek kinetik meliputi migrasi pigmen, kontraksi otot,
dan sekresi kelenjar. Efek-efek metabolisme terutama terdiri dan perubahan-
perubahan laju reaksi -reaksi kesetimbangan dan konsentrasi komponenkomponen
jaringan bertalian dengan pertumbuhan dan diferensiasi. Efek-efek perilaku hash dan
pengaruh-pengaruh hormon pada aktivitas sistem saraf. Suatu hormon tidak selalu
masuk hanya dalam satu kelas karena efeknya ada yang Iebih dan satu REGULASI
SEKRESI HORMON Aktivitas sekretori jaringan endokrin dikendalikan dengan
sistem umpan balik negatif (negtive feedback system). Konsentrasi hormon atau
tanggapan terhadap hormon oleh jaringan sasaran akan berpengaruh menghambat
proses proses sintesis dan sekresi yang bertanggungjawab memperbanyak hormon
bersangkutan. Sistem umpan balik mi beroperasi dengan tiga cara lintasan yaitu
lintasan terbuka lintasan tertutup singkat, dan lintasan tertutup panjang [Gambar 11]
AKSI HIPOTALAMO-HIPOFISEOS

Aksi hipotalamo-hipofiseos [gambar 9] terdiri dari dua organ, organ pertama ialah
hipotalamus yang merupakan bagian otak, sedang organ kedua ialah hipofisis yang
merupakan campuran unsur-unsur neural dan nonneural. Hipotalamus menghasilkan
sejumlah hormon atau neurosekresi yang sebagian besar sebagai horman pembebas,
beberapa horman penghambat, dan dua hormon yang berpengaruh di luar sistem
hipotalamo-hipofiseos. Neurosekresineurosekresi itu disintesis neuron yang
berkelompok membentuk nukleusnukleus yaitu: nukleus ventromedialis, n.
dorsomedialis, n. infundibularis, n. supraoptilrus, dan n. paraventrikularis. Tiga
nukleus yang pertama berkaitan dengan hormon-hormon pembebas dan penghambat,
sedang dua lainnya berkaitan dengan hormon oksitosin dan hormon antidiuretik yang
sasarannya berada di luar sistem. Hipofisis terdiri dan tiga bagian, bagian depan
disebut adenohipofisis, bagian belakang disebut neurohipofisis, dan diantara keduanya
disebut bagian intermedia. Adenohipofisis dan bagian intermedia terdiri dan unsur-
unsur nonneural berasal dan dinding atap mulut, sedang neurohipofisis terdiri dan
unsur neural. Adenohipofisis menghasilkan sejumlah hormon yang sasarannya berada
di luar sistem ini dan sintesis serta pembebasannya langsung dikendalikan oleh
hormonhonmon pembebas dan penghambat dan hipotalamus. Bagian intermedia
menghasilkan satu hormon dan neurohipofisis menjadi tempat memindahkan
hormonhormon oksitosin dan antidiuretikum dan hipotalamus ke dalam peredaran
darah. Penyampaian hormon dan hipotalamus ke adenohipofisis melalui sistem
pembuluh balik pintu yang ada dalam adenohipofisis

HORMON-HORMON DARI KELENJAR ENDOKRIN PERIFER PADA


VERTEBRATA

Selain hormon-hormon dalam Iingkungan aksi hipotalamo-hipofiseos, di luar sistem


mi terdapat sejumlah kelenjar endokrin yang menghasilkan berbagai hormon. Di
antaranya dikendalikan oleh hormon-hormon dan adenohipofisis. Selebihnya adaiah
kelenjar-kelenjar endokrin yang tidak di bawah kendali adenohipofisis. Selain itu
terdapat hormon-hormon lokal, sasarannya berada di seputar tempat sintesisnya,
seperti hormon-hormon dan dinding lambung.. Struktur kimia hormon-hormon
kelenjar endokrin perifer beragam yaitu hormon peptida atau protein, hormon steroid,
hormon amin, hormon katekolamin, dan juga asam lemak. Sedang hormon-hormon
sistem hipotalamo-hipofiseos semuanya hormon peptida atau protein. Struktur yang
beragam itu berkaitan dengan mekanisme kerjanya pada sel sel sasaran. Tetapi pada
pokoknya ada dua mekanisme kerja berdasarkan hormon peptida dan hormon steroid.
Mekanisme kerja hormon steroid. Reseptor hormon steroid terdapat dalam sitoplasma.
Kompleks reseptor-hormon bermigrasi ke tempat kromatin dalam nukleus. Hormon
dan reseptomya secara terpisah tidak ada pengaruhnya pada nukleus. Keberadaan
kompleks reseptor-hormon menjadikan perubahan pada reseptor sehingga mampu
melakukan translokasi ke tempat akseptor DNA pada knomatin nukleus sel sasaran.
Proses tnansknipsi segera dimulai dalam bebenapa menit, dengan akumulasi mrna
sebagai kunci pnoses sintesis protein. Selanjutnya aktivasi untuk sintesis trna dan rrna
yang menghasilkan kapasitas translasi yang meningkaty apabila RNA dan nukleus
ditranspor ke sitoplasma. Benikutnya benlangsung sinteasis protein baru [Gambar 12].
Mekanisme kerja hormon protein. Dalam hal hormon protein, hormone sebagai
molekul kurir pertama, disekresikan ke dalam aliran darah dan terbawa ke sel-sel
sasarannya. Pertama kali hormon membentuk kompleks reseptorhormon yang
kemudian mempengaruhi enzim adenilil sikiase menjadi aktif dan bekerja mengubah
ATP menjadi sikloamp (samp).selanjutnya samp bertindak sebagai kurir kedua yang
melanjutkan mengaktifkan protein kinase. Protein kinase melaksanakan fosforilasi
terhadap protein dan hasilnya adalah tanggapan sel terhadap hormon [Gambar 13].
Hormon katekolamin seperti epinefrin makanisme kerjanya serupa dengan hormon
protein. Hormon tiroksin dapat bekerja secara hormon protein maupun hormon
steroid.

7 3.6. HORMON-HORMON PADA INSEKTA DAN UDANG SISTEM


ENDOKRIN PADA SERANGGA.

Serangga memiliki sistem endokrin yang terorganisasikan dalam pola kerjanya, sangat
serupa dengan sistem endokrin vertebrata. Sistem endokrin pada serangga terpusat
pada pusat susunan saraf yang membentuk kesatuan neuroendokrin. Di situ disintesis
neurosekresi yang dibebaskan ke dalam hemohmfe dan dibawa ke alat yang terletak di
posterior pusat saraf itu, alat mi ialah corpora cardiaca. Pola ini mirip dengan yang
ada pada vertebrata yaitu systema portae hypothalamohypophyseos. Dan alat itu
berlangsung pengendalian terhadap kelenjar endokrin di daerah prothorax yaitu
kelenjar prothorax (kadangkadang sepasang) yang menghasilkan hormon ekdison
Kecuali itu pada kebanyakan serangga corpora cardiaca berhubungan pula dengan
kelenjar endokrin lain yaitu corpora allata. Bagian-bagian Fain sistem saraf pusat ada
yang ditempati sel-sel neuroendokrin, terutama yang disebut ganglion bawah
kerongkongan (suboesophageal ganglion). Beberapa jenis hormon dalam sistem
endokrin serangga ialah:protorasiko tropin, ekdison, juvenile hormon, bursikon,
hormon diapause, dan hormone ekiosion. Pada pokoknya hormon-hormon itu
mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan serangga dalam daur hidupnya

SISTEM ENDOKRIN PADA UDANG

Sel-sel pada Arthropoda yang menghasilkan hormon yaitu neuron-neuron dengan


sejumlah organ neurohemal serta sel-sel kelenjar endokrin. Di dalam medula
terminalis dan tangkai mata terdapat sejumlah perikaryon yang membentuk organ-x
medula terminalis, yang menghasilkan suatu hormon peng hambat ekdisis. Hormon
ml berupa hormon peptida yang diangkut dalam neurit neurit ke kelenjar sinus dan
ditimbun di dalam ujung neuritneurit itu. Kelenjar sinus merupakan suatu organ
neurohemal yang terdiri atas ujung ujung neurit yang datang dan organ-x lamina
terminalis dan suatu sinus darah. Organ- X lamina terminalis menghasilkan suatu
hormon yang mempercepat ekdisis. Hormon tersebut diangkut di dalam neurit-neurit
ke organ-x dan Hanstrom, suatu organ neurohemal. Hormon ditimbun dalam ujung
neurit-neurit yang menyusun organ tsb. Neurit-neurit itu datang dan organ-x lamina
terminalis dan suatu sinus darah. Di dalam segmen maxilare I atau di dalam segmen
antenula dan sefalotoraks terdapat sepasang organ-y. Bangunan ini merupakan suatu
kelenjar endokrin yang menghasilkan krustekdison, serupa ekdison. Sekresi
krustekdison dihambat oleh hormon penghambat ekdisis. Krustek dison menyebabkan
ekdisis. Hormon pemacu ekdisis sebaliknya merangsang organ-y untuk mempercepat
sekresi yang terjadi pada masa praekdisis. Pada subklasis Malacostraca, kebanyakan
kelenjar-kelenjar androgen ter letak menempel pada vas deferens. Tetapi pada ordo
Isopoda kelenjar-kelenjar itu terda[pat menempel pada testis. Kelenjar-kelenjar itu ada
pada kedua jenis kelamin, tetapi pada jenis kelamin betina kemudian mengalami
degenerasi. Di bawah pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar itu gonad
berkembang menjadi testis dan timbul tandatanda jenis kelamin jantan. Tetapi testis
sendiri tidak menghasilkan hormon. Pada jenis kelamin betina setelah kelenjar-
kelenjar androgen mengalami degenerasi. ovarium berkembang dan menghasilkan
hormon. Hormon mi menghasil kan tanda-tanda jenis kelamin sekunder betina.
Organ-X medula terminalis menghasilkan hormon yang menghambat pembentukan
lesit (lecith) dan penghasilan hormon di dalam ovarium. Di dalam kelenjar sinus
rupanya juga ditimbun hormon-hormon yang mempengaruhi penyebaran butir-butir
pigmen di dalam kromatofor yang ada di dalam kulit. Tetapi rupanya warna butir
pigmen yang disebar berlainan. Pada umumya pada Kacroura. pigmen yang disebar
putih sedang pada Brachyura pigmen hitam. Rupanya di dalam kelenjar sinus
ditimbun hormon yang mempengaruhi penyebaran butir-butir pigmen dalam mata.
pigmen berwarna hitam FEROMON Komnikasi dengan perantaraan zat kimia tidak
terbatas dalam tubuh organisme. tetapi juga digunakan untuk komnikasi antar
individu dan spesies yang sama. bahkan juga antar spesies yang berlainan. Zat kimia
yang menguap digunakan untuk komunikasi dalam spesies disebut Feromon.
Zat.seperti itu Yang digunakan untuk komnikasi antar spesies berbeda disebut
alomon. Kemung kinan dijumpai satu zat berfungsi sebagai feromon maupun alomon.
Feromon yang digunakan binatang air Iebih mudah larut. Informasi mengenai
ferornon banyak diperoleh dan insekta. Feromon pada insekta digunakan untuk
menarik lawan jenisnya dalam rangkaian reproduksi. Kecuali itu pada mnsekta sosial
digunakan untuk melacak sesuatu. misalnya tern pat makanan atau sarang. Pada
insekta Iainnya digunakan untuk peringatan adanya bahaya. Seperti halnya pada
insekta. feromon pada binatang menyusu berkaitan dengan kehidpan seksual dan
sosial. juga untuk peringatan adanya bahaya. Namun pengetahuan feromon pada
binatang rnenyusu masih sangat sedikit dibandingkan dengan pada insekta.

Anda mungkin juga menyukai