PENDAHULIUAN
A. Latar Belakang
dan infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh
manusia akibat infeksi virus Human Immunodeficiency Virus (HIV). HIV yaitu
virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena
virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah
terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju
karena sampai saat ini belum ditemukannya obat yang dapat mematikan virus
(ODHA). HIV umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit
dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dangan cairan tubuh yang
mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal dan
air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vagina, anal,
ataupu oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan
bayi selama kehamilan, bersalin atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya
Pelemah Kekebalan Tubuh UNAIDS, pada tahun 2015 sekitar 38 juta orang di
1
2
1,1 juta jiwa meninggal dunia karena penyakit terkait AIDS pada tahun 2015 dan
dengan september 2014 jumlah penderita baru HIV 7.335 kasus, AIDS 176
kasus. Total dari april 1987 sampai dengan september 2014 150.296 kasus,
Data dari Kemenkes RI tahun 2015 terdapat kasus HIV sebanyak 184.929
yang didapat dari Layanan Konseling dan tes HIV, sementara kasus AIDS
sebanyak 68.917 kasus. Laporan kasus HIV-AIDS dari Ditjen PP & PL, jumlah
kumulatif infeksi HIV sampai dengan Maret 2016 sebanyak 198.219 kasus,
meningkat setiap tahunnya, sehingga diperkirakan tahun 2020 jumlah kasus HIV
AIDS (KPA) Maluku sejak tahun 1994 hingga April 2015, tercatat kasus HIV-
AIDS sudah mencapai 3.148. Jumlah ini terdiri dari 1.575 kasus HIV dan 1.573
kasus AIDS untuk 11 Kabupaten dan Kota di Maluku. Kota Ambon sendiri
berada pada urutan pertama, dengan jumlah 1.670 kasus, dimana HIV 739 kasus
serta AIDS 931 kasus. Menyusul Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) 520
kasus, Maluku Tengah (Malteng) 322 kasus, Kepulauan Aru 250 kasus, Maluku
Tenggara Barat (MTB) 104 kasus, Seram Bagian Barat (SBB) 95 kasus, Seram
Bagian Timur (SBT) 47 kasus, Pulau Buru 35 kasus, Maluku Barat Daya (MBD)
23 kasus serta Kabupaten Buru Selatan (Bursel) menduduki urutan paling bawah
sebelumnya, yakni tahun 2014 sebanyak 141 kasus dan tahun 2015 sebanyak
89 kasus.
Data kasus HIV-AIDS yang penulis peroleh dari rekam medik di Ruangan
Interna Laki RSUD dr. M. Haulussy Ambon dalam tiga tahun terakhir (2015-
2017) berfluktuasi. Pada tahun 2015 terdapat 60 kasus (31,08%), tahun 2016
makan sehingga frekuensi makan juga berkurang dan terjadi infeksi jamur
Kebutuhan nutrisi yang sehat dan seimbang sangat diperlukan bagi pasien
yang hidup dengan HIV-AIDS tetap aktif dan produktif. Defisiensi vitamin dan
mineral biasa dijumpai pada orang dengan HIV, dan defisiensi sudah terjadi
Pada Unit Perawatan Inter mediet Penyakit terdapat 87% ODHA dengan
berat badan di bawah normal. Sebagian besar para ODHA dan keluarga
berkurang. Keadaan ini dimanfaatkan oleh HIV untuk berkembang lebih cepat.
Disamping itu daya tahan tubuh untuk melawan HIV menjadi berkurang. Untuk
susu, daging, serta sayur dan buah-buahan setiap hari, lemak dan gula, dan
meminum banyak air bersih dan aman. Bila diperlukan bisa diberikan mikro
B. Rumusan Masalah
kebutuhan nutrisi pada klien HIV-AIDS di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M.
Haulussy Ambon ?”
a. Masyarakat
b. Klien
d. Penulis