Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENEGAKKAN HAK ASASI MANUSIA


DI INDONESIA

OLEH :

1. BALINDA MILLENIA F.S (1711412013)

2. ADINDA RIZKI AMALIA N.H(1711413010)

3. SASKIA ALFINA FARADILA (1711413011)

4. YULIA ASRI EFFENDI (1711413013)

5. RIDANA ALYA NOVANDA (1711413015)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ANDALAS

TAHUN 2017

0
PENEGAKAN
HAK ASASI
MANUSIA DI
INDONESIA

1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah yang Maha Kuasa yang
senantiasa melimpahkan taufik, rahmat, dan hidayah-Nya. Sehingga kelompok
dapat menyusun Makalah Hak Asasi Manusia Yang Berjudul “PENEGAKKAN
HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA” .

Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk
menyelesaikan tugas yang di berikan oleh Dosen pengajar kewarganegaraan, yaitu
bapak Dr. Mardenis, S.H., M.Si. juga untuk meningkatkan pengetahuan terhadap
materi yang di berikan.

Mengingat segala keterbatasan yang dihadapi kelompok menyadari bahwa


laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran, kritik dan
masukan yang bersifat membangun sangat kelompok harapkan. Semoga hasil
makalah mata kuliah kewarganegaraan ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.

Padang, 26 Oktober 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………………………….

Kata Pengantar……………………………………………………………………….2

Daftar Isi……………………………………………………………………………..3

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………..…………………….......….5

1.2 Rumusan masalah…………………….……………………………....…....……5

1.3 Tujuan Permasalahan………………………………………………........………6

1.4 Manfaat Permasalahan…………………………………………..........…………6

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)……………………………......……….7

2.2 Macam-Macam Hak Asasi Manusia (HAM)………………………….......……7

2.3 Dasar Hukum Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia………………....……10

2.4 Hubungan HAM Dengan Demokrasi…………………............………….……11

2.5 Kelembagaan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia ………………...……11

2.6 Penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia……………….........……17

2.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan HAM di Indonesia.............…21

BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………….....……….22

3.2 Saran………………………………………………………………........………22

3
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………..…………….23

4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Membicarakan hak asasi manusia (HAM), HAM adalah salah satu isu penting
dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat di Indonesia. HAM sebagai
gagasan, paradigma serta kerangka konseptual tidak lahir secara tiba tiba. Namun
melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah peradaban manusia. Hakikat
Hak Asasi Manusia itu sendiri merupakan upaya menjaga keselamatan eksistensi
manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan perseorangan
dengan kepentingan umum.

Namun masih banyak pelanggaran HAM di Indonesia yang belum


terselesaikan dengan baik, banyak pihak yang masih ragu-ragu akan penegakan
hak asasi manusia di Indonesia. Banyak faktor yang mempengaruhi penegakan
HAM di Indonesia, dan faktor penyebab kurang ditegakannya HAM di Indonesia.

Pengaturan dan penegakan HAM di Indonesia dilandasi adanya pemahaman


dan kesadaran bangsa Indonesia bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan di
anugerahi hak asasi untuk dapat mengembangkan diri pribadi, peranan, dan
sumbangan bagi kesejahteraan hidup manusia.

1.2 Rumusan Masalah


Kelompok akan membuat rumusan masalah di antaranya sebagai berikut :

1. Pengertian HAM

2. Macam-macam HAM

3. Dasar hukum HAM

4. Hubungan HAM Dengan Demokrasi

5. Kelembagaan HAM di Indonesia

6. Upaya npenegakan HAM di Indonesia

7. Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan HAM

5
1.3 Tujuan Permasalahan
Tujuan penegakan hak asasi manusia (HAM) di Indonesia adalah :

1. Untuk memahami pengertian HAM

2. Untuk memahami macam macam dan dasar hukum HAM

3. Untuk memahami hubungan HAM dengan demokrasi

4. Untuk memahami kelembagaan HAM di Indonesia

5. Untuk memahami upaya penegakan HAM di indonesia

6. Untuk memahami faktor yang mempengaruhi pelaksanaan HAM

1.4 Manfaat Permasalahan


Manfaat penegakan hak asasi manusia (HAM) di Indonesia adalah :

1. Mahasiswa dapat memahami pengertian HAM

2. Mahasiswa dapat memahami macam macam dan dasar hukum HAM

3. Mahasiswa dapat memahami hubungan HAM dengan demokrasi

4. Mahasiswa dapat memahami kelembagaan HAM di Indonesia

5. Mahasiswa dapat memahami upaya penegakan HAM di indonesia

6. Mahasiswa dapat memahami faktor yang mempengaruhi pelaksanaan


HAM

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)


Menurut UU RI No. 39 Tahun 1999 Pasal 1 Tentang HAM

“Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh
negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia”

Pengertian Hak Asasi Manusia menurut beberapa pakar, yaitu :

1. Cabot dan Kahl (1967) : HAM adalah suatu sosiologi yang konkret
karena meneliti situasi kehidupan, khususnya masalah interaksi dengan
pengaruh dan psikologisnya. Jadi, interaksi mengakibatkan dan
menghasilkan penyesuaian diri secara timbal balik yang mencakup
kecakapan dalam penyesuaian dengan situasi baru.

2. Miriam Budiardjo : Hak Asasi Manusia adalah Hak yang di miliki


manusia yang telah diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan
kelahirannya didalam kehidupan masyarakat

3. John Locke : Hak Asasi Manusia adalah Hak yang dibawa semenjak lahir
yang secara kodrat melekat pada setiap manusia dan tidak dapat di ganggu
gugat

4. Koentjoro Poerbapranoto : Hak asasi adalah hak yang bersifat asasi,


artinya hak-hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya yang tidak
dapat dipisahkan dari Hakekatnya sehingga bersifat suci.

Dari beberapa pengertian HAM yang terdapat diatas dapat di simpulkan


bahwa HAM adalah Hak Dasar yang di anugrahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa
sejak lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun.

2.2 Macam-Macam Hak Asasi Manusia (HAM)


Macam-macam hak asasi manusia terdapat berbagai pandangan. Hak
asasi manusia terdiri dari dua hak yang paling fundamental, yaitu hak persamaan
dan hak kebebasan. Berdasarkan kedua hak inilah lahir hak asasi manusia.

7
1. Thomas Hobbes berpendapat bahwa satu-satunya Hak Asasi Manusia
adalah Hak Hidup.
2. Franz Magnis Suseno membedakan HAM kedalam 4 macam
1) Hak-Hak Asasi Negarif atau Liberal
(Hak hidup, keutuhan jasmani, kebebasan bergerak, kebebasan memilih jodoh,
perlindungan atas hak milik, hak untuk mengurus rumah tangga sendiri,
kebebasan beragama, kebebasan mengikuti suara hati, hak untuk tidak ditahan
semena-mena, kebebasan berserikat dan berserikat, kebebasan untuk berpikir,
dll)

2) Hak asasi aktif atau demokrasi


(hak memiliki wakil rakyat dalam pemerintahan, mengontrol pemerintahan,
menyatakan pendapat, kebebasan pers, dan membentuk perkumpulan politik)

3) Hak asasi positif


(hak perlindungan keamanan, hak atas perlindungan hukum, hak memperoleh
perlindungan yang sama didepan hukum, hak atas kewarganegaraan, hak untuk
memperoleh kedilan dimuka hukum, hak agar Negara memproses pelanggaran
terhadap hak yang dimiliki seseorang)

4) Hak asasi sosial


(hak atas jaminan sosial, hak atas pekerjaan, hak atas tempat dan jenis
pekerjaan, hak atas upah yang wajar, hak atas perlindungan terhadap
pengangguran, hak untuk membentuk serikat kerja yang bebas, hak atas
pendidikan, hak untuk ikut serta dalam kehidupan budaya masyarakat)

3. Menurut Universal Declaration of Human Rights adalah :


a. Hak-hak pribadi antara lain, hak persamaan, hak hidup, hak kebebasan,
keamanan dan sebagainya yang termuat dalam pasal 3-11.
b. Hak-hak yang dimiliki oleh individu dalam hubungannya dengan kelompok-
kelompok sosial di mana ia ikut serta, yaitu hak kerahasiaan kehidupan keluarga
dan hak menikah, hak untuk memiliki kewarganegaraan, hak untuk mencari
suaka dalam keadaan adanya penindasan, hak-hak untuk mempunyai hak milik
dan untuk melaksanakan agama, yang semuanya diatur dalam pasal 12-17.
c. Kebebasan-kebebasan sipil dan hak-hak politik yang dijalankan untuk
memberikan kontribusi bagi pembentukan instansi-instansi pemerintahan atau
ikut serta dalam proses pembuatan keputusan yang meliputi kebebasan
berkesadaran, berfikir dan menyatakan pendapat, kebebasan berserikat dan

8
berkumpul, hak memilih dan dipilih, hak untuk menghubungi pemerintah dan
badan-badan pemerintah umum. Hal ini diatur dalam pasal 18-21.
d. Berkenaan dengan hak ekonomi dan sosial, yaitu hak-hak dalam bidang
perburuhan, produksi dan pendidikan, hak untuk bekerja dan mendapatkan
jaminan sosial serta hak untuk memilih pekerjaan dengan bebas, untuk
mendapatkan upah yang sama atas kerja yang sama, hak untuk membentuk dan
ikut serta dalam serikat buruh, hak-hak istirahat dan bersenang-senang,
memperoleh jaminan kesehatan, pendidikan dan hak untuk ikut serta secara
bebas dalam kehidupan budaya masyarakat, ini diatur dalam pasal 22-27.

4. Macam-macam hak asasi manusia menurut UUD 1945 adalah :


a. Hak-hak dalam lapangan politik, contohnya kemerdekaan, berserikat dan
berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya,
ditetapkan dalam UUD 1945 (pasal 28).
b. Hak-hak dalam lapangan ekonomi, tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan (pasal 27).
c. Hak-hak dalam lapangan sosial, fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh
negara (pasal 34).
d. Hak-hak dalam lapangan kebudayaan, tiap-tiap warga negara mendapat
pengajaran, pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pengajaran nasional (pasal 31), pemerintah memajukan kebudayaan nasional
(pasal 32).

2.3 Dasar Hukum Hak Asasi Manusia Di Indonesia


1. PANCASILA
1) Sila Pertama : Hak untuk memeluk agama
2) Sila Kedua : Manusia diperlakukan secara pantas,sesuai
dengan harkat,martabat dan derajatnya.
3) Sila Ketiga : Hak asasi agar mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara
4) Sila Keempat : Hak untuk berkumpul, berpendapat,serta ikut
serta dalam pemerintahan
5) Sila Kelima : Perimbangan hak milik dengan fungsi sosial

2. UUD 1945
1) Pembukaan UUD 1945
 Alinia ke-1 : Hak Merdeka

9
 Alinia ke-4 : Negara melindungi segenap rakyat Indonesia,memajukan
kesejahteraan umum,mencerdasakan kehidupan bangsa, dan ikut serta
memilihara perdamaian dunia
2) Batang Tubuh (Pasal-Pasal) UUD 1945
BAB XA ** Hak Asasi Manusia
Pasal 28A – Pasal 28J
Ket : ** (Amandemen ke-2 di sahkan 18 agustus 2000)

3. TAP MPR No. XVII/MPR/1998


Terdiri dari 10 Bab dan 44 Pasal

4. Undang-Undang
1) UU RI No. 39 Th 1999 Tentang HAM
Terdiri dari 11 Bab dan 106 Pasal
2) UU RI No. 26 Th 2000 Tentang Pengadilan HAM
Terdiri dari 10 Bab dan 51 Pasal
3) KEPPRES No 129 tentang rencana aksi nasional HAM Indonesia
4) PP No. 3 Th 1998 tentang kompensasi dan rehabilitasi terhadap korban
pelanggaran HAM.
5) PP No. 2 Th 2002 tentang tata cara perlindungan korban dan sanki dalam
pelaggaran HAM.

2.4 Hubungan HAM dengan Demokrasi


Sistem demokrasi untuk kehidupan bermasyarakat dan bernegara ini pada
hakekatnya berasal dari filosofis bahwa manusia adalah mahluk yang bebas
karena manusia mempunyai hak dan kemampuan untuk mengatur dan
menentukan hidupnya sendiri. Dengan demikian hubungnnya dengan bernegara,
demokrasi mempunyai arti penting bagi masyarakat untuk menentukan adanya
jaminan terhadap penyelenggaraan negara, serta jaminan perlindungan terhadap
HAM. Dalam tahap perkembanganya, demokrasi mengalami berbagai
penyesuaian terhadap situasi dan keadaan. pelaksanaan atau perwujudan hak asasi
manusia di tiap-tiap negara sangat dipengaruhi oleh sejarah perkembangan
masyarakat dari masing-masing negara tersebut.

2.5 Kelembagaan Hak Asasi Manusia di Indonesia


Dalam upaya perlindungan dan penegakan HAM telah di bentuk lembaga-
lembaga resmi oleh pemerintah yaitu lembaga negara penegak HAM dan lembaga
peradilan sebagai penegak HAM.
LEMBAGA NEGARA PENEGAK HAM
1. KOMNAS HAM

10
Komisi nasional HAM pada awalnya dibentuk dengan KEPPRES No. 50
Tahun 1993 pada Tanggal 17 Juni 1993 dan kemudian di kukuhkan melalui UU RI
No. 39 Tahun 1999 tentang HAM. KOMNAS HAM berkedudukan di Ibu Kota
Negara dengan 1 orang ketua dan 2 wakil ketua, anggotanya berjumlah 35 orang
dengan massa jabatan 5 Tahun.
Tujuan dibentuknya KOMNAS HAM menurut UU RI No. 39 Tahun 1999
Pasal 75 adalah sebagai berikut:
a). Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan HAM sesuai dengan
Pancasila, UUD 1945, Piagam PBB, serta Deklarasi Universal HAM.
b). Meningkatkan perlindungan dan penegakan HAM guna berkembangnya
pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuan berpartisipasi dalam
berbagai bidang kehidupan.

Fungsi KOMNAS HAM sebagai berikut:


1. Fungsi Pengkajian dan Penelitian
a) Melakukan pengkajian dan penelitian berbagai instrument internasional
dangan tujuan memberikan saran-saran mengenai kemungkinan aksesi dan atau
retifiksi.
b) Melakukan pengkajian dan penelitian berbagai peraturan perundang-
undangan untuk memberikan rekomendasi mengenai pembentukan, perubahan
dan pencabutan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan HAM.

2. Fungsi Penyuluhan
a) Menyebarlusakan wawasan mengenai HAM kepada masyarakat Indonesia
b) Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang HAM
c) Melakukan kerjasama dengan organisasi, lembaga, atau pihak-pihak lain

3. Fungsi Pemantauan
a) Pengamatan pelaksanaan HAM dan penyusunan laporan hasi pengamatan
tersebut
b) Penyelidikan dan pemeriksaan terhadap pelangaran HAM
c) Pemanggilan kepada pihak pengadu dan korban untuk di mintai keterangan
d) Pemangilan saksi untuk dimintai keterangan dan penyerahan bukti yang
dibutuhkan
e) Peninjauan di tempat kejadiandan tempat lainnya
f) Pemangilan terhadap pihak terkait untuk memberikan keterangan secara
tertulis dengan persetujuan ketua pengadilan
g) Melakukan pemeriksaan dengan persetujuan ketua pengadilan
h) Pemberian pendapat berdasarkan persetujuan ketua pengadilan dari hasil
pemeriksaan

11
4. Fungsi Mediasi
a) Perdamaian kedua pihak
b) Penyelesaian perkara melalui cara konsultasi, negosiasi, konsiliasi, dan
penilaian ahli
c) Pemberian saran untuk menyelesaikan melalui pengadilan
d) Penyampaian rekomendasi kepada pemerintah untuk ditindak lanjuti
e) Penyampaian rekomendasi kepada DPR RI untuk ditindak lanjuti

2. Lembaga Bantuan Hukum (LBH)


Lembaga bantuan hukum adalah organisasi independen yang memberi
bantuan dan pelayanan hukum kepada masyarakat. Lembagai ini di kelola secara
mandiri oleh para aktifis. Lembaga bantuan hukum berperan sebagai:
a) Sebagai relawan yang membantu kepada pihak-pihak yang membutuhkan
bantuh di bidang hukum
b) Sebagi pembela dalam menegakkan keadilan dan kebenaran
c) Sebagi pembela dan pelindung HAM
d) Sebagai penyuluh dan penyebar informasidi bidang hokum dan hak-hak
asasi manusia

LBH dalam menjalankan tugasnya bersifat Pengabdian dan Professional


yang artinya:
a) Bersifat pengabdian karena perbuatannya semata-mata mengabdi diri untuk
kepentingan hukum dan HAM
b) Bersifat Professional karena tindakan dan perbuatannya sesuai dengan
bidang keahliannya

3. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR)


Komisi kebenaran dan rekonsiliasi adalah lembaga yang melakukan
penyelesaian terhadap kasus pelanggaran HAM di luar pengadilan HAM.
komisi ini di bentuk berdasarkan UU RI nomor 27 tahun 2004. Menurut
pasal 43 UU No. 26 tahun 2000 menyatakan bahwa kasus pelanggaran
HAM Berat yang tidak dapat di selesaikan melalui pengadilan HAM akan
ditangani oleh KKR. KKR ini di bentuk untuk:
1) menerima pengaduan atau laporan dari pelaku, korban, atau keluarga
korban yang merupakan ahli warisnya;
2) melakukan penyelidikan dan klarifikasi atas pelanggaran HAM berat;
3) memberikan rekomendasi kepada presiden dalam hal permohonan amnesti;
4) menyampaikan rekomendasi kepada pemerintah dalam hal pemberian

12
kompensasi dan/atau rehabilitasi; dan
5) menyampaikan laporan tahunan dan laporan akhir tentang pelaksanaan
tugas dan wewenang berkaitan dengan perkara yang ditanganinya, kepada
presiden dan DPR dengan tembusan kepada Mahkamah Agung.

Adapun Ciri-ciri umum KKR adalah sebagai berikut:


a) Fokus peyelidikan kejahatan masa lalu
b) Mendapatkan gambaran yang komprehensif menganai kejahatan HAM
c) Masa bakti berahir setelah selesainya laporan
d) Memiliki wewenang mengakses informasi kelembaga manapun, dan
megajuka perlindungan hokum terhadap saksi

4. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)


Indonesia memberikan porsi dalam melakukan perlindungan anak, dengan
Konvensi Hak Anak yang telah diratifikasi dengan Keputusan Presiden Nomor 36
Tahun 1990 tentang Pengesahan Convention on The Rights of The Child (Konvensi
tentang Hak Anak). Komisi Perlindungan Anak Indonesia yang bersifat
independen di bentuk sesuai dengan UU RI No. 23 Tahun 2002 tentang
perlindungan anak. Komisi perlindungan anak Indonesia diketuai oleh seto
mulyadi.
Tugas komisi perlindungan anak Indonesia adalah :
1. Melakukan sosialisasi seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berkaitan dengan perlindungan anak
2. Mengumpulkan data dan informasi
3. Menerima pengaduan masyarakat
4. Melakukan penelaahan
5. Pemantauan evaluasi
6. Pengawasan terhadap penyelenggaraan perlindungan anak
7. Memberikan laporan, saran, masukan dan pertimbangan kepada presiden
dalam rangka perlindungan anak
5. Komnas Perempuan
Meskipun saat ini mengenai HAM telah memandang kesetaraan antara laki-
laki dan wanita, namun muncul adanya Hak Wanita dalam UU No. 39 Tahun
1999 tentang HAM yang merupakan bagian dari HAM.
Hal ini didasari banyaknya ketidaksetaraan dan kekerasan yang dialami oleh
wanita, sehingga Komite PBB untuk Penghapusan Diskriminasi Terhadap
Perempuan (CEDAW) pada sidangnya yang ke 11 tahun 1992 mengeluarkan
Rekomendasi Umum No. 19 tentang Kekerasan Terhadap Perempuan. Indonesia

13
telah meratifikasi Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap
Perempuan (Convention on the Elimination of All Form of Discrimination
Against Women,1979) dengan UU No. 7 Tahun 1984 mengenai Pengesahan
Konvensi Tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap
Perempuan. Dalam perkembangannya disusul dengan PBB mengeluarkan
Deklarasi tentang Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan (The
Declaration on the Elimination of Violence Against Women).

LEMBAGA PERADILAN SEBAGAI PENEGAK HAM


1. Pengadilan HAM
Pengadilan hak asasi manusia di Indonesia dibentuk berdasarkan UU RI
No. 26 Tahun 2000 tentang pengadilan hak asasi manusia. Pengadilan hak asasi
manusia merupakan pengadilan khusus yang berada dilingkungan pengadilan
umum dan berkedudukan di daerah kabupaten atau kota. Untuk daerah khusus
ibu kota Jakarta, pengadilan HAM berkedudukan di setiap wilayah pengadilan
negeri yang bersangkutan. Adapun tugas dan wewenang pengadilan HAM
adalah sebagai berikut:
a) Memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran HAM yang berat
b) Memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran HAM yang berat yang
dilakukan di luar batas territorial wilayah Negara RI oleh WNI
c) Pengadilan HAM tidak berwenang mengadili seseorang yang berumur di
bawah 18 tahun
Pengadilan HAM Ad Hoc merupakan pengadilan yang mengadili
Pelanggaran HAM yang berlaku sebalum di undangkannya UU No. 26 tahun
2000. pengadilan HAM Ad Hoc di bentuk atas usul DPR dengan keputusan
Presiden. Adapun pelanggaran HAM berat yang ditangani oleh pengadilan HAM
berupa:
1. Kejahatan Genosida
“Perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau
memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok Bangsa, Ras, Kelompok Etnis,
Kelompok Agama”.
2. Kejahatan Terhadap Kemanusiaan
“Salah satu perbuatan yang dilakukan sebagi bagian dari serangan yang meluas
atau sistematik yang diketahuinya bahwa seranggan tersebut ditujukan secara
langsung terhadap penduduk sipil”.

2. Mahkamah Konstitusi

14
Dalam Pasal 24C Ayat (1) dan (2) UUD 1945 dan Pasal 10 Ayat (1) UU No.
24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, bahwa dengan kewenangan
sebagai The Guardian of the Constitution, MK menurut, Jimly Asshiddiqie,
menguraikan mengenai Mahkamah Konstitusi sebagai berikut:
“Dalam konteks ketatanegaraan, Mahkamah Konstitusi dikonstruksikan
sebagai pengawal konstitusi yang berfungsi menegakkan keadilan
konstitusional di tengah kehidupan masyarakat. Mahkamah Konstitusi bertugas
mendorong dan menjamin agar konstitusi dihormati dan dilaksanakan oleh
semua komponen negara secara konsisten dan bertanggung jawab. Di tengah
kelemahan sistem konstitusi yang ada, Mahkamah Konstitusi berperan sebagai
penafsir agar spirit konstitusi selalu hidup dan mewarnai keberlangsungan
bernegara dan bermasyarakat.”

2.6 Penegakan HAM di Indonesia


 Upaya-upaya penegakan HAM
Upaya Penegakan HAM Oleh Masyarakat
Keberhasilan perlindungan dan penghargaan terhadap hak asasi
manusia merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, lembaga
HAM, dan kita sebagai warga masyarakat. sebagai anggota masyarakat
dapat mendukung dan menghargai upaya perlindungan HAM dengan ikut
berpartisipasi yang di lakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Menyampaikan laporan terjadi pelanggaran HAM kepada KOMNAS HAM
atau lembaga lain yang berwenang dalam rangka perlindungan dan
pemajuan HAM
2) Mengajukan usulan mengenai perumusan dan kebijakan yang berkaiatan
dengan HAM kepada KOMNAS HAM dan atau lembaga lain yang relevan
3) Dengan cara sendiri maupun bekerja sama dengan Komnas HAM
melaksanakan penelitian, pendidikan, dan penyebarluasan informasi
mengenai HAM

Upaya Penegakan HAM Oleh Pemerintah


Perlindungan HAM yang di maksud adalah pembelaan terhadap
HAM, artinya pemerintah harus menjaga agar HAM tidak di langgar oleh

15
orang lain.Pemerintah telah melakukan upaya perlindungan HAM dengan
cara sebagai berikut
1) Memasukkan HAM ke dalam berbagai perundang-undangan nasional
sesuai yang tercantum dalam instrument nasional. Dengan demikian.
Eksistensi HAM di dalam sistem hukum, politik, maupun ketatanegaraan
Indonesia memiliki landasan hukum yang cukup kuat.
2) Meratifikasi dan mengadopsi instrumen-instrumen HAM internasional,
yang berarti perjanjian itu masuk dan berlaku sebagai hukum (positif)
nasional.
3) Memberdayakan masyarakat terhadap masalah HAM dengan mengadakan
sosialisasi sehingga HAM menjadi bagian dari setiap individu warga Negara
Indonesia

Upaya Penegakan HAM Melalui Jalur Hukum dan Politik


Maksudnya terhadap berbagai pelanggaran HAM maka upaya menindak para
pelaku pelanggaran diselesaikan melalui Pengadilan HAM bagi pelanggaran
HAM berat dan melalui KKR (Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi).
 Upaya penegakan HAM melalui jalur Pengadilan HAM, mengikuti
ketentuan-ketentuan antara lain, sebagai berikut:
1. Kewenangan memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi manusia
yang berat oleh Pengadilan HAM tidak berlaku bagi pelaku yang berumur di
bawah 18 tahun pada saat kejahatan dilakukan.
2. Terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang terjadi sebelum
diundangkan UU RI No.26 Tahun 2000, diperiksa dan diputus oleh Pengadilan
HAM ad hoc. Pembentukan Pengadilan HAM ad hoc diusulkan oleh DPR
berdasarkan pada dugaan telah terjadinya pelanggaran hak asasi manusia yang
berat yang dibatasi pada tempat dan waktu perbuatan tertentu (locus dan tempos
delicti ) yang terjadi sebelum diundangkannya UU RI No. 26 Tahun 2000.
3. Agar pelaksanaan Pengadilan HAM bersifat jujur, maka pemeriksaan
perkaranya dilakukan majelis hakim Pengadilan HAM yang berjumlah 5 orang.
Lima orang tersebut, terdiri atas 2 orang hakim dari Pengadilan HAM yang
bersangkutan dan 3 orang hakim ad hoc (diangkat di luar hakim karir).

 penegakan HAM melalui KKR penyelesaian pelanggaran HAM dengan cara


para

16
pelaku mengungkapkan pengakuan atas kebenaran bahwa ia telah melakukan
pelanggaran HAM terhadap korban atau keluarganya, kemudian dilakukan
perdamaian. Jadi KKR berfungsi sebagai mediator antara pelaku pelanggaran
dan korban Pius Lustrilanang memberikan kesaksian di Komnas HAM
sebagai korban penculikan aktivis.
Dalam upaya penegakan HAM peran korban dan saksi sangat menentukan,
oleh karena itu mereka perlu memperoleh jaminan keamanan.
Dalam rangka memperoleh kebenaran faktual, maka para korban dan saksi
dijamin perlindungan fisik dan mental dari ancaman, gangguan, teror dan
kekerasan dari pihak manapun. Kemudian untuk memenuhi rasa keadilan maka
bagi setiap korban pelanggaran hak asasi manusia yang berat berhak memperoleh
ganti rugi oleh negara (kompensasi), ganti rugi oleh pelaku atau pihak ketiga
(restitusi), pemulihan pada kedudukan semula, seperti nama baik, jabatan,
kehormatan atau hak-hak lain (rehabilitasi.
Beberapa contoh kegiatan yang dapat dimasukan menghargai upaya penegakan
HAM, antara lain :
1. Membantu dengan menjadi saksi dalam proses penegakan HAM;
2. Mendukung para korban untuk memperoleh restitusi maupun kompensasi
serta rehabilitasi;
3. Tidak mengganggu jalannya persidangan HAM di Pengadilan HAM;
4. Memberikan informasi kepada aparat penegak hukum dan lembaga –
lembaga HAM bila terjadi pelanggaran HAM; Bab - 3 Perlindungan dan
Penegakan Hak Asasi Manusia;
5. Mendorong untuk dapat menerima cara rekonsiliasi melalui KKR kalau
lewat jalan Peradilan HAM mengalami jalan buntu, demi menghapus dendam
yang berkepanjangan yang dapat menghambat kehidupan yang damai dan
harmonis dalam bermasyarakat.

 Hambatan dalam penegakan HAM


Masalah HAM masih saja di bicarakan, karena masih banyak pelanggaran
atau kepalsuan. Masalah HAM memang masalah kemanusiaan berarti terkait
dengan upaya, tidak saja pengakuan harkat kemanusiaan tetapi yang lebih
penting sejauh mana harkat kemanusiaan yang dimiliki setiap orang dapat
dimiliki oleh setiap individu tanpa beda. Upaya penegakan HAM di Indonesia,
masih banyak hambatan-hambatan yang di hadapi antara lain sebagai berikut:

17
 Rendahnya kesadaran dan keberanian masyarakat untuk melaporkan
pelanggaran HAM yang terjadi baik mengenai dirinya maupun pihak lain.
 Belum optimalnya kemampuan para hakim di peradilan HAM ad hoc.
 Keterbatasan kemampuan pengetahuan masyarakat terhadap bentuk-bentuk
pelanggaran HAM.
 Masalah hakim,ternyata tidak begitu mudah menentukan para calon hakim
ad hoc diluar hakim karir, meskipun sampai sekarang sudah begitu lantang
orang berbicara tentang pelanggaran HAM dan banyak pelatihan dan
penanaman HAM. LSM HAM pun ternyata tak banyak yang tersrdia.
Banyak tokoh-tokoh HAM yang terikat oleh tugas dilembaga lain.
 Sulitnya mencari Jaksa sebagai penuntut umum sebab hanya orang yang
berpengalaman penuntut saja yang diangkut atau kata lainnya sifatnya
tertutup.
 Masalah pembahasan acara peradilan yang belum tuntas, masih tersisa
pertanyaan banding dan langsung saja dari peradilan tingkat pertama
langsung ke Mahkamah Agung.

 Tantangan dalam penegakan HAM


Dalam menegakkan HAM, selain hambatan masih banyak tantangan yang di
hadapi antara lain sebagai berikut:
 Dengan disahkannya UU no 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
ditegaskan bahwa pelanggaran hak-hak asasi manusia yang terjadi
sebelum UU No 26 disahkan tidak dapat diadili berdasarkan prinsip hak
asasi manusia, sehingga peristiwa pelanggaran HAM yang besar tidak
mungkin lagi dapat diselesaikan berdasarkan peradilan HAM ad hoc,
misalnya;
1) Kasus penembakan mahasiswa Trisakti pada bulan Mei 1998
2) Pembantaian warga muslim Tanjung Priuk pada bulan 1994
3) Kasus Pembantai di Ambon dan di Poso tahun 1997
 Dengan adanya amandemen UUD 45 Pasal 28 tentang larangan hukum
berlaku surut memungkinkan para tersangka luput dari proses hukum
acara,akan sangat tidak adil hukum itu.

18
 Asas mengatur bahwa orang yang telah dihukum oleh pengadilan HAM
tidak dapat lagi dituntut oleh pengadilan pidana biasa. Namun
keterbatasan lingkup pengadilan HAM yang haknya sebatas pada
genosida (pembantaian masal) dan kejahatan melawan kemanusiaan,
mengakibatkan ada unsur-unsur yang tidak terpenuhi.

2.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan HAM di


Indonesia
1) Kebudayaan
Di Indonesia sistem kebudayaan yang dianut adalah sistem kekeluargaan,
dimana rasa tenggang rasa dan kebersamaan masih tinggi, social control
masih berjalan dengan baik dan agama yang menjadi pegangan hidup,
pelanggaran HAM tidak akan terjadi.
2) Sistem Politik suatu Negara
Sistem politik yang demokratis dianggap sebagai sistem yang menjamin
terlaksananya suatu perlindungan hak asasi manusia terutama hak-hak sipil
dan politik.
3) Hukum dan Kebijakan yng diambil suatu negara
Pelanggaran terhadap HAM yang sering terjadi disebabkan oleh
kurangnya peraturan dan perundang-undangan yang memberikan jaminan dan
petunjuk dalam penyelesaian masalah yang sehubungan dengan HAM.
4) Diskriminasi
Pelaksanaan hukum tentang HAM menjadi sangat biasa di negara yang
menerapkan praktek diskriminasi terhadap kelompok atau golongan tertentu.
5) Perang atau konflik yang terjadi
Bangsa atau negara yang sedang berada dalam konflik, terutama pihak
yang didominasi oleh pihak yang memegang kendali terhadap konflik
(kelompok yang terjajah di dominasi oleh penjajah) mengalami kemiskinan
yang diakibatkan oleh konflik itu. Kemiskinan ini memberikan pengaruh
besar pula terhadap pelaksanaan HAM.

19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
HAM merupakan hak dari lahir yang wajib dihormati dan tidak dapat
diganggu gugat oleh siapapun. Berbagai upaya penegakan HAM di Indonesia
telah dilakukan, namun masih banyak pelanggaran HAM di Indonesia yang belum
terselesaikan dengan baik, banyak pihak yang masih ragu-ragu akan penegakan
hak asasi manusia di Indonesia. Keberhasilan perlindungan dan penghargaan
terhadap hak asasi manusia merupakan tanggung jawab bersama antara
pemerintah, lembaga HAM, dan kita sebagai warga masyarakat. Meskipun
terdapat lembaga yang bertugas membuat kondisi yang kondusif, namun
kesadaran dari setiap masyarakat tetap diperlukan. Lembaga-lembaga penegak
HAM di Indonesia yaitu lembaga negara penegak HAM dan lembaga peradilan
sebagai penegak HAM. Dasar hukum HAM juga terdapat di Pancasila, Undang-
Undang dan UUD 1945, TAP MPR No. XVII/MPR/1998, dan Undang-Undang.
Ada berbagai macam-macam HAM di Indonesia.

3.2 Saran
Sebelum kita ingin dihargai dan dihormati, kita harus menghargai HAM
orang lain dengan cara tidak melakukan pelanggaran HAM. Sebagai makhluk
sosial kita juga harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan HAM kita
sendiri. Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan
mengimbangi antara HAM kita dengan orang lain.

20
DAFTAR PUSTAKA

 Asshiddqie, Jimly. 2009. Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi


Indonesia. Jakarta : KENCANA

 Kaelan. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan.Yogyakarta:


Paradigma

 Manan, Bagir. 2001. Perkembangan Pemikiran dan Pengaturan


hak Asasi Manusia di Indonesia. Jakarta: P.T. Alumni
 Muhammad Amin Putra. 2015. Fiat Justisia : EKSISTENSI LEMBAGA
NEGARA DALAM PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI
INDONESIA. Jakarta : Jurnal Ilmu Hukum. Vol. 9 No. 3

21

Anda mungkin juga menyukai