Anda di halaman 1dari 6

Nama : Putri Alifa Rohmayanti

NIM : 4401415032
Review Jurnal

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MEDIA DAN MODEL


PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

Pendahuluan
Pengembangan sains berfokus pada pembelajaran dan konsep melalui
proses pembelajaran. Berdasarkan Data Program Penilaian Siswa Internasional
menunjukkan bahwa kemampuan sains siswa Indonesia di peringkat 65 dari 66
negara (PISA, 2012).
Hasil tren di Internasional Studi Matematika dan Sains menyatakan
bahwa, kemampuan sains dan matematika siswa Indonesia adalah peringkat ke-40
dari 42 negara (TIMSS, 2011).
Rendahnya kualitas kompetensi sains siswa Indonesia menunjukkan
bahwa pembelajaran sains di Indonesia tidak berjalan dengan baik. Keberhasilan
meningkatnya pemahaman siswa tentang sains dapat diukur dari kemampuan
dasar siswa saat ereka berada di sekolah pada saat proses pembelajaran.
Kemampuan dasar ini dikenal dengan keterampilan sains generik. Keterampilan
sains generik adalah hasil dari kombinasi kemampuan intelektual atau interaksi
kompleks antara ilmu pengetahuan dan keterampilan. Sepuluh indikator
keterampilan sains adalah pengamatan langsung dan tidak langsung, skala
kesadaran, bahasa simbolik, bingkai logis, konsistensi logis, kausalitas,
pemodelan matematika, konsep pembangunan, dan abstraksi (Brotosiswoyo,
2000).
Proses pembelajaran tidak terlepas pada penggunaan bahan ajar, media
dan model pembelajaran. Modul merupakan salah satu jenis bahan ajar yang
disajikan secara sistematis, sehingga pengguna dapat belajar dengan atau tanpa
fasilitas atau guru. Pembelajaran dengan menggunakan modul memungkinkan
siswa yang memiliki kemampuan belajar yang tinggi akan lebih cepat dalam
menyelesaikan kompetensi dasar dari siswa yang lain (Kemetrian Pendidikan
Indonesia, 2004).
Kurikulum 2013 diungkapakan oleh Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan (2014) menuntut terciptanya proses pembelajaran yang menekankan
pengalaman pribadi melalui proses mengamati, bertanya, bernalar, dan berusaha.
Siswa diharapkan memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang jauh lebih baik melaui karya ilmiah pendekatan. Proses pembelajaran seperti
yang diminta oleh Kurikulum 2013 dapat diterapkan melalui model discovery
learning dimana model pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik pada
tahap pembelajaran sintaksis.
Perkembangan zaman abad 21 dicirikan dengan teknologi dan informasi
yang mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga disebut sebagai abad
teknologi dan media. Dampak dari perkembangan teknologi bagi duia pendidikan
salah satunya adalah munculnya media pembelajaran yang beranekaragam dan
berfungsi memudahkan siswa dan guru dalam pengembangan pembelajaran.
Pengembangan pembelajaran dapat berupa pengembangan bahan ajar, salah
satunya adalah pengembangan bahan ajar e-book secara interaktif dalam multi
perangkat (Alwan, 2018).

Hasil
Modul dikembangkan dengan menggunakan enam langkah sintaksis
model pembelajaran discovery learning yng terintegrasi dengan sepuluh aspek
keterampilan sains generik. Modul dibagi menjadi lima bab dari subyek sistem
pernapasan. Struktur dan fungsi sistem pernapasan manusia, mekanisme
pernapasan manusia, frekuensi pernapasan manusia, gangguan atau penyakit pada
sistem pernapasan manusia, dan struktur dan fungsi sistem pernapasan hewan.
Setiap bab modul berisi kegiatan terstruktur yang menggunakan pembelajaran
penemuan model sintaksis yang terintegrasi dengan sepuluh aspek ketrampilan
sains generik. Langkah pertama adalah penemuan belajar dengan stimulasi yang
terintegrasi pada aspek abstraksi, langkah kedua adalah pernyataan masalah yang
terintegrasi dengan aspek permodelan matematika, selanjutnya adalah langkah
pengumpulan data itu terintegrasi dengan pengamatan tidak langsung atau
langsung, kesadaran skala, bahasa simbolik, dan konsep membangun aspek, dan
kemudian langkah pemrosesan data yang terintegrasi dengan aspek bingkai logis,
langkah kelima adalah adalah verifikasi yang terintegrasi dengan aspek
konsistensi logis, dan langkah terakhir adalah generalisasi yang terintegrasi
dengan aspek konsep membangun.
Berdasarkan hasil analisis pada jurnal, hasil post-test yang telah
dilaksanakan dan ditampilkan pada jurnal dapat dilihat bahwa skor rata-rata post-
test dikelas perlakuan lebih tinggi daripada kelas kontrol. Salah satu contoh, di
mana skor post test rata-rata kelas perlakuan adalah 82,08 dengan skor N-gain
adalah 0,69 (kriteria tengah) dan rata-rata skor post test kelas kontrol adalah 63,34
dengan skor N-gain adalah 0,26 (kriteria rendah).

Pembahasan
Modul berdasarkan pembelajaran penemuan pada subjek sistem
pernapasan efektif meningkatkan keterampilan sains generik siswa secara
signifikan. Efektivitas modul dibuktikan dengan meningkatnya skor keterampilan
tes sains generik setelah belajar dengan menggunakan modul berdasarkan
pembelajaran penemuan. Peningkatan keterampilan sains generik post-test
dihitung dengan skor N-gain. Berdasarkan analisis seperti yang disajikan pada
jurnal yang menunjukkan rata-rata N-gain keterampilan sains generik di kelas
perlakuan lebih tinggi daripada kelas kontrol, yaitu 0,69 dan termasuk dalam
kriteria menengah.
Secara keseluruhan berdasarkan hasil analisis telah menunjukkkan bahwa
penggunaan modul berdasarkan penemuan belajar tentang masalah sistem
pernapasan lebih efektif dalam meningkatkan keterampilan sains generik siswa.
Tricot dan Sweller (2014) menyatakan bahwa keterampilan sains generik akan
menghasilkan siswa yang mampu memahami konsep tersebut dan dapat
mengajaran strategi pemecah masalah kepada mereka. Hal ini didukung dengan
pernyataan Hockey, et.al (2010) yang menyatakan bahwa keterampilan umum
mencakup kemampuan untuk berkomunikasi serta pemecah masalah. Pernyataan
diperkuat oleh Badcock, et.al (2010) yang menyatakan bahwa komponen
keterampilan generik termasuk pemikiran kritis, pemecahan masalah,
keterampilan interpersonal, kapasitas untuk berpikir secara logis dan mandiri,
komunikasi dan kemampuan manajemen informasi, rasa ingin tahu, kreativitas,
dan integrasi. McHaney (2012) menyatakan bahwa discovery learning adalah
model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam eksplorasi dan pemecahan
masalah untuk membuat, mengintegrasikan, dan menyaring pengetahuan, dan
siswa dapat belajar dan maju dengan langkah mereka sendiri untuk membangun
pengetahuan baru yang berarti.
Introduction
Science learning focuses on learning and concepts through the learning
process. Based on Data from the International Student Assessment Program, it
shows that Indonesian science skills are ranked 65th out of 66 countries (PISA,
2012).
In addition to the results of the Trends in International Mathematics and
Science Studies States that, Indonesian student’s scientific and mathematical
abilities are ranked 40th out of 42 countries (TIMSS, 2011).
The low quality of students’s science competence in Indonesia showed
that the science learning in Indonesia was not run well. The success in increasing
student’s understanding of science can be measured from the student’s basic
ability while they are in the learning process. This basic ability is known as
generic science skills. The generic science skills are the results of combination of
intellectual abilities or complex interactions between science knowledge and
skills. The ten indicators of generic science skills include direct and indirect
observations, scale awareness, symbolic languange, logical frame, logical
consistency, causality, mathematic modelling, concept constructing, and
abstraction (Brotosiswoyo, 2000).
The learning process is inseparable from the use of teaching materials,
media and learning models. Modules are one type of teaching material that is
presented systematically, so that users can learn with or without facilites or
teachers. Learning by using modules allows students who have high learning
abilities will be faster in completing basic competencies than other students
(Ministry of Education and Culture, 2004).
The 2013 curriculum revealed by the Ministry of Education and Culture
(2014) demands the creation of a learning process that emphasizes personal
experience through the process of observing ,asking, reasoning, and trying.
Students are expected to have a much better competence in attitudes, skills and
knowledge through scientific approaches. The learning process as requested by
Curriculum 2013 can be applied through discovery learning models where the
learning model uses a scientific approach at the syntactic learning stage.
The development of the 21st century is characterized by technology and
information that experienced very rapid development, so called the century of
technology and media. The impact of technological development for the world of
education, one of which is the emergence of diserve learning media and functions
to facilitate students and teachers in the development of learning. Learning
development can be in the form of developing teaching materials, one of which is
the development of interactive e-books in multi devices (Alwan, 2018).
Result
Modules are developed using six steps syntax discovery learning models
that are integrated with ten aspects of generic science skills. Modules are divided
into five chapters of the subject’s respiratory system. There are stuctures and
functions of the human respiratory system, mechanisms of huamn breathing,
frequency of human breathing, disorders or diseases of the human respiratory
system, and the structure and function of the respiratory systems animals. Each
module chapter vontains structured activities using syntactic model discovery
learning that is integrated with ten aspects of generic science skills. The first step
of learning discovery is stimulation taht is integrated with aspects of abraction, the
second step is the problem of statements that are integrated with aspects of
mathematical modeling, then the step of data collection are integrated with
indirect or direct observation, scale awareness, symbolic language,and the concept
of building aspects, then the step of data processing is integrated, with logical
frame aspects, the fifth step is verification that is integrated, with logical
consistency aspects, and the final test is generalization that is integrated with
aspects of the concept of building. The post-test results as presented in the journal
can be seen that the post-test average score in the treatment class is higher than the
control class, where the post-test score of the average treatment class is 82,08 with
an N-gain score of 0,69 (middle criteria) and the average post test score of the
control class is 63,34 with an N-gain score of 0,26 (low criteria).

Discussion
Module based on discovery learning on the subject of the respiratory
system effectively increase students generic science skills significantly. The
effectiveness of the module is evidenced by the increase in generic science test
skills scores after learning using modules based on discovery learning.
Improvement of post test generic science skills is calculated by N-gain score.
Based on the analysis as presented shows the average N-gain of generic science
skills in the care class is higher than the control class, which is 0,69 is included in
the intermediate criteria.
Overall based on the results of the analysis, it has been shown that the use
of modules based on learning findings about respiratory system problems is more
effective in improving students generic science skills. Tricot and Sweller (2014)
states that generic science skills will produce students who are able to understand
the concept and can teach them problem solving strategies. This is supported by
Hockey et.al (2010) state that general skills include the ability to communicate
and solve problems. Furthermore Badcock, et.al (2010) state that the components
of generic skills include critical thinking, problem solving, interpersonal skills, the
capacity to think logically and independently, communication and information
management capabilities, curiosity, creativity, and integrity. McHaney (2012)
states that discovery learning is a learning model that involves students in
exploration and problem solving to create, integrate, and filter knowledge, and
students can learn and progress at their own pace to build meaningful new
knowledge.

Daftar Pustaka
Alwan, M. (2018). Pengembangan Multimedia E-Book 3D Berbasis Mobile
Learning untuk Mata Pelajaran Geografi SMA guna Mendukung
Pembelajaran Jarak Jauh. Jurnal At-Tadbir STAI Darul Kamal NW
Kembang Kerang. Vol.1(2).
Badcock, P. B, Pattison, P. E, and Harris, K. L. (2010). Developing Generic Skills
through University Study: A Study of Arts, Science and Engineering
in Australia. High Euc 60, 40-458.
Brotosiswoyo, B.S. (2000). The Fact of Physics Learning in Higher Education.
Jakarta: The Project of Open University Development. Ministry of
Education.
Hockey, A. Bescos, C. J, and Maclean, J. (2010). Generic Skills for Sustainable
Communities: Design Principles for a Learning Support Environment.
TPR 81.(5).
Khaninah N. E, Mohammad Masyukuri, Maridi. (2017), The Effectiveness of
Module Based on Discovery Learning to Increase Generic Science
Skills. Journal of Education and Learning. Vol.11(2).
McHaney, R. W. (2012). Knowledge Spaces for Online Discovery Learning. USA

Anda mungkin juga menyukai