Kasus CKD, Hepatitis, Sirosi Hepatis
Kasus CKD, Hepatitis, Sirosi Hepatis
Tn. K, seorang buruh tani, usia 58 tahun, MRS tanggal 13 Juli 2017 pukul 17.30
dengan keluhan mual muntah. Sebelum dibawa ke RS, di rumah muntah dua kali. Di
IGD mendapat terapi cairan NaCl 10 tetes/menit. injeksi furosemid 40 mg dan
ondansentron 40 mg. Pada pukul 21.00, Tn. K dipindah ke ruang rawat inap. Sebelum
ini Tn. K pernah MRS sekali pada bulan Januari 2017 dengan diagnosa penyakit ginjal.
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang sama dengan Tn.K.
Sebelum sakit Tn. K mengatakan makan 3 kali sehari dengan nasi dan sayur.
Minum ± hanya 600 ml perhari dan Tn. K biasanya minum penambah stamina sepert
minuman berenergi setap kali bekerja. Selama sakit Tn. K makan dari diit yang
diberikan rumah sakit yaitu sumsum. Tn. K hanya makan 3 sendok karena merasa
mual. Minum hanya ± 400 ml perhari.
Sebelum sakit Tn. K mengatakan buang air kecil 5-6 kali perhari. Selama sakit
pasien mengatakan buang air kecil lancar 8-10 kali perhari, kira-kira 500-650 cc per
hari.
Sebelum sakit Tn. K mengatakan tdak ada keluhan aktvitas sehari-hari sepert
makan, minum, mandi, berpakaian, dan sebagainya. Selama sakit Tn. K tdak mampu
melakukan aktvitas sendiri harus dibantu orang lain untuk melakukan aktvitasnya.
Tn. K tampak lemah dan pucat. GCS : E4V5M6. Tanda - tanda vital : Tekanan
darah : 110/70 mmHg, nadi : 84 kali/menit, frekuensi pernafasan : 19 kali/menit,
suhu : 37°C, Berat Badan: 50 kg, Tinggi Badan: 160 cm, Lingkar Lengan Atas : 17cm.
Pada mata ditemukan konjungtva anemis. Mulut : mukosa bibir kering dan
pucat.
Pada pemeriksaan paru : Inspeksi : simetris kiri dan kanan, pengembangan dada
sama kiri dan kanan, palpasi: tdak ada nyeri tekan, vokal premitus sama, perkusi:
sonor, auskultasi: vesikuler.
Jantung : inspeksi : ictus cordis tdak tampak, palpasi : ictus cordis teraba, perkusi
: pekak, auskulatsi : BJ I dan II murni.
Abdomen terlihat tdak ada lesi, buncit, asites , bising usus tdak terdengar, bunyi
perkusi dullnes.
Kaki kanan dan kiri terlihat edema, pitting odema derajat 1.
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 14 Juli 2017 : Hb 10 g/dL. Ureum serum
90 mg/dL. Kreatnin 2 mg/dL.
Terapi : injeksi furosemid 40 mg/24 jam. Obat oral spironolactone 100 mg x 1.
Ulsafate sucralfate 1 g x 4. Ranitdin 25mg/12jam. NaCl 10 tetes/menit.
Tn. S, usia 25 tahun, seorang pedagang sayur, belum menikah, MRS tanggal 13
Juli 2017 diantar kakaknya dengan keluhan badan lemas, tdak mau makan, mual
tetapi tdak muntah dan nyeri perut kanan atas sejak sepekan sebelum MRS. Nyeri
dirasakan ketka terlalu banyak bergerak dan nyeri ketka ditekan. Nyerinya sepert
ditusuk tembus ke belakang. Tn. S mengatakan skala nyerinya 5. Tn. S mengatakan
nyeri hilang tmbul dan nyeri tba-tba terasa.
Tn. S dan kakaknya mengatakan 4 hari sebelum masuk ke rumah sakit, telah
berobat ke puskesmas di dekat rumahnya. Tetapi selama 3 hari minum obat yang
diberikan, Tn. S tdak merasakan adanya perubahan kondisi pada dirinya sehingga
kembali kontrol ke puskesmas. Kemudian dokter puskesmas merujuk Tn. S ke RS.
Anggota keluarga Tn. S tdak ada yang mengalami penyakit yang sama dengan Tn.
S. Namun Tn. S mengatakan temannya sesama pedagang di pasar ada yang
menderita penyakit yang sama dengan dirinya.
Sebelum sakit Tn. S makan 3x/hari, dengan komposisi nasi, sayur lauk, minum
sekitar 7 gelas/hari, @300 cc. Tn. S mengatakan tdak mempunyai alergi apapun pada
makanan. Setelah sakit pasien makan 3x/hari, dengan diit TKTP yang diberikan oleh
RS tetapi Tn. S mengatakan hanya bisa makan maksimal 3-4 sendok kemudian
berhent dikarenakan merasakan rasa mual dan tdak nafsu makan secara tba-tba.
Minum sekitar 4 gelas/hari, @250 cc.
Tn. S mengatakan ingin cepat sembuh dan beraktvitas bekerja sepert sebelum
sakit, dan tdak ingin banyak merepotkan kakak kandungnya yang membiayai dirinya
waktu sakit. Tn. S mengatakan cemas dengan kondisi kesehatannya saat ini karena
tdak mengetahui begitu jelas tentang penyakit yang dideritanya, yang dia tahu hanya
semakin hari badannya semakin menguning dan badan masih lemas.
Keadaan umum : Tn. S terlihat lemas karena sudah beberapa hari terakhir tdak
mau makan. Tn. S tampak meringis menahan sakit. Kesadaran: GCS E4 V5 M6. Tanda-
tanda vital TD : 110/60 mmHg, S: 36,5C, N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit. Berat
badan sebelum sakit : 53 kg. Berat badan setelah sakit : 51 kg, tnggi badan : 165 cm.
Pemeriksaan fisik : Sklera ikterik. Konjungtva anemis. Mukosa bibir kering dan
pucat. Abdomen simetris, perut berbentuk datar, tdak ada lesi, tdak asites, tdak
ada jejas dan luka, peristaltk usus 10x/menit, bunyi tympani, hepar teraba di region
abdomen kanan atas 2 jari dibawah costa, tdak rata, agak keras, terdapat nyeri
tekan.
Pemeriksaan diagnostk : IgM Ant HAV positf