Arens Bab V VI Audit Responsibilities N Objective Audit Evidence
Arens Bab V VI Audit Responsibilities N Objective Audit Evidence
Tujuan audit laporan keuangan adalah agar auditor dapat memberikan opininya bahwa laporan keuangan tidak terdapat
kesalahan material dan telah sesuai dengan standar yang berlaku secara umum.
Manajemen bertanggun jawab atas kebenaran laporan keuangan yang disusun oleh entitas ybs. Jadi Auditor tidak menjamin
kebenaran atas suatu laporan keuangan, namun Auditor bertanggung jawab dalam melaksanakan audit sesuai aturan yang
berlaku umum / GAAS yaitu :
1. Melakukan verifikasi atas laporan keuangan yaitu untuk mendeteksi salah saji material
2. Menemukan kekeliruan, ketidakberesan dan unsur pelanggaran hukum yang material . Kekeliruan/ salah saji terdapat dua
macam yaitu :
Errors adalah kekeliruan salah saji yang tidak disengaja.
Irregularities adalah kesalahan yang disengaja seperti kecurangan manajemen dan kecurangan pegawai atau
penggelapan.
Laporan keuangan dibagi menjadi komponen yang lebih kecil untuk memudahkan pelaksanaan audit. Pembagian biasanya
berdasarkan transaksi yang erat hubungannya satu dengan lainnya ( pendekatan siklus ).
Contohnya siklus penjualan dan penerimaan kas, siklus perolehan dan pembayaran, siklus penggajian dan pembayaran, siklus
persediaan dan pergudangan, dll.
Asersi Manajemen
Merupakan sebuah pernyataan dari manajemen tentang transaksi dan akun dalam laporan keuangan. Asersi manajemen terdiri
dari :
Keberadaan atau keterjadian
Kelengkapan
Hak dan Kewajiban
Penilaian dan Alokasi
Penyajian dan Pengungkapan
Tujuan audit dimaksudkan sebagai kerangka kerja bagi auditor dalam mengumpulkan bahan bukti kompeten yang cukup yang
disyaratkan dalam standar pekerjaan lapangan dan memutuskan bahan bukti yang pantas dikumpulkan sesuai dengan
penugasan .
a. Tujuan umum :
Eksistensi - angka-angka yang dicantumkan memang ada ( eksis ).
Kelengkapan - angka -angka yang ada telah dimasukkan seluruhnya .
Akurasi - jumlah yang ada disajikan pada jumlah yang benar.
Klasifikasi - angka yang dimasukkan di daftar klien telah diklasifikasikan dengan tepat .
Pisah batas (Cut Off ) - transaksi yang dekat tanggal neraca dicatat pada periode yang tepat .
Kecocokan rincian (detail tie in) - rincian dalam saldo akun sesuai dengan angka-angka buku besar tambahan ,
dijumlah kebawah benar dalam saldo akun, dan sesuai dengan jumlah dalam buku besar .
Nilai realisasi - aset dinyatakan dalam jumlah yang diestimasi dapat direalisasi.
Hak dan Kewajiban - Kewajiban harus menjadi milik suatu entitas berkaitan dengan hutang , sedangkan hak selalu
dikaitkan dengan aktiva .
Penyajian dan Pengungkapan - saldo perkiraan dan persyaratan pengungkapan yang berkaitan telah disajikan
dengan pantas dalam laporan keuangan.
b. Tujuan khusus :
Tujuan khusus bagi setiap saldo perkiraan dapat dikembangkan setelah tujuan umum dipahami paling sedikit harus ada satu
tujuan, khusus untuk setiap tujuan umum kecuali jika auditor menganggap tujuan itu tidak relevan.
Audit merupakan suatu proses dimana dalam pelaksanaanya harus mengikuti tahap-tahap sesuai dengan standar yang berlaku.
Proses Audit adalah metodologi pelaksanaan audit yang jelas untuk membantu auditor dalam mengumpulkan bahan bukti
pendukung yang kompeten.
Dalam audit, bahan bukti merupakan informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah informasi kuantitatif yang
sedang diaudit disajikan sesuai kriteria yang ditetapkan.
Perbandingan untuk membedakan bahan bukti:
Tujuan penggunaan bahan bukti
Sifat bahan bukti yang digunakan
Pihak yang mengevaluasi bahan bukti.
Kepastian dari kesimpulan berdasarkan bahan bukti
Sifat kesimpulan
Konsekuensi yang timbul akibat kesimpulan yang salah dari bahan bukti
Bahan bukti yang digunakan oleh auditor dalam prosedur audit terdiri dari :
Pemeriksaan fisik .
Konfirmasi .
Dokumentasi .
Pengamatan .
Tanya jawab dengan klien .
Pelaksanaan Ulang (Reperformance) .
Prosedur analitis .
Efektifitas struktur pengendalian intern klien mempunyai pengaruh yang besar pada keandalan kebanyakan jenis bahan bukti.
Jenis bahan bukti tertentu jarang mencukupi sendirian untuk memberikan bahan bukti yang kompeten untuk memenuhi satu tujuan
Prosedur Analitis
Adalah evaluasi atas informasi keuangan yang dilakukan dengan mempelajari hubungan logis antara data keuangan dan non
keuangan termasuk perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat dengan ekspektasi auditor. Pelaksanaan prosedur analitis dapat
dilakukan pada seluruh tahap, baik tahap perencanaan, tahap pengujian dan tahap penyelesaian
Alasan yang terpenting penggunaan prosedur analitis :
Memahami bidang usaha klien.
Penetapan kemampuan satuan usaha untuk menjaga kelangsungan hidupnya.
Indikasi adanya kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan.
Mengurangi pengujian audit yang terinci.
Saat.