Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia

Volume 8. Nomor 2. Edisi Desember 2018.


http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/miki

Terakreditasi SINTA 4 p-ISSN 2088-6802 | e-ISSN 2442-6830

Peranan Karbohidrat dan Serat Pangan untuk Pemain Sepakbola

Gaung Perwira Yustika

Program Studi Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surabaya, Indonesia

Diterima: 13 Agustus 2018. Disetujui: 28 November 2018. Dipublikasikan: 1 Desember 2018

Abstract Soccer is the most well known and a phenomenal Oleh karena pentingnya aspek fisik dalam permainan
sport in the world, with around 270 million players regis- sepakbola, pemilihan makanan yang sehat dan nutrisi
tered to this game (FIFA, 2015). Soccer has already attract- yang berkualitas sangat menunjang di dalam program lati-
ed attention either sport scientist and government from han dan pembentukan performa fisik dari atlet sepakbola
many countries to promote the benefit of active physical professional (Croll et al., 2006). Makronutrien menyedia-
activity and also maintained people’s health, including the kan substrat metabolic yang penting di dalam penyediaan
minorities and poorest. (Hammami et al, 2016; Milanovic energi yang dibutuhkan untuk memproduksi energi kimia
et al., 2015; Parnell et al., 2016). Furthermore, this sport untuk kontraksi otot skeletal dan kebutuhan kerja kar-
can be used to support the health public program in order diovaskular, sedangkan makronutrien membantu reaksi
to prevent chronic diseases due to cause lack of physical metabolisme yang melibatkan produksi energi dan trans-
activity (Krustrup et al., 2010). Quality food choices and portasi gas di dalam sistem sirkulasi (Mc ardle et al., 1999).
adequate nutrition nutrient are important for support- Sepakbola adalah sebuah olahraga yang membutuhkan
ing training program and enhancing the physical perfor- kedua system metabolisme aerobic maupun anaerobic. Pe-
mance of professional athletes. Macronutrients provide the main membutuhkan latihan yang berulang pada intensi-
metabolic substrates necessary for producing the chemical tas yang tinggi menggunakan kelompok otot yang besar
energy required for skeletal muscle contraction and car- dalam periode waktu beberapa detik hingga hitungan
diovascular physiology, while the micronutrients help the menit di dalam satu pertandingan penuh (90 menit) ditam-
metabolic reactions involved in energy production and gas bah waktu tambahan. Secara metabolisme, atlet sepakbola
transport in the circulation. Soccer is a sport requiring for bergantung terhadap cadangan glikogen yang tersimpan
both aerobic dominant and also anaerobic energy. It needs di dalam hati dan otot rangka. Di samping faktor gene-
the players to exercise repetitively at high intensities us- tik, talenta dan usaha dalam menjalankan latihan, telah
ing large muscle groups for periods of several seconds diketahui bahwa tidak ada faktor yang lebih besar untuk
to several minutes for the full match (90 min) plus added memaksimalkan performa fisik pemain dibandingkan
time. Metabolically, athletes depend to a certain extent on dengan penyusunan diet makan untuk pemain (Zawila et
their endogenous glycogen stores in the liver and skeletal al., 2003). Artikel literature review ini menyajikan pengeta-
muscles. Besides from genetic factor, talent and the effort huan seputar peranan dan pentingnya nutrisi karbohidrat
of training, it has been acknowledged that no single factor dan serat pangan untuk kebutuhan sepakbola, yang dire-
plays a bigger role in maximaxing physical performance sume dari artikel-artikel ilmiah terbaru sepakbola berbagai
than dietary plan. This Review article was made to show belahan dunia terutama negara yang sepakbolanya sudah
the important role of carbohydrate and dietary fiber in maju (mostly from Europe/USA). Informasi yang disajikan
the aspect of soccer game, resumed from scientific articles diharapkan dapat berguna untuk perkembangan prestasi
especially from Europe/USA where soccer was more ad- dan ilmu dari sisi sport nutrition untuk sepakbola di Indo-
vanced there. The writer hoped that this article written and nesia yang sedang (selalu) terpuruk di kancah persepak-
published at Indonesia can be used to developed sport sci- bolaan dunia. Penyajian artikel ditujukan untuk pemain
ence and sport medicine for his beloved country. maupun pelatih sepakbola Indonesia dan pihak terkait
sehingga pemahaman khususnya dari aspek Sport Science
Keywords : soccer , physiology, physical, energy , nutri- dapat lebih maju di negara tercinta ini.
tion, sport science.
Kata kunci: sepakbola, fisiologi, fisik, energi, nutrisi, sport
Abstrak Sepakbola adalah olahraga paling populer dan science.
fenomenal di dunia dengan sekitar 270 juta praktisi sepak-
bola yang tersebar di seluruh penjuru dunia (FIFA, 2015). PENDAHULUAN
Sepakbola menarik perhatian para ilmuwan olahraga dan
pemerintah dari negara-negara di seluruh dunia untuk
mempromosikan pentingnya beraktivitas fisik dan men-
Sepakbola adalah olahraga paling po-
jaga kesehatan baik di seluruh kalangan masyarakat, bah- puler dan fenomenal di dunia dengan sekitar
kan untuk kaum minoritas dan orang miskin. (Hammami 270 juta praktisi sepakbola yang tersebar di
et al, 2016; Milanovic et al., 2015; Parnell et al., 2016). Selain seluruh penjuru dunia (FIFA, 2015). Sepakbo-
itu olahraga ini juga dapat dipakai untuk mempromosikan
kampanye kesehatan terkait pencegahan penyakit kronis
la menarik perhatian para ilmuwan olahraga
yang disebabkan oleh minimnya aktivitas fisik (Krustrup dan pemerintah dari negara-negara di seluruh
et al., 2010) di samping pola makan yang tidak teratur dan dunia untuk mempromosikan pentingnya be-
sehat di dalam masyarakat. raktivitas fisik dan menjaga kesehatan baik di
50 Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia. Volume 8. Nomor 2. Edisi Desember 2018

seluruh kalangan masyarakat, bahkan untuk membutuhkan ketahanan yang baik, kualitas
kaum minoritas dan orang miskin. (Hammami makanan dan/atau minuman yang dikonsum-
et al, 2016; Milanovic et al., 2015; Parnell et al., si, sebelum, saat, dan setelah berlatih adalah
2016). Selain itu olahraga ini juga dapat dipakai unsur yang sangat penting. Pengetahuan ter-
untuk mempromosikan kampanye kesehatan kait ilmu nutrisi dan prakteknya berhubungan
terkait pencegahan penyakit kronis yang dise- dengan kondisi alamiah dan jumlah dari ma-
babkan oleh minimnya aktivitas fisik (Krust- kanan/minuman yang dikonsumsi dan juga
rup et al., 2010). Di Indonesia sendiri olahraga ketepatan waktu pengkonsumsiannya semu-
ini adalah olahraga yang paling popular di- anya memiliki hubungan yang signifikan den-
buktikan dengan pemecahan rekor kompetisi gan performa dari pemain sepakbola. Dengan
Asia AFC Cup 2018, dengan jumlah penonton alasan itu nutrisi olahraga menjadi hal yang
Persija Jakarta ketika melawan wakil Malaysia krusial untuk semua atlet mengerti makanan
Johor Darul Takzim dengan attendansi di Sta- yang masuk sebelum, setelah dan sesudah
dion Utama Gelora Bung Karno sekitar 60.000 pertandingan dan untuk mencegah kesakitan
penonton dan juga perhatian pemerintah da- dan cedera (Purcell, 2013).
lam hal ini presiden dan menterinya yang ke- Kebanyakan atlet masih belum diinfor-
rap datang ketika tim nasional bertanding. masikan lebih lanjut terkait praktek pemberian
Oleh karena pentingnya aspek fisik da- nutrisi sehingga terjadi kesalahan pemilihan
lam permainan sepakbola, pemilihan makanan menu makanan (Scmalz, 1993). Beberapa stu-
yang sehat dan nutrisi yang berkualitas sangat di lanjut terkait rekomendasi spesifik nutrisi
menunjang di dalam program latihan dan pem- untuk pesepakbola telah dilakukan. Acuan ini
bentukan performa fisik dari atlet sepakbola bertujuan untuk meningkatkan performa fisik
professional (Croll et al., 2006). Makronutrien ketika berlatih dan berkompetisi, meningkat-
menyediakan substrat metabolic yang penting kan dan mempercepat pemulihan, mencapai
di dalam penyediaan energi yang dibutuhkan dan menjaga tubuh agar tetap optimal dari
untuk memproduksi energi kimia untuk kont- segi berat badan dan kondisi fisik, dan meni-
raksi otot skeletal dan kebutuhan kerja kardio- malisir resiko cedera dan sakit (Maughan dan
vaskular, sedangkan makronutrien membantu Shirreffs, 2007).
reaksi metabolisme yang melibatkan produksi Artikel literature review ini menyajikan
energi dan transportasi gas di dalam sistem sir- pengetahuan up to date seputar peranan dan
kulasi (Mc ardle et al., 1999). Sepakbola adalah pentingnya nutrisi untuk kebutuhan sepak-
sebuah olahraga yang membutuhkan kedua bola, yang diresume dari artikel-artikel ilmi-
system metabolisme aerobik maupun anaero- ah terbaru sepakbola berbagai belahan dunia
bik. Pemain membutuhkan latihan yang beru- terutama negara yang sepakbolanya sudah
lang pada intensitas yang tinggi menggunakan maju (mostly from Europe/USA). Informasi yang
kelompok otot yang besar dalam periode wak- disajikan diharapkan dapat berguna untuk
tu beberapa detik hingga hitungan menit di perkembangan prestasi dan ilmu dari sisi sport
dalam satu pertandingan penuh (90 menit) di- nutrition untuk sepakbola di Indonesia yang
tambah waktu tambahan. Secara metabolisme, sedang (selalu) terpuruk di kancah persepak-
atlet sepakbola bergantung terhadap cadangan bolaan dunia. Penyajian artikel ditujukan un-
glikogen yang tersimpan di dalam hati dan otot tuk pemain maupun pelatih sepakbola Indo-
rangka. Di samping faktor genetic, talenta dan nesia dan pihak terkait sehingga pemahaman
usaha dalam menjalankan latihan, telah dike- khususnya dari aspek Sport Science dapat lebih
tahui bahwa tidak ada faktor yang lebih besar maju di negara tercinta ini.
untuk memaksimalkan performa fisik pemain
dibandingkan dengan penyusunan diet makan Kebiasaan makan pesepakbola
untuk pemain (Zawila et al., 2003). Walaupun telah banyak penelitian ter-
Ketidaktahuan akan ilmu gizi ini dapat kait pentingya optimalisasi nutrisi di dalam
mengakibatkan pola makan yang tidak sehat, peningkatan performa sepakbola (Ono et al.
gizi buruk, dan performa fisik yang tidak baik. 2012; Hassapidou 2001; Rico-Sanz et al. 1998;
Aktivitas fisik, khususnya di dalam konteks Maughan 2007; Jacobs 1982) data terkait pe-
latihan formal dan kompetisi, meningkatkan main sepakbola di beberapa tingkatan umur
kebutuhan energi harian bergantung kepa- menunjukkan keprihatinan terkait nutrisi
da tipe, intensitas dan durasi aktivitas yang pemain yang tidak ideal. Penelitian menun-
dilakukan (Geissler dan power, 2009). Dalam jukkan pemain dengan TDEI yang rendah
kasus sepakbola, salah satu olahraga yang menunujkkan bahwa pemain tersebut sedang
Gaung Perwira Yustika - Peranan Karbohidrat dan Serat Pangan untuk Pemain Sepakbola 51

kekurangan energi (Russell and Pennock 2011; kehilangan berat badan, yang mana sebagian
Le Blanc, Le Gall and Grandjean 2002). malah kecanduan makanan cepat saji (junk
Asupan makanan pada pesepakbola pria food). Kebutuhan energi di dalam menjalani
menunjukkan data yang cukup berbeda dari 1 latihan dan kompetisi membutuhkan pemain
penelitian ke penelitian lainnya, seperti yang untuk mengkonsumsi diet yang seimbang dari
dilansir dari Garcia-Roves et al. (2014) me- asupan makronutrien dan mikronutrien, seim-
nujukkan kalori yang masuk adalah diantara bang dengan kehilangan energi, yang mana
2500 hingga 3100 kkalori. Penelitian terdahulu karbohidrat memegang peranan penting disini
menyatakan bahwa pemain sepakbola secara (MacLaren 2003; Reilly 1994; Korkmaz 1994).
umum konsumsi makanannya tidak terlalu Rencana diet yang ideal adalah rendah lemak,
jauh berbeda. Namun didapat bahwa lemak dengan protein yang terkontrol dan asupan
dan protein yang dikonsumsi terlalu tinggi cairan yang adekuat untuk memenuhi kebutu-
apabila dibandingkan dengan rekomendasi, han hidrasi (Williams, 2012).
dikombinasikan dengan asupan karbohidrat Dikarenakan pemain sepakbola terbia-
yang masih rendah di bawah anjuran yang te- sa untuk berlatih di intensitas sedang hingga
lah dipublikasikan. Untuk pemain sepakbola tinggi, diestimasikan kebutuhan energi harian
Indonesia sendiri kesadaran dalam memilih dari pemain sepakbola berada di kasiran an-
makanan yang berkualitas memang sangat tara 3500 kkal (Williams 1994) dan 4000 kkal
kurang, khususnya para pemain non tim na- pada hari-hari latihan (Rico-Sanz et al. 1998;
sional. Kesadaran pemain yang berlabel tim Reilly and Thomas 1979). Faktor-faktor terma-
nasional sendiri disebabkan oleh pengalaman suk volume dan intensitas latihan, besar tubuh,
bertanding yang lebih di level Internasional, fase dari sebuah musim dan kondisi fisik harus
kontak dengan ahli gizi dan dokter tim nasio- diperhitungkan ketika akan memperkirakan
nal, dan terkait peran mereka sebagai public fi- kebutuhan energi dan merencanakan strategi
gur sehingga awareness lebih terjaga. Kesalahan nutrisi yang sukses (Garcia-Roves et al. 2014).
dalam pemilihan makanan dapat menyebab- Berdasarkan konsumsi total kalori, re-
kan performa pemain menjadi menurun dan komendasi menyarankan persentase asupan
menjadi tidak terpilih dalam seleksi tim selan- makronutrien adalah 65% untuk karbohidrat,
jutnya. 15% untuk protein dan 20% untuk kebutuhan
lemak (MacLaren, 1996). Berdasarkan sumber
Nutrisi untuk pesepakbola lain menyebutkan 55 hingga 65% untuk karbo-
Para ahli nutrisi Internasional telah hidrat, 12-15% untuk protein, dan kurang dari
memberikan penjelasan fundamental terkait 30% dari lemak oleh penelitian yang dilakukan
prioritas nutrisi dan kecukupan kalori yang oleh Clark (1994) dan data dari FIFA (2010).
harus dikonsumsi untuk mencapai kebutu- Menjelaskan kebutuhan harian dari persen-
han energi yang hilang hariannya (Kreider et tase dari TDEI bagaimanapun, dapat menye-
al. 2010). Latihan sepakbola dan berkompetisi babkan kesalahan penafsiran dari kebutuhan
meningkatkan kebutuhan energi yang harus absolut dari asupan makronutrien. Sekarang
dibarengi dengan pemasukan energi dari ma- ini penggunaan TDEI untuk mengkalkulasi-
kanan untuk menjaga preforma fisik dan pen- kan kebutuhan dari karbohidrat dan protein
cegahan terhadap kelelahan yang berkepanjan- tidak dianjurkan. Para peneliti lebih suka un-
gan (Williams 2012; FIFA 2010; Bangsbo 1994; tuk menjelaskannya dengan istilah g∙kg-1 BM
Clark 1994; Lemon 1994). Data menunjukkan (Garcia-Roves et al. 2014), hal ini bertujuan
ketika energi yang kurang dari 30g/kg /hari untuk benar-benar spesifik dalam menentukan
dari massa otot, akan menimbulkan masalah kebutuhan kalori dari individu pemain.
seperti kelelahan, menurunnya performa dan Pada pembahasan selanjutnya kita akan
menganggu kestabilan system imun (Burke, mengulas satu persatu strategi nutrisi yang
Loucks dan Broad 2006). akan digunakan untuk meningkatkan perfor-
Di dalam kasus pemain sepakbola semi ma yang optimal dalam sepakbola, meling-
professional yang mana sepakbola bukan ko- kupi peranan karbohidrat serta serat pangan
mitmen utama mereka, disambi dengan beker- yang dinilai sebagai komponen penting nutrisi
ja maupun sekolah, masalah kecukupan nutrisi untuk menunjang performa pemain agar tetap
menjadi suatu tantangan yang baru. Dengan fight di lapangan.
jadwal yang tidak teratur, para pemain men-
galami kehilangan nafsu makan setelah la- Peranan karbohidrat
tihan, kurang makan, tidak sarapan, mudah Karbohidrat memegang peranan vi-
52 Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia. Volume 8. Nomor 2. Edisi Desember 2018

tal dalam olahraga dan khususnya pada bi- ruangan, yang 2 hari sebelumnya menkon-
dang sepakbola, dimana glikogen otot adalah sumsi tinggi karbohidrat (65%) atau rendah
substrat yang dominan digunakan sebagai karbohidrat (30%). Hasil menunjukkan, pe-
penghasil utama energi di dalam suatu pertan- main yang mengkonsumsi diet tinggi karbo-
dingan. Setelah digunakan dalam suatu usaha hidrat dapat bertahan di intensitas yang tinggi
pertandingan, setidaknya setengah dari otot ketika berolahraga. Pada penelitian lain oleh
vastus lateralis menjadi hampir atau benar- Chryssanthopoulos et al. (2004), sarapan ting-
benar kosong kadar glikogennya (Krustrup gi karbohidrat, meningkatkan kadar glikogen
et al., 2006). Untuk mengoptimalisasi kadar otot sekitar 10%. Di riset selanjutnya Little et
glikogen otot, porsi diet makanan haruslah al. (2010) mengkonfirmasi peningkatan perfor-
tinggi karbohidrat (Williams dan Rollo 2015). ma lari dari pemain yang mengkonsumsi lebih
Tubuh yang relative besar tentunya akan lebih tinggi karbohidrat pada saat sebelum latihan.
optimal dan meningkat apabila diberikan diet Pada pengamatan terkait investiga-
makanan tinggi karbohidrat untuk menunjang si aspek teknis performa teknis, para peneliti
performa di lapangan. Hal ini telah diobser- menunjukkan data bahwa asupan karbohid-
vasi di lapangan dan juga laboratorium pada rat selama simulasi pertandingan sepakbola,
sebelum, saat dan setelah menjalani latihan, membuat pemain dapat bertahan dengan baik,
dan juga pada saat simulasi pertandingan. (Williams 2012; Rampinini et al. 2007), sekali-
Kecukupan karbohidrat dapat meningkatkan gus membuat performa meningkat (Ali et al.
konsentrasi glikogen tersimpan dalam otot, 2007), skill dan kemampuan teknis, di bawah
penurunan onset kelelahan dan peningkatan kelelahan. Bertolak belakang dengan penemu-
performa secara umum. Ketika simpanan kar- an Zeederberg et al. (1996) disuguhkan data
bohidrat mencukupi untuk kebutuhan energi tidak ada manfaatnya asupan dari 6.9% kar-
untuk latihan bagaimanapun, factor-faktor lain bohidrat dalam bentuk cairan di dalam suatu
seperti mental, fisik, dan kemampuan teknis pertandingan, Pada studi ini analisis video
turut mempengaruhi kemampuan pemain un- digunakan untuk melihat kemampuan teknis
tuk melanjutkan program latihan yang berke- seperti menjegal, menyundul, dan menembak.
lanjutan (Burke, Loucks dan Broad 2006). Hal Atribut umpan dan membawa bola ditemukan
ini mengacu kepada fakta bahwa ketika asu- tidak berefek dari pemberian cairan karbohid-
pan rendah karbohidrat dikonsumsi, cadangan rat (Russell dan Kingsley 2014). Sedangkan
karbohidrat menurun secara drastis dan mem- menurut Goedecke et al. (2013), pemain tidak
buat otot menjadi tidak dapat memenuhi ke- terlihat kegesitannya meningkat setelah diberi-
butuhan ATP untuk mengimbangi kebutuhan kan cairan karbohidrat 7% dari 700 ml sebuah
yang tinggi dalam latihan dan pertandingan minuman olahraga ketika dilakukan simulasi
(Bangsbo, Mohr dan Krustrup 2006). Kelebihan pertandingan.
karbohidrat juga di sisi lain dapat memberikan Russell, Benton and Kinglsey (2012) juga
dampak buruk bagi pemain, mempengaruhi menemukan data yang menunjukkan tidak ada
komposisi tubuh untuk konsumsi jangka pan- perbedaan signifikan terhadap performa me-
jang (Clark 1994). Sherman et al. (1981) telah nembak bola di dalam sebuah simulasi pertan-
menjabarkan data ketika asupan karbohidrat dingan, ketika pemain diberikan 6% karbo-
lebih tinggi dari 600 gram/hari maka tidak ada hidrat-elektrolit yang cair pada interval yang
kontribusinya terhadap simpanan glikogen berbeda, pada waktu yang sama dibandingkan
otot dan performa pemain. terhadap pemain yang langsung meminum
Di dalam sebuah pembahasan mengenai cairan elektrolit. Sejumlah studi menginves-
pentingnya kebutuhan nutrisi dalam sepakbo- tigasi efek dari pemberian cairan karbohidrat
la, menekankan pentingnya asupan tinggi kar- baik selama maupun saat pertandingan simu-
bohidrat, khususnya dua atau 3 hari sebelum lasi. Memang pemberian karbohidrat dianjur-
kompetisi dimulai (Hawley, Dennis dan No- kan sehingga pemain dapat memakai glikogen
akes 1994). Riset menyatakan makanan yang optimal (Williams, 2012; Nicholas et al. 1999;
tinggi karbohidrat yang dimakan sebelum Leatt and Jacobs 1989), menurunkan resiko hi-
olahraga, terbukti meningkatkan simpanan poglikemia (kadar gula di dalam darah men-
glikogen otot dan hati (Chryssanthopoulos et jadi turun), menjaga kadar glukosa plasma
al. 2004; Bangsbo et al. 1992) yang berdampak (Ali et al. 2007), dan meningkatkan performa
kepada peningkatan performa olahraga. Bal- lari (Welsh et al. 2002; Nicholas et al. 1995) dan
som et al. (1999) menganalisis pergerakan dari juga memperlambat kelelahan pada percobaan
4 pemain dalam 90 menit permainan di dalam latihan (Ali et al. 2007; Welsh et al. 2002). Hal
Gaung Perwira Yustika - Peranan Karbohidrat dan Serat Pangan untuk Pemain Sepakbola 53

ini menunjukkan bahwa aspek teknis memang (Bingham 1987; Marlett 1990), dan polisakarida
tidak terlalu berpengaruh langsung apabila non tepung seperti arabinoxylan. Manfaat kes-
diberikan asupan nutrisi tinggi karbohidrat, ehatan terkait dengan asupan tinggi akan serat
namun ketahanan, dan durasi onset kelelahan pangan adalah dapat memperlambat penyera-
menjadi lebih Panjang sehingga secara tidak pan glukosa, meningkatkan kepadatan feses,
langsung membantu pemain dalam memper- menurunkan kadar lemak dalam darah, men-
tahankan aspek teknis dan performanya di la- cegah kanker usus besar, sebagai pelindung
pangan. system pencernaan, meningkatkan pergerakan
Konsumsi saat berlatih dipercaya seba- dari usus, meningkatkan waktu transit fekalit
gai aspek yang penting dalam perkembangan dan fermentasinya (Tharanathan dan Mahade-
performa, terutama untuk pencegahan kram vamma 2003).
yang disebabkan oleh dehidrasi dan kehilan- Bagian dari serat pangan yang larut
gan elektrolit, umumnya disebabkan karena air sangat penting di dalam makanan kare-
kekurangan potassium, magnesium, sodium na mereka dapat menjebak substansi lemak
dan kalsium yang mana mikronutrien ini me- ke dalam saluran pencernaan dan sekaligus,
miliki peran spesifik terkait mekanisme pe- menurunkan kadar kolesterol di dalam darah
nyediaan energi untuk kebutuhan sepakbola serta menurunkan resiko penyakit jantung. Se-
(Clark, 2014). Biasanya suplemen dalam ben- rat pangan yang larut dalam air ini memiliki
tuk cairan akan lebih mudah untuk diserap, fungsi yang luas dikarenakan kemampuannya
Nicholas et al. (1999) melaporkan ingesti kar- untuk mengabsorpsi air dan membentuk suatu
bohidrat saat berolahraga dalam bentuk cairan struktur seperti jel, dan serat ini hamper sepe-
akan dapat meningkatkan kapasitas performa nuhnya di fermentasi oleh mikroflora di dalam
sepakbola dalam semua tingkatan kompetisi usus besar, menimbulkan efek metabolik dari
dengan memperlambat onset kelelahan, yang serat (Lopez et al. 1999). Kemampuan dari serat
dipengaruhi oleh cadangan glikogen otot yang pangan yang larut dalam air ini dapat mena-
mencukupi. han penyerapan glukosa di dalam usus halus
yang dapat menjadi makanan yang cocok bagi
Peranan Serat individu yang menderita diabetes (Onyango et
Bagian lain yang menarik untuk dibahas al. 2004). Peningkatan konten dari serat yang
adalah terkait serat pangan, bagian dari kar- larut air ini dalam sebuah produk makanan
bohidrat yang tidak dicerna oleh tubuh, yang akan kemudian memiliki signifikansi terhadap
sering dihubungkan terhadap makanan yang nutrisi suatu makanan akibat dari keuntungan
memiliki kadar nutrisi yang tinggi (Lairon et fisiologis dalam hal ini untuk menurunkan ka-
al. 2005; Montonen et al. 2003; Butcher et al. dar glukosa dan kolestrol dalam darah (Shoba-
2010). Penggunaan sereal gandum meningkat na dan Malleshi 2007). Sehingga dalam kasus
drastis di seluruh dunia, dikarenakan mengan- ini pemain sepakbola terhindar dari bahaya
dung bahan fitokimia dan serat pangan yang kelebihan berat badan atau obesitas.
dapat memberikan manfaat kesehatan (Jones Serat pangan yang larut air dapat me-
dan Engleson 2010). Sereal gandum adalah sa- nurunkan kadar serum kolesterol, glukosa da-
lah satu jenis makanan yang digunakan seba- rah setelah makan, dan konten insulin di da-
gai sumber kaya serat pangan pada anak seko- lam tubuh pemain sepakbola. Sementara serat
lah sepakbola di Inggris. pangan yang tidak larut dalam air juga mem-
Serat pangan, secara prinsip merupakan punyai dampak yang besar terhadap waktu
non pati polisakarida dan lignin yang dida- transit pada sistem pencernaan, mengikat air,
pat dari dinding sel tumbuhan, tidak dicerna mempercepat transit di usus, pemadatan feses
dengan menggunakan enzim dari system pen- dan mengikat beberapa senyawa penyebab
cernaan manusia, namun menjadi komponen kanker. Serat pangan tidak larut air ini dapat
yang penting di dalam diet makanan (DeVries mereduksi waktu kontak sejumlah mutagen
et al. 1999). Serat pangan dapat dikategorikan (bahan yang menyebabkan mutasi) di dalam
menjadi dua berdasarkan sifat kelarutannya fekalit terhadap epitel usus dan memodifikasi
pada air. Setiap kategori menyuguhkan efek aktivitas mikroflora di dalam sistem pencer-
yang berbeda. Serat yang larut air (soluble die- naan dan ujungnya dapat menekan produksi
tary fiber) terdiri dari polisakarida non tepung, mutagen. Beberapa sumber serat pangan dapat
terutama β-glucan dan arabinoxylan. Serat menyerap mutagen dan membuangnya ke da-
yang tidak larut air (insoluble dietary fiber) ter- lam feses (Thebaudin et al. 1997).
diri dari lignin, selulosa, dan hemi-selulosa Panduan dari negara Inggris raya ter-
54 Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia. Volume 8. Nomor 2. Edisi Desember 2018

kait asupan harian serat pangan adalah 25g/ glikogen dalam otot dan hati dapat memban-
hari untuk anak-anak di bawah 16 tahun, dan tu performa sang pemain. Didapatkan bahwa
30g/hari untuk orang dewasa (SACN, 2015). para pemain dapat mengkonsumsi karbohid-
Pada kenyataannya asupan nutrisi harian pada rat sebelum dan saat pertandingan sepakbola,
data tahun 2015 yang didapatkan dari Inggris efek yang didapat adalah tidak ada perubahan
adalah masih di bawah rekomendasi yaitu signifikan secara langsung terhadap kemam-
11-12g/hari pada anak-anak dan pada orang puan teknis namun dapat mempengaruhi ke-
dewasa 14g/hari (SACN, 2015). Terkait pen- tahanan pemain sehingga para pemain yang
elitian yang menghubungkan peranan serat kurang mengkonsumsi karbohidrat menjadi
terhadap performa sepakbola memang masih lebih awal menderita kelelahan kemudian as-
jarang, namun terdapat satu temuan terkait pek teknisnya secara tidak langsung ikut ter-
asupan nutrisi pemain muda Inggris (Russell pengaruhi.
& Pennock, 2011), mendapatkan data asupan Bagian lain yang menarik untuk diba-
nutrisi pemain U18 sebesar 16g/hari. Asupan has adalah terkait serat pangan, bagian dari
serat pangan yang tinggi terbukti memiliki hu- karbohidrat yang tidak dicerna oleh tubuh,
bungan yang bertolak belakang dengan obesi- didapatkan berasal dari dinding sel tumbu-
tas (Lairon et al., 2005), diabetes (Montonen et han, yang sering dihubungkan terhadap ma-
al., 2003), penyakit kardiovaskular (Butcher & kanan yang memiliki kadar nutrisi yang tinggi
Beckstrand, 2010), dan gangguan pencernaan Penggunaan sereal gandum meningkat drastis
(Pituch-Zdanowska et al., 2015). di seluruh dunia, dikarenakan mengandung
Berhubung dengan penemuan dan bahan fitokimia dan serat pangan yang dapat
pentingnya serat pangan yang digaungkan memberikan manfaat kesehatan Sereal gan-
oleh para ahli kesehatan, data menunjukkan dum adalah salah satu jenis makanan yang
adanya peningkatan asupan serat pangan paling umum digunakan sebagai sumber kaya
yang signifkan pada penelitian lain pada ta- serat pangan pada data temuan anak sekolah
hun 2016, diantaranya anak-anak 11-16 tahun sepakbola di Inggris. Menkonsumsi serat pada
asupan serat pangan dari 18g/hari menjadi pemain sepakbola, yang terbukti meningkat-
25g/hari, dan yang diatas 16 tahun dari 25g/ kan kualitas konten dari asupan nutrisi dapat
hari menjadi 30g/hari. Didapatkan rata-rata digunakan sebagai pencegahan masalah kese-
konsumsi serat pangan pada pemain sepakbo- hatan yang serius, khususnya pada sistem pen-
la muda yaitu untuk umur di bawah U13/14 cernaan sang pemain.
19.0 ± 4.7g; dibawah U15/16 19.6 ± 8.3g; dan di
bawah U18 17.1 ± 4.2g. Para pemain di bawah DAFTAR PUSTAKA
U18 tahun mengkonsumsi lebih sedikit seral
dan produk-produk roti sehingga didapatkan Ali, A., Williams, C., Nicholas, C. and Foskett, A. (2007)
The influence of carbohydrate-electrolyte inges-
asupannya rendah (Naughton et al., 2016), un- tion on soccer skill performance. Medicine and Sci-
tuk konsumsi lain mereka masih sama dengan ence in Sports and Exercise, 39, 1969-1976.
asupan pemain muda yang lain seperti sayur- Bangsbo, J. (1994) Fitness training in football. Bagsvaerd:
sayuran namun ternyata mereka terbiasa den- HO+Storm.
Bingham S (1987) Definitions and intakes of dietary fiber.
gan makanan-makanan yang rendah akan kar- Am J Clin Nutr 45:1226–123
bohidrat (Naughton et al., 2016). Burke, L., Loucks, A. and Broad, N. (2006) Energy and
carbohydrate for training and recovery. Journal of
SIMPULAN Sports Science, 24, 675-685.
Butcher, J. L., & Beckstrand, R. L. 2010. Fiber’s impact on
high-sensitivity C-reactive protein levels in cardio-
Sepakbola sebagai olahraga yang ae- vascular disease. J. Am. Acad. Nurse Pract., 22(11),
robik dominan, dalam artian pada aktivitas 566–572. doi:10.1111/j.1745-7599.2010.00555.x.
pertandingannya dominan menggunakan sis- Clark, K. (1994) Nutritional guidance to soccer players for
training and competition. Journal of Sports Sciences,
tem penyediaan energi metabolisme dengan 12, 43-50.
substrat oksigen. Tentunya metabolisme aerob Clark, N. (2014) Sports Nutrition Guideboook. 5th ed. Cham-
ini tidak hanya memerlukan oksigen saja me- paign, IL: Human Kinetics.
lainkan karbohidrat dalam hal ini adalah glu- Chryssanthopoulos, C., Williams, C., Nowitz, A. and Bog-
danis, G. (2004) Skeletal muscle glycogen concen-
kosa sebagai molekul yang paling sederhana tration and metabolic responses following a high
yang bisa dikonversikan menjadi energi. Dan glycaemic index breakfast. Journal of Sports Science,
tentunya bentuk gula ini dapat didapat den- 22, 1065-1071.
gan mengatur asupan nutrisi yang benar da- Croll JK, NeumarkSztainer D, Story M, Wall M, Perry
C, Harnack L, et al. Adolescents involved in
lam hal ini untuk pesepakbola sehingga kadar
Gaung Perwira Yustika - Peranan Karbohidrat dan Serat Pangan untuk Pemain Sepakbola 55
weightrelated and power team sports have bet- fontaine Training Center. International Journal of
ter eating patterns and nutrient intakes than Sport Nutrition and Exercise Metabolism, 12, 268-280.
nonsportinvolved adolescents. J Am Diet Assoc Lemon, P. (1994) Protein requirements for soccer. Journal of
2006;106:70917. Sports Sciences, 12, pp. 17-22.
DeVries JW, Prosky L, Li B, Cho S (1999) A historic per- Little, J.P., Chilibeck, P.D., Ciona, D., Forbes, S., Rees, H.,
spective on defining dietary fiber. Cereal Foods Vanderberg, A. and Zello, G.A. (2010) Effect of
World 44:367–369. low- and high-glycaemic index meals on metabo-
FIFA (2010) Nutrition for Football: A practical guide in eat- lism and performance during high intermittent
ing and drinking for strength and performance. exercise. International Journal of Sports Nutrition and
Federation Internationale de Football Association. Exercise Metabolism, 20(6), 447-456.
FIFA (2015) “Big Count.” FIFA. http://www.fifa.com/ Lopez HW, Levrat MA, Guy C, Messanger A, Demigne C,
worldfootball/bigcount/allplayers.html. Remesy C (1999) Effects of soluble corn bran arabi-
Garcia-Roves, P., Garcia-Zapico, P., Patterson, A. and Igle- noxylans on cecal digestion, lipid metabolism, and
sias-Gutierrez, E. (2014) Nutrient intake and food mineral balance (Ca, Mg) in rats. J Nutr Biochem
habits of soccer players: Analysing the correlates 10:500–509
of eating practice. Nutrients, 6, 2697-2717. Marlett JA (1990) Analysis of dietary fiber in human foods.
Geissler C, Powers H. Diet for sport and exercise. In: Fun- In: Kritchevsky D, Bonfield C, Anderson JW (eds)
damentals of Human Nutrition. 1st ed. Ch. 7. El- Dietary fibre: Chemistry, physiology and health ef-
sevier; 2009. fects. Plenum, New York, pp 31–48
Goedecke, J.H., White, N.J., Chicktay, W., Mahomed, H., Maughan RJ, Shirreffs SM. Nutrition for soccer players.
Durandt, J. and Lambert, M.I. (2013) The Effect of Curr Sports Med Rep 2007;6:27980
Carbohydrate Ingestion on Performance during MacLaren, D. (1996) Nutrition. In: Nutrition and Soccer.
a Simulated Soccer Match. Nutrients, 5(12), 5193- London: E & FN Spon.
5204. MacLaren, D. (2003) Nutrition. In: Science and Soccer. Lon-
Hammami, A., Chamari, K., Slimani, M., Shephard, R.J., don: Routledge
Yousfi, N., Tabka, Z. and Bouhlel, E. (2016) Ef- McArdle WD, Katch FI, Katch VL. Sports & Exercise Nutri-
fects of recreational soccer on physical fitness and tion. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins;
health indices in sedentary healthy and unhealthy 1999.
subjects. Biology of Sport 33, 127-137. Milanović, Z., Pantelić, S., Čović, N., Sporiš, G. and Krus-
Hassapidou, M. (2001) Dietary assessment of five male trup, P. (2015) Is Recreational Soccer Effective for
sports teams in Greece. Nutrition & Food Science, Improving VO2 max? A Systematic Review and
31-35. Meta-Analysis. Sports Medicine 45, 1339-1353.
Jacobs, I., Westlin, N., Karlsson, J., Rasmusson, M., and Montonen, J., Knekt, P., Jarvinen, R., Aromaa, A., & Re-
Houghton, B. (1982) Muscle glycogen and diet unanen, A. 2003. Whole-grain and fiber intake and
in elite soccer players. European Journal of Applied the incidence of type 2 diabetes. Am. J. Clin. Nutr.,
Physiology, 48(3), 297-302. 77(3), 622–629.
Jones JM, Engleson J (2010) Whole grains: benefits and Naughton, R. J., Drust, B., O’Boyle, A., Morgans, R.,
challenges. Annu Rev Food Sci Technol 1:19–40 Abayomi, J., Davies, I. G., et al. 2016. Daily Distri-
Korkmaz, N. (2004) Nutritional Profile of the Turkish Na- bution of Carbohydrate, Protein and Fat Intake in
tional Football Team before World Cup Matches. Elite Youth Academy Soccer Players Over a 7-Day
Journal of Applied Sports Sciences, 16(2), 31-38. Training Period. Int. J. Sport Nutr. Exerc. Metab.,
Kreider, R.B., Wilbown, C.D., Taylor, L., Campbell, B. Al- 26(5), 473–480. doi:10.1123/ijsnem.2015-0340.
mada, A.L., Collins, R., Cooke, M., Earnest, C.P., Nicholas, C., Williams, C., Boobis, L. and Little, N. (1995a)
Greenwood, M., Kalman, D.S., Kerksick, C.M., Effect of ingesting a carbohydrate-electrolyte bev-
Kleiner, S.mM., Leutholtz, B., Lopez, H., Lowery, erage on muscle glycogen utilisation during high
L.M., Mendel, R., Smith, A., Spano, M., Wildman, intensity, intermittent shuttle running. Clinical Sci-
R., Willoughby, D.S., Ziegenfuss, T.N., Antonio, J. ence, 87, 26-27.
(2010) ISSN exercise and sport nutrition review: Nicholas, C., Tsintzas, K., Boobis, L. and Williams, C.
research and recommendations. Journal of the Inter- (1999) Carbohydrate-electrolyte ingestion during
national Society of Sports Nutrition, 7(7). intermittent high-intensity running. Medicine and
Krustrup, P.; Mohr, M.; Steensberg, A.; Bencke, J.; Kjaer, Science in Sports and Exercise, 31, 1280-1286.
M.; Bangsbo, J. Muscle and blood metabolites dur- Onyango C, Noetzold H, Bley T, Henle T (2004) Proximate
ing a soccer game: Implications for sprint perfor- composition and digestibility of fermented and
mance. Med. Sci. Sports Exerc. 2006, 38, 1165–1174. extruded uji from maize-finger millet blend. LWT
[CrossRef] [PubMed] Food Sci Technol 37:827–832
Krustrup, P., Dvorak, J., Junge, A. and Bangsbo, J. (2010) Ono, M., Kennedy, E., Reeves, S. and Cronin, L. (2012)
Executive summary: The health and fitness bene- Nutrition and Culture in professional football. A
fits of regular participa-tion in small-sided football mixed method approach. Appetite, 58, 98-104.
games. Scandinavian Journal of Medicine and Science Parnell, D., Cope, E., Bailey, R., Krustrup, P. and Curran,
in Sports 20, 132-135. K. (2016) Football and physical health: what do we
Lairon, D., Arnault, N., Bertrais, S., Planells, R., Clero, E., know? Sport in Socie-ty 6, 1-21.
Hercberg, S., et al. 2005. Dietary fiber intake and Pituch-Zdanowska, A., Banaszkiewicz, A., & Albrecht,
risk factors for cardiovascular disease in French P. 2015. The role of dietary fibre in inflammatory
adults. Am. J. Clin. Nutr., 82(6), 1185–1194. bowel disease. Prz. Gastroenterol., 10(3), 135–141.
Leatt, P. and Jacobs, I. (1989) Effect of glucose polymer doi:10.5114/pg.2015.52753
ingestion on glycogen depletion during a soccer Purcell LK; Canadian Pediatric Society, Paediatric Sports
match. Canadian Journal of Sports Science, 14, 112- and Exercise Medicine Section. Sport nutrition for
116. young athletes. Paediatr Child Health 2013;18:200-
Le Blanc, J., Le Gall, F. and Grandjean, V.V.P. (2002) Nutri- 2.
tional intake of French soccer players at the Claire- Rampinini, E., Coutts, A., Castagna, C., Sassi, R. and Im-
56 Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia. Volume 8. Nomor 2. Edisi Desember 2018
pellizeri, F.M. (2007.) Variation in top level soccer don, UK.
match performance. International Journal of Sports Shobana S, Usha Kumari SR, Malleshi NG, Ali SZ (2007)
Medicine, 28(12), 1018-1024. Glycemic response of rice, wheat and finger millet
Rico-Sanz, J., Frontera, W.R., Mole, P.A., Rivera, M.A., Ri- based diabetic food formulations in normoglyce-
vera-Brown, A. and Meredith, C.N. (1998) Dietary mic subjects. Int J Food Sci Nutr 58 (5):363–372.
and performance assessment of elite soccer players Tharanathan RN, Mahadevamma S (2003) Grain le-
during a period of intense training. International gumes—a boon to human nutrition. Trends Food
Journal of Sports Nutrition, 8(8), 230-241. Sci Technol 14:507–518.
Reilly, T. and Thomas, V. (1979) Estimated daily energy ex- Thebaudin JY, Lefebvre AC, Harrington M, Bourgeois CM
penditure of professional association footballers. (1997) Dietary fibre: nutritional and technological
Ergonomics, 22, 541-548. interest. Trends Food Sci Technol 8:41–48
Reilly, T. (1994) Physiological aspects of soccer. Biology in Welsh, R., Davis, M., Burke, J. and Williams, H. (2002)
Sport, 11, 3-20. Carbohydrates and physical/mental performance
Russell, M. and Pennock, A. (2011) Dietary analysis of during intermittent exercise to fatigue. Medicine
young professional soccer players for 1 week dur- and Science in Sports and Exercise, 34, 723-731.
ing the competitive season. Journal of Strength and Williams, C. (1994) Diet and sports performance. In: Oxford
Conditioning Research, 25(7), 1816-1823. Textbook of Sports Medicine. Oxford: Oxford Univer-
Russell, M., Benton, D. and Kingsley, M. (2012) Influence sity Press.
of carbohydrate supplementation on skill perfor- Williams, J.H (2012) The Science behind Soccer Nutrition. 2nd
mance during a soccer match simulation. Journal of ed.
Science and Medicine in Sport, 15(4), 348-354. Zawila LG, Steib CS, Hoogenboom B. The female collegiate
Russell, M. and Kingsley, M. (2014) The efficacy of acute crosscountry runner: Nutritional knowledge and
nutritional interventions on soccer skill perfor- attitudes. J Athl Train 2003;38:6774.
mance. Sports Medicine, 44, 957-970. Zeederberg, C., Leach, L., Lambert, E.V., Noakes, T.D.,
Schmalz K. Nutritional beliefs and practices of adolescent Dennis, S.C., and Hawley, J.A. (1996) The effect
athletes. J Sch Nurs 1993;9:18-22. of carbohydrate ingestion on the motor skill pro-
Scientific Advisoty Commttee on Nutrition. 2015. Carbo- ficiency of soccer players. International Journal of
hydrates and Health. Public Health England, Lon- Sport Nutrition, 6(4), 348-355.

Anda mungkin juga menyukai