Anda di halaman 1dari 3

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertia Mahabbah Kepada Rasul
B. Cara Mencintai Rasulullah saw
Ada beberapa amalan yang dapat di lakukan untuk menunjukkan rasa cinta
kepada Rasulullah saw, diantaranya yaitu :
1. Mencintai Atsarnya
Sala satu ungkapan cinta ialah mengenang dan memuliakan atsar,
yakni apa saja peristiwa, tempat, dan waktu yang berkaitan dengan
orang yang kita cintai. Lihatlah bangsa-bangsa menegakkan
monumen-monumen besar, tempat bersejarah, dan momen-momen
penting dari pemimpin yang mereka cintai. Karena itulah sangat
sulit orang melarang kaum muslimin untuk memperingati Maulid
Nabi saw, Isra’ dan Mi’raj, Nuzulul Quran, Hijrah walaupun
peringatan tersebut itu disebut bidah). Tidak mungkin menhentikan
orang islam untuk menziarahi makam Nabi saw, Badar, Uhud,
Masjid Nabawi dan lain-lain. Selama kaum muslim mencintai Nabi
saw, selama itu peringatan dan ziarah akan berlangsung. Cinta
yang sejati merindukan bukti.
2. Membaca Shalawat
Salah satu bukti cinta ialah kenikmatan menyebut nama orang yang
kita cintai. Ketika menyebut atau mendengar orang menyebut
nama kekasih kita, hati kita bergetar. Ada kenikmatan mengulang-
ulang namanya. Seperti itulah orang-orang yang mencintai
rasulullah saw. segera setelah nabi Muhammad saw wafat, Bilal
tidak mau mengumandangkan adzan. Akhirnya setelah didesak
banyak orang, termasuk Sayyidina Fatimah,Bilal mulai
mengumandangkan adzan. Namun ketika sampai pada kalimat “wa
asyhadu anna Muhammad...” ia berhenti. Suaranya tercekat di
tenggorokan. Ia menangis keras. Nama Muhammad, kekasih yang
baru saja kembali ke Rabbul Izzati, menggetarkan jantung Bilal.
Bilal bukannya enggan menyebut nama insan yang paling indah
baginya, namun justru karena rasa cintanya kepada Rasulullah saw,
nama Beliau juga sering diingat, disebut dan dilagukan. Bilal
berhenti adzan hanya karena nama itu mengingatkannya kepada
kehilangan besar yang memukul kaum muslim.
Dalam ajaran islam. keinginan umat islamuntuk melazimkan
sebutan nama Nabi saw, dipenuhi dengan membaca sholawat dan
salam kepadanya, Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad wa
ali Muhammad (Ya Allah sampaikan kesejahteraankepada
Muhammad dan keluarga Muhammad). Sepanjang sejarah, kaum
muslim memasukkan kerinduan mereka kepada Rasulullah saw
dengan menggubah berbagai macam shalawat. Pada Gubahan itu
bukan saja mereka memohon agar kesejahteraan dilimpahkan
kepada Rasulullah saw , mereka juga menggambarkannya dengan
sifat-sifat mulia.
Kenikmatan dalam membaca shalawat adalah ungkaoan kecintaan
kepada rasulullah saw. katena itu, menurut Rasulullah saw, orang
yag paling dekat dengan beliau pada hari kiamat adalah orang yang
paing banyak membaca shalawat kepadanya, artinya yang paling
mencibtainya. Berbahagialah orang-orang yang menandai
peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupanlahir, menikah,
mendapat rezeki, lulus ujian, dan sebagainya) dengan shalawat.
Lebih berbahagia lagi, orang-orang yang selau memnggetarkan
shalawat dimanapun ia berada. Mereka tau nabi Muhammad saw
adalah kekasih Tuhan, yang tanpa dia tidak akan di ciptakan alam
semesta ini. Dia di utus untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Karena itu, ketika mereka mengingat tuhan,mereka tidak pernah
melupakan kekasihnya.
3. Cinta kepada ahli baitnya
Rasulullah saw bersabda, “ cintailah Allah atas limpahan
nikmatnya kepadamu. Cintai aku karena kecintaanmu kepada
Allah. Dan cintai ahli baitku karena kecintaanmu kepadaku”. Inilah
logika kecintaan yang agung. Dari kecintaan kepada Allah, kita
mencintai Rasulullah. Dari kecintaan kepada Rasulullah, kita
mencitai keluarganya. Dari kecintaan kepada keluarganya, kita
akan mencintai apa yang mereka cintai. Bila urutan logis ini
terpotong, kecintaan yang agung ini menjadi bercacat. Rusaklah
kecintaan kepada Allah tanpa mencintai rasulullah. Habislah
kecintaan kepada Rasulullah saw tanpa kecintaan kepada ahli
baitnya.
Rasulullah saw sangat mencintai keluarganya. Tentang putrinya
Fatimah ia bersabda, “Fatimah belahan nyawaku. Siapa yang
menyakiti Fatimah dia memnyakitiku. Siapa yang membuat
Fatimah marah ia juga membuat aku marah.” Tentang Ali, ia
berkata, “ siapa yang menjadikan aku sebagai kekasih (pemimpin),
hendaknya menjadikan Ali sebagai kekasihnya juga.” Tentang
Hasan dan Husain, ia bersabda, “Ya Allah, aku mencintai
keduanya. Cintailah orang yang mencitai keduanya.” Tentang
seluruh keluarganya, ia berpesan, “Aku tinggalkan bagimu dua
pusaka yang tidak akan sesat kamu selama kamu berpegang
kepadanya : al-Quran dan keluargaku (ahli baitku)”.

C. Hikmah Mencintai Rasulullah saw

Anda mungkin juga menyukai