Anda di halaman 1dari 12

KONSEP DAN TEORI KEPRIBADIAN

A. Konsep kepribadian
Kepribadian (personality) merupakan salah satu kajian psikologi yang lahir
berdasarkan pemikiran, kajian atau temuan-temuan (hasil praktik penanganan kasus) para
ahli. Adapun kepribadian merupakan terjemahan dari bahasa Inggris personality. Kata
personality sendiri berasal dari bahasa Latin persona yang berarti topeng yang digunakan
oleh para aktor dalam suatu permainan atau pertunjukan. Di sini para aktor
menyembunyikan kepribadiannya yang asli, dan menampilkan dirinya sesuai dengan
topeng yang digunakan (Syamsu & Juntika, 2011).

B. Teori Kepribadian
Teori merupakan salah satu unsur penting dari setiap pengetahuan ilmiah atau ilmu,
termasuk psikologi kepribadian. Tanpa teori kepribadian usaha memahami perilaku dan
kepribadian manusia pasti sulit untuk dilaksanakan. Apakah yang dimaksud dengan teori
kepribadian? Menurut Hall dan Lindzey (Koeswara, 1991 : 5), teori kepriadian adalah
sekumpulan anggapan atau konsep-konsep yang satu sama lain berkaitan mengenai
tingkah laku manusia.

C. Faktor yang mempengaruhi konsep dan teori kepribadian


Kalau kita perhatikan, kepribadian individu sangat beragam. Berikut adalah factor-
faktor yang memepengaruhi konsep dan teori kepribadian:
a. Keadaan Fisik
Setiap manusia mempunyai keadaan fisik yang berbeda dari orang lain. Perbedaan
fisik anak menimbulkan perbedaan perlakuan dari orang sekitarnya. Anak yang
fisiknya lemah cenderung dilindungi secara berlebihan sehingga tumbuh menjadi
pribadi yang tidak berani mencoba hal-hal baru. Bandingkan jika anak secara fisik
kuat dan jarang sakit, bagaimana perlakuan yang diterimanya dari orang lain? Hal
tersebut mempengaruhi anak dalam membentuk konsep diri dan akhirnya
mempengaruhi model kepribadiannya. Keadaan fisik seseorang diwarisi dari ayah dan
ibunya. Ketika berada dalam kandungan, perkembangan individu sangat dipengaruhi
oleh asupan nutrisi dari ibu dan keadaan kejiwaan ibu. Jika asupan nutrisi dan
keadaan kejiwaan ibu baik, anak akan tumbuh baik begitupun sebaliknya. Beberapa
penyakit juga diturunkan dari orangtua, seperti diabetes, darah tinggi dan kelainan
darah. Menurut penelitian, kemampuan IQ anak pun dipengaruhi oleh IQ orangtua
kandungnya.
b. Lingkungan fisik (geografis)
Lingkungan fisik seperti perbedaan kesuburan tanah dan kekayaan alam akan
mempengaruhi kepribadian penduduknya. Menurut penelitian mengenai mereka yang
tinggal didaerah tandus, panas dan miskin cenderung lebih keras menghadapi hidup
dan tega menghadapi orang lain. Sedangkan lingkungan fisik yang subur
menghasilkan kepribadian yang ramah, lebih santai dan terbuka pada orang lain.
c. Kebudayaan
Setiap kebudayaan menyediakan seperangkat norma sosial budaya yang berbeda dari
masyarakat lain. Norma sosial budaya ini mempengaruhi pembentukan kepribadian
seseorang. Perbedaan nilai dan norma kebudayaan signifikan terhadap perbedaan
kepribadian. Misalnya orang yang berasal dari suku di luar Jawa akan melihat orang
Jawa sebagai individu yang halus baik tuturkata maupun gerakannya. Perempuan
Jawa pantang berbicara dan tertawa keras. Sedangkan oorang dari sukubangsa Batak
seolah-olah selalu berbicara dengan suara lantang.
d. Pengalaman Kelompok
Melalui pergaulan kelompok seseorang akan menilai dirinya sesuai dengan nilai
kelompoknya. Pembentukan kepribadian dipengaruhi nilai kelompok masyarakatnya.
Contohnya individu mendapatkan pengalaman dari teman-teman sebaya atau teman
sepermainan.
e. Pengalaman Unik
Perbedaan kepribadian terjadi karena pengalaman yang dialami seseorang itu unik dan
tidak ada yang menyamai. Misalnya seorang anak di waktu kecil belajar naik sepeda
dan jatuh. Sejak itu ibu selalu melarang jika anak ingin mencoba naik sepeda lagi
karena takut anak jatuh. Larangan tersebut mempengaruhi pembentukan kepribadian,
menyebabkan anak tumbuh menjadi pribadi yang tidak berani mencoba hal-hal baru
karena takut gagal.
D. Teori kepribadian menurut para ahli
Teori kepribadian dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
(Humanistik,Behaviorism dan Sosiokultural).
1. Teori Humanistik
Teori humanistik dipandang sebagai “third force” (kekuatan ketiga) dalam psikologi,
dan merupakan alternative dari kedua kekuatan yang dewasa ini dominan
(psikoanalisis dan behavioristik). Kekuatan yang ketiga ini dinamakan humanistic
karena memiliki minat yang eksklusif terhadap tingkah laku manusia. Humanistik
dapat diartikan sebagai “orientasi teoritis yang menekankan kualitas manusia yang
unik, khususnya terkait dengan free will (kemauan bebas) dan potensi untuk
mengembangkan dirinya” (Yusuf Syamsu, 2007:141).
Teori humanistik menurut Maslow
Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal :
a. suatu usaha yang positif untuk berkembang
b. kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.
Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi
kebutuhan yang bersifat hirarkis. Pada diri masing-masing orang mempunyai berbagai
perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk
mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia miliki dan
sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki dorongan untuk lebih maju ke
arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya semua kemampuan, ke arah
kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat menerima diri
sendiri(self).
Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan (needs) manusia menjadi tujuh hirarki.
Bila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti kebutuhan
fisiologis, barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang terletak di atasnya, ialah
kebutuhan mendapatkan ras aman dan seterusnya. Hierarki kebutuhan manusia
menurut Maslow ini mempunyai implikasi yang penting yang harus diperharikan oleh
guru pada waktu ia mengajar anak-anak. Ia mengatakan bahwa perhatian dan motivasi
belajar ini mungkin berkembang kalau kebutuhan dasar si siswa belum terpenuhi.

Teori humanistik menurut Carl Rogers


Carl Rogers lahir 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinois Chicago, sebagai anak keempat
dari enam bersaudara. Semula Rogers menekuni bidang agama tetapi akhirnya pindah
ke bidang psikologi. Ia mempelajari psikologi klinis di Universitas Columbia dan
mendapat gelar Ph.D pada tahun 1931, sebelumnya ia telah merintis kerja klinis di
Rochester Society untuk mencegah kekerasan pada anak. Gelar profesor diterima di
Ohio State tahun 1960. Tahun 1942, ia menulis buku pertamanya, Counseling and
Psychotherapy dan secara bertahap mengembangkan konsep Client-Centerd Therapy.
Rogers membedakan dua tipe belajar, yaitu:
1. Kognitif (kebermaknaan)
2. experiential ( pengalaman atau signifikansi)
Guru menghubungkan akademik ke dalam pengetahuan terpakai seperti
memperlajari mesin dengan tujuan untuk memperbaikai mobil. Experiential Learning
menunjuk pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan siswa. Kualitas belajar
experiential learning mencakup keterlibatan siswa secara personal, berinisiatif,
evaluasi oleh siswa sendiri, dan adanya efek yang membekas pada siswa.
Menurut Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya
guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:
a. Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar.
Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya.
b. Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian
bahan pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian
yang bermakna bagi siswa.
c. Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru
sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.Belajar yang bermakna dalam
masyarakat modern berarti belajar tentang proses.

Teori humanistik menurut Ki Hajar Dewantara


Ki hajar dewantara berpendapat bahwa beliau melihat manusia lebih pada sisi
kehidupan psikologinya. Menurutnya manusia memiliki daya jiwa yaitu cipta, karsa
dan karya. Pengembangan manusia seutuhnya menurut pengembangan semua daya
secara seimbang. Pengembangan yang terlalu tertuju pada satu daya saja akan
menghasilkan ketidakutuhan perkembangan sebagai manusia.
Beliau mengatakan bahwa pendidikan yang menekankan pada aspek intelektual
belaka hanya akan menjauhkan peserta didik dari masyarakat. Dan ternyata
pendidikan sampai sekarang ini hanya menekankan pada perkembangan daya cipta,
dan kurang memperhatikan perkembangan olah rasa dan karsa. Jika berlanjut terus
akan menjadikan manusia kurang humanis atau manusiawi. Ki Hajar Dewantara
sendiri dengan mengubah namanya ingin menunjukkan perubahan sikapnya dalam
melaksanakan pendidikan yaitu jadi Satria Pinandita ke Pinandita Satria yaitu dari
pahlawan yang berwatak guru spiritual yang berjiwa ksatria, yang mempersiapkan diri
dan peserta didik untuk melindungi bangsa dan Negara.

2. Teori Behaviorism
Behaviorisme adalah teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur, diamati dan
dihasilkan oleh respons pelajar terhadap rangsangan. Tanggapan terhadap
rangsangan dapat diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif terhadap
perilaku kondisi yang diinginkan. Hukuman kadang-kadang digunakan dalam
menghilangkan atau mengurangi tindakan tidak benar, diikuti dengan menjelaskan
tindakan yang diinginkan.
Teori behaviorism menurut Pavlov
Ivan Petrovich Pavlov mengemukakan bahwa dengan menerapkan strategi ternyata
individu dapat dikendalikan melalui cara stimulus alami dengan stimulus yang tepat
untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak
menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.
Strategi Pavlo ini individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus
alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang
diinginkan. Sementara individu tidak sadar dikendalikan oleh stimulus dari luar.
(Juntika Syamsu,2008:124)
Struktur Kepribadian menurut pandangan Pavlov terbagi atas dua bagian yaitu:
1. Tingkah laku responden (Responden Behavior)
Respon yang dihasilkan organisme untuk menjawab stimulus secara spesifik
berdasarkan respon yang diberikan, seperti mengeluarkan air liur ketika melihat
makanan.

2. Tingkah laku operan (operant behavior)


Respon yang dimunculkan organisme tanpa adanya stimulus spesifik yang langsung
memaksa terjadinya respon itu. Organisme dihadapkan kepada pilihan-pilihan
respon mana yang akan dipakai untuk menanggapi suatu stimulus.Dinamika dan
Perkembangan kepribadian Menurut pandangan Pavlov: (Alwisol, 2004: 402)

Teori behaviorism menurut Skinner


Skinner memahami dan mengontrol tingkah laku memakai teknik analisis fungsional
tingkah laku (functional analysis of behavior): suatu analisis tingkah laku dalam
bentuk hubungan sebab akibat, bagaimana suatu respon timbul mengikuti stimulus
atau kondisi tertentu. Menurutnya analisis fungsional akan menyingkap bahwa
penyebab terjadinya tingkah laku sebagaian besar berada di event antesedennya atau
berada di lingkungan. Skinner yakin bahwa tingkah laku dapat diterangkan dan
dikontrolkan semata-mata dengan memanipulasi lingkungan dimana organisme yang
bertingkah laku itu berada.(Alwisol,2005:401)
Unsur kepribadian yang dipandang Skinner relative tetap adalah tingkah laku itu
sendiri. Ada dua klasifikasi tipe tingkah laku:
1. Tingkah laku responden (respondent behavior); respon yang dihasilkan organisme
untuk menjawab stimulus yang secara spesifik berhubungan dengan respon itu.
Respon reflex termasuk dalam komponen ini, seperti mengeluarkan air liur ketika
melihat makanan, mengelak dari pukulan dengan menundukkan kepala, merasa takut
waktu ditanya guru, atau merasa malu waktu dipuji.
2. Tingkah laku operan (operant behavior); respon yang dimunculkan organisme
tanpa adanya stimulus spesifik yang langsung memaksa terjadinya respon itu.
Terjadi proses pengikatan stimulus baru dengan respon baru.

3. Teori Sosiokultural
Sosial berasal dari kata Latin Socius yang berarti kawan atau masyarakat, sedangkan
kultural berasal dari Colere yang berarti mengolah. Colere berasal dari bahasa
Inggris yaitu Cultur yang diartikan sebagai segala daya upaya dan kegiatan manusia
dalam mengubah dan mengolah alam (Soerjono Soekanto:1990).

Teori Sosiokultural menurut Piagiet


Menurut piaget perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetic, yaitu proses
yang didasarkan atas mekanisme biologis dalam bentuk perkembangan system
syaraf. Piaget berpendapat bahwa belajar ditentukan karena adanya karsa individu
artinya pengetahuan berasal dari individu.Siswa berinteraksi dengan lingkungan
sosial yaitu teman sebayanya dibanding orang-orang yang lebih dewasa.Penentu
utama terjadinya belajar adalah individu yang bersangkutan (siswa) sedangkan
lingkungan sosial menjadi faktor sekunder.
Keaktifan siswa menjadi penentu utama dan jaminan kesuksesan belajar, sedangkan
penataan kondisi hanya sekedar memudahkan belajar. Perkembangan kognitif
merupakan proses genetik yang diikuti adaptasi biologis dengan lingkungan
sehingga terjadi ekuilibrasi. Untuk mencapai ekuilibrasi dibutuhkan proses adaptasi
(asimilasi dan akomodasi).

Teori Sosiokultural menurut Vygotsky


Vygotsky menjelaskan dalam tulisannya pada tahun 1920-an dan 1930-an
menekankan bagaimana interaksi anak dengan orang dewasa memberikan
sumbangan terhadap perkembangan keterampilan. Menurut Vygotsky, orang dewasa
yang sensitif memperhatikan kesiapan anak untuk tantangan baru, dan mereka
menyusun kegiatan yang tepat untuk membantu anak-anak mengembangkan
keterampilan baru.
Orang dewasa berperan sebagai mentor dan guru, mengarahkan anak ke dalam zone
of proximal development – istilah Vygotsky untuk rentang keterampilan yang tidak
dapat dilakukan anak sendiri tanpa bantuan orang dewasa yang ahli. Orang tua dapat
mendorong konsep angka sederhana, misalnya dengan menghitung bibit biji kakau
dengan anak-anak atau menakar beras untuk dimasak bersama, dan mengisi angka
yang tidak diingat anak.Saat anak berpartisipasi pada pengalaman semacam itu
sehari-hari dengan orang tua, guru, dan orang lain, mereka secara bertahap belajar
praktek, keterampilan, dan nilai kebudayaan (Trianto, 2008:67).

E. Aspek-aspek kepribadian menurut Abin Syamsuddin (2003)


1. Karakter adalah konsekuen tidaknya mematuhi etika perilaku konsisten tidak dalam
memegang pendirian atau pendapat.
2. Tempramen adalah disposisi reaktif seorang atau cepat lambatnya mengenai
mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan akan yang datang dari lingkungannya.
3. Sikap adalah sambutan terhadap objek yang sifatnya positif, negatif atau ambivalen.
4. Stabilitas emosi adalah ukuran kestabilitas reaksi emosional terhadap ransangan
lingkungannya, misalnya mudah tidak tersinggung, marah, putus asa atau sedih.
5. Responsibilitas (tanggung jawab) adalah kesiapan untuk menerima resiko dari
tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Misalnya mau menerima resiko yang wajar,
cuci tangan, atau melarikan diri dari resiko yang dihadapi.
6. Sosiabilitas adalah disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal.
Misalnya, sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi
dengan orang lain

F. Ciri-ciri kepribadian
Ciri-ciri kepribadian secara umum merupakan karakteristik yang menggambarkan
perilaku dan budi pekerti seseorang. Ciri-ciri keperibadian secara umum yaitu :
a. Ketekunan
b. Ambisi
c. Kelainan seksual
d. Timbulnya kecenderungan turunan
Ciri-ciri Kepribadian Sehat
a. Mampu menilai diri sendiri secara realistik, mengenai kelebihan dan kekurangan baik
secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
b. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik dapat menilai keberhasilan
yang diperoleh dan diraih rasional tidak menjadi sombong, angkuh, atau mengalami
superiority complex jika memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan.
c. Kemandirian mempunyai sifat yang mandiri dalam cara berfikir dan bertindak,
mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta
menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.
d. Mampu menilai secara realistik dapat menghadapi situasi dengan kondisi kehidupan
yang dialaminya secara realistik dan mampu menerima secara wajar tidak
mengharapkan kondisi kehidupan sebagai suatu yang sempurna.
e. Memiliki filsafat hidup mengarhkan hidupnya dengan berdasarkan filsafat hidup
berakar dari keyakinan agama yang dianut
f. Berorientasi keluar (ekstrovert) bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki
kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah yang terdapat di lingkungannya dan
bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai oranglain misalnya dirinya
dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain, karena
kekecewaan dirinya.
g. Penerimaan sosial, mau berpartisipasi aktif dikegiatan sosial danmempunyai sikap
bersahabat dalam berhubungan terhadap orang lain
h. Mampu mengontrol emosi, merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi
situasi frustasi, depresi, atau stress secara positif atau konstrutik, tidak deskruktif
(merusak).
i. Menerima tanggung jawab, dia memiliki keyakinan terhadap kemampuannya untuk
mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya
Ciri-ciri Kepribadian Tidak Sehat
a. Mudah marah (tersinggung)
b. Hiperaktif
c. Sulit tidur
d. Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
e. Pesimis dalam menghadapi kehidupan
f. Sering tertekan (stress atau depresi)
g. Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
h. Bersiakp kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya jauh lebih muda
atau dengan binatang
i. Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang walau sudah
diperingati atau dihukum
j. Senang mengkritik mencemoohkan orang lain
k. Kurang brgairah dikehidupan yang dijalani
l. Kurang mempunyai kesadaran untuk mentaati ajaran agama

G. Jenis-jenis Kepribadian Manusia


1. Introvert (Introversion)
Introvert atau introversion adalah kepribadian manusia yang mengutamakan dunia
dalam pikirsn manusia itu sendiri. Jadi manusia dengan sifat atau jenis kepribadian
introvert adalah cendrung menutup diri dari kehidupan luar yang lebih senang berada
dikesunyian atau kondisi tenang, dari pada tempat yang banyak orang
Ciri-ciri Introvert :
a. Pemikir
b. Pendiam
c. Senang menyendiri
d. Pemalu
e. Susah bergaul (kuper)
f. Lebih senang bekerja sendirian
g. Lebih suka berinteraksi secara lansung dengan 1 oarang
h. Berpikir dulu baru berbicara/melakukan
i. Senang berimajinasi
j. Lebih mudah mengungkapkan perasaan dengan tulisan
k. Lebih senang mengamati dalam sebuah interaksi
l. Jarang berbicara, tetapi suka mendengarkan orang brcerita
m. Senang dengan kegiatan tenang misalnya, membaca, memancing, bermain
komputer dan bersantai.
2. Ekstrovert (Ekstraversion)
Ekstrovert atau Ekstraversion adalah keperibadian manusia yang mengutamakan
dunia luar manusia tersebut. Ekstrovert merupakan kebalikan dari introvert. Jadi
manusia dengan sifat atau jenis kepribadian ekstrovert adalah kepribadian yang
cendrung membuka diri dengan kehidupan luar yang lebih beraktivitas dan leboh
sedikit berpikir serta orang yang ennag berada di keramaian atau kondisi yang
terdapat banyak orang, dari pada di tempat yang sunyi.
Ciri-ciri Ekstrovert (Ekstraversion) :
a. Aktif
b. Senang bersama orang lain
c. Percaya diri (kadang dapat berlebihan)
d. Senang beraktifitas
e. Lebih senang jika bekerja kelompok
f. Gampang bergaul (supel)
g. Lebih suka berinteraksi dengan banyak orang
h. Lebih mudah mengungkapkan perasaan melalui kata-kata
i. Berbicara/melakukan dulu baru berpikir
j. Lebih senang berpartisipasi dalam sebuah interaksi
k. Lebih senang untuk bercerita dari pada mendengarkan orang lain bercerita
l. Senang dengan kegiatan yang banyak orang seperti jalan-jalan, nongkrong,
berpesta, dan pergi konser.
3. Ambievert (Ambiversion)
Ambievert atau Ambiversion adalah kepribadian manusia yang dapat berubah-ubah
dari introvert menjadi ekstrovert atau sebaliknya. Ambievert merupakan kepribadian
manusia dengan dua keperibadian yaitu introvert dan ekstrovert. Mempunyai
keperibadian ambievert yang dapat dibilang baik karena manusia tersebut bersifat
fleksibel untuk beraktivitas sebagai introvert maupun ekstrovert serta berinteraksi
dengan introvert dan ekstrovert dengan baik. Ambievert sering terlihat moody, karena
sifat yang sering berubah-ubah.

H. Manfaat konsep kepribadian dalam ruang lingkup keperawatan


Pengetahuan tentang manusia dan konsep kebutuhannya dapat membantu perawat dalam
berbagai hal diantaranya:
1. Membantu perawat untuk memahami dirinya sendiri sehingga mereka bisa mencapai
kebutuhan personal di luar situasi klien.
2. Dengan memahami kebutuhan manusia, perawat dapat memahami perilaku orang
lain dengan llebih baik.
3. Pengatahuan tentang kebutuhan dasar dapat memberikan kerangka kerja untuk dapat
diaplikasikan dallam proses kepee\rawatan pada tingkat individu dan keluarga.
4. Perawat dapat mengaplikasikan pengetahuan tentang kebutuhan manusia untuk
mengurangi stres.
5. Perawat dapat menggunakan pengetahuan kebutuhan manusia untuk membantu
seseorang untuk tumbuh dan berkembang. Kadang manusia tidak menyadari tentang
kebutuhannya. Perawat dapat membantu klien ke arah aktualisasi diri dengan ccara
membantu mereka menemukan arti dalam pengalaman sakit mereka.
KEPRIBADIAN DIRI KU

Berdasarkan penjelasan beberapa teori diatas, saya termasuk dalam jenis kepribadian
Ambievrt. Ambievert atau Ambiversion adalah kepribadian manusia yang dapat berubah-
ubah dari introvert menjadi ekstrovert atau sebaliknya.

Contohnya :

a. Terkadang saya lebih senang menyendiri


b. Berpikir dulu baru berbicara/melakukan
c. Senang berimajinasi
d. Lebih mudah mengungkapkan perasaan dengan tulisan
e. Lebih senang mengamati dalam sebuah interaksi
f. Aktif
g. Senang bersama orang lain
h. Lebih senang jika bekerja kelompok
i. Gampang bergaul (supel)
Itulah sebabnya saya sering terlihat moody, karna sifatnya yang sering berubah-ubah.

Anda mungkin juga menyukai