Anda di halaman 1dari 25

PENINGKATAN PENGUNJUNG SETU BABAKAN DAN RUMAH ADAT BETAWI

DENGAN MEMPERBAIKI TATA RUANG DAN MENYEDIAKAN TEMPAT


PERISTRAHATAN UNTUK PENGUNJUNG DI DEPOK JAWA BARAT

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Kepariwisataan – kewirausahaan
yang dibina oleh Bapak I Wayan Legawa

Oleh:
BIMO SENO
120732436492

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH
Oktober 2013
KATA PENGANTAR

Syukur yang tak terhingga kami panjatkan kehadirat Allah Rabbul ‘Alamin yang tiada
henti-hentinya mengalirkan segala kearifan dalam setiap kalbu hambanya yang haus dan cinta akan
ilmu yang dengannya tiada akan pernah kering samudera pikir dan terbukalah setiap mata hati.
Begitu pula dengan segala rahmat dan hidayah-Nya-lah sehingga makalah yang berjudul ”
PENINGKATAN PENGUNJUNG SETU BABAKAN DAN RUMAH ADAT BETAWI
DENGAN MEMPERBAIKI FASILITAS DAN MENYEDIAKAN TEMPAT
PERISTRAHATAN UNTUK PENGUNJUNG.
” dapat terselesaikan.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas matakuliah
Sejarah Indonesia Kuno. Selain itu juga, ucapan terima kasih terbesar dipersembahkan pada
seorang yang telah memberi arah dan penuntun dalam gelap dan buntu tatapan mata kami dalam
mengetuk tiap-tiap pintu khazanah budaya, diantaranya :

1. Bapak I Wayan Legawa di sebagai pembina matakuliah Kepariwisataan – kewirausahaan.


2. Orangtua dirumah yang tak pernah hentinya memberikan bantuan materil dan doa serta
segala bentuk dukungannya.
Demikianlah makalah ini dibuat dan tidak menutup kemungkinan dalam penyusunannya terdapat
kekurangan dan kesalahan didalamnya. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan
komentarnya yang dapat dijadikan masukan dalam penyusunan laporan tugas selanjutnya.

Malang, 5 Oktober 2013

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 3
1.3. Tujuan Penulisan 3
1.4. Manfaat Penulisan 3

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Wisata 4
2.2. Mitos Setu Babakan 7
2.3. Wisata Setu Babakan. 8
2.4. Membenahi Tata Ruang dan Menambahkan Tempat Penginapan untuk wisatawan 12

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan 16

DAFTAR RUJUKAN 17
LAMPIRAN 18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kepariwisataan saat ini sangat ramai dibicarakan orang karena dengan mengembangkan sektor
pariwisata maka pengaruh terhadap sektor lainnya sangat besar, oleh karena itu permintaan akan
pariwisata semakin bertambah seiring dengan tingkat kebutuhan manusia yang semakin bertambah
dari tahun ke tahun.
Dalam GBHN 1999, termuat bahwa pembangunan kepariwisataan terus di tingkatkan dan
di kembangkan untuk memperbesar penerimaan devisa negara, memperluas dan meratakan
lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat, memperkaya kebudayaan nasional, dan tetap mempertahankan kepribadian bangsa demi
terpilihnya nilai-nilai agama, mempererat persahabatan antar bangsa, memupuk cinta tanah air,
serta mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.
Jakarta yang memiliki potensi alam kurang yang baik karena terlalu padatnya penduduk
disana dan banyaknya kendaraan membuat potensi alam menurun, maka dari diperlukan suatu
kawasan yang bebas dari polusi untuk dijadikan tempat wisata. tetapi budaya yang sangat kaya
dan beragam merupakan salah satu faktor penarik para wisatawan, dengan daya dukung faktor-
faktor tersebut maka tentunya daerah ini sangat berpeluang untuk dikembangkan terutama
dibidang pariwisata. Pengembangan pariwisata memiliki nilai yang sangat strategi karena
menggunakan kebudayaan dan menjaga potensi alamnya, dan potensi kepariwisataan yang ada
menjadi kegiatan ekonomi dalam menciptakan lapangan kerja dan kemudian berimbas pada
kesejahteraan masyarakat.
Perkembangan kawasan pariwisata tentunya tidak tumbuh begitu saja tanpa ada suatu
usaha yang dilakukan, oleh karena itu maka ketersedian sarana dan prasarana sangat dibutuhkan
untuk pengembangan sektor ini dan agar dapat menjadi salah satu sektor andalan. Namun,
Kualitas lingkungan merupakan bagian integral dari industri wisata. Bagi pengembang dan
penyelenggara kagiatan wisata, kualitas lingkungan harus mendapat perhatian
utama. Wisata adalah industri yang terkait dengan tujuan wisata dengan karakter-karakter
keindahan, keseimbangan, natural, kesehatan, dan kualitas lingkungan yang terjamin. Saat ini, kata
“lingkungan” sering muncul sebagai salah satu kunci sukses penyelenggara wisata. Dalam
pandangan yang terbatas, terminologi lingkungan banyak mengacu kepada hal-hal fisik alamiah.
Misalnya, bentang alam dan komponen fisik buatan manusia, seperti pos-pos pengamatan, kolam
renang buatan, atau bangunan-bangunan penunjang aktifitas wisata lainnya. Dalam skala yang
lebih luas, faktor sosial dan budaya juga dipertimbangkan sebagai lingkungan integral industri
wisata. Kualitas lingkungan meliputi kualitan bentang atau pemandangan alamiah itu sendiri, yang
kualitasnya dapat menurun karena aktifitas manusia. Keindahan dan kenyamanan daerah tujuan
wisata, seperti keindahan pemandangan alam, sturuktur hidrologi almiah seperti air terjun dan
sungai, air bersih, udara segar, dan keanekaragaman spesies, kuailitasnya bisa memburuk karena
aktifitas manusia, tidak terkecuali aktifitas wisata itu sendiri. Menurut hukum permintaan wisata,
kualitas lingkungan merupakan bagian integral dari suguhan-suguhan alamiah. Dengan demikian,
pemeliharaan terhadap kualitas lingkungan menjadi syarat mutlak bagi daya tahan terhadap
kompetisi pemilihan tujuan wisata oleh wisatawan. Jika kualitas suatu daerah tujuan wisata
menurun, maka tempat tersebut cenderung diabaikan.
Demikian kami membuat makalah ini untuk memberitahukan, membenahi, dan
menambahkan wisata air pada wisata setu babakan yang terdapat di jagakarsa, Jakarta selatan,
bukan hanya untuk meningkatkan pengunjung saja dampak dari itu semua, tetapi juga untuk
menertibkan wisatawan dan membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat setempat.
Demikian kami membuat makalah ini untuk memberitahukan tempat wisata setu babakan
dengan mengambil judul “PENINGKATAN PENGUNJUNG SETU BABAKAN DAN RUMAH
ADAT BETAWI DENGAN MEMPERBAIKI DAN MENAMBAH WISATA AIR. Dengan
mengambil judul tersebut bisa menjadikan wisata setu babakan menjadi semakin ramai dan bisa
jadikan wisata favorit keluarga.

1.2. Rumusan Masalah


1. Objek Wisata Setu Babakan?
2. Bagaimana Meningkatkan Pengunjung Wisata Setu Babakan?
1.3. Tujuan
1. Mengenal Objek Wisata Setu Babakan.
2. Meningkatkan Pengunjung Wisata Setu Babakan.
1.4. Manfaat
1. Memberi Pengetahuan Tentang Objek Wisata Setu Babakan.
2. Mengembangkan Wisata Setu Babakan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Wisata
1. Wisata
Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari yang dilakukan secara sukarela dan
bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata (UU no.9 thn 1990 pasal 1).
Adapun pengertian wisata mengandung unsur-unsur yaitu kegiatan perjalanan, dilakukan
secara sukarela, bersifat sementara dan perjalanan seluruhnya dan sebagian bertujuan untuk objek
dan daya tarik wisata atas dasar itu maka ‘wisata’ adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari
kegiatan tersebut secara sukarela dan bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik
wisata(UU no.9 thn 1980 pasal 1).
Objek dan daya tarik wisata adalah yang menjadi sasaran dalam perjalanan wisata yang
meliputi :
a. Seperti pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan Ciptaan Tuhan YME, yang
berujud keadaan alam dan flora dan fauna tumbuhan hutan tropis serta binatang langka.
b. Karya manusia berujud museum peninggalan sejarah seni budaya wisata argo(pertanian) wisata
tirta(air) wisata petualangan taman rekreasi dan tempat hiburan.
c. Sasaran wisata minat khusus seperti berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan,
tempat-tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat-tempat siarah.(buku
panduan sadar wisata)
Menurut Mathiesen dan wall (1982) bahwa wisata adalah kegiatan bepergian dari dan
ketempat tujuan lain diluar tempat tinggalnya, wisata atau rekreasi sering dilakukan untuk senang-
senang atau bersantai.
Bersantai merupakan suatu aktivitas yang berbeda dengan aktivitas melaksanakan pekerjaan
tertentu.misalnya disela-sela melakukan suatu pekerjaan kemudian kita duduk ditaman maka hal
ini dapat dikatakan sedang bersantai.
2. Pariwisata
Pariwisata secara etimologis berasal dari kata “ Pari “ yang berarti berputar –putar dan
“Wisata” yang berarti perjalanan. Atas dasar itu maka pariwisata diartikan sebagai perjalan yang
dilakukan berputar –putar dari suatu tempat ke tempat lain. (1)
Menurut Prof. Salah wahab dalam bukunya berjudul An Introduction an Touristm Theory
mengemukakan bahwa batasan pariwisata hendaknya memperlihatkan anatomi dari gejala –gejala
yang terdiri dari 3unsur yaitu manusia(human),yaitu orang yang melakukan perjalanan pariwisata
,ruang (space), yaitu daerah atau ruanng lingkup tempat melakukan perjalanan waktu(time)yakni
waktu yang di gunakan selama perjalanan dan tinggaal di daerah tujuan waisata (2)
Berdasarkan ketiga unsur tersebut di atas maka Prof Salah Wahab merumuskan pengertian
pariwisata sebagai suatu aktifitas manusia yang dilakukan secara sadar dan mendapat pelayanan
secara beergantian orang –orang di suatu Negara itu sendiri (di luar negri) yang meliputi
pendiaman di daerah lain (daerah tertentu ,suatu Negara atau benua )untuk sementara waktu dalam
mencari kpuasan yang beraneka rgam dan berbeda dengan apa yang di alaminya dimana dia
memperoleh pekerjaan tetap.
Dalam pengertian lain pariwisata (Toursnm) adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk
sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan
untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk
menikmati perjlanan tersebut untuk memenuhi keinginannya yang beraneka ragam (3).
Maka untuk lebih jelasnya pengertian pariwisata adalah :
a. Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata.
b. Pengusaha obyek wisata, seperti kawasan wisata, taman rekreasi, kawasan peninggalan sejarah
(Candi, Makam Benteng), Museum, Waduk, pegelaran seni budaya, tat kehidupan masyarakat dan
bersifat

(1)(Yoeti A.Oka,1982 :103)


(2)(Yaoti A,Oka:106)
(3)(Yaoti A,Oka:09)
c. alamiah: keindahan alam, gunung berapi, danau, pantai indah dan sebagainya.
d. pengusaha jasa dan prasarana pariwisata yakni:
 Usaha jasa pariwisata (Biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata, pramuwisata, konvensi
perjalanan intensif dan pameran, inprestarait, konsultan pariwisata, informasi pariwisata.
 Usaha sarana pariwisata yang terdiri dari akomodasi, rumah makan, bar, angkutan wisata dan
sebagainya, serta usaha-usaha jasa lainnyayang berkaitan dengan penyelenggaraan pariwisata
(buku panduan wisata).
3. Kepariwisataan.
Sesuai dengan undang-undang NO. 9 Bab I pasal 1 berbunyi :
“Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan
pariwisata, artinya semua kegiatan dan urusan yang ada kaitannya dengan perencanaan,
pengawasan pariwisata, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun pihak swasta serta
masyarakat. (UU No. 9. tahun 1990)”. (Bab I. pasal 1).
“Dari batasan tersebut diatas tampak bahwa prinsip kepariwisataan dapat mencakupi semua
macam perjalanan, asal saja perjalanan tersebut dengan bertamasya dan rekreasi. Dalam hal ini
diberikan suatu garis pemisah yang menyatakan bahwa perjalanan tersebut tidak bermaksud untuk
memangku suatu jabatan disuatu tempat atau daerah tertentu sebab perjalanan terakhir ini dapat
digolongkan kedalam perjalanan bukan untuk tujuan pertamasyaan atau pariwisata. Artinya semua
urusan dan kegiatan ada kaitannya dengan perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, pengawasan
pariwisata baik yang dilakukan oleh pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat disebut
Kepariwisataan”.
4. Wisatawan
Pengertian dari wisatawan menurut F.W. Ogilvie yaitu semua orang meninggalkan ruamh
kediaman mereka untuk jangka waktu kurang dari satu tahun dan sementara mereka bepergian
mereka mengeluarkan uang di tempat yang mereka kunjungi tanpa dengan maksud mencari
nafkah ditempat trsebut. (4)(Pendit N. S. 1994 : 37).
Batasan ini diberi variasi lagi oleh A.J. Norwal yang menyatakan seorang wisatawan adalah
seseorang yang memasuki wilayah asing dengan maksud dan tujuan apapun asalkan bukan untuk
tinggal permanen atau untuk usaha-usaha yang teratur melintasi perbatasan, dan yang
mengeluarkan uangnya di negeri yang dikunjungi, yang mana diperolehnya bukan di negeri
tersebut melainkan dinegri lain. (5)(Pendit N. S, 1994 : 37).
Berdasarkan hal yang telah dikemukakan diatas maka ciri-ciri seseorang itu dapat disebut
sebagai wisatawan yaitu:
 Perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam.
 Perjalanan hanya untuk sementara waktu.
 Orang yang melukukan tidak mencari nafkah ditempat atau di Negara yang dikunjunginya. (6)(Yoeti
A.Oka, 1982 : 130).

2.2. Mitos Setu Babakan


Tersebutlah sepasang remaja yang saling berkasih-kasih. Percintaan mereka tak disetujui oleh
orang tua si gadis. Sebab si pemuda amatlah miskin. Suatu ketika, berkatalah pemuda itu kepada
kekasihnya,
"Dik, orang tua adik jelas-jelas tak menyetujui hubungan kita", Pemuda itu menjelaskan,
"Mungkin karena abang orang miskin. Karena itu abang hendak pergi merantau. Siapa tahu nasib
abang membaik. Dan jika kita memang berjodoh, kelak pasti kita akan dapat bersama lagi".
"Jika memang itu keputusan abang, pergilah". sahut gadis itu dengan berlinang air mata.
"Tetapi jika abang sudah berhasil di rantau, lekaslah pulang". Dengan diiringi linangan air mata,
pergilah pemuda itu.
Setahun telah berlalu. Tak ada kabar mengenai pemuda itu. Si gadis mulai resah, apalagi
orangtuanya telah menjodohkan dirinya dengan laki-laki lain.

(4)(Pendit N. S. 1994 : 37).


(5)(Pendit N. S, 1994 : 37).
(6)(Yoeti A.Oka, 1982 : 130).

Saat pernikahannya kian dekat, gadis itu kian gelisah. Ia masih berharap pemuda idamannya
akan kembali. Namun harapan tinggal harapan.
Akhirnya gadis itu putus asa. Ia pergi ke Danau (Setu) Babakan. Dengan perasaan hancur ia
menceburkan dirinya ke sana. Para siluman penghuni danau itu menaruh belas kasihan pada gadis
itu. Maka ia tak mati terbenam di danau itu, tetapi menjelma menjadi buaya putih.
Hingga kini, buaya putih itu masih setia menjaga danau itu. jikalau ada orang berbuat tak
senonoh di sekitar danau, maka orang itu akan menjadi korban buaya putih.
2.3. Wisata Setu Babakan
1. Setu Babakan (Danau Babakan)
Setu Babakan atau Danau Babakan terletak di Srengseng Sawah, kecamatan
Jagakarsa, Jakarta Selatan, Indonesia dekat Depok yang berfungsi sebagai pusat Perkampungan
Budaya Betawi, suatu area yang dijaga untuk menjaga warisan budaya Jakarta, yaitu budaya asli
Betawi. Situ atau setu Babakan merupakan danau buatan dengan area 32 hektar (79 akre) dimana
airnya berasal dari Sungai Ciliwung dan saat ini digunakan untuk memancing bagi warga
sekitarnya. Danau ini juga merupakan tempat untuk rekreasi air seperti memancing, sepeda air,
atau bersepeda mengelilingi tepian setu.
Beberapa wahana wisata yang ada di Setu Babakan, dari waktu ke waktu kian dibenahi dan
diperkaya guna meningkatkan potensi wisata di Setu Babakan sendiri. Wahana wisata di Setu
Babakan antara lain:
A. wisata budaya  rumah adat betawi, budaya dan kuliner khas orang
betawi
B. wisata agro  pohon-pohon tua (masa dahulu) yang mulai jarang ditemukan, ada di setu
babakan
C. wisata air  terdapat dua setu: setu babakan dan setu mangga bolong, di setu tsb orang boleh
bebas memancing ikan tapi tidak boleh menjalanya.
Setu Babakan adalah sebuah kawasan perkampungan yang ditetapkan Pemerintah Jakarta
sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi secara berkesinambungan.
Perkampungan yang terletak di selatan Kota Jakarta ini merupakan salah satu objek wisata yang
menarik bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana khas pedesaan atau menyaksikan budaya
Betawi asli secara langsung. Di perkampungan ini, masyarakat Setu Babakan masih
mempertahankan budaya dan cara hidup khas Betawi, memancing, bercocok tanam, berdagang,
membuat kerajinan tangan, dan membuat makanan khas Betawi. Melalui cara hidup inilah, mereka
aktif menjaga lingkungan dan meningkatkan taraf hidupnya.
Setu Babakan adalah kawasan hunian yang memiliki nuansa yang masih kuat dan murni
baik dari sisi budaya, seni pertunjukan, jajanan, busana,, rutinitas keagamaan, maupun bentuk
rumah Betawi. Dari perkampungan yang luasnya 289 Hektar, 65 hektar di antaranya adalah milik
pemerintah di mana yang baru dikelola hanya 32 hektar. Perkampungan ini didiami setidaknya
3.000 kepala keluarga. Sebagian besar penduduknya adalah orang asli Betawi yang sudah turun
temurun tinggal di daerah tersebut. Sedangkan sebagian kecil lainnya adalah para pendatang,
seperti pendatang dari Jawa Barat, jawa tengah, Kalimantan, dll yang sudah tinggal lebih dari 30
tahun di daerah ini.
Setu Babakan, sebagai sebuah kawasan Cagar Budaya Betawi, sebenarnya merupakan
objek wisata yang terbilang baru. Peresmiannya sebagai kawasan cagar budaya dilakukan pada
tahun 2004, yakni bersamaan dengan peringatan HUT DKI Jakarta ke-474. Perkampungan ini
dianggap masih mempertahankan dan melestarikan budaya khas Betawi, seperti bangunan, dialek
bahasa, seni tari, seni musik, dan seni drama
2. Keistimewaannya
Perkampungan Setu Babakan adalah sebuah kawasan pedesaan yang lingkungan alam
dan budayanya yang masih terjaga secara baik. Wisatawan yang berkunjung ke kawasan cagar
budaya ini akan disuguhi panorama pepohonan rindang yang akan menambah suasana sejuk dan
tenang ketika memasukinya. Di kanan kiri jalan utama, pengunjung juga dapat melihat rumah-
rumah panggung berarsitektur khas Betawi yang masih dipertahankan keasliannya.
Yang tak kalah menarik, di perkampungan ini juga banyak terdapat warung yang banyak
menjajakan makanan-makanan khas Betawi, seperti ketoprak, ketupat nyiksa, kerak telor, ketupat
sayur, bakso, laksa, arum manis, soto betawi, mie ayam, soto mie, roti buaya, bir pletok, nasi uduk,
kue apem, toge goreng, dan tahu gejrot.
Wisatawan yang berkunjung ke Setu Babakan juga dapat menyaksikan pagelaran seni
budaya Betawi, antara lain tari cokek, tari topeng, kasidah, marawis, seni gambus, lenong, tanjidor,
gambang kromong, dan ondel-ondel yang sering dipentaskan di sebuah panggung terbuka
berukuran 60 meter persegi setiap hari Sabtu dan Minggu. Selain pagelaran seni, pengunjung juga
dapat menyaksikan prosesi-prosesi budaya Betawi, seperti upacara pernikahan, sunat, akikah,
khatam Al-Qur‘an, dan nujuh bulan, atau juga sekedar melihat para pemuda dan anak-anak latihan
menari dan silat khas Betawi, Beksi.
Sebagai sebuah kawasan cagar budaya, Setu Babakan tidak hanya menyajikan pagelaran seni
maupun budaya, melainkan juga menawarkan jenis wisata alam yang tak kalah menarik, yakni
wisata danau. Dua danau, yakni Mangga Bolong dan Babakan, di perkampungan ini biasanya
dimanfaatkan oleh wisatawan untuk memancing atau sekedar bersenda gurau dan menikmati
suasana sejuk di pinggir danau. Selain itu, wisatawan juga dapat menyewa perahu untuk menyusuri
dan mengelilingi danau.
Wisatawan yang berkunjung ke perkampungan ini juga dapat berkeliling ke perkebunan,
pertanian, serta melihat tanaman-tanaman khas Betawi di pelataran rumah-rumah penduduk.
Apabila berkunjung ke pelataran rumah penduduk, tak jarang pengunjung akan dipetikkan buah
sebagai tanda penghormatan. Jika wisatawan tertarik untuk memetik dan berniat membawa pulang
buah-buahan tersebut, maka pengunjung dapat membelinya dengan terlebih dulu bernegosiasi
harga dengan pemiliknya. Buah-buahan yang tersedia di perkampungan ini antara lain belimbing,
rambutan, buni, jambu, dukuh, menteng, gandaria, mengkudu, nam-nam, kecapi, durian, jengkol,
kemuning, krendang, dan masih banyak lagi.
Yang baru dari Setu Babakan adalah telah dibangunnya dua jembatan gantung, sehingga
pengunjung dapat menyinggahi pulau buatan di tengah Setu Babakan. Selain itu Setu babakan
adalah salah satu tempat favorit bersepeda santai di Jakarta Selatan.
3. Akses
Akses menuju lokasi perkampungan Setu Babakan relatif mudah, karena terdapat banyak
kendaraan umum yang melewati perkampungan ini. Dari Terminal Pasar Minggu, pengunjung
dapat menggunakan Kopaja No. 616 jurusan Blok M menuju Cimpedak. Setelah sekitar 30 menit
dan, pengunjung dapat turun di depan pintu gerbang perkampungan Setu Babakan. Selain itu, bagi
wisatawan yang berangkat dari Terminal Depok dapat menggunakan taksi menuju perkampungan
Setu Babakan.
4. Akomodasi dan Fasilitasnya
Sebagai sebuah kawasan cagar budaya, Perkampungan Setu Babakan hingga saat ini telah
dilengkapi fasilitas-fasilitas umum, seperti tempat ibadah, panggung pertunjukan seni, tempat
bermain anak-anak, teater terbuka, kantor pengelola, galeri, dan pertokoan suvenir. Dengan
fasilitas ini pengunjung dapat berfoto menggunakan busana adat khas Betawi dengan lokasi
pemotretan yang disesuaikan dengan keinginan pengunjung
Dilihat dari analisis SWOT dapat diketahui yang menjadi kekuatan (strenght), kelemahan
(weaknes), peluang (opportunities) dan ancaman (treast) dari pariwisata di Kota Blitar adalah
sebagai berikut:
a. Strenght (kekuatan)
 Memiliki wisata budaya, hiburan, dan kesehatan seperti kampong betawi, wisata air, dan pohon-
pohon tua yang masih terjaga.
 Memiliki tradisi budaya yang unik, seperti upacara pernikahan, sunat, dan silat khas betawi.
 Tersedia fasilitas pendukung yang memadai seperti , restoran, dan atm.
 Keramah tamahan penduduk kampong betawi
 Angkutan Umum untuk menuju objek wisata mudah didapatkan.
b. Weakness (kelemahan)
 Kurang memadainya kegiatan promosi dan penyebaran pariwisata Kota Blitar ke luar daerah.
 Keamanan dan stabilitas kurang memadai.
 Tidak tersedianya tempat penginapan.
 Penataan pintu masuk yang kurang rapih, membuat orang bisa masuk lewat pintu lain dengan
gratis..
 Tidak tersedianya lapangan parkir.
c. Opportunities (peluang)
 Digelarnya pertunjukan betawi setiap minggunya.
 Berada di Ibu Kota Indonesia
 Akses mudah
d. Threats (ancaman)
 Semakin majunya pengaruh globalisasi, membuat banyak orang melupakan budayanya.

2.4. Membenahi Tata Ruang dan Menambahkan Tempat Penginapan bagi para wisatawan
Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola pemanfaatan ruang, baik direncanakan
maupun tidak.
1. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman system jaringan prasarana dan sarana yang
berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki
hubungan fungsional.
2. Pola pemanfaatan ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.
Beberapa tempat yang haru ditata kembali :
1. Penataan Pintu Masuk & pintu keluar
Membenahi semua fasilitas mulai dari pintu masuk hingga fasilitas yang terdapat dalam
setu babakan. Dengan merapihkan atau membenahi sarana dan prasarana adalah membuat daya
tarik wisatawan semakin banyak untuk berwisata ke setu babakan.
Seperti halnya pintu masuk atau pintu keluar yang tidak ditentukan itu membuat
pengunjung bingung untuk melalui pintu yang mana yang harus dilewati, maka tidak heran banyak
wisatawan tersasar kedalam perumahan penduduk yang berada disekitar obyek wisata tersebut.
Ketidak teraturan pintu masuk atau pintu keluar yang terdapat dalam obyek wisata setu babakan.
Jadi, menentukan pintu masuk dan pintu keluar sangat penting, bukan hanya untuk datang dan
keluarnya pengunjung saja, tetapi juga kemudahan bagi para petugas untuk memeriksa dan
menjaga setu babakan dari setiap pengunjung yang datang.
Menentukan pintu masuk untuk setiap obyek wisata itu sangatlah diperlukan, karena
mempermudah mengkondisikan dan menutup pintu masuk yang lain, kecuali pintu masuk yang
telah ditentuka. Dan petugas atau pengelola bisa memperhitungkan setiap hari berapa pengunjung
yang datang ketempat wisata budaya setu babakan. Dengan mengkondisikan pintu masuk, petugas
bisa menetapkan tarif untuk setiap wisatawan yang berkunjung yang ketempat wisata setu
babakan, terkecuali penduduk sekitar yang tidak perlu dipungut biaya, tetapi harus ikut
berpatisipasi menjaga dan melestarikan obyek wisata setu babakan.
2. Penataan Lapangan Parkir
Bukan saja pintu masuk atau pintu keluar yang terdapat dalam obyek wisata, tetapi juga
lapangan parkir itu juga perlu diperhatikan. Untuk setu babakan sendiri belum mempunyai tempat
khusus lapangan parkir untuk wisatawan, sehingga mengganggu para wisatawan yang hendak
ingin berjalan-jalan sekitar danau babakan tersebut. Karena ketidak tersedianya lapangan parkir
yang terdapat dalam wisata setu babakan membuat para wisatawan diperbolehkan membawa
kendaraannya untuk mengelilingi obyek wisata setu babakan tersebut.
Ketidak tersedianya lapangan parkir membuat aturan dan tata tertib wisata setu babakan
menjadi semeraut, dan tidak terkendali. Dan secara tidak langsung merusak kualiatas alamiah yang
menjadi tujuan utama wisatawan.
Karena, Wisata adalah industri yang terkait dengan tujuan wisata dengan karakter-karakter
keindahan, keseimbangan, natural, kesehatan, dan kualitas lingkungan yang terjamin.(7)
Pembuatan lapangan parkir itu juga akan menambah pendapatan untuk masyarakat
setempat, dan juga bisa menambah dana perawatan untuk setu babakan sendiri. Dan lingkung serta
kenyamanan wisata lebih terjamin, dan wisatawan juga akan merasa senang dengan kenyamanan
yang diberikan
3. Penataan dan Menambahi Tempat Pertunjukan Budaya Betawi
Sarana tempat pagelaran seni yang sering menampilkan kebudayaan-kebudayaan asli yang
terdapat dalam kampong betawi hanya mendapat sarana panggung terbuka. Padahal secara
geografis wisata setu babakan daerah yang memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Dengan hanya
menyediakan panggung terbuka sebagai pagelaran seni asli dari kebudayaan-kebudayaan betawi
ini membuat rasa khawatir dan ragu bagi para wisatawan untuk berlibur atau berwisata ke setu
babakan.
Secara geografis wilayah setu babakan memang memiliki curah yang sangat tinggi, jadi
sebaiknya menyediakan tempat pagelaran seni yang tertutup (indoor). Panggung atau tempat
pagelaran seni yang tertutup tersebut bisa mengatasi bila terjadi hujan secara tiba-tiba, dan bisa
mengurangi rasa kekhawatiran dan keraguan bagi para wisatawan yang ingin berkunjung.
4. Menambah Tempat Penginapan
Sarana penginapan atau istirahat itu juga sangat dibutuhkan untuk meningkatkan wisatwan
setu babakan. Tentu setiap wisatawan yang ingin berlibur atau rekreasi bukan hanya mencari
tempat wisata yang indah,

(7)(http://anca45-kumpulan-makalah.blogspot.com/2011/12/dampak-pariwisata-terhadap-lingkungan.html)
wisata yang alamiah, wahanya yang seru, dan pastinya juga mencari tempat penginapan
sebagai tempat beristirahat setelah lelah berjalan-jalan mengelilingi tempat wisata yang dituju.
Tempat penginapan atau beristirahat sangat dibutuhkan sebagai daya tarik wisatawan yang
ingin berkunjung ke setu babakan. Dengan menambah tempat penginapan wisatawan juga bisa
merasakan langsung hidup dengan adat budaya betawi yang menjadi andalan wisata setu babakan.
Fasilitas yang semakin baik dan aksesnya mudah, bukan hanya wisatawan dari domestik
saja yang akan berkunjung ketempat wisata setu babakan yang kaya akan budaya dan berbagai
wisata lainnya. Bahkan wisatawan mancanegara akan berminat untuk berlibur atau berkunjung ke
tempat wisata babakan. Dengan meningkatnya pengunjung bukan hanya pendapatan masyarakat
saja yang bertambah tetapi juga berdampak pada pembangunan kepariwisataan terus di tingkatkan
dan di kembangkan untuk memperbesar penerimaan devisa negara, memperluas dan meratakan
lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat, memperkaya kebudayaan nasional, dan tetap mempertahankan kepribadian bangsa demi
terpilihnya nilai-nilai agama, mempererat persahabatan antar bangsa, memupuk cinta tanah air,
serta mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keindahan dan kenyamanan daerah tujuan wisata, seperti keindahan pemandangan alam,
sturuktur hidrologi almiah seperti air bersih, udara segar, keunikan budaya, wahana yang seru,
dan akses yang mudah, kuailitasnya bisa memburuk karena aktifitas manusia, tidak terkecuali
aktifitas wisata itu sendiri. kualitas lingkungan merupakan bagian integral dari suguhan-
suguhan alamiah. Dengan demikian, pemeliharaan terhadap kualitas lingkungan menjadi syarat
mutlak bagi daya tahan terhadap kompetisi pemilihan tujuan wisata oleh wisatawan. Jika
kualitas suatu daerah tujuan wisata menurun, maka tempat tersebut cenderung diabaikan.
aktifitas wisata dapat peran yang signifikan dalam pembiayaan program-program konservasi
lingkungan hidup. Namun, tetap harus diperhatikan bahwa aktifitas wisata juga mempunyai
potensi untuk ikut serta mengarahkan pada kerusakan lingkungan.
Bukan hanya tempat yang indah, bersih, dan fasilitas yang memadai saja yang menjadi
pilihan wisatawan, Tetapi juga pengelolan tempat wisata yang baik juga menjadi pilihan
wisatawan. Dengan pengelolaan yang baik, wisatawan juga akan merasa nyaman dan senang,
karena sebagai pengunjung mereka juga ingin mendapat tempat wisata yang terawatt dan
dikelola dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Yoeti, A. OKA. 1982. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa

Pendit, Nyoman S. 1994. Ilmu pariwisata sebuah pengantar perdana. Jakarta: PT. pradnya paramita
Ridjal D, Samsul. 1997. Peluang Pariwisata Mutiara Sumber Widya. Benih Kecerdasan.
Dampak Pariwisata, (online), (http://anca45-kumpulan-makalah.blogspot.com/2011/12/dampak-
pariwisata-terhadap-lingkungan.html)Diakses 28 september 2013
Makalah pariwisata kota blitar, (online), (http://pendiks.blogspot.com/2012/02/makalah-
deskripsi-pariwisata-di-kota.html) diakses 29 sepeptember 2013
Seputar setu babakan, (online), (http://setubabakan.wordpress.com/about/) diakses 2 oktober 2013
Rumah adat betawi, (online), (http://adewaych.blogspot.com/p/rumah-adat-betawi.html) diakses 2
oktober 2013
LAMPIRAN

Pengurus Setu Babakan


Hasil Wawancara
Nama : Rudi Irawan
TTl : Jakarta, 12 agustus 1973
Umur : 40
Status : Pengurus Setu Babakan
Hari/Waktu : Minggu, 8 Septembet 2013 pukul 14.00 – 15.00 wib
Tempat : Setu Babakan

A : Bapak Rudi
B : Adik Saya ( Bimas Pamungkas)
B : Selamat Siang pak,
A : siang dek, iya ada apa?
B : begini pak, saya ingin menanyakan tentang wisata setu babakan,
A : ouh, setu babakan ini berdiri pada tanggal 20 januari 2000 yang dibangun oleh bapak
gubernur sutiyoso.
B : ouh, andalan dari wisata setu babakan apa saja pak??
A : kalau wisata setu babakan, mempunyai 3 macam, yaitu wisata yang paling menonjol
ialah wisata budaya, yang menjadi andalan wisata setu babakan dengan menonjolkan budaya
betawi, yang kedua adalah wisata agro dengan pohon-pohon tua yang jarang ditemukan
ditempat lain, dan yang ketiga ialah wisata air dengan menawarkan sepeda air dan
memancing.
B : wah, banyak juga ya wisata yang ditawarkan oleh objek wisata dari setu babakan,
lalu program selanjutnya yang ingin dijalankan untuk menarik lebih banyak pengunjung lagi
apa pak??
A : kalau program yang sedang kami rencanakan ingin menyatukan perkampungan
betawi pesisir, betawi timur,dan betawi barat, agar kebuayaan betawi ini menjadi lebih kental
semakin mempunyai ciri khas tersendiri.
B : oh seperti itu pak, pak tadi kami sudah keliling-keliling, dan kami melihat sebuah
tempat pertunjukan teater, yang juga menjadi adalan dari wisata setu babakan, namun yang
jadi pertanyaan saya, kenapa diadakan ditempat terbuka, kenapa ngga ditempat tertutup, dari
wisata setu babakan, namun yang jadi pertanyaan saya, kenapa diadakan ditempat terbuka,
kenapa ngga ditempat tertutup, selain membuat nyaman pengunjung, itu juga bisa membuat
pendapatan untuk penduduk setempat, dengan menaru tiket masuk kepada setiap pengunjung.
A : iya sebelum-sebelum ini kami juga sudah membicarakan ini, dengan melakukan
penataan kembali kepada wisata setu babakan, bukan hanya tempat pertunjukan teater saja,
namun semua fasilitas yang terdapat di setu babakan, seperti halnya, tempat parkir, pembatas
keseluruhan wilayah setu babakan, agar bisa terkontrol, dan tidak sebarangan orang bisa
masuk ke wilayah setu babakan, dan memberikan kemudahan kepada pengunjung untuk
mencari pintu keluar, karena seringkali didapatkan pengunjung yang tersasar, karena banyak
akses yang bisa dilalui.
B : wah, ternyata sudah banyak yang ingin direncanakan untuk terus memperbaiki setu
babakan. Pak disini tempat pelesetarian budaya betawi, kalau ciri-ciri rumah adat betawi itu
sendiri seperti apa sih pak??
A : rumah adat betawi sendiri itu dibagi menjadi 2, yaitu rumah bapang dan rumah
gudang. Rumah bapang. Ciri khas rumah ini adalah teras rumahnya yang luas disanalah ruang
tamu dan bale tempat santai pemilik rumah berada, semi terbuka hanya di batasi pagar
setinggi 80 cm dan biasanya lantainya lebih tinggi dari permukaan tanah dan terdapat tangga
terbuat dari batubata di semen paling banyak 3 anak tangga. Depan dan sekeliling rumah
adalah halaman rumah yang luas baru pagar paling luar dari rumah tersebut. Bentuknya
sederhana dan terbuat dari kayu dengan ukiran khas betawi dengan bentuk rumah kotak (
dibangun diatas tanah berbetuk kotak). Rumah Bapang terdiri dari ruang tamu, ruang
keluarga, ruang tidur, kamar mandi, dapur dan teras extra luas. Rumah gudang : sudah bisa di
tebak dari namanya, Rumah adat betawi yang ini berdiri di atas tanah yang berbentuk persegi
panjang, rumahnya memanjang depan ke belakang. Atap rumahnya tampak seperti pelana
kuda atau perisai, dan di bagian muka rumah terdapat atap kecil. Rumah Betawi berstruktur
rangka kayu atau bambu, sementara alasnya berupa tanah dan di tekel atau di semen.
Keunikannya dan ciri khas dari rumah betawi terletak pada lisplank rumah ini adalah terbuat
dari material kayu papan yang diukir dengan ornamen segitiga berjajar yang diberi nama
’gigi balang’ khas banget betawinya. Di bagian tengah dari rumah tersebut di pakai sebagai
ruang tinggal di dalamnya ada kamar tidur, ruang makan, dapur dan kamar mandi dibatasi
dinding kayu tertutup dan beberapa jendela untuk ventilasi udara, di luarnya merupakan
terasi-teras terbuka yang dikelilingi pagar karawang rendah yang juga bermaterialkan kayu,
genteng untuk atab rumah bermaterialkan tanah. Dinding bagian depan dari rumah ini
biasanya bersistem knock down atau bisa di bongkar pasang berguna jika pemilik rumah
menyelenggarakan hajatan yang membutuhkan ruang lebih luas.
B : oh iya pak, ada satu lagi ni, kenapa dipintu masuk utawa sendiri bernama “PINTU
MASUK 1 BANG PITUNG PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN”
??
A : kalau nama itu diambil dari pahlawan yang terkenal dari betawi, bang pintung, itu
juga untuk menghormati para pahlawan dari betawi.
B : oh jadi gitu ya pak, yaudah pak, mungkin itu saja yang ingin saya tahu dari setu
babakan, terima kasih ya pak atas waktu yang bapak berikan.
A : Oh iya sama-sama dek, kalau butuh informasi tentang setu babakan, silahkan datang
lagi.
B : baik pak, yaudah kalau gitu saya pamit dulu, selamat sore pak.
A : sore…

Anda mungkin juga menyukai