87
Vol. 13, No.3, Desember 1999
88
8'Jeti., KETEKNIKAN PERTAN IAN
sehingga pada saat regresi (muka air b. mengandung 12% atau lebih
taut turun) banyak daerah-daerah C-organik jika fraksi mineralnya
sekitar pantai Sumatera, Kalimantan, tidak mengandung liat;
serta Irian Jaya tergenang menjadi e. jika kandungan liatnya antara 0-
rawa (Hardjowigeno, 1996). Pem- 60%, maka kandungan C-organik
bentukan tanah gam but di beberapa terdapat antara 12-18%.
daerah di Sumatera dan Kalimantan Andriesse (1988) memberikan
terjadi antara 2000-6830 tahun yang sistem klasifikasi tanah gambut yang
lalu. di dasarkan pada enam karakterisitik
Klasifikasi lahan rawa sehu- dasar, yaitu:
bungan dengan kondisi hidro-topo- a. topografi dan geomorfologi:
grafinya dilakukan sebagai berikut berhubungan dengan aspek land-
(sesuai Petunjuk Teknis Evaluasi scape, sehingga dikenal adanya
Lahan, (Puslittanak, 1993): gambut low moor (dataran
- katagori A: lahan dapat diairi rendah), transitional moor (daerah
melalui air pasang, baik pada transisi), dan high moor ( dataran
waktu pasang besar (spring tid e) tinggi); "
maupun pasang rendah (neap b. vegetasi permukaan: sering
tide), pada Musim Hujan (MH) dihubungkan pad a keperluan
maupun Musim Kering (MK); manajemen, terutama pada saat
- katagori B: lahan dapat diairi "reklamasi lahan yang menyangkut
selama pasang besar saja dan biaya pembukaan lahan gambut;
berlangsung antara 6-8 kali e. vegetasi asli yang membentUk
dalam satu tahun; gam but: dihubungkan dengan
- katagori C: lahan tidak dapat bahan gam but yang berasal. dari
diairi seeara reguler melalui air JeOls vegetasi tertentu yang
pasang, namum air tanah dapat membentuknya, sehingga dikenal
dikendalikan pada kondisi muka adanya gam but yang berasal dari
air tanah atau pada zona lumut (moss peat), rumput-
perakaran; rumputan (saw-grass peat),
- katagori D: lahan tidak dapat tanaman dari famili Cyperaeeae
diairi melalui air pasang, dan air (Cyperaceae peat), dan tanaman
tanah sering berada jauh dibawah hutan (forest atau woody peat);
zona perakaran (> 70 em dibawah d. sifat kimia gambut: dihubungkan
permukaan tanah. dengan pengaruhnya pada
Tanah gam but menurut definisi karakteristik kimia lingkungannya,
dari Sistem Klasifikasi Tanah dalam terutama menyangkut tingkat
Taksonomi Tanah, di klasifikasikan kesuburan gambut, sehingga
kedalam Ordo Histosol (histos, tissue dikenal istilah eutrophic (kesubur-
= jaringan) yang mempunyai sifat- an tinggi), mesotrophic (kesuburan
sifat sebagai berikut (Soil Survey sedan g), dan oligotrophic (kesu-
Staff, 1994): buran rendah);
a. mengandung 18% atau lebih C- e. sifat fisik gam but: dihubungkan
organik jika fraksi mineralnya dengan tingkat dekomposisi bahan
mengandung 60% atau lebih Hat; gam but, seperti "tingkat 'fibrik
89
Vol. 13, No.3, Desember 1999
90
~ KETEKNlKAN PERTANIAN
91
Vol. 13, No.3, Desember 1999
Tabel 2. Berat kering dan kandungan air pad a berbagai satuan untuk
beberapa tingkat dekomposisi dan jenis bahan gam but yang jenuh.
Satuan Sphagnum Fibrik Reed-sedge Humu
reed-sedge terdekomposisi
Berat gambut (gil) 88 160 240 3
Kandungan air (gil) 930 890 835 7
Total berat (gil) 1018 1050 1075 11
Kandungan air (% berat 91 85 78
basah)
Kandungan air (% berat 970 554 346 2
kering)
92
'C1IIdIM KETEKNIKAN PERTANIAN
93
Vol. 13, No.3, Desember 1999
94
'Ctdeti. KETEKNIKAN PERTANIAN
95
Vol. 13, No.3, Desember 1999
96