PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada Motor Diesel salah satu system terpenting adalah system aliran Bahan Bakar.
Sistem bahan bakar adalah proses mengalirnya bahan bakar dari dalam tangki
hingga masuk ke dalam system. Oleh karena itu perlunya pemahaman tentang jalur
aliran bahan bakar tersebut dan cara kerja dari komponen yang ada. Pada Sistem
bahan bakar juga terdapat beberapa komponen-komponen penting yang menunjang
kelancaran aliran bahan bakar. Apabila terdapat masalah pada sistemnya maka
dapat mengganggu kerja dari mesin, maka penting juga untuk dapat menganalisis,
memperbaiki dan melakukan pengujian terhadap proses kerja dari masing-masing
komponen sistem bahan bakar motor diesel tadi.
B. Tujuan
C. Manfaat
Di dalam kegiatan praktek motor diesel manfaat yang bisa kami dapatkan adalah
sebagai berikut:
BAB II
LANDASAN TEORI
Mesin diesel adalah sejenis mesin pembakaran dalam; lebih spesifik lagi, sebuah
mesin pemicu kompresi, dimana bahan bakar dinyalakan oleh suhu tinggi gas yang
dikompresi, dan bukan oleh alat berenergi lain (seperti busi).
Mesin ini ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang menerima paten
pada 23 Februari 1893. Diesel menginginkan sebuah mesin untuk dapat digunakan
dengan berbagai macam bahan bakar termasuk debu batu bara. Dia
mempertunjukkannya pada Exposition Universelle (Pameran Dunia) tahun 1900
dengan menggunakan minyak kacang (lihat biodiesel). Kemudian diperbaiki dan
disempurnakan oleh Charles F. Kettering.
Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam
(internal combustion engine) Prinsip kerja motor diesel adalah merubah energi
kimia menjadi energi mekanis. Energi kimia di dapatkan melalui proses reaksi kimia
(pembakaran) dari bahan bakar (solar) dan oksidiser (udara) di dalam silinder
(ruang bakar). Pembakaran pada mesin Diesel terjadi karena kenaikan temperatur
campuran udara dan bahan bakar akibat kompresi torak hingga mencapai
temperatur nyala.
Pada motor diesel ruang bakarnya bisa terdiri dari satu atau lebih tergantung pada
penggunaannya dan dalam satu silinder dapat terdiri dari satu atau dua torak/. Pada
umumnya dalam satu silinder motor diesel hanya memiliki satu torak.
Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakan dan udara akan mendorong torak yang
dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak, sehingga torak dapat
bergerak bolak-balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi
gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft).Dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol
juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada langkah kompresi.
Berdasarkan cara menganalisa sistim kerjanya, motor diesel dibedakan menjadi dua,
yaitu motor diesel yang menggunakan sistim airless injection (solid injection) yang
dianalisa dengan siklus dual dan motor diesel yang menggunakan sistim air injection
yang dianalisa dengan siklus diesel (sedangkan motor bensin dianalisa dengan siklus
otto).
1. Langkah Masuk
Pada saat langah pemasukan, piston bergerak dari TMA ke TMB. Dengan
bergeraknya piston maka akan menghisap udara luar. Adapun katup yang membuka
adalah katup masuk dan katup buang tertutup.
2. Langkah Kompresi
Setelah piston mengadakan atau pemasukan maka piston akan bergerak dari TMB ke
TMA, gerakan ini dimaksudkan agar udara yang ada di ruang bakar segera
dikompresikan atau dipampatkan. Adapun katup masuk dan katup buang dalam
keadaan tertutut dengan demikian udara tidak akan keluar.
Pada saat langkah kompresi maka langkah piston TMA bahan bakar yang berada
dalam nozel disemprotkan dalam ruang bakar berupa kabut , maka dengan
sendirinya akan terjadi pembakaran. Dari proses ini lah akan terdorong piston dari
TMA ke TMB sedang katup masuk dan buang masih dalam keadaan tertutup.
4. Langkah Buang
Setelah langkah terakhir maka piston akan bergerak dari TMB ke TMA, dengan
gerakan piston ini maka akan mendorong gas hasil pembkaran pada saat langkah
tenaga, pada saat ini katup buang membuka sedang katup masuk akan tertutup.
5. Waktu Injeksi
Injeksi dimulai pada saat piston dalam keadaan 62` sebelum TMA dan langkah
diakhiri 18` sesudah TMA. Diantara 60` sebelum TMA dan sesudah TMA digunakan
injector untuk injeksi kan bahan bakar didalam ruang bakar itu sendiri.
jenis mesin diesel Ini merupakan pengeturan yang paling sederhana, dengan semua
silinder sejajar, satu garis (inline) seperti dalam gambar 1-2 . Konstruksi ini biasa
digunakan untuk mesin diesel yang mempunyai silinder sampai delapan. Mesin
diesel satu baris biasanya mempunyai silinder vertikal. Tetapi mesin diese ldengan
silinder horisontal digunakan untuk bus. Mesin diesel seperti ini pada dasarnya
adalah mesin vertikal yang direbahkan pada sisinya untuk mengurangi beratnya.
jenis mesin diesel radial Mempunyai silinder yang semuanya terletakpada satu
bidang dengan garis tengahnya berada pada sudut yang sama dan hanya ada satu
engkol untuk tempat memasangkan semua batang engkol. Mesin jenis mesin diesel
ini dibangun dengan lima, tujuh, sembilan dan sebelas silinder.
Pengaturan jenis mesin diesel semacam ini digunakan untuk bus dan truk.
Berat tiap daya kuda, yang disebut berat mesin diesel spesifik, makin besar dengan
makin bertambahnya ukuran mesin diesel , lubang dan langkah mesin diesel. Untuk
mendapatkan mesin dengan keluaran daya sangat tinggi tanpa menambah berat
spesifiknya, maka dua dan empat mesin lengkap, yang memiliki enam atau delapan
silinder masing-masing dikombinasikan dalam satu kesatuan dengan
menghubungkan tiap mesin diesel kepada poros penggerak utama s (gb1- 4a dan b)
dengan bantuan kopling dan rantai rol atau kopling dan roda gigi.
Mesin diesel derngan dua torak tiap silinder yang menggerakkan doa poros
engkol digunakan dalam kapal dan ketreta rel. Disainya menunjukan banyak
keuntungan dari pembakaran bahan bakar, menyeimbangkan masa ulak-alik,
pemeliharaan mesin dan mudah dicapai.
5. Nama komponen dan cara kerja pada mesin diesel
1. Fuel Tank
Tangki bahan bakar (fuel tank) berfungsi untuk menyimpan bahan bakar, terbuat
dari plat baja tipis yang bagian dalamnya dilapisi anti karat. Dalam tangki bahan
bakar terdapat fuel sender gauge yang berfungsi untuk menunjukkan jumlah bahan
bakar yang ada dalam tangki dan juga separator yang berfungsi sebagai damper bila
kendaraan berjalan atau berhenti secara tiba-tiba atau bila berjalan di jalan yang
tidak rata. Fuel inlet ditempatkan 2-3 mm dari bagian dasar tangki, ini dimaksudkan
untuk mencegah ikut t
1. tutup tanki
tutup tanki ini di lengkapi dengan lubang pernapasan yang berfungsi untuk
mencegah kevakuman dan tekanan yang berlebihan di dalam tanki, pada lobang
pengisian biasanya dilengkapi strainer yang berfungsi menyaring kotoran yang
terbawa oleh bahan bakar.
2. drain valve
adalah lubang untuk menguras tanki atau untuk mengeluarkan kotoran/ air yang
mengendap pada tanki.
3. Stand pipe
Adalah pipa hisap transfer pump yang ujungnya diletakkan kurang lebih 5m di atas
dasar tanki agar endapan kotoran/air tidak masuk ke dalam sistem.
4. Buffle
Adalah penyekat yang berfungsi untuk menjaga permukaan bahan bakar pada stand
pipe selalu stanby pada saat mesin beroperasi pada nedan yang bergelombang.
2. Water Separator
Adalah komponen yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang kasar/air agar
tidak ikut terbawa bahan bakar ke dalam sistem, dengan tujuan melindungi Transfer
Pump dari partikel kasar/melindungi komponen dari kemungkinan karat.
Elemen filter ini terbuat dari strainer/kawat- kawat halus yang bisa di bersihkan,
sedangkan untuk water separatornya digunakan hanya untuk sekali pakai.
Pompa injeksi inline banyak digunakan pada mesin diesel yang bertenaga besar
karena pompa injeksi mempunyai kelebihan yaitu tiap satu pompa melayani satu
silinder, elemen pompa yang terdiri dari satu silinder dan plunger keduanya sangat
presisi sehingga celah antara plunger dengan silinder sekitar 1/1000 mm, ketelitian
ini sangat baik untuk mencegah terjadinya kebocoran saat injeksi walaupun pada
putaran rendah, sebuah alur diagonal yang disebut alur pengontrol adalah bagian
dari plunger yang di potong pada bagian atas. Alur ini berhubungan dengan bagian
atas plunger oleh sebuah lubang
b) Rack/Sleeve
Adalah komponen yang fungsinya menentukan jumlah konsumsi fuel yang akan
diinjeksikan ke dalam silinder, sesuai dengan gerakan:
Rack : bergerak ke kanan dan ke kiri untuk menentukan posisi plunger saat
dilakukan perubahan konsumsi fuel yang akan diinjeksikan
Sleeve : Bergerak naik dan turun untuk menentukan posisi plunger
saat diperlukan perubahan konsumsi fuel yang akan diinjeksikan
a. Kompak dan ringan karena hanya 4,5 kg dan komponennya hanya sedikit
jumlahnya
d. Mudah dalam menghidupkan mesin & memiliki putaran idle yang stabil
3. Solenoid
Cara kerja
Pada saat kunci kontak on, arus mengalir kekumparan solenoid, medan magnet yang
ditimbulkan menarik inti besi kedalam kumparan, katup membuka, dengan
demikian solar mengalir masuk keruang tekanan tinggi ® mesin siap dihidupkan.
Pada saat kunci off, medan magnet hilang, pegas mendorong inti besi keluar ® katup
menutup.bahan bakar, solar terhenti, Ü motor mati.
Delivery valve
Delivery valve adalah katup yang berfungsi memberikan tekanan tinggi bahan bakar
ke injector melalui pipa tekanan tinggi dan mencegah aliran balik bahan bakar dari
pipa bertekanan tinggi ke barrel. Bahan bakar yang terkompresikan oleh tekanan
tinggi oleh plunger mendorong delivery valve ke atas dan bahan bakar menyembur
keluar. Segera setelah bahan bakar terkompresikan dengan sempurna, delivery valve
akan kembali ke posisi semula karena dorongan dari valve spring untuk menutup
lubang bahan bakar (fuel Passage), dengan demikian dapat mencegah kembalinya
bahan bakar
Delivery valve bergerak turun sampai permukaan valve seat ditahan dengan kuat.
Selama langkah ini bahan bakar ditarik kembali ke injection pipe, seketika itu juga
menurunkan residual pressure antara delivery valve dan nozzle. Penarikan tersebut
memperbaiki akhir peninjeksian dan sekaligus mencegah menetesnya bahan bakar
setelah penginjeksian.
Fungsi dari governor adalah mengatur secara otomatis pemberian bahan bakar
sesuai dengan beban mesin. Mnurut mekanismenya governor dapat dibagi menjadi 2
yaitu jenis pneumatic dan sentrifugal dan menurut fungsinya dapat dibedakan
antara jenis kecepatan dan jenis semua kecepatan. Jumlah bahan bakar yang
disemprotkan diatur menurut posisi control rack yang diatur oleh governor
Seperti yang ditunjukan pada gambar, governor terdapat dua ruangan yang dibatasi
diafragma, Ruang A dihubungan oleh selang venture yang menghadap ke saringan
udara dan ruangan B dihubungkan ke Intake manifold atau venturi tambahan. Salah
satu ujung diafragma berkaitan dengan Control rack dan selalu ditahan oleh pegas
utama ke arah penyemprotan yang banyak. Bila mesin sudah bekerja diafragma
bergerak akibat perbedaan tekanan pada saringan udara dan venture tambahan dan
pengontrolan bahan bakar diperoleh dari keseimbangan antara diafragma dan pegas
utama
Drive Gear
Adalah komponen yang dapat mendeteksi/mengetahui putaran engine
Flyweight
Adalah komponen yang berfungsi merubah gaya putar engine menjadi gaya translasi
Governor Spring
Lever
Adalah bagian yang di yang dihubungkan secara mekanis dengan pedal throttle
untuk mengatur speed ( menambah/mengurangi ) putaran/power engine
Output Linkage
Governor yang terpasang pada pompa injeksi digunakan untuk mengatur kecepatan
mesin. Kecepatan mesin ini sebanding dengan mengalirnya bahan bakar ke dalam
silinder ruang bakar
Pada governor mekanik, pengaturan injeksi bahan bakarnya sesuai dengan kerja
governor yang bekerja berdasarkan gaya sentrifugal. Plunger dari pompa injeksi
berputar oleh gerakan dari batang gerigi pengatur bahan bakar ( Control Rod ),
dengan demikian mengatur jumlah bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam silinder.
Control Rod dihubungkan ke governor melalui floating lever. Bila putaran mesin
naik, batang gerigi pengatur bahan bakar bergerak mengurangi jumlah bahan bakar
yang di injeksikan. Bila putaran mesin turun, batang gerigi pengatur bahan bakar (
Control Rod ) bergerak menambah bahan bakar yang di injeksikan. Dengan
demikian governor adalah suatu mekanisme untuk lever ratio dari floating lever.
Jika mesin berputar idling, gaya sentrifugal dari bobot Flyweight adalah kecil. Jika
gaya sentrifugal ini tidak cukup besar untuk mengatasi tahanan dari batang gerigi
pengatur bahan bakar ( control Rod ) mesin dapat mati.
Batang pengatur ditekan lebih dari maksimum (posisi start), Plunyer diputar
maksimum, langkah efektif paling besar . Dengan demikian volume penyemprotan
menjadi paling banyak. Bobot sentrifugal membuka karena pedal gas pada posisi
maksimum.
Setelah mesin hidup pedal gas dilepas, batang pengatur kembali ke posisi putaran
idle.
Plunyer diputar sedikit, volume penyemprotan juga sedikit. Bobot sentrifugal
membuka tergantung pada putaran mesin. Putaran mesin naik, bobot sentrifugal
membuka dan volume injeksi diperkecil. Putaran mesin turun, bobot sentrifugal
menutup dan volume injeksi diperbesar.
Pada putaran menengah posisi batang pengatur hanya ditentukan oleh sopir. Pedal
gas sedikit ditekan, putaran mesin naik diatas putaran idle, bobot sentrifugal
membuka bebas dari pegas pengatur putaran idle dan terletak pada pegas putaran
maksimum. Dengan demikian pada posisi putaran menengah governor tidak
bekerja.
Batang pengatur pada posisi maksimum, putaran mesin juga maksimum. Bobot
sentrifugal membuka sesuai dengan putaran maksimum. Apabila putaran mesin
lebih tinggi dari putaran maksimum, bobot sentrifugal membuka penuh maka
batang pengatur tertarik ke arah stop sedikit dengan demikian governor dapat
membatasi putaran maksimum.
e). Pegas pengatur governor jenis RQ
Pada governor jenis RQ pegas pengatur dipasang menjadi satu dengan bobot
sentrifugal Pegas pengatur terdiri dari 3 buah pegas yang berfungsi untuk mengatur
putaran idle dan putaran maks. Pada putaran idle, pengaturan dilakukan oleh pegas
bagian luar (pegas idle). Bobot sentrifugal membuka tergantung dari putaran idle
dan dapat membuka tergantung dari putaran idle dan dapat membuka maksimum =
6 mm
Pada pembatasan putaran maksimum, diatur oleh semua peges pengatur bobot
sentrifugal membuka maksimum = 5 mm dari posisi gambar B ( lihat gambar)
Governor sentrifugal jenis RSV adalah satu governor yang dapat meregulasi setiap
putaran mesin (putaran idle sampai putaran maksimum). Huruf V (verstell) berarti
penyetel/pemindah.Pada governor sentrifugal jenis RSV hanya terdapat satu pegas
tarik sebagai pengatur yang terpasang diluar bobot sentrifugal.
a. Posisi start
Pada saat mesin belum hidup, batang pengatur selalu pada posisi start karena
tarikan dari pegas start.Dengan demikian mesin dapat lebih mudah dihidupkan
walaupun tuas penyetel pada posisi idle.
b. Posisi idle
Tuas penyetel pada posisi putaran idle. Pegas pengatur tertarik sedikit bobot
sentrifugal membuka tergantung putaran idle dan kekuatan pegas pengatur. Putaran
mesin naik, bobot sentrifugal membuka, volume injeksi diperkecil. Putaran mesin
turun, bobot sentrifugal menutup volume injeksi diperbesarSupaya putaran idle
dapat stabil, maka untuk meregulasi putaran dipasang pegas tambahan untuk
putaran idle.
Tuas penyetel pada posisi maksimum pegas pengatur tertarik penuh. Volume injeksi
banyak putaran mesin tinggi dan bobot sentrifugal membuka. Putaran maksimum
dapat tercapai apabila gaya sentrifugal sebanding dengan kekuatan pegas pengatur.
Putaran mesin bertambah naik bobot sentrifugal membuka tambah kuat batang
pengatur tertarik kearah stop / sedikit.
4. Injektor
Adalah komponen yang bertugas untuk mengkabutkan bahan bakar ke dalam ruang
silinder sesuai waktu yang di yang tepat agar terjadi pembakaran yang sempurna.
Gambar injektor
Pembukaan injector ada berbagai macam cara antara lain menggunakan tekanan
bahan bakar solar yang tinggi, menggunakan solenoid, dan menggunakan cam.
Tetapi yang banyak digunakan pada motor diesel pada umumnya menggunakan
tekanan solar yang tinggi karena lebih sederhana dan lebih mudah.
Bahan bakar dari pompa tekanan tinggi masuk ke injector, karena penampung
injector berbebtuk kerucut sehingga ada tekanan ke atas dari bahan bakar untuk
melawan tekanan dari pegas, bila pegasnya kalah maka bahan bakar akan
menyembur lewat celah yang ada dan berupa kabut karena tekanannya tinggi. Ini
berlangsung selama tekanan bahan bakar melebihi tekanan pegas.
Pompa Pengalir
a) Langkah antara
Cara kerja :
Penumbuk rol ditekan kebawah oleh eksentrik, volume dibawah torak menjadi kecil,
katup tekan membuka Solar mengalir keruang diatas torak karena, volume diatas
torak menjadi lebih besar Pada langkah ini tidak terjadi pengisapan dan penekanan
solar
Cara kerja :
Eksentrik tidak menekan penumbuk rol, torak ditekan keatas oleh pegas, Volume
dibawah torak menjadi besar katup hisap membuka Solar dihisap dari tangki lewat
saringan kasa, volume diatas torak menjadi lebih kecil, katup tekan menutup, solar
ditekan kesaringan halus
Cara kerja :
Penumbuk rol ditekan oleh eksentrik Volume dibawah torak menjadi lebih kecil,
solar mengalir keluar melalui KT1 volume diatas torak menjadi lebih besar Solar
mengalir melalui KI2 kedalam ruang atas torak.
b) Langkah pengembali
Cara kerja :
Torak bergerak keatas karena tekanan pegas, volume diatas torak menjadi lebih
kecil, solar mengalir keluar melalui KT2 volume dibawah torak menjadi lebih besar,
solar mengalir dari tangki melalui KI1 keruang dibawah torak Pompa ini digunakan
untuk motor Diesel besar
Cara kerja :
Tuas ditekan oleh eksentrik. Membran turun kebawah, Volume diatas membran
menjadi besar, katup hisap membuka, solar masuk keruang diatas membran
Langkah tekan
Cara kerja :
Membran bergerak keatas karena tekanan pegas volume diatas membran menjadi
kecil, katup tekan akan membuka, solar ditekan keluar melalui katup tekan
5. Turbocharger
Sebuah motor 4 langkah dikatakan turbocharger apabila tekanan isapnya lebih tinggi
daripada tekanan atmosfer sekitarnya. Hal ini diperoleh dengan jalan memaksa
udara atmosfer masuk ke dalam silinder selamalangkah isap, dengan pompa udara
yang disebut turbocharger.
Perbedan-perbedaan yang ada adalah pada variasi peningkatan tekanan dan debit
udara yang dimasukkan dalam ruang silinder. Rumah turbin, desain roda turbin dan
konstruksi yang berbentuk volute ataupun nozzle sangat menentukan kecepatan
aliran gas yang akan menggerakkan poros kompressor. Ketika mesin mulai
digerakkan maka gas buang akan memasuki rumah turbin yang berbentuk volute
dengan variasi ruang yang semakin kecil
dengan kecepatan yang sangat tinggi. Kecepatan gas yang sangat tinggi ini akan
digunakan untuk memutar turbin, yang kemudian keluar melalui pipa buang ke
atmosfir.
Akibat perputaran turbin maka compressor juga akan ikut berputar dan
menyebabkan terjadinya tekanan vakum pada sisi hisap compressor. Akibatnya
tekanan atmosfer akan memaksa udara ke dalam saluran hisap compressor pada
kecepatan relative tinggi. Udara ini kemudia memasuki diffuser dan mengalami
penekanan lagi pada rumah compressor dan
Jenis ini digunakan untuk meningkatkan batas torsi mesin dan tekanan efektif rata-
rata (mep). Beberapa jenis mesin V dan inline menggunakan dua atau empat
turbocharger dan aftercooler (masing-masing satu untuk pipa manifold buang).
Cara kerja:
Udara mengalir dari saringan udara ke rumah kompressor tingkat pertama (low
pressure turbocharger), kemudian keluar dari kompressor tingkat pertama dan
masuk kompressor tingkat kedua. Setelah udara ditekan pada kompressor tingkat
dua maka udara keluar melewati aftercooler menuju pipa hisap silinder. Pada
keadaan ini temperatur udara
Gas buang hasil pembakaran memasuki pipa manifold tipe pulsa yang kemudian
memasuki rumah turbin tingkat dua. Gas buang kemudian meninggalkan turbin
tingkat dua dan memasuki turbin tingkat pertama yang akan menggerakkan roda
turbin dengan sisa-sisa energi yang terkandung dalam gas buang. Kemudian gas ini
dibuang melalui pipa saluran buang ke atmosfer. Dengan metode ini diperkirakan
diperoleh daya tambahan sebesar 75 HP dan torsinya meningkat sampai putaran 700
rpm.
2. Turbocharger majemuk
Berdasarkan uji coba eksperimental, maka dengan metode ini efisiensi total mesin
diesel dapat mencapai 46,5%. Sistem yang mencakup roda turbin dan porosnya
dihubungkan ke sebuah kopling fluida. Kemudian turbin ini dihubungkan dengan
roda gigi reduksi dan poros outputnya dihubungkan dengan crankshaft.
Cara kerja:
Gas buang menggerakkan roda turbin yang selanjutnya akan menggerakkan kopling
fluida yang akan menyebabkan turbin ikut berputar. Perputaran turbin akan
menggerakkan ruda gigi reduksi yang akan membantu pergerakan crankshaft. Gas
buang yang meninggalkan
1. Turbin
Roda turbin yang memulai proses keseluruhan kompresi udara ke silinder, turbin
turbocharger dapat dibuat dari aluminium atau keramik, dewasa ini penggunaan
keramik lebih diutamakan karena ringan dan tahan panas, semakin ringan turbin
akan menghasilkan putaran yang lebih cepat dan mencegah turbo lag. Turbo lag
adalah jeda saat mesin tidak merespon tekanan udara yang dihasilkan turbocharger,
biasanya terjadi saat mesin masih pada putaran rendah.
Roda turbin dapat berputar antara 80.000 – 150.000 rpm, untuk itu diperlukan
pelimasan yang sangat baik untuk mencegah kerusakan pada turbin. Turbin
dihubungkan dengan batang turbin (turbine shaft). Bantalan dan sambungan yang
sesuai antara turbin dan batang turbin sangat dibutuhkan karena mereka bekerja
pada putaran yang sangat tinggi.
2. Kompressor
Saat kompressor berputar, menghisap udara sekitar ke dalam air inlet yang letaknya
berlawanan dengan turbin untuk mendapatkan udara dingin. Kompressor
meningkatkan tekanan udara 6 – 8 psi. Pada tekanan permukaan laut, kepadatan
udara 14,7 psi. Sehingga kompressor dapat meningkat hingga 50%.
Blow off valve merupakan komponen yang dapat mencegah kebocoran tekanan
udara (boost) terlalu awal saat meningkatkan tekanan udara yang biasanya terjadi
saat pergantian roda gigi transmisi. Banyak faktor untuk menggunakan blow off
valve bergantung pada dimana blow off valve tersebut dipasang, kapasitas dan
ukuran turbocharger dan daya mesin yang dihasilkan pada tiap kendaraan.
2. Wastegates
3. Relief Valve
Relief valve dapat digunakan sebagai komponen pengaman tekanan udara ganda
(secondary boost safety device). Dengan menyetel baut dapat mengontrol titik
pembuangan tekanan udara (dari 0,8 kg/mm2 hingga 2,0 kg/mm2). Melindungi
intake manifold dan mesin dari tekanan udara tiba-tiba dan overboosting.
4. Tachometer
menampilkan putaran mesin per menit sebagai indikator untuk pengemudi. Dengan
memperhatikan kecepatan putaran mesin, pengemudi dapat segera mematikan
mesin saat mesin bekerja berlebihan. Tachometer juga dapat meyakinkan bahwa
turbocharger dan mesin
5. Boost Gauge
Menunjukkan besarnya tekanan udara yang dihasilkan turbocharger dalam psi atau
bar. Selama turbocharger dan mesin bekerja bersama-sama, besarnya tekanan udara
yang masuk ke dalam mesin sangat perlu diperhatikan, besarnya harus selalu tetap
dalam kapasitas yang di ijinkan (jangan sampai melebihi batas spesifikasi atau
overboost).
6. Turbo Timer
Intercooler merupakan suatu alat yang berfungsi untuk melepas kalor. Intercooler
biasanya dipakai untuk mendinginkan udara keluaran dari supercharger atau
turbocharger. Temperatur udara keluaran turbocharger diatas 120°C, tergantung
dari tekanan (boost) yang dihasilkan maka dari itu temperatur udara yang sangat
tinggi sudah pasti memiliki kerapatan yang sangat rendah sehingga pembakaran
yang terjadi didalam silinder kekurangan oksigen sehingga menyebabkan
kemampuan unjuk kerja motor menurun. Dari sinilah muncul pemikiran untuk
membuat kerapatan udara yang masuk kedalam silinder bertambah supaya
kandungan oksigennya kaya. Maka dari itu pada motor bakar yang dilengkapi
sepercharger atau turbocharger harus disertai dengan penambahan intercooler.
Ada juga yang pendinginannya dengan media udara dan cairan (semprot air), ada
juga yang cairan saja. Penurunan temperatur keluaran intercooler dengan
pendinginan udara sekitar 15%-25%, dengan media udara dan semprotan air sekitar
20%-35%. Dan yang paling extreme yang sering dilakukan pada mobil-mobil balap
(Drag race) pendinginan intercooler dengan menyemprotkan air dingin pada
permukaan intercooler sehingga temperatur keluarannya diharapkan sekitar 24-
27°C (dari temperatur awal 120°C).
BAB III
DISASSEMBLY DAN ASSEMBLY MOTOR DIESEL 4 JB
1
A. DATA SPESIFIKASI MOTOR
4 JB 1
Main specification :
Main features :
1. Altenator A.C : 12 V – 35 A
2. Voltage regulator : integral w / Alt
3. Starter : 12 V – 2.2 KW gear reduction
4. Exhaust outlet : Vertical-Up-Rear
5. Ait inlet : Vertical-Up-Rear
6. Flywheel housing : SAE #4
7. Flywheel : for 10” overcenter clutch 2 piece
8. Oil pan : centes sump-35’ inclination
9. Water outlet : Vertical
10. Fan : 15 in (380 mm) blower
1. Alat
A. Tool box
B. Tool stan
C. Kunci L
D. Kunci momen
E. Snap joint plier
F. Valve spring compress
G. Ring expander
H. Piston expander
I. Alat ukur:
2). Micrometer
8). V block
1. Kape
2. Sikat baja
3. Kuas
4. Wadah
5. Majun
2. Bahan
A. Engine stan ISUZU 4 JA 1
B. Minyak pelumas (oli) 6,3 liter
C. Gasket cair
D. Bensin (untuk mencuci komponen)
3. K-3
4. PEMBONGKARAN
Prosedur/ Urutan Kerja
1. Langkah 1
1. Langkah 2
1. Langkah 3
17). Flywheel
22). Camshaft
30). Crankshaft
32). Tappet
Batas : 0.20 mm
Hasil pengukuran
1 0,20 mm
2 0,20 mm
3 0,03 mm
4 0,10 mm
5 0,15 mm
6 0,20 mm
Kesimpulan :
Batas : 0,20 mm
Batas : 0,20 mm
3) Pengukuran katup
Ukuran standar
Batas
Cylinder 1
Hasil pengukuran
ü Katup in
Rata-rata : 7,95 mm
ü Katup ex
Rata-rata : 7,89 mm
Cylinder 2
Hasil pengukuran
ü Katup in
Rata-rata : 7,95 mm
ü Katup ex
Rata-rata : 7,92 mm
Cylinder 3
Hasil pengukuran
ü Katup in
Rata-rata : 7,95 mm
Kesimpulan : masih bagus
ü Katup ex
Rata-rata : 7,94 mm
Cylinder 4
Hasil pengukuran
ü Katup in:
Rata-rata : 7,94 mm
ü Katup ex:
1. Ketebalan valve
Batas : 1,5 mm
Cylinder 1
Hasil pengukuran
üKatup in : 1,80 mm
üKatup ex : 1,75 mm
Cylinder 2
Hasil pengukuran
üKatup in : 1,75 mm
üKatup ex : 1,80 mm
Cylinder 3
Hasil pengukuran
üKatup in : 1,80 mm
üKatup ex : 1,80 mm
Kesimpulan : masih bagus
Cylinder 4
Hasil pengukuran
üKatup in : 1,80 mm
üKatup ex : 1,75 mm
Batas : 48,2 mm
Silinder 1
Hasil pengukuran
üKatup in : 49,35 mm
üKatup ex : 49,20 mm
Silnder 2
Hasil pengukuran
üKatup in : 49,20 mm
üKatup ex : 49,40 mm
Kesimpulan : masih bagus
Silinder 3
Hasil pengukuran
üKatup in : 49,35 mm
üKatup ex : 49,20 mm
Silinder 4
Hasil pengukuran
üKatup in : 49,35 mm
üKatup ex : 49,30 mm
Batas : 18,1 kg
Silinder 1
Hasil pengukuran
üKatup in : 20 kg
üKatup ex : 20,5 kg
Hasil pengukuran
üKatup in : 19,5 kg
üKatup ex : 20 kg
Silinder 3
Hasil pengukuran
üKatup in : 19,5 kg
üKatup ex : 19,5 kg
Silinder 4
Hasil pengukuran
üKatup in : 20 kg
üKatup ex : 19,5 kg
Batas : 0,20 mm
Hasil pengukuran :
1). 0,06 mm
2). 0,06 mm
3). 0,06 mm
4). 0,07 mm
5). 0,06 mm
6), 0,06 mm
Rata-rata : 0,06 mm
Ukuran standar : 93 mm
Batas : 93,08 mm
Silinder 1
Hasil pengukuran
Hasil pengukuran
Silinder 3
Hasil pengukuran
Silinder 4
Hasil pengukuran
6) Pengukuran piston
Piston cylinder 1
Piston cylinder 2
Piston cylinder 3
Piston cylinder 4
No
Atas Tengah Bawah
Silinder
1 92 mm 92,32 mm 92,47 mm
2 92 mm 92,38 mm 92,40 mm
Ukuran standar :
Batas : 1,5 mm
PISTON 1
PISTON 3
PISTON 4
Batas : 19,1 mm
Rocker arm 1
Hasil pengukuran:
1). 19,02 mm
2). 19,02 mm
Rata-rata: 19,02 mm
Rocker arm 2
Hasil pengukuran:
1). 19,01 mm
2). 19,02 mm
Rata-rata: 19,015 mm
Rocker arm 3
Hasil pengukuran:
1). 19,02 mm
2). 19,02 mm
Rata-rata: 19,02 mm
Kesimpulan: masih bagus
Rocker arm 4
Hasil pengukuran:
1). 19,02 mm
2). 19,02 mm
Rata-rata: 19,02 mm
Rocker arm 4
Hasil pengukuran:
1). 19,01 mm
2). 19,02 mm
Rata-rata: 19,015 mm
Rocker arm 5
Hasil pengukuran:
1). 19,02 mm
2). 19,02 mm
Rata-rata: 19,02 mm
Rocker arm 6
Hasil pengukuran:
1). 19,02 mm
2). 19,02 mm
Rata-rata: 19,02 mm
Rocker arm 7
Hasil pengukuran:
1). 19,03 mm
2). 19,02 mm
Rata-rata: 19,025 mm
Rocker arm 8
Hasil pengukuran:
1). 19,02 mm
2). 19,02 mm
Rata-rata: 19,02 mm
Batas : 0,3 mm
Hasil pengukuran : 0 (tidak ada)
Batas : 18,90 mm
8) Pengukuran camshaft
Batas : 49,60 mm
Jurnal 1
Hasil pengukuran:
1). 49,97 mm
2). 49,96 mm
Rata-rata: 49,965 mm
Jurnal 2
Hasil pengukuran:
1). 49,95 mm
2). 49,95 mm
Rata-rata: 49,95 mm
Jurnal 3
Hasil pengukuran:
1). 49,93 mm
2). 49,94 mm
Rata-rata: 49,935 mm
Batas : 41,65 mm
Cam 1
Cam 2
Cam 3
Cam 4
Cam 5
Cam 6
Cam 7
Cam 8
Batas : 0,1 mm
9) Pengukuran cranksfat
Batas : 64,5 mm
Batas : 59,91 mm
Hasil pengukuran:
1). 59,92 mm
2). 59,92 mm
Rata-rata: 59,92 mm
Hasil pengukuran:
1). 59,92 mm
2). 59,92 mm
Rata-rata: 59,92 mm
Hasil pengukuran:
1). 59,92 mm
2). 59,92 mm
Rata-rata: 59,92 mm
Hasil pengukuran:
1). 59,92 mm
2). 59,92 mm
Rata-rata: 59,92 mm
Hasil pengukuran:
1). 59,92 mm
2). 59,92 mm
Rata-rata: 59,92 mm
Batas : 52,9 mm
1). 52,92 mm
2). 52,93 mm
Rata-rata: 52,925 mm
Hasil pengukuran:
1). 52,92 mm
2). 52,92 mm
Rata-rata: 52,92 mm
Hasil pengukuran:
1). 52,919 mm
2). 52,919 mm
Rata-rata: 52,919 mm
Hasil pengukuran:
1). 52,92 mm
2). 52,92 mm
Rata-rata: 52,92 mm
Hasil pengukuran:
1). 52,925 mm
2). 52,93 mm
Rata-rata: 52,92 mm
Hasil pengukuran:
1). 52,92 mm
2). 52,92 mm
Rata-rata: 52,92 mm
Batas : 30,97 mm
Hasil pengukuran : 31 mm
Piston cylinder 4
Batas : 12,95 mm
Tappet 1
Tappet 2
Tappet 3
Tappet 4
Tappet 5
Tappet 6
Tappet 7
Tappet 8
1. Langkah 1
1) Cylinder body
2) Tappet
4) Crankshaft
7) Camshaft
16) Crankcase
1. Langkah 2
1. Langkah 3
Dari praktik yang dilaksanakan tidak ada temuan kasus yang berat, tetapi hanya
baud yang tidak ada, mur yang longgar.