Disusun oleh :
Kasipah (1584202016)
Syukur alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan makalah tentang “Pembelajaran
dan Pengembangan Kurikulum” ini dengan baik. Sholawat serta salam tak lupa kami ucapkan
pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW karena beliau telah membawa kita dari Zaman
jahiliah menuju zaman yang penuh ilmu pengetahuan.
Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Belajar dan Pembelajaran. Kami
berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan bisa menambah ilmu
dan pengetahuan bagi para pembaca.
Kani memohon maaf apabila ada kesalahan di dalam penulisan makalah ini, karena
manusia tidak pernah lepas dari kesalahan. Kritik dan saran pembaca selalu kami tunggu, agar
kedepannya kami menjadi lebih baik dalam penyusunan makalah. Terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
JUDUL ...........................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dari uraian latar belakang di atas dapat diambil beberapa pokok permasalahan
yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:
1
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini antara lain :
1. Untuk mengetahui yang di maksud dengan kurikulum.
2. Untuk mengetahui landasan dalam pengembangan kurikulum.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan pengembangan kurikulum.
4. Untuk mengetahui tahap-tahap pengembangan kurikulum.
5. Untuk mengetahui apakah politik mempengaruhi kurikulum.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Fungsi kurikulum dapat dilihat dari sisi pengembang kurikulum (guru), dari
sisi peserta didik , dan dapat juga ditinjau dari dalam berbagai perspektif, antara
lain sebagai berikut :
3
2. Fungsi Kurikulum bagi Kepala Sekolah
4
Dengan mengetahui kurikulum suatu sekolah, masyarakat, sebagai
pemakai kelulusan dapat melaksanakan :
Ikut memberikan kontribusi dan memperlancar pelaksanaan
program pendidikan yang membutuhkan kerja sama dengan
pihak orang tua dan masyarakat.
Ikut memberikan kritik dan saran kontruktif dan penyempurnaan
program pendidikan sekolah.
1. Landasan Filosofis
5
demikian, filsafat suatu negara tidak bisa dipungkiri akan mempengaruhi
tujuan pendidikan di negara tersebut. Oleh karena itu, tujuan
pendidikan di suatu negara akan berbeda dengan tujuan
pendidikan di negara lainnya, sebagai implikasi dari adanya perbedaan
filsafat yang dianutnya.
2. Landasan Psikologis
6
Minimal terdapat dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan
kurikulum yaitu (1) psikologi perkembangan dan (2) psikologi belajar.
Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku
individu pribadi anak didik berkenaan dengan perkembangannya. Dalam
psikologi perkembangan yang dalam term tertentu disamakan dengan ilmu Jiwa
Perkembangan, di dalamnya dikaji tentang hakekat perkembangan, pentahapan
perkembangan anak, aspek-aspek perkembangan, tugas-tugas perkembangan
individu, serta hal-hal lainnya yang berhubungan perkembangan individu, yang
semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan mendasari
pengembangan kurikulum.
3. Landasan Sosial-Budaya
7
Mempelajari dan memahami kebutuhan masyarakat.
Menganalisis budaya masyarakat tempat sekolah berada.
Menganalisis kekuatan serta potensi daerah.
Menganalisis syarat dan tuntunan tenaga kerja.
Menginterpretasi kebutuhan individu dalam kerangka kepentingan
masyarakat
8
pengembangan isi/materi pendidikan, penggunaan strategi dan media
pembelajaran, serta penggunaan sistem evaluasi. Secara tidak langsung
menuntut dunia pendidikan untuk dapat membekali peserta didik agar
memiliki kemampuan
memecahkan masalah yang dihadapi sebagai pengaruh
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi juga dimanfaatkan untuk memecahkan masalah
pendidikan.
1. Adanya perkembangan dan perubahan bangsa yang satu dengan yang lain.
9
pendidikan akan berjalan dengan baik tanpa dibayangi ketakutan terhadap kekuasaan
atau penguasa.
Banyak sekali pemikiran, konsep atau teori baru dalam proses pembelajaran,
walaupun pemikiran itu kadang hanyalah perubahan pada titik tekannya saja.
Misalnya mengenai active learningatau (CBSA),contextual learning, quntum
teaching-learning dan lain-lain, untuk dapat mengaktifkan seorang individu siswa dan
mengaktifkan kelompok.
Masyarakat adalah suatu komunitas yang dinamis dan akan selalu berubah,
baik perubahan kearah positif maupun negatif perubahan positif antara lainadalah
kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan pendidikan anak, terutama lagi kalangan
menengah ke atas, dengan menyediakan fasilitas yang memadai seperti alat
komunikasi, transportasi, komputer dan internet. Perubahan kearah negatif
sesungguhnya lebih banyak terjadi akibat efek tidak baik karena kemudahan-
kemudahan yang dialami oleh manusia modern, seperti mudahnya berkomunikasi
antar individu yang kemudian disalahgunakan untuk kejahatan.
10
kurikulum paling tidak harus disesuaikan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan,
agar anak memiliki bekal yang cukup untuk menghadapi kehidupan di masa depan.
11
dilakukan adalah untuk melihat kelemahan atau kekurangan dari perencanaan,
sehingga dapat dilakukan perbaikan (revisi). Dalam uji coba ini, pengembang
kurikulum dapat melakukan observasi langsung di kelas dan/atau meminta
pendapat dari peserta didik tentang pengalaman belajar mereka selama mengikuti
kurikulum baru. Begitu juga pendapat dari para pakar pendidikan, pakar psikologi,
pakar bidang study, dan lain-lain termasuk kepala sekolah, guru dan orang tua.
4. Uji Lapangan
Tujuannya adalah untuk menganalisi kondisi-kondisi pelaksanaan kurikulum agar
diperoleh hasil yang lebih memadai dan sempurna
5. Pelaksanaan Kurikulum
Setelah kurikulum dilakukan uji lapangan, kemudian diberikan pelatihan-pelatihan
kepadan kepala sekolah dan guru secara bertahap dan kontinu, maka selanjutnya
kurikulum siap dilaksanakan secara serentak.
6. Pengawasan Mutu Kurikulum
Kurikulum itu sifatnya dinamis yang akan terus mengikuti perubahan dan
perkembangan jaman. Jika suatu kurikulum dianggap banyak memiliki kekurangan
dan kelemahan, maka perlu dilakukan perubahan dan pembaharuan kurikulum.
Untuk itu, pengawasan mutu kurikulum merupakan tahap penting yang harus
dilakukan.
Kurikulum memang bukan merupakan sesuatu hal yang statis, tetapi ia harus
dinamis mengikuti perkembangan zaman. Pembaruan kurikulum ini juga harus melihat
dinamika perubahan yang terjadi di masyarakat, karena kurikulum tidak bebas dari
realitas sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Dalam sejarah perjalanan pendidikan yang
dialami negeri ini, cukup banyak hal yang membuat pendidikan kita disusupi
kepentingan politik golongan tertentu. Sederhana saja, kurikulum yang berganti
mengikuti bergantinya menteri merupakan potret tidak jelasnya arah pendidikan.
Pendidikan yang diharapkan memiliki tujuan pasti demi mengubah kondisi bangsa
menuju kemajuan, telah diboncengi sekian banyak kepentingan.
12
Menurut Rakhmat Hidayat, kurikulum adalah jantung pendidikan. Kurikulum
mampu mengonstruksi wajah pendidikan suatu bangsa, bila berkualitas kurikulum yang
dihasilkan maka berkualitas pula pendidikan bangsa tersebut atau sebaliknya.
Meskipun demikian, kurikulum bukanlah hanya sekedar menyangkut materi,
pendekatan, metode, instrumen dan proses pembelajaran yang terjadi di level mikro,
tetapi kurikulum juga menyangkut hubungan-hubungan sosial berbagai agen yang
terlibat dan berkepentingan di belakangnya. Kurikulum sangat terkait dengan
kepentingan politik penguasa, relasi negara dan sekolah, maupun relasi antara sekolah
dan masyarakat. Dalam konteks kepentingan politik kekuasaan golongan tertentu,
kondisi pergantian kurikulum mempermudah penguasa untuk menyelipkan pesan
politik. Oleh sebab itu yang terjadi selanjutnya adalah kurikulum yang selama ini
berjalan selalu bernuansa kepentingan politik. Kekuasaan dan pendidikan ibarat dua
sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan.
Mengapa hal ini masih dipertahankan ? sangat susah untuk menjawabnya, sebab
masyarakat tidak mampu melawan atau mencoba lari dari kurikulum yang ada.
Mengutip pendapat M. Sirozi, politisasi kurikulum sesungguhnya berpeluang besar
dalam membangun pendidikan sesuai dengan kepentingan penguasa sehingga rakyat
bisa ditundukkan dan diarahkan sesuai dengan keinginan penguasa.
Dalam sejarah Indonesia, kita bisa lihat bagaimana kurikulum tidak bebas dari
relasi kekuasaan. Orde Baru melalui kurikulum mata pelajar Sejarah dan P4 (Pedoman,
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) menjadikan pendidikan sebagai aparat negara
yang bersifat ideologis (ideological state apparatus). Melalui buku-buku teks para
pelajar digiring untuk mempunyai pemahaman sejarah versi resmi Orde Baru. Dengan
penataran-penataran P4 di setiap tingkatan, para pelajar, mahasiswa, dan bahkan PNS
juga dicocok hidungnya agar tunduk dan patuh kepada rezim Orde Baru. Penafsiran
kritis terhadap sejarah maupun Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di
luar kurikulum yang telah dirumuskan oleh Pemerintah dianggap haram atau subversif.
13
metode brain washing digunakan secara luas membentuk pola pikir kaum muda, agar
sejalan dengan doktrin komunisme.
14
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
15
dengan kepentingan politik penguasa, relasi negara dan sekolah, maupun relasi
antara sekolah dan masyarakat. Dalam konteks kepentingan politik kekuasaan
golongan tertentu, kondisi pergantian kurikulum mempermudah penguasa untuk
menyelipkan pesan politik. Oleh sebab itu yang terjadi selanjutnya adalah kurikulum
yang selama ini berjalan selalu bernuansa kepentingan politik. Kekuasaan dan
pendidikan ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal. 2011. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya
H, Dakir. 2004. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Indonesia: Rineka Cipta
Hidayat, Rahman. 2011. Pengantar Sosiologi Kurikulum . Jakarta : Raja grafindo persada.
Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Syadih, S. Nana. 1997. Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek. Bandung: Rosdakarya.
http://mudzakkirology.blogspot.co.id/2014/02/politik-pendidikan-dan-kurikulum.html
https://irmaalhanaah.wordpress.com/2014/12/12/telaah-kurikulum-pengaruh-politik-terhadap-
perubahan-kurikulum/
http://yuliernawati07.blogs.uny.ac.id/2015/10/15/alasan-alasan-perlunya-pengembangan-
kurikulum/
17