Anda di halaman 1dari 51

Jenis Batuan, Tektonik

Lempengan dan Proses


Pelapukan Batuan

SI-113
GEOLOGI TEKNIK

DOSEN:
DR. techn. INDRA NOER
HAMDHAN, ST., MT.
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG 2012
Sipil Itenas 2012 – Page 1
Definisi Geologi Teknik
Geologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kerak
bumi (earth crust); mulai dari asal-usul, jenis, komposisi, dan
penyebaran materialnya, hingga struktur dan proses
perubahan yang terjadi.
Geologi teknik atau Engineering Geology adalah ilmu
geologi terapan dalam bidang teknik sipil yang mempelajari
hubungan dan pengaruh geologi terhadap pekerjaan
konstruksi (engineering practice).
Geoteknik atau Geotechnic adalah
cabang dari ilmu teknik sipil yang
menerapkan geologi dalam tahap
perencanaan, pelaksanaan maupun
operasional pada pekerjaan
konstruksi.
Sipil Itenas 2012 – Page 2
Struktur Bumi
Inner core (inti dalam) adalah pusat dan bagian terpanas dari
bumi. Bahannya solid (padat) dan terbuat dari besi dan nikel
dengan temperatur hingga 5,500°C.

Outer core (inti luar) adalah


lapisan berbentuk cair di
sekeliling inner core yang
juga terbuat dari besi dan
nikel dengan temperatur
yang kurang lebih sama
dengan inner core.

Sipil Itenas 2012 – Page 3


Struktur Bumi
Mantle (selubung) adalah lapisan paling tebal dari bumi.
Diameternya ± 2,900 km. Lapisan ini terbuat dari semi-molten
rock atau magma. Bagian atas dari mantle merupakan batuan
keras, dan bagian di bawahnya merupakan batuan lunak
(batuan yang meleleh).

Crust (kerak) merupakan


bagian paling luar dari bumi
dengan tebal lapisan 0-60
km. Crust merupakan
lapisan batuan padat
tempat kita hidup.

Sipil Itenas 2012 – Page 4


Daur Geologi
Daur geologi adalah suatu daur
gejala geologis dari pelapukan,
pengangkutan, pengendapan,
perlipatan, pengangkatan yang
silih berganti.
Daur geologi dibagi menjadi 3
bagian:
1) Orogenesis, yaitu pembentuk-
an pegunungan.
2) Glyptogenesis, yaitu penghan-
curan timbulan antara lain
akibat gaya-gaya eksogen.
3) Litogenesis yaitu pembentukan
kembali batuan endapan
kedalam samudra. Sipil Itenas 2012 – Page 5
Daur Geologi - Orogenesis
Gunung terjadi karena adanya
proses gaya tektonik yang
bekerja dalam bumi, salah
satunya disebut orogenesis.
Dalam proses orogenesis ini
sedimen yang terkumpul menjadi
berubah bentuk karena
mendapat gaya tekan dari
tumbukan lempeng tektonik.

Sipil Itenas 2012 – Page 6


Daur Geologi - Glyptogenesis
Gliptogenesis: proses penghacuran suatu pegunungan material
kemudian menjadi erasin, denudasi (pengikisan lapisan atas
permukaan bumi oleh tenaga eksogen) dan lain-lain.
Secara umum tenaga eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu:
1) Atmosfer, yaitu perubahan suhu dan angin.
2) Air yaitu bisa berupa aliran air, siraman hujan, hempasan
gelombang laut, gletser, dan sebagainya.
3) Organisme yaitu
berupa jasad
renik, tumbuh-
tumbuhan, hewan,
dan manusia.

Sipil Itenas 2012 – Page 7


Daur Geologi - Litogenesis
Litogenesis: pembentukan kembali batuan – batuan endapan
(sedimentasi) ke dalam samudra-samudra.

Sipil Itenas 2012 – Page 8


Daur Geologi
Dalam peristiwa pembentukan
gunung (orogenesis), selalu
diikuti adanya pengikisan
permukaan bumi yang disebut
glyptogenesis. Dengan adanya
pengikisan ini mengakibatkan
terjadinya sedimentasi yang
disebut litogenesis. jadi, ketiga
peristiwa tersebut selalu terjadi
berturut-turut dan berulang-ulang,
hingga susunan kulit bumi
(litosfer) selalu berubah-ubah.
peristiwa orogenesis,
glyptogenesis, dan litogenesis
disebut siklus geologi.
Sipil Itenas 2012 – Page 9
Daur Batuan

Sipil Itenas 2012 – Page 10


Daur Batuan

Sipil Itenas 2012 – Page 11


Daur Batuan
Berdasarkan proses pembentukannya batuan dapat
dikelompokkan sebagai batuan beku, batuan sedimen, dan
batuan metamorf.
Batuan beku terbentuk sebagai akibat dari pendinginan dan
pembekuan magma. Pendinginan magma yang berupa
lelehan silikat, akan diikuti oleh proses penghabluran yang
dapat berlangsung di bawah atau di atas permukaan bumi
melalui erupsi gunung berapi.
Kelompok batuan beku tersebut,
apabila kemudian tersingkap
dipermukaan, maka ia akan
bersentuhan dengan atmosfir
dan hidrosfir, yang menyebab-
kan berlangsungnya proses
pelapukan. Sipil Itenas 2012 – Page 12
Daur Batuan
Dalam proses pelapukan ini, batuan akan mengalami
penghancuran. Selanjutnya, batuan yang telah dihancurkan ini
akan dipindahkan/digerakkan dari tempatnya terkumpul oleh
gayaberat, air yang mengalir di atas dan di bawah permukaan,
angin yang bertiup, gelombang di pantai dan gletser di
pegunungan-pegunungan yang tinggi.
Media pengangkut tersebut juga
dikenal sebagai alat pengikis,
yang dalam bekerjanya berupaya
untuk meratakan permukaan
Bumi. Bahan-bahan yang
diangkutnya baik itu berupa
fragmen-fragmen atau bahan yang
larut, kemudian akan diendapkan
ditempat-tempat tertentu sebagai
sedimen. Sipil Itenas 2012 – Page 13
Daur Batuan
Proses berikutnya adalah terjadinya ubahan dari sedimen
yang bersifat lepas, menjadi batuan yang keras, melalui
pembebanan dan perekatan oleh senyawa mineral dalam
larutan, dan kemudian disebut batuan sedimen. Apabila
terhadap batuan sedimen ini terjadi peningkatan tekanan dan
suhu sebagai akibat dari penimbunan dan atau terlibat dalam
proses pembentukan pegunungan, maka batuan sedimen
tersebut akan mengalami ubahan untuk menyesuai-
kan dengan lingkungan yang baru, dan terbentuk batuan
malihan atau batuan metamorfis. Apabila batuan metamorfis
ini masih mengalami peningkatan tekanan dan suhu, maka ia
akan kembali leleh dan berubah menjadi magma.

Sipil Itenas 2012 – Page 14


Batuan Beku (Igneous Rocks)

Sipil Itenas 2012 – Page 15


Batuan Beku (Igneous Rocks)
a) Granit
Granit adalah batuan beku dalam,
mineralnya berbutir kasar hingga
sedang, berwarna terang, mempunyai
banyak warna umumnya putih, kelabu,
merah jambu atau merah. Warna ini
disebabkan oleh variasi warna dari
mineral feldspar. Granit terbentuk jauh
di dalam bumi dan tersingkap di
permukaan bumi karena adanya erosi
dan tektonik. Granit merupakan batuan
yang banyak terdapat di alam. Di
Indonesia, granit terdapat di Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya
(Papua), dan lain-lain.
Sipil Itenas 2012 – Page 16
Batuan Beku (Igneous Rocks)
b) Granodiorit
Granodiorit adalah batuan beku
dalam, mineralnya berbutir kasar
hingga sedang, berwarna terang,
menyerupai granit. Granodiorit
dapat digunakan untuk pengeras
jalan, pondasi, dan lain-lain.
Granodiorit banyak terdapat di
alam dalam bentuk batolit, stock,
sill dan retas yang tersebar di
Bukit Barisan, Sumatera.

Sipil Itenas 2012 – Page 17


Batuan Beku (Igneous Rocks)
c) Diorit
Diorit adalah batuan beku dalam,
mineralnya berbutir kasar hingga
sedang, warnanya agak gelap.
Diorit merupakan batuan yang
banyak terdapat di alam. Di
Jawa Tengah banyak terdapat di
kota Pemalang dan
Banjarnegara. Diorit dapat
digunakan untuk pengeras jalan,
pondasi, dan lain-lain.

Sipil Itenas 2012 – Page 18


Batuan Beku (Igneous Rocks)
d) Andesit
Andesit adalah batuan leleran
dari diorit, mineralnya berbutir
halus, komposisi mineralnya
sama dengan diorit, warnanya
kelabu. Gunung api di Indonesia
umumnya menghasilkan batuan
andesit dalam bentuk lava
maupun piroklastika. Batuan
andesit yang banyak
mengandung hornblenda disebut
andesit hornblenda, sedangkan
yang banyak mengandung
piroksin disebut andesit piroksin.
Sipil Itenas 2012 – Page 19
Batuan Beku (Igneous Rocks)
e) Gabro
Gabro adalah batuan beku dalam
yang umumnya berwarna hitam,
mineralnya berbutir kasar hingga
sedang. Dapat digunakan untuk
pengeras jalan, pondasi, dan yang
dipoles sangat disukai karena
warnanya hitam, sehingga baik
untuk lantai atau pelapis dinding.
Di Pulau Jawa, batuan ini terdapat
di Selatan Ciletuh, Pegunungan
Jiwo, Serayu, dan Pemalang.

Sipil Itenas 2012 – Page 20


Batuan Beku (Igneous Rocks)
f) Basal
Basal adalah batuan leleran
dari gabro, mineralnya berbutir
halus, berwarna hitam.
Gunungapi di Indonesia
umumnya menghasilkan
batuan basal dalam bentuk
lava maupun piroklastika.
Basal umumnya berlubang-
lubang akibat bekas gas,
terutama pada bagian
permukaannya.

Sipil Itenas 2012 – Page 21


Batuan Beku (Igneous Rocks)
g) Batukaca (obsidian)
Batukaca adalah batuan yang tidak
mempunyai susunan dan bangun
kristal (metamorf). Batukaca terbentuk
dari lava yang membeku tiba-tiba, dan
banyak terdapat di sekitar gunungapi.
Pada umumnya berwarna coklat,
kelabu, kehitaman atau tidak berwarna
(putih seperti kaca). Batukaca yang
dihancurkan dengan ukuran kecil dan
dicampur dengan semen, dapat dibuat
granit buatan. Di zaman purba, batuan
ini banyak digunakan untuk membuat
mata lembing, mata panah, dan lain-
lain.
Sipil Itenas 2012 – Page 22
Batuan Beku (Igneous Rocks)
h) Batuapung
Batuapung dibentuk dari cairan lava
yang banyak mengandung gas.
Dengan keluarnya gas dari cairan
lava akan menimbulkan lubang-
lubang atau gelembung-gelembung
pada lava yang telah membeku.
Lubang-lubang ini berbentuk bola,
ellips, silinder atau tak teratur
bentuknya. Dengan adanya lubang-
lubang ini membuat batuapung jadi
ringan. Di Indonesia batuapung yang
terkenal dihasilkan oleh Gunung
Krakatau.

Sipil Itenas 2012 – Page 23


Batuan Sedimen

Sipil Itenas 2012 – Page 24


Batuan Sedimen
a) Breksi
Breksi adalah batuan yang memiliki
butiran-butiran kasar. Batuan jenis
ini terbentuk dari segmentasi
bagian-bagian yang bersifat coarse
dengan ukuran 2 sampai 256 mm.
Bagian-bagian ini berbentuk runcing
dan menyudut. Breksi biasanya
terbentuk pada bagian dasar lereng
gunung yang mengalami
sedimentasi.

Sipil Itenas 2012 – Page 25


Batuan Sedimen
b) Konglomerat
Konglomerat adalah batuan sedimen yang
tersusun dari bahan-bahan dengan ukuran
berbeda dan bentuk membulat yang direkat
menjadi batuan padat. Bentuk fragmen yang
membulat akibat adanya aktivitas air,
umumnya terdiri atas mineral atau batuan
yang mempunyai ketahanan dan diangkut
jauh dari sumbernya. Di antara fragmen-
fragmen konglomerat diisi oleh sedimen-
sedimen halus sebagai perekat yang
umumnya terdiri atas Oksida Besi, Silika, dan
Kalsit. Fragmen-fragmen konglomerat dapat
terdiri atas satu jenis mineral atau batuan atau
beraneka macam campuran. Sifatnya yang
heterogen menjadikan berwarna-warni. Sipil Itenas 2012 – Page 26
Batuan Sedimen
c) Sandstone
Sandstone terbentuk karena proses
segmentasi butiran-butiran pasir
yang terbawa oleh arus sungai,
ombak dan angin sehingga akhirnya
terakumulasi pada suatu tempat.
Oleh karena itu, batuan ini disebut
juga dengan batu pasir. Ukuran
butiran sandstone 1/16 sampai 2
mm.

Sipil Itenas 2012 – Page 27


Batuan Sedimen
d) Shale
Shale memiliki tekstur yang halus.
Ukuran butirannya 1/16 sampai
1/256 mm. Shale dibedakan menjadi
2 tipe, yaitu batu lempung (batu
serpih) dan batu lanau. Batu
lempung bersifat mudah membelah
dan plastis bila terkena panas,
sedangkan batu lanau mempunyai
butiran berukuran antara batu pasir
dan batu lempung.

Sipil Itenas 2012 – Page 28


Batuan Sedimen
e) Limestone
Batuan sedimen ini sering
disebut sebagai batu gamping.
Limestone memiliki tekstur
bervariasi antara rapat, berbutir,
kasar, dan kristal. Batuan ini
terbentuk sebagai hasil dari
proses organisme maupun
proses anorganik.

Sipil Itenas 2012 – Page 29


Batuan Sedimen
f) Saltstone
Saltstone adalah jenis batuan
sedimen yang memiliki tekstur
berbentuk kristal. Batuan ini
tersusun dari mineral yang
terbentuk karena adanya
penguapan yang biasanya terjadi
pada air laut.

Sipil Itenas 2012 – Page 30


Batuan Sedimen
g) Gipsum
Terbentuknya gipsum sama
dengan salstone, yaitu karena
adanya kandungan pada air yang
menguap. Teksturnya pun
berbentuk kristal, batuan jenis ini
tersusun atas mineral gipsum.

Sipil Itenas 2012 – Page 31


Batuan Sedimen
h) Coal
Coal atau yang lebih dikenal dengan
batubara adalah batuan sedimen
yang tersusun dari material-material
yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan, baik dari batang, akar,
maupun daun. Tekstur batuan ini
tebal dan berlapis. Komposisinya
berupa karbon dan humus dengan
warna coklat kehitaman serta
pecahannya berbentuk prisma. Coal
terbentuk di daerah rawa-rawa dan
di daerah tropis yang airnya
mengandung oksigen sedikit.

Sipil Itenas 2012 – Page 32


Batuan Metamorf

Sipil Itenas 2012 – Page 33


Batuan Metamorf
a) Slate
Slate merupakan batuan
metamorf terbentuk dari proses
metamorfosisme batuan
sedimen Shale atau Mudstone
(batulempung) pada
temperatur dan suhu yang
rendah. Memiliki struktur foliasi
(slaty cleavage) dan tersusun
atas butir-butir yang sangat
halus (very fine grained)

Sipil Itenas 2012 – Page 34


Batuan Metamorf
b) Filit
Merupakan batuan metamorf
yang umumnya tersusun atas
kuarsa, sericite mica dan klorit.
Terbentuk dari kelanjutan
proses metamorfosisme dari
Slate.

Sipil Itenas 2012 – Page 35


Batuan Metamorf
c) Gneiss
Merupakan batuan yang
terbentuk dari hasil
metamorfosisme batuan beku
dalam temperatur dan tekanan
yang tinggi. Dalam Gneiss
dapat diperoleh rekristalisasi
dan foliasi dari kuarsa,
feldspar, mika dan amphibole.

Sipil Itenas 2012 – Page 36


Batuan Metamorf
d) Sekis
Schist (sekis) adalah batuan
metamorf yang mengandung
lapisan mika, grafit,
horndlende. Mineral pada
batuan ini umumnya terpisah
menjadi berkas-berkas
bergelombang yang
diperlihatkan dengan kristal
yang mengkilap.

Sipil Itenas 2012 – Page 37


Batuan Metamorf
e) Marmer
Terbentuk ketika batu gamping
mendapat tekanan dan panas
sehingga mengalami
perubahan dan rekristalisasi
kalsit. Utamanya tersusun dari
kalsium karbonat. Marmer
bersifat padat, kompak dan
tanpa foliasi.

Sipil Itenas 2012 – Page 38


Batuan Metamorf
f) Kuarsit
Kuarsit adalah salah satu
batuan metamorf yang keras
dan kuat. Terbentuk ketika
batupasir (sandstone)
mendapat tekanan dan
temperatur yang tinggi. Ketika
batupasir bermetamorfosis
menjadi kuarsit, butir-butir
kuarsa mengalami
rekristalisasi, dan biasanya
tekstur dan struktur asal pada
batupasir terhapus oleh proses
metamorfosis .

Sipil Itenas 2012 – Page 39


Batuan Metamorf
g) Milonit
Milonit merupakan batuan
metamorf kompak. Terbentuk
oleh rekristalisasi dinamis
mineral-mineral pokok yang
mengakibatkan pengurangan
ukuran butir-butir batuan. Butir-
butir batuan ini lebih halus dan
dapat dibelah seperti
schistose.

Sipil Itenas 2012 – Page 40


Batuan Metamorf
h) Filonit
Merupakan batuan metamorf
dengan derajat metamorfisme
lebih tinggi dari Slate.
Umumnya terbentuk dari
proses metamorfisme Shale
dan Mudstone. Filonit mirip
dengan milonit, namun
memiliki ukuran butiran yang
lebih kasar dibanding milonit
dan tidak memiliki orientasi.
Selain itu, filonit merupakan
milonit yang kaya akan
filosilikat (klorit atau mika)

Sipil Itenas 2012 – Page 41


Batuan Metamorf
i) Serpetinit
Serpentinit, batuan yang terdiri
atas satu atau lebih mineral
serpentine dimana mineral ini
dibentuk oleh proses
serpentinisasi
(serpentinization).
Serpentinisasi adalah proses
proses metamorfosis
temperatur rendah yang
menyertakan tekanan dan air,
sedikit silica mafic dan batuan
ultramafic teroksidasi dan ter-
hidrolize dengan air menjadi
serpentinit.
Sipil Itenas 2012 – Page 42
Batuan Metamorf
j) Hornfels
Hornfels terbentuk ketika shale
dan claystone mengalami
metamorfosis oleh temperatur
dan intrusi beku, terbentuk di
dekat dengan sumber panas
seperti dapur magma, dike, sil.
Hornfels bersifat padat tanpa
foliasi.

Sipil Itenas 2012 – Page 43


Stratigrafi atau Stratifikasi
Stratigrafi atau stratifikasi adalah susunan/urutan lapisan
sesuai cara terjadinya dan sesuai dengan waktu
pengendapan/waktu terjadinya.

Stratigrafi merupakan suatu cara


mendeskripsikan urutan lapisan
batuan yang tergambar kearah
tegak disuatu daerah dengan
azas stratigrafi (yang tua berada
di bawah yang muda) dan
menghubungkan urutan dengan
waktu pembentukannnya, serta
membuat korelasi baik secara
tegak maupun datar.

Sipil Itenas 2012 – Page 44


Tektonik Lempengan
Teori lempeng tektonik dikemukakan oleh ahli geofisika
Inggris, Mc Kenzie dan Robert Parker (1967). Kedua ahli itu
menjadikan teori-teori sebelumnya sebagai satu kesatuan
konsep yang lebih sempurna sehingga diterima oleh para ahli
geologi.
Teori lempeng tektonik diyakini oleh banyak ahli sebagai teori
yang menerangkan proses dinamika bumi, antara lain gempa
bumi dan pembentukan jalur pegunungan. Menurut teori ini
kulit bumi (kerak bumi) yang disebut litosfer terdiri dari
lempengan yang mengambang di atas lapisan yang lebih
padat yang disebut astenosfer.

Sipil Itenas 2012 – Page 45


Tektonik Lempengan
Kerak bumi menutupi seluruh permukaan bumi. Namun, akibat
adanya aliran panas yang mengalir di astenosfer
menyebabkan kerak bumi pecah menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil. Bagian-bagian itulah yang disebut lempeng kerak
bumi (lempeng tektonik). Aliran panas tersebut untuk
selanjutnya menjadi sumber kekuatan terjadinya pergerakan
lempeng. Lempeng tektonik; merupakan dasar dari
“terbangunnya” sistem kejadian gempa bumi, peristiwa
gunung berapi, pemunculan gunung api bawah laut, dan
peristiwa geologi lainnya.

Sipil Itenas 2012 – Page 46


Tektonik Lempengan

Sipil Itenas 2012 – Page 47


Proses Pelapukan Batuan
Pelapukan atau weathering merupakan perusakan batuan
pada kulit bumi karena pengaruh cuaca (suhu, curah hujan,
kelembaban, atau angin). Proses pelapukan ini merupakan
penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran
yang lebih kecil bahkan menjadi hancur atau larut dalam air.

Pelapukan dibagi dalam tiga


macam, yaitu pelapukan
mekanis, pelapukan kimiawi,
dan pelapukan biologis.

Sipil Itenas 2012 – Page 48


Pelapukan Mekanis / Fisis
Pelapukan mekanis atau sering disebut pelapukan fisis adalah
penghancuran batuan secara fisik tanpa mengalami
perubahan kimiawi. Penghancuran batuan ini bisa disebabkan
oleh akibat pemuaian, pembekuan air, perubahan suhu tiba-
tiba, atau perbedaan suhu yang sangat besar antara siang
dan malam.
Contoh mekanisme
pelapukan mekanis:
proses abrasi, kristalisasi
es dalam batuan, proses
hidrasi, dan eksfoliasi/
pengelupasan yang
disebabkan pelepasan
tekanan pada batuan
karena perubahan
tekanan. Sipil Itenas 2012 – Page 49
Pelapukan Kimiawi
Pelapukan kimiawi (dikenal juga sebagai proses dekomposisi
atau proses peluruhan) adalah terurai/pecahnya batuan
melalui mekanisme kimiawi, seperti karbonisasi, hidrasi,
hidrolisis, oksidasi dan pertukaran ion-ion dalam larutan.
Pelapukan kimiawi merubah komposisi mineral mineral dalam
batuan menjadi mineral permukaan seperti mineral lempung.
Air merupakan faktor yang
sangat penting dalam
terjadinya proses pelapuk-
an kimia, seperti pengelu-
pasan cangkang (speriodal
weathering) pada batuan.

Sipil Itenas 2012 – Page 50


Pelapukan Biologis
Pelapukan biologis atau disebut juga pelapukan organis terjadi
akibat proses organis. Pelakunya adalah mahluk hidup, bisa
oleh tumbuh-tumbuhan, hewan, atau manusia. Akar tumbuh-
tumbuhan bertambah panjang dapat menembus dan
menghancurkan batuan, karena akar mampu mencengkeram
batuan. Bakteri merupakan media penghancur batuan yang
ampuh.
Cendawan dan lumut yang
menutupi permukaan
batuan dan menghisap
makanan dari batu bisa
menghancurkan batuan
tersebut

Sipil Itenas 2012 – Page 51

Anda mungkin juga menyukai