Anda di halaman 1dari 23

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Terapi Modalitas


Terapi Modalitas merupakan terapi utama dalam keperawatan jiwa. Terapi
ini diberikan dalam upaya mengubah perilaku pasien dari perilaku yang
maladaptif menjadi perilaku yang adaptif ( Prabowo,2014).
Terapi modalitas merupakan terapi dalam memberikan askep baik di
institusi pelayanan maupun di masyarakat, yang bermanfaat bagi kesehatan
jiwa dan berdampak terapeutik. Tujuan yang spesifik dari terapi modalitas
(Gostetamy 1973) yaitu menimbulkan kesadaran terhadap salah satu perilaku
klien, mengurangi gejala, memperlambat kemunduran, membantu adaptasi
dengan situasi yang sekarang, membantu keluarga dan orang-orang yang
berarti, mempengaruhi keterampilan merawat diri sendiri, meningkatkan
aktifitas dan meningkatkan kemandirian klien.
Terapi modalitas kerap kali menerangkan terapi yang digunakan untuk
klien dengan gangguan jiwa. Ada beberapa jenis terapi modalitas, yaitu terapi
individual, terapi lingkungan (milleu therapy), terapi biologis atau terapi
somatic, terapi kognitif, terapi keluarga, terapi kelompok, terapi perilaku dan
terapi bermain. Berikut ini merupakan contoh terapi modalitas:
1. Terapi individual
Individual antara seorang terapis dengan seorang klien. Suatu
hubungan yang terstruktur yang terjalin antara perawat dan klien untuk
mengubah perilaku klien. Hubungan yang dijalin adalah hubungan yang
disengaja dengan tujuan terapi, dilakukan dengan tahapan sistematis
(terstruktur) sehingga melalui hubungan ini terjadi perubahan tingkah laku
klien sesuai dengan tujuan yang ditetapkan di awal hubungan.
Hubungan terstruktur dalam terapi individual bertujuan agar klien
mampu menyelesaikan konflik yang dialaminya. Selain itu klien juga
diharapkan mampu meredakan penderitaan (distress) emosional, serta
mengembangkan cara yang sesuai dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.

4
Tahapan hubungan dalam terapi individual meliputi:
a. Tahap orientasi
Tahap orientasi dilaksanakan ketika perawat memulai interaksi
dengan klien. Yang pertama harus dilakukan dalam tahapan ini adalah
membina hubungan saling percaya dengan klien. Hubungan saling percaya
sangat penting untuk mengawali hubungan agar klien bersedia
mengekspresikan segala masalah yang dihadapi dan mau bekerja sama
untuk mengatasi masalah tersebut sepanjang berhubungan dengan perawat.
Setelah klien mempercayai perawat, tahapan selanjutnya adalah klien
bersama perawat mendiskusikan apa yang menjadi latar belakang
munculnya masalah pada klien, apa konflik yang terjadi, juga penderitaan
yang klien hadapi. Tahapan orientasi diakhiri dengan kesepakatan antara
perawat dan klien untuk menentukan tujuan yang hendak dicapai dalam
hubungan perawat-klien dan bagaimana kegiatan yang akan dilaksanakan
untuk mencapai tujuan tersebut.
b. Tahap Kerja
Perawat melakukan intervensi keperawatan setelah klien mempercayai
perawat sebagai terapis. Ini dilakukan di fase kerja, di mana klien
melakukan eksplorasi diri. Klien mengungkapkan apa yang dialaminya.
Untuk itu perawat tidak hanya memperhatikan konteks cerita klien akan
tetapi harus memperhatikan juga bagaimana perasaan klien saat
menceritakan masalahnya. Dalam fase ini klien dibantu untuk dapat
mengembangkan pemahaman tentang siapa dirinya, apa yang terjadi
dengan dirinya, serta didorong untuk berani mengambil risiko berubah
perilaku dari perilaku maladaptive menjadi perilaku adaptif.
c. Tahap Terminasi
Setelah kedua pihak (klien dan perawat) menyepakati bahwa masalah
yang mengawali terjalinnya hubungan terapeutik telah mereda dan lebih
terkendali maka perawat dapat melakukan terminasi dengan klien.
Pertimbangan lain untuk melakukan terminasi adalah apabila klien telah

5
merasa lebih baik, terjadi peningkatan fungsi diri, social dan pekerjaan,
serta yang lebih penting adalah tujuan terapi telah tercapai.

2. Terapi lingkungan (milleau terapi)


Terapi lingkungan (milieu therapy) berasal dari bahasa perancis yang
berarti perencanaan ilmiah dari lingkungan untuk tujuan yang bersifat
teraupetik atau mendukung kesembuhan. Perencanaan Terapi lingkungan
adalah suatu tindakan penyembuhan penderita dengan gangguan jiwa
melalui manipulasi unsur yang ada dilingkungan dan berpengaruh
terhadap peroses penyembuhan. Upaya terapi terus bersifat koperhensif,
holistic, dan multi displiner. Selain terapi fisik (farmakoterapi), juga perlu
mengupayakan optimalisasi aspek lingkungan melalui penerapan konsep-
konsep psikologi lingkungan (Keliat Budi Anna, 2005).
Terapi lingkungan adalah bentuk terapi yaitu menata lingkungan agar
terjadi perubahan perilaku pada klien dari perilaku maladaptif menjadi
perilaku adaptif. Perawat menggunakan semua lingkungan rumah sakit
dalam arti terapeutik. Bentuknya adalah memberi kesempatan klien untuk
tumbuh dan berubah perilaku dengan memfokuskan pada nilai terapeutik
dalam aktivitas dan interaksi.
Dalam terapi lingkungan perawat harus memberikan kesempatan,
dukungan, pengertian agar klien dapat berkembang menjadi pribadi yang
bertanggung jawab. Klien juga dipaparkan pada peraturan-peraturan yang
harus ditaati, harapan lingkungan, tekanan peer, dan belajar bagaimana
berinteraksi dengan orang lain. Perawat juga mendorong komunikasi dan
pembuatan keputusan, meningkatkan harga diri, belajar keterampilan dan
perilaku yang baru.
Bahwa lingkungan rumah sakit adalah lingkungan sementara di mana
klien akan kembali ke rumah, maka tujuan dari terapi lingkungan ini
adalah memampukan klien dapat hidup di luar lembaga yang diciptakan
melalui belajar kompetensi yang diperlukan untuk beralih dari lingkungan
rumah sakit ke lingkungan rumah tinggalnya.

6
3. Terapi kognitif
Terapi kognitif adalah strategi memodifikasi keyakinan dan sikap
yang mempengaruhi perasaan dan perilaku klien. Proses yang diterapkan
adalah membantu mempertimbangkan stressor dan kemudian dilanjutkan
dengan mengidentifikasi pola berfikir dan keyakinan yang tidak akurat
tentang stressor tersebut. Gangguan perilaku terjadi akibat klien
mengalami pola keyakinan dan berfikir yang tidak akurat. Untuk itu salah
satu memodifikasi perilaku adalah dengan mengubah pola berfikir dan
keyakinan tersebut. Fokus asuhan adalah membantu klien untuk reevaluasi
ide, nilai yang diyakini, harapan-harapan, dan kemudian dilanjutkan
dengan menyusun perubahan kognitif. Ada tiga tujuan terapi kognitif
meliputi:
a. Mengembangkan pola berfikir yang rasional.
Mengubah pola berfikir tak rasional yang sering mengakibatkan
gangguan perilaku menjadi pola berfikir rasional berdasarkan fakta dan
informasi yang aktual.
b. Membiasakan diri selalu menggunakan pengetesan realita dalam
menanggapi setiap stimulus sehingga terhindar dari distorsi pikiran.
c. Membentuk perilaku dengan pesan internal. Perilaku dimodifikasi
dengan terlebih dahulu mengubah pola berfikir.
Bentuk intervensi dalam terapi kognitif meliputi mengajarkan untuk
mensubstitusi pikiran klien, belajar penyelesaian masalah dan
memodifikasi percakapan diri negatif.

4. Terapi keluarga
Terapi keluarga adalah terapi yang diberikan kepada seluruh anggota
keluarga sebagai unit penanganan (treatment unit). Tujuan terapi keluarga
adalah agar keluarga mampu melaksanakan fungsinya. Untuk itu sasaran
utama terapi jenis ini adalah keluarga yang mengalami disfungsi, tidak
bisa melaksanakan fungsi-fungsi yang dituntut oleh anggotanya.
Dalam terapi keluarga semua masalah keluarga yang dirasakan
diidentifikasi dan kontribusi dari masing-masing anggota keluarga

7
terhadap munculnya masalah tersebut digali. Dengan demikian terlebih
dahulu masing-masing anggota keluarga mawas diri; apa masalah yang
terjadi di keluarga, apa kontribusi masing-masing terhadap timbulnya
masalah, untuk kemudian mencari solusi untuk mempertahankan keutuhan
keluarga dan meningkatkan atau mengembalikan fungsi keluarga seperti
yang seharusnya.
Proses terapi keluarga meliputi tiga tahapan yaitu fase 1 (perjanjian),
fase 2 (kerja), fase 3 (terminasi). Di fase pertama perawat dan klien
mengembangkan hubungan saling percaya, isu-isu keluarga diidentifikasi,
dan tujuan terapi ditetapkan bersama. Kegiatan di fase kedua atau fase
kerja adalah keluarga dengan dibantu oleh perawat sebagai terapis
berusaha mengubah pola interaksi diantara anggota keluarga,
meningkatkan kompetensi masing-masing individual anggota keluarga,
eksplorasi batasan-batasan dalam keluarga, peraturan-peraturan yang
selama ini ada. Terapi keluarga diakhiri di fase terminasi dimana keluarga
akan melihat lagi proses yang selama ini dijalani untuk mencapai tujuan
terapi, dan cara-cara mengatasi isu yang timbul. Keluarga juga diharapkan
dapat mempertahankan perawatan yang berkesinambungan.

5. Terapi kelompok
Terapi kelompok adalah bentuk terapi kepada klien yang dibentuk
dalam kelompok, suatu pendekatan perubahan perilaku melalui media
kelompok. Dalam terapi kelompok perawat berinteraksi dengan
sekelompok klien secara teratur. Tujuannya adalah meningkatkan
kesadaran diri klien, meningkatkan hubungan interpersonal, dan mengubah
perilaku maladaptive. Tahapannya meliputi: tahap permulaan, fase kerja,
diakhiri tahap terminasi.
Terapi kelompok dimulai fase permulaan atau sering juga disebut
sebagai fase orientasi. Dalam fase ini klien diorientasikan kepada apa yang
diperlukan dalam interaksi, kegiatan yang akan dilaksanakan, dan untuk
apa aktivitas tersebut dilaksanakan. Peran terapis dalam fase ini adalah
sebagai model peran dengan cara mengusulkan struktur kelompok,

8
meredakan ansietas yang biasa terjadi di awal pembentukan kelompok,
dan memfasilitasi interaksi di antara anggota kelompok. Fase permulaan
dilanjutkan dengan fase kerja.
Di fase kerja terapis membantu klien untuk mengeksplorasi isu
dengan berfokus pada keadaan here and now. Dukungan diberikan agar
masing-masing anggota kelompok melakukan kegiatan yang disepakati di
fase permulaan untuk mencapai tujuan terapi. Fase kerja adalah inti dari
terapi kelompok di mana klien bersama kelompoknya melakukan kegiatan
untuk mencapai target perubahan perilaku dengan saling mendukung di
antara satu sama lain anggota kelompok. Setelah target tercapai sesuai
tujuan yang telah ditetapkan maka diakhiri dengan fase terminasi.
Fase terminasi dilaksanakan jika kelompok telah difasilitasi dan
dilibatkan dalam hubungan interpersonal antar anggota. Peran perawat
adalah mendorong anggota kelompok untuk saling memberi umpan balik,
dukungan, serta bertoleransi terhadap setiap perbedaan yang ada. Akhir
dari terapi kelompok adalah mendorong agar anggota kelompok berani dan
mampu menyelesaikan masalah yang mungkin terjadi di masa mendatang.

6. Terapi Perilaku
Anggapan dasar dari terapi perilaku adalah kenyataan bahwa perilaku
timbul akibat proses pembelajaran. Perilaku sehat oleh karenanya dapat
dipelajari dan disubstitusi dari perilaku yang tidak sehat. Teknik dasar
yang digunakan dalam terapi jenis ini adalah:
a. Role model
Teknik role model adalah strategi mengubah perilaku dengan memberi
contoh perilaku adaptif untuk ditiru klien. Dengan melihat contoh klien
mampelajari melalui praktek dan meniru perilaku tersebut. Teknik ini
biasanya dikombinasikan dengan teknik kondisioning operan dan
desensitisasi.
b. Kondisioning operan
Kondisioning operan disebut juga penguatan positif di mana terapis
memberi penghargaan kepada klien terhadap perilaku yang positif

9
yang telah ditampilkan oleh klien. Dengan penghargaan dan umpan
balik positif yang didapat maka perilaku tersebut akan dipertahankan
atau ditingkatkan oleh klien. Misalnya seorang klien begitu bangun
tidur langsung ke kamar mandi untuk mandi, perawat memberikan
pujian terhadap perilaku tersebut. Besok pagi klien akan mengulang
perilaku segera mandi setelah bangun tidur karena mendapat umpan
balik berupa pujian dari perawat. Pujian dalam hal ini adalah reward
atau penghargaan bagi perilaku positif klien berupa segera mandi
setelah bangun.
c. Desensitisasi sistematis
Terapi perilaku yang cocok untuk klien fobia adalah teknik
desensitisasi sistematis yaitu teknik mengatasi kecemasan terhadap
sesuatu stimulus atau kondisi dengan secara bertahap
memperkenalkan/memaparkan pada stimulus atau situasi yang
menimbulkan kecemasan tersebut secara bertahap dalam keadaan klien
sedang relaks. Makin lama intensitas pemaparan stimulus makin
meningkat seiring dengan toleransi klien terhadap stimulus tersebut.
Hasil akhirnya adalah klien akan berhasil mengatasi ketakutan atau
kecemasannya akan stimulus tersebut.
d. Pengendalian diri
Untuk mengatasi perilaku dorongan perilaku maladaptif klien dapat
dilatih dengan teknik pengendalian diri. Bentuk latihannya adalah
berlatih mengubah kata-kata negatif menjadi kata-kata positif. Apabila
ini berhasil maka klien sudah memiliki kemampuan untuk
mengendalikan perilaku yang lain sehingga menghasilkan terjadinya
penurunan tingkat distress klien tersebut.
e. Terapi aversi atau releks kondisi
Mengubah perilaku dapat juga dilakukan dengan memberi penguatan
negatif. Caranya adalah dengan memberi pengalaman
ketidaknyamanan untuk merusak perilaku yang maladaptive. Bentuk
ketidaknyamanan ini dapat berupa menghilangkan stimulus positif
sebagai “punishment” terhadap perilaku maladaptive tersebut. Dengan

10
ini klien akan belajar untuk tidak mengulangi perilaku demi
menghindari konsekuensi negatif yang akan diterima akibat perilaku
negatif tersebut.

7. Terapi bermain
Terapi bermain diterapkan karena ada anggapan dasar bahwa anak-
anak akan dapat berkomunikasi dengan baik melalui permainan dari pada
dengan ekspresi verbal. Dengan bermain perawat dapat mengkaji tingkat
perkembangan, status emosional anak, hipotesa diagnostiknya, serta
melakukan intervensi untuk mengatasi masalah anak tersebut.
Prinsip terapi bermain meliputi membina hubungan yang hangat
dengan anak, merefleksikan perasaan anak yang terpancar melalui
permainan, mempercayai bahwa anak dapat menyelesaikan masalahnya,
dan kemudian menginterpretasikan perilaku anak tersebut.
Terapi bermain diindikasikan untuk anak yang mengalami depresi,
anak yang mengalami ansietas, atau sebagai korban penganiayaan (abuse).
Bahkan juga terapi bermain ini dianjurkan untuk klien dewasa yang
mengalami stress pasca trauma, gangguan identitas disosiatif dan klien
yang mengalami penganiayaan.

2.2 Terapi Komplementer dan Alternatif


Pengobatan Alternatif adalah jenis pengobatan yang tidak dilakukan oleh
paramedis/dokter pada umumnya, tetapi oleh seorang ahli atau praktisi yang
menguasai keahliannya tersebut melalui pendidikan yang lain/non medis.
Pengobatan Komplementer adalah pengobatan tradisional yang sudah diakui
dan dapat dipakai sebagai pendamping terapi konvesional/medis.
Terapi komplementer dan alternatif adalah terapi dalam ruang lingkup
luas meliputi sistem kesehatan, modalitas, dan praktek-praktek yang
berhubungan dengan teori-teori dan kepercayaan pada suatu daerah dan pada
waktu/periode tertentu. Terapi komplementer adalah terapi yang digunakan
secara bersama-sama dengan terapi lain dan bukan untuk menggantikan terapi

11
medis. Terapi komplementer dapat digunakan sebagai single therapy ketika
digunakan untuk meningkatkan kesehatan.
Terapi Komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang
dilakukan sebagai pendukung kepada pengobatan medis konvensional atau
sebagai pengobatan pilihan lain di luar pengobatan medis yang konvensional.
Terapi Komplementer adalah pengobatan non konvensional yang bukan
berasal dari negara yang bersangkutan. Misalnya, jamu bukan termasuk
pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional (WHO).
Alasan yang paling umum orang menggunakan terapi komplementer
adalah untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan/wellness. Wellness
mencakup kesehatan optimum seseorang baik secara fisik, emosional, mental
dan spiritual. Fokus terapi komplementer adalah kesejahteraan yang
berhubungan dengan tubuh, pikiran dan spirit. Terapi komplementer
bertujuan untuk mengurangi stres, meningkatkan kesehatan, mencegah
penyakit, menghindari atau meminimalkan efek samping, gejala-gejala, dan
atau mengontrol serta menyembuhkan penyakit.
Terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari sistem –
sistem tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh
dapat menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit, karena tubuh kita
sebenarnya mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri,
asalkan kita mau mendengarkannya dan memberikan respon dengan asupan
nutrisi yang baik dan lengkap serta perawatan yang tepat. Fokus terapi
komplementer pada pasien dengan penyakit jantung, autis dan hiperaktif dan
pasien kanker.
Menurut National Center for Complementary and Alternative Medicine
(NCCAM) Pengobatan di atas dapat dikategorikan menjadi 5 kategori yang
kadangkala satu jenis pengobatan bisa mencakup beberapa kategori.
(Wikipedia-Alternative Medicine) Sistemnya adalah:
1. Alternative Medical System/ Healing System – non medis
terdiri dari Homeopathy, Naturopathy, Ayurveda dan Traditional Chinese
Medicine (selanjutnya disingkat TCM) seven chakras-ayurveda

12
2. Mind Body Intervention
terdiri atas Meditasi, Autogenics, Relaksasi Progresif, Terapi Kreatif,
Visualisasi Kreatif, Hypnotherapy, Neurolinguistik Programming (NLP),
Brain Gym, dan Bach Flower Remedy.
3. Terapi Biologis
terdiri dari Terapi Herbal, Terapi Nutrisi, Food Combining, Terapi Jus,
Makrobiotik, Terapi Urine, Colon Hydrotherapy.
4. Manipulasi Anggota Tubuh
terdiri atas Pijat/Massage, Aromatherapy, Hydrotherapy, Pilates,
Chiropractic, Yoga, Terapi Craniosacral, Teknik Buteyko.
5. Terapi Energi---terdiri dari Akupunktur, Akupressur, Refleksiologi, Chi
Kung, Tai Chi, Reiki, dan Prana healing.
Sedangkan untuk pengobatan konvensional maupun pilihan diagnosa ada pula
yang dilakukan seperti:
 Pengobatan alternatif: hyperbaric oxygen chamber
 Pengobatan konvensional/medis – Gaya alternative
terdiri atas Terapi khelasi, Terapi Oksigen Hiperbarik, dan EECP.
 Diagnosa Alternatif melalui Foto aura, Iridologi, Radiestesi, Kinesiologi,
dan Diagnosa TCM
Obat – Obat yang Digunakan dalam Terapi Komplmenter:
a. Bersifat natural yaitu mengambil bahan dari alam, seperti jamu – jamuan,
rempah yang sudah dikenal (jahe, kunyit, temu lawak dan sebagainya).
b. Pendekatan lain seperti menggunakan energi tertentu yang mampu
mempercepat proses penyembuhan, hingga menggunakan doa tertentu
yang diyakini secara spiritual memiliki kekuatan penyembuhan.
Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah
ditetapkan oleh Departemen Kesehatan untuk dapat diintegrasikan ke dalam
pelayanan konvensional, yaitu sebagai berikut :
1. Akupunktur medik yang dilakukan oleh dokter umum berdasarkan
kompetensinya. Metode yang berasal dari Cina ini diperkirakan sangat
bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi kesehatan tertentu dan juga
sebagai analgesi (pereda nyeri). Cara kerjanya adalah dengan

13
mengaktivasi berbagai molekul signal yang berperan sebagai komunikasi
antar sel. Salah satu pelepasan molekul tersebut adalah pelepasan
endorphin yang banyak berperan pada sistem tubuh.
2. Terapi hiperbarik, yaitu suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan
ke dalam sebuah ruangan yang memiliki tekanan udara 2 – 3 kali lebih
besar daripada tekanan udara atmosfer normal (1 atmosfer), lalu diberi
pernapasan oksigen murni (100%). Selama terapi, pasien boleh membaca,
minum, atau makan untuk menghindari trauma pada telinga akibat
tingginya tekanan udara.
3. Terapi herbal medik, yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam,
baik berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian
maupun berupa fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal yang telah
melalui uji preklinik pada cell line atau hewan coba, baik terhadap
keamanan maupun efektivitasnya. Terapi dengan menggunakan herbal ini
akan diatur lebih lanjut oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

2.3 Terapi Komplementer dalam Keperawatan


Terapi komplementer dan alternatif sebagai sebuah domain luas dalam
sumber daya pengobatan yang meliputi sistem kesehatan, modalitas, praktik
dan ditandai dengan teori dan keyakinan, dengan cara berbeda dari sistem
pelayanan kesehatan yang umum di masyarakat atau budaya yang ada
(Complementary and alternative medicine/CAM Research Methodology
Conference, 1997 dalam Snyder & Lindquis, 2002). Terapi komplementer
dan alternatif termasuk didalamnya seluruh praktik dan ide yang didefinisikan
oleh pengguna sebagai pencegahan atau pengobatan penyakit atau promosi
kesehatan dan kesejahteraan.
Definisi tersebut menunjukkan terapi komplemeter sebagai pengembangan
terapi tradisional dan ada yang diintegrasikan dengan terapi modern yang
mempengaruhi keharmonisan individu dari aspek biologis, psikologis, dan
spiritual. Hasil terapi yang telah terintegrasi tersebut ada yang telah lulus uji
klinis sehingga sudah disamakan dengan obat modern. Kondisi ini sesuai

14
dengan prinsip keperawatan yang memandang manusia sebagai makhluk
yang holistik (bio, psiko, sosial, dan spiritual).
Prinsip holistik pada keperawatan ini perlu didukung kemampuan perawat
dalam menguasai berbagai bentuk terapi keperawatan termasuk terapi
komplementer. Penerapan terapi komplementer pada keperawatan perlu
mengacu kembali pada teori-teori yang mendasari praktik keperawatan.
Misalnya teori Rogers yang memandang manusia sebagai sistem terbuka,
kompleks, mempunyai berbagai dimensi dan energi. Teori ini dapat
mengembangkan pengobatan tradisional yang menggunakan energi misalnya
tai chi, chikung, dan reiki.
Teori keperawatan yang ada dapat dijadikan dasar bagi perawat dalam
mengembangkan terapi komplementer misalnya teori transkultural yang
dalam praktiknya mengaitkan ilmu fisiologi, anatomi, patofisiologi, dan lain-
lain. Hal ini didukung dalam catatan keperawatan Florence Nightingale yang
telah menekankan pentingnya mengembangkan lingkungan untuk
penyembuhan dan pentingnya terapi seperti musik dalam proses
penyembuhan. Selain itu, terapi komplementer meningkatkan kesempatan
perawat dalam menunjukkan caring pada klien (Snyder & Lindquis, 2002).
Hasil penelitian terapi komplementer yang dilakukan belum banyak dan
tidak dijelaskan dilakukan oleh perawat atau bukan. Beberapa yang berhasil
dibuktikan secara ilmiah misalnya terapi sentuhan untuk meningkatkan
relaksasi, menurunkan nyeri, mengurangi kecemasan, mempercepat
penyembuhan luka, dan memberi kontribusi positif pada perubahan
psikoimunologik (Hitchcock et al., 1999).
Terapi pijat (massage) pada bayi yang lahir kurang bulan dapat
meningkatkan berat badan, memperpendek hari rawat, dan meningkatkan
respons. Sedangkan terapi pijat pada anak autis meningkatkan perhatian dan
belajar. Terapi pijat juga dapat meningkatkan pola makan, meningkatkan citra
tubuh, dan menurunkan kecemasan pada anak susah makan (Stanhope, 2004).
Terapi kiropraksi terbukti dapat menurunkan nyeri haid dan level plasma
prostaglandin selama haid (Fontaine, 2005).

15
Hasil lainnya yang dilaporkan misalnya penggunaan aromaterapi. Salah
satu aromaterapi berupa penggunaan minyak esensial berkhasiat untuk
mengatasi infeksi bakteri dan jamur (Buckle, 2003). Minyak lemon thyme
mampu membunuh bakteri streptokokus, stafilokokus dan tuberkulosis
(Smith et al., 2004). Tanaman lavender dapat mengontrol minyak kulit,
sedangkan teh dapat membersihkan jerawat dan membatasi kekambuhan
(Key, 2008). Dr. Carl menemukan bahwa penderita kanker lebih cepat
sembuh dan berkurang rasa nyerinya dengan meditasi dan imagery (Smith et
al., 2004). Hasil riset juga menunjukkan hipnoterapi meningkatkan suplai
oksigen, perubahan vaskular dan termal, mempengaruhi aktivitas
gastrointestinal, dan mengurangi kecemasan (Fontaine, 2005).
Hasil-hasil tersebut menyatakan terapi komplementer sebagai suatu
paradigma baru (Smith et al., 2004). Bentuk terapi yang digunakan dalam
terapi komplementer ini beragam sehingga disebut juga dengan terapi
holistik. Terminologi kesehatan holistik mengacu pada integrasi secara
menyeluruh dan mempengaruhi kesehatan, perilaku positif, memiliki tujuan
hidup, dan pengembangan spiritual (Hitchcock et al., 1999).
Kebutuhan perawat dalam meningkatnya kemampuan perawat untuk
praktik keperawatan juga semakin meningkat. Hal ini didasari dari
berkembangnya kesempatan praktik mandiri. Apabila perawat mempunyai
kemampuan yang dapat dipertanggungjawabkan akan meningkatkan hasil
yang lebih baik dalam pelayanan keperawatan.
Peran perawat yang dapat dilakukan dari pengetahuan tentang terapi
komplementer diantaranya sebagai konselor, pendidik kesehatan, peneliti,
pemberi pelayanan langsung, koordinator dan sebagai advokat. Sebagai
konselor perawat dapat menjadi tempat bertanya, konsultasi, dan diskusi
apabila klien membutuhkan informasi ataupun sebelum mengambil
keputusan. Konseling keluarga adalah memandang keluarga secara
keseluruhan bahwa anggota keluarga adalah bagian yang tidak mungkin
dipisahkan dari anak (klien) baik dalam melihat permasalahannya maupun
penyelesaiannya. Sebagai suatu system, permasalahan yang dialami seorang
anggota keluarga akan efektif diatasi jika melibatkan anggota keluarga yang

16
lain. Pada mulanya konseling keluarga terutama diarahkan untuk membantu
anak agar dapat beradaptasi lebih baik untuk mempelajari lingkungannya
melalui perbaikan lingkungan keluarganya.
Sebagai pendidik kesehatan, perawat dapat menjadi pendidik bagi perawat
di sekolah tinggi keperawatan seperti yang berkembang di Australia dengan
lebih dahulu mengembangkan kurikulum pendidikan (Crips & Taylor, 2001).
Peran perawat sebagai peneliti di antaranya dengan melakukan berbagai
penelitian yang dikembangkan dari hasilhasil evidence-based practice.
Perawat dapat berperan sebagai pemberi pelayanan langsung misalnya
dalam praktik pelayanan kesehatan yang melakukan integrasi terapi
komplementer (Snyder & Lindquis, 2002). Perawat lebih banyak berinteraksi
dengan klien sehingga peran koordinator dalam terapi komplementer juga
sangat penting. Perawat dapat mendiskusikan terapi komplementer dengan
dokter yang merawat dan unit manajer terkait. Sedangkan sebagai advokat
perawat berperan untuk memenuhi permintaan kebutuhan perawatan
komplementer yang mungkin diberikan termasuk perawatan alternatif (Smith
et al.,2004).

2.4 Terapi Nutrisi


Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk
membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk
berlangsungnya fungsi normal setiap organ dan jaringan tubuh (Rock CL,
2004). Pengertian nutrisi menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
 Nutrisi adalah proses pengambilan zat-zat makanan penting (Nuwer,
2008).
 Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari sistem tubuh, pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan
(Wikipedia, 2008).
 Nutrisi berbeda dengan makanan, makanan adalah segala sesuatu yang kita
makan sedangkan nutrisi adalah apa yang terkandung dalam makanan
tersebut (Uri, 2008).

17
Nutrisi adalah zat dalam makanan yang menyediakan energi, membantu
“membakar” nutrisi lain menjadi energi bagi tubuh kita, dan memperbaiki
jaringan. Berbagai jenis nutrisi ialah protein, karbohidrat, lemak, vitamin,
mineral dan air.
1. Protein
Protein merupakan bagian penting dari tulang, otot, dan kulit. Bahkan
dalam setiap sel dalam tubuh kita terdapat protein . Protein mempunyai
banya fungsi, antara lain adalah membantu memecah nutrisi untuk
menjadi energi, sebagai struktur bangunan dalam tubuh, dan
menghancurkan racun.
Protein terdiri dari blok bangunan yang disebut asam amino. Tubuh kita
dapat memproduksi beberapa asam amino. Protein yang kita peroleh dari
daging dan produk hewani lainnya mengandung semua asam amino yang
kita butuhkan. Protein dari daging dan produk hewani yang lain juga
disebut sebagai protein lengkap. Berbeda dengan protein nabati yang tidak
mengandung semua asam amino yang kita butuhkan, untuk melengkapi
asam amino yang kita butuhkan kita perlu mengkonsumsi beberapa
makanan nabati agar kita memperoleh asam amino yang lengkap yang kita
butuhkan.
Beberapa sumber protein yang sangat baik baik antara lain meliputi
ikan, kerang, daging unggas, daging merah (sapi, babi, domba), telur,
kacang-kacangan, selai kacang, biji-bijian produk dari kedelai (tahu,
tempe, burger vegetarian), susu dan produk terbuat dari susu (keju, keju
cottage, yoghurt).
2. Karbohidrat
Makanan yang kita makan mengandung berbagai jenis karbohidrat.
Dari jenis jenis karbohidrat ada yang lebih baik untuk kesehatan kita
dibanding jenis karbohidrat yang lainnya. Jenis jenis kabohidrat antara
lain adalah:
 Gula
Gula secara alami dapat ditemukan dalam buah-buahan, sayuran, dan
susu. Makanan seperti kue dan biskuit memiliki pemanis buatan atau

18
juga disebut dengan gula tambahan. Gula yang kita dapatkan secata
alami maupun yang didapat dari gula tambahan semuanya dapat diubah
menjadi glukosa, atau zat gula darah. Sel-sel kita membakar glukosa
dan menjadikan energi.
 Zat tepung
Zat tepung didalam tubuh kita dipecah menjadi gula. Zat tepung dapat
ditemukan dalam sayuran tertentu, seperti kentang, buncis, kacang
polong, dan jagung. Ia juga ditemukan dalam roti, sereal, dan biji-
bijian.
 Serat
Serat adalah karbohidrat yang yang tidak dapat dicerna oleh tubuh kita.
Serat melewati tubuh kita tanpa dipecah menjadi gula. Meskipun tubuh
kita tidak mendapatkan energi dari serat, kita masih perlu
mengkonsumsi serat untuk tetap sehat. Serat membantu menyingkirkan
lemak berlebih dalam usus, yang membantu mencegah penyakit
jantung. Serat juga membantu mendorong makanan melalui usus, yang
membantu mencegah sembelit. Makanan tinggi serat ialah buah-
buahan, sayuran, kacang-kacangan, kacang polong, biji-bijian, dan
gandum makanan (seperti roti gandum, oatmeal, dan beras merah).
3. Lemak
Agar tubuh kita tetap stabil, tubuh kita juga membutuhkan Lemak.
Lemak memiliki fungsi antara lain sebagai sumber energi, memproduksi
zat zat yang dibutuhkan oleh tubuh, serta membantu tubuh menyerap
vitamin tertentu dari makanan. Tidak semua makanan berlemak baik untuk
kesehatan kita. Lemak yang baik untuk kita konsumsi adalah lemak tak
jenuh tunggal (monounsaturated) dan lemak tak jenuh jamak
(polyunsaturated).
Dengan mengkonsumsi lemak tak jenuh kita dapat meminimalisir akan
terserang penyakit jantung. Beberapa makanan yang mengandung lemak
tak jenuh tunggal antara lain adalah minyak zaitun, minyak kacang,
minyak canola, dan alpukat. Dan beberapa makanan yang memiliki

19
kandungan lemak tak jenuh jamak tinggi antara lain adalah minyak jagung,
minyak biji kapas, dan minyak kedelai.
Jenis lemak yang kurang baik untuk kesehatan kita adalah lemak jenuh
dan trans yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dengan
menyebabkan penumpukan zat lemak dalam arteri yang dapat
menghambat aliran darah yang kaya oksigen ke jantung kita. Lemak ini
juga dapat meningkatkan resiko stroke dengan menyebabkan penumpukan
zat lemak yang sama dalam arteri yang menjadi saluran aliran darah ke
otak kita. Sebuah penelitian juga menunjukkan bahwa dengan
mengkonsumsi banyak lemak trans dapat meningkatkan risiko kanker
payudara.
Makanan yang memiliki kandungan lemak jenuh tinggi antara lain
daging merah (sapi, babi, domba), daging unggas, mentega, susu, minyak
kelapa, minyak kelapa sawit. Sedangkan lemak trans dapat kita jumpai
pada beberapa makanan yang digoreng seperti seperti kerupuk, donat, dan
dan kentang goreng. Sama halnya dengan lemak jenuh dan lemak trans.
Kolesterol juga kurang baik bagi kesehatan kita, yang juga dapat
meningkatkan resiko serangan jantung. Kolesterol juga dapat kita temukan
daging merah (sapi, babi, domba) dan daging unggas.
Meskipun lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh jamak baik
untuk kesehatan kita, namun kita tetap teratur dalam mengkonsumsi lemak
tersebut. Karena jika lemak terus bertambah maka tubuh kita akan
mengalami kegemukan yang dapat beresiko terserang penyakit lain seperti
diabetes dan obesitas.
4. Vitamin
Vitamin adalah zat yang ditemukan dalam makanan yang dibutuhkan
tubuh kita untuk pertumbuhan dan kesehatan. Ada 13 vitamin yang
dibutuhkan tubuh kita. Masing masing vitamin memiliki fungsi tersendiri.
Berikut adalah beberapa vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh kita:
 Vitamin A berfungsi melindungi tubuh kita dari beberapa infeksi,
serta membantu menjaga kulit kita agar tetap sehat. Vitamin A dapat

20
kita temukan pada makanan seperti brokoli, bayam, wortel, labu, ubi
jalar, hati, telur, susu, krim, dan keju.
 Vitamin B1 berfungsi membantu tubuh kita dalam mencerna
karbohidrat serta baik dalam menjaga sistem saraf. Vitamin B1 dapat
kita temukan pada makanan seperti hati, kacang, sereal, roti, dan susu.
 Vitamin B2 baik dalam menjaga kesehatan kulit kita. Untuk
memenuhi kebutuhan akan vitamin B2, kita bisa mengkonsumsi Hati,
telur, keju, susu, makanan hijau , kacang polong, dan gandum.
 Vitamin B3 berfungsi membantu tubuh kita dalam menggunakan
protein, lemak dan karbohidrat. Selain itu Vitamin B3 juga baik dalam
menjaga sistem sarafdan kulit kita. Vitamin B3 dapat kita temukan
dalam makanan antara lain Hati, ragi, kacang, daging, ikan, dan
unggas.
 Vitamin B5 membantu dalam proses penggunaan karbohidrat dan
lemak dan membantu dalam produksi sel darah merah. Vitamin ini
dapat kita temukan dalam daging sapi, ayam, lobster, susu, telur,
kacang, kacang polong, brokoli, ragi, dan biji-bijian.
 Vitamin B6 berfungsi membantu tubuh kita dalam menggunakan
protein dan lemak dan membantu dalam proses transportasi oksigen
serta sangat baik untuk kesehatan saraf kita. Vitamin ini terkandung
dalam Hati, biji-bijian, kuning telur, kacang, pisang, wortel, dan ragi.
 Vitamin B9 (asam folat) membantu dalam produksi sel baru dan
memeliharanya, serta dapat mencegah cacat lahir. Makanan hijau,
hati, ragi, kacang, kacang polong, jeruk, sereal dan gandum
mengandung vitamin jenis ini.
 Vitamin B12 dapat membantu dalam produksi sel darah merah dan
sangat baik untuk kesehatan saraf. Vitamin B12 dapat kita temukan
pada Susu, telur, hati, unggas, kerang, sarden, dan telur.
 Vitamin C bermanfaat dalam menjaga kesehatan tulang, kulit dan
pembuluh darah. Makanan yang mengandung Vitamin C antara lain
jeruk, tomat, kentang, pepaya, stroberi, dan kubis.

21
 Vitamin D sangat baik dalam menjaga kesehatan tulang. Untuk
memenuhi kebutuhan vitamin D kita cukup berjemur atau terkena
sinar matahari selama 5- 30 menit minimal 2 kali dalam seminggu.
Selain itu kita juga bisa mengkonsumsi makanan antara lain seperti
hati dan susu.
 Vitamin E dapat memelihara sel tubuh kita dari kerusakan,
memperlancar aliran darah, serta mampu memperbaiki jaringan tubuh.
Makanan yang mengandung Vitamin E antara lain kuning telur, hati
sapi, ikan, susu, brokoli, dan bayam.
 Vitamin H (Biotin) dapat membantu tubuh dalam menggunakan
karbohidrat dan lemak serta membantu dalam pertumbuhan sel. Kita
dapat menemukan Vitamin H dalam Hati, kuning telur, tepung
kedelai, sereal, ragi, kacang polong, buncis, kacang, tomat, dan susu.
 Vitamin K membantu dalam proses pembekuan darah dan
pembentukan tulang. bayam, kubis, keju, bayam, brokoli, kubis, dan
tomat. Selain itu, tubuh kita juga memproduksi vitamin K.
5. Mineral
Sama halnya dengan vitamin, mineral adalah zat yang ditemukan
dalam makanan yang dibutuhkan tubuh kita untuk pertumbuhan dan
kesehatan. Ada dua jenis mineral: macrominerals dan jejak mineral.
Macrominerals adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang
lebih besar, yaitu kalsium, fosfor, magnesium, natrium, kalium, dan
klorida. Sedangkan jejak mineral terdiri dari besi, tembaga, yodium, seng,
fluorida, dan selenium.
 Kalsium membantu dalam pembentukan tulang dan gigi serta
membantu menjalankan fungsi otot dan saraf. Kalsium terkandung
dalam ikan Salmon, sarden, susu, keju, yoghurt, kubis Cina,
kangkung, lobak, sawi, brokoli, dan jeruk.
 Klorida berfungsi menjaga keseimbangan kadar air di seluruh tubuh
kita. Klorida terkandung dalam Garam, rumput laut, gandum, tomat,
selada, seledri, buah zaitun, sarden, daging sapi, dan keju.

22
 Tembaga membantu melindungi sel dari kerusakan dan juga untuk
membentuk tulang dan sel darah merah. Tembaga dapat ditemukan
dalam kerang (terutama tiram), coklat, jamur, kacang, dan gandum.
 Floride berfungsi memperkuak tulang dan gigi. Kopi dan dan teh
merupakan makanan yang mengandung flouride.
 Youdium membantu menjalankan fungsi kelenjar tiroid.Tiroid
terkandung dalam seafood, dan garam beryodium.
 Zat Besi membantu sel darah merah dan mengantarkan oksigen ke
seluruh jaringan tubuh serta membantu menjalankan fungsi otot.
Untuk memenuhi kebutuhan zat besi kita dapat mengkonsumsi Daging
merah, unggas, ikan, hati, tepung kedelai, telur, kacang-kacangan,
kacang polong, bayam, lobak hijau, kerang, dan sereal.
 Magnesium berfungsi untuk membentuk tulang dan gigi serta untuk
memeliahara syaraf dan otot agar tetap normal. Magnesium
terkandung dalam beberapa makanan ysitu kacang-kacangan,
seafood, susu, keju, dan yogurt.
 Fosfor sama halnya dengan magnesium yang berfungsi untuk
membentuk tulang dan gigi serta untuk memeliahara syaraf dan otot
agar tetap normal. Fosfor dapat kita temukan pada makan antara lain
Susu, yoghurt, keju, daging merah, unggas, ikan, telur, kacang-
kacangan, dan kacang polong.
 Kalium berfungsi menjaga keseimbangan kadar air di seluruh tubuh
kita serta berfungsi memeliahara syaraf dan otot agar tetap normal.
Kalium terkandung dalam Susu, pisang, tomat, jeruk, melon, kentang,
ubi jalar, plum, kismis, bayam, lobak, kangkung, dan kacang polong.
 Selenium berfungsi mencega kerusakan pada sel serta membantu
fungsi kelenjar tiroid. Sayuran, ikan, kerang, daging merah, biji-bijian,
telur, ayam, hati, bawang putih, dan ragi bisa kita konsumsi untuk
memeneuhi kebutuhan akan Selenium.
 Sodium sama halnya dengan kalium yang berfungsi menjaga
keseimbangan kadar air di seluruh tubuh kita serta berfungsi
memeliahara syaraf dan otot agar tetap normal. Makanan yang

23
mengandung Sodium antara lain adalah Garam, susu, keju, bit, seledri,
daging sapi, daging babi, sarden, dan buah zaitun hijau.
 Seng berfungsi dalam menjaga kesehatan kulit dan membantu dalam
penyembuhan luka. Selain itu Seng juga berfungsi membantu tubuh
kita untuk melawan penyakit. Seng dapat kita temukan dalam
beberapa makanan antara lain hati, telur, makanan laut, daging merah,
tiram, telur, kacang-kacangan, biji-bijian, sereal, gandum, dan biji
labu.
 Air adalah bagian penting dari tubuh kita. Bahkan lebih dari 60 persen
tubuh kita terdiri dari air. Beberapa fungsinya yaitu membasahi
jaringan, seperti di sekitar mulut, mata, dan hidung. Mengatur suhu
tubuh, sebagai bantalan sendi dan membantu tubuh mendapatkan
nutrisi.
Fungsi nutrisi sebagai penyembuh baru disadari setelah Dr. Linus Pauling
yang memperkenalkan konsep terapi ortomolekuler, yaitu penggunaan
vitamin dalam dosis tinggi. Awalnya Dr. Linus Pauling hanya mengira bahwa
vitamin C hanya digunakan untuk mencegah batuk pilek namun setelah
dicombain dengan vitamin B (B1, B6, B12) yang diperlukan untuk sel otak
dan saraf.
Kedokteran ortomolekul adalah suatu bentuk pengobatan alternatif yang
bertujuan untuk menjaga kesehatan manusia melalui suplementasi nutrisi.
Konsep ini dibangun di atas gagasan lingkungan nutrisi yang optimal dalam
tubuh dan menyarankan bahwa penyakit mencerminkan kekurangan dalam
lingkungan ini. Pengobatan untuk penyakit, menurut pandangan ini
melibatkan upaya untuk memperbaiki "ketidakseimbangan atau kekurangan
berdasarkan biokimia individu" dengan menggunakan zat-zat seperti vitamin,
mineral, asam amino , elemen jejak dan asam lemak.
Pendekatan ini kadang-kadang disebut sebagai terapi megavitamin karena
praktiknya berkembang dari, dan dalam beberapa kasus masih menggunakan
dosis vitamin dan mineral berkali-kali lebih tinggi daripada asupan makanan
yang direkomendasikan. Praktisi ortomolekul juga dapat menggabungkan
berbagai gaya perawatan lain ke dalam pendekatan mereka, termasuk

24
pembatasan diet , megadosis nutrisi non-vitamin dan obat-obatan farmasi
umum. Para pendukung berpendapat bahwa kadar zat-zat tertentu yang tidak
optimal dapat menyebabkan masalah kesehatan di luar kekurangan vitamin
sederhana dan melihat menyeimbangkan zat-zat ini sebagai bagian integral
dari kesehatan.
Linus Pauling menciptakan istilah "ortomolekul" pada 1960-an yang
berarti "molekul yang tepat dalam jumlah yang tepat" ( orto- dalam bahasa
Yunani menyiratkan "benar"). Pendukung pengobatan ortomolekuler
berpendapat bahwa pengobatan harus didasarkan pada biokimia masing-
masing pasien.
Joseph Pizzorno,N.D., pakar terapi alami menulis textbook of Natural
Medicine and Encylopedia of Natural Medicine menjelaskan cara kerja
kelompok nutrisi sebagai obat. Menurutnya seluruh proses tergantung pada
enzim yang berfungsi membantu proses reaksi kimia agar sel-sel organ tubuh
bekerja dengan baik. Untuk itu diperlukan mikronutrien sebagai komponen
pembentuk enzim, menghalangi toksin, merusak enzim dan memperbaiki sel
genetik yang menghasilkan enzim tersebut.
Terapi komplementer dapat berupa promosi kesehatan, pencegahan
penyakit ataupun rehabilitasi. Bentuk promosi kesehatan misalnya
memperbaiki gaya hidup dengan menggunakan terapi nutrisi. Seseorang yang
menerapkan nutrisi sehat, seimbang, mengandung berbagai unsur akan
meningkatkan kesehatan tubuh. Intervensi komplementer ini berkembang di
tingkat pencegahan primer, sekunder, tersier dan dapat dilakukan di tingkat
individu maupun kelompok misalnya untuk strategi stimulasi imajinatif dan
kreatif (Hitchcock et al., 1999).
Terapi nutrisi diperlukan untuk mengembalikan keseimbangan fungsi
tubuh yang terganggu akibat kekurangan nutrisi. Hal ini sebagai akibat pola
makan yang buruk dan stress kehidupan. Gangguan-gangguan tersebut berupa
penurunan kemampuan sistem imun, keracunan dari toksin hasil metabolisme
tubuh yang tidak baik, gangguan sistem anti radang yang berlebih sehingga
tubuh meresponnya sebagai alergi, gangguan fungsi metabolik terutama

25
pencernaan, gangguan sistem hormon dan proses penuaan dini yang sekarang
banyak terjadi karena stress karena gaya hidup modern.
Untuk mengatasi gangguan tersebut beberapa nutrisi yang digunakan dalam
food supplement adalah:
a. Memperkuat sistem imun yaitu vitamin A, C, herbal Echinacea dan jamur
Shiitake. Untuk mnegobatai infeksi spesifik, digunakan goldenseal
(infeksi bakteri), licorice (infeksi virus) dan tea tree oil (infeksi jamur
kulit).
b. Detoksifikasi digunakan betakaroten, vitamin C, E dan klorofil.
Sedangkan untuk mengatasi toksik usus diberikan suplemen laktobasilus.
Detoksifikasi hati digunakan bawang putih, Sylibum marianum dan
sayuran golongan brassica.
c. Mengatasi radang digunakan vitamin E dan C dosis tinggi yang berfungsi
menormalkan kembali fungsi respon tubuh terhadap radang.
d. Mengoptimalkan fungsi metabolik terutama sistem pencernaan digunakan
zat pahit, betain hidroklorida dan enzim pepsin.
e. Menyeimbangkan sistem hormon: hormon tiroid diberikan mineral
tembaga, selenium, seng dan ekstrak kelenjar tiroid. Hormon DHEA
diberikan ginseng Siberia, meningkatkan hormon wanita diberikan
mineral seng, vitamin A, herbal Vitex agnus-cactus, meningkatkan
hormon pria diberikan mineral sneg dan ginseng Siberia.
f. Awet muda digunakan suplemen vitamin C, E, B12, koenzim Q10,
glukosamin sulfat, glutation, mineral kromium, magnesium selenium dan
minyak biji rami.

26

Anda mungkin juga menyukai