Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

TINDAKAN KEPERAWATAN POST PARTUM


(Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas)

Disusun Oleh:
Kelompok 5

1. Candra Kresna D 1708184


2. Indry Fitria Listendi 1708221
3. Komala Dewi 1708228
4. Sentika 1708279
5. Siti Ainun 1708282
6. Tiara Indah 1708294

Tk-2A

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS DAERAH DI SUMEDANG
2019
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahim.
Puji dan syukur hanya milik Allah SWT yang telah memberi taufik dan hidayah-Nya
kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya,
para sahabatnya dan mudah-mudahn sampai kepada kita selaku umatnya. Amiin
Makalah ini menyajikan pembahasan tentang “Tindakan Keperawatan Post Partum”.
Dimana makalah ini kami susun sebagai salah satu pemenuhan tugas Mata Keperawatan
Maternitas. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.
Seiring dengan berakhirnya penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih
Kepada Dosen Pembimbing , berbagai pihak yang telah turut membantu kami dalam penyusunan
makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami maupun masyarakat luas.

Sumedang, 10 Februari 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2

1.3 Tujuan .............................................................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Teknik Menyusui ............................................................................................................. 3

2.2 ASI Eksklusif ................................................................................................................... 4

2.3 KB (Keluarga Berencana) ................................................................................................ 13

2.4 Perawatan Bayi ................................................................................................................ 15

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................... 20

3.2 Saran ................................................................................................................................ 20

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa setelah melahirkan merupkan masa penting bagi seorang ibu. Sebab, saat
itulah, ibu menyusui anaknya. Hal yang perlu diperhatikan bagi ibu paska melahirkan atau
post partum diantaranya seperti, pemberian ASI Eksklusif bagi bayi, teknik menyusui yang
benar, perawatan bayi, dan juga Program Keluarga Berencana untuk memberikan jeda
kelahiran.
Ibu memberikan ASI (Air Susu Ibu) secara ekslusif sejak hari pertama kelahiran
anak hingga 6 bulan kedepan. Pada priode ini, anak sangat membutuhkan nutrisi lengkap
guna tumbuh kembangnya. Agar ASI yang di peroduksi bagus, seorang ibu harus sehat dan
mencukupi kebutuhan gizinya setiap hari.
ASI mengandung banyak zat yang tidak terdapat dalam makanan dan minuman
apapun, termasuk susu formula. ASI bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak. Ketika anak sedang menyusu pada ibunya mulutnya mesti terhubung kepada
payudara.
Pada masa menyusui seorang ibu harus berupaya mendapatkan informasi yang
benar tentang penyusuan. Sayangnya, banyak ibu yang tidak menyadari pentingnya ASI
bagi bayi, terutama ibu yang bekerja diluar rumah. Selain factor kesibukan, ternyata
kendala fisik turut menurunkan semangat ibu dalam menyusui anak. Olehkarena itu, agar
seorang ibu mampu membentuk anak yang sehat, kuat dan cerdas di masa mendatang. Ia
harus memberikan ASI Ekslusif kepada anak.
Harus diakui bayi (neonates) dan anak sangat rentang terserang penyakit. Hal ini
dikarenakan mereka belum memiliki daya imun (kekebalan) yang sempurna. Bahkan,
banyak dari mereka yang tidak bias tertolong. Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa
mereka membutuhkan perawatan yang tepat dan komprehensif.
Perlu diketahui, disekitar kita, terdapat banyak sekali sumber penyakit yang dapat
menjadi faktor penyebab terjangkitnya suatu penyakit. Misalnya, bakteri, virus, lingkungan
kotor, gaya hidup tidak sehat, dan lain-lain. Bagi bayi dan anak, penyebab penyakit yang
paling umum dan sering terjadi diakibatkan oleh bakteri dan virus. Sementara itu bakteri

1
2

dan virus itu bias dating dari perawatan bayi yang kurang tepat, misalnya jarang mengganti
popok, padahal popok yang di pakai sudah penuh dengan kotoran, jarang memandikan bayi
atau anak, dan masih banyak hal kecil yang tampa disadari menjadi sumber penyakit.
Layanan Keluarga Berencana Dewasa ini di kenal juga sebagai kesehatan seksual
reproduksi, dan sebagai suatu profesi, layanan ini terus berkembang seiring tersedianya
metode baru kontra sepsi dan di terbitkannya penelitan baru.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep teknik menyusui ?
2. Apa yang dimaksud dengan ASI ?
3. Apa yang dimaksud dengan KB (Keluarga Berencana)?
4. Bagaimana konsep perawatan bayi?

1.3 Tujuan
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep teknik menyusui
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ASI
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan KB (Keluarga Berencana)
5. Untuk mengetahui bagaimana konsep perawatan bayi

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Teknik Menyusui


Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu ibu dari
payudara ibu.
Teknik menyusui yang benar diperlukan agar bayi dan ibu merasa nyaman dan bayi
bisa memperoleh manfaat terbesar dari menyusui.
Langkah Langkah Menyusui yang Benar
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah menyusui dengan sabun dan air mengalir untuk
membersihkan tangan dari kemungkinan adanya kotoran, serta kuman yang
dikhawatirkan bisa menempel pada payudara atau bayi.
2. Masase payudara dimulai dari korpus menuju areola sampai teraba lemas/lunak.
3. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada putting susu
dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan
menjaga kelembapan putting susu.
4. Bayi diletakan menghadap perut ibu/payudara.
a. Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk, lebih baik menggunakan kursi
yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada
sandaran kursi. Contoh posisi menyusui :
- Posisi setengah duduk
- Posisi berbaring miring
- Posisi berbaring terlentang
- Posisi duduk di kursi
- Posisi duduk di tempat tidur
- Posisi berdiri

3
4

b. Bayi dipegang satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung suki ibu dan
bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh menengadah dan
bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
c. Satu tangan bayi diletakan di belakang badan ibu dan yang satu di depan.
d. Perut bayi menempel badan ibu dan kepala bayi menghadap payudara (tidak
hanya membelokan kepala bayi).
e. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
f. Ibu menatap bayi dengan kasih saying.
5. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di bawah.
Jangan menekan putting susu atau areolanya saja.
a. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (Rooting Refleks) dengan cara
menyentuh pipi dengan putting susu atau menyentuh sisi mulut bayi.
b. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara
ibu dengan putting serta areola dimasukan ke mulut bayi.

4
5

1) Usahakan sebagian besar areola dapat masuk kedalam mulut bayi, sehingga
putting susu berada di bawah langit langit dan lidah bayi akan menekan ASI
yang terletak di bawah areola/
2) Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang atau disangga
lagi.

6. Cara melepas isapan bayi yaitu dengan memasukan jaru kelingking ibu ke mulut
bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah.

7. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada putting
susu dan areola sekitarnya, biarkan kering dengan sendirinya.

5
6

8. Menyendawakan bayi dengan tujuan mengeluarkan udara dari lambung supaya


bayi tidak muntah setelah menyusui dengan cara menggendong bayi tegak dengan
bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan lahan. Hal ini
dapat dilakukan juga dengan bayi ditidurkan tengkurap di pangkuan ibu kemudian
punggungnya ditepuk perlahan lahan

9. Periksa keadaan payudara adakah perlukaan/pecah pecah atau terbendung.

2.2 ASI Eksklusif


1. Pengertian ASI eksklusif
ASI (air susu ibu) adalah makanan pertama,utama,dan terbaik bagi bayi yang
bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan bayi. Bagi ibu yang aktif bekerja upaya pemberian
ASI eksklusif sering kali mengalami hambatan karena singkatnya masa cuti hamil
dan melahirkan. Sebelum pemberian ASI eksklusif berakhir secara sempurna, ia
harus kembali bekerja. Inilah yang menjadikan bayi tidak memperoleh ASI
eksklusif. Asi mengandung semua nutrisi yang diperlukan untuk bertahan hidup
pada 6 bulan pertama, yang meliputi hormon, antibodi, faktor kekebalan, dan
antioksidan. Selain itu pemberian asi kepada bayi akan mempererat hubungan batin
antara ibu dan bayi. Apalagi ditambah dengan kontak fisik yang diwujudkan
melalui belaian atau usapan lembut saat menyusui bayinya. Susungguhnya yang
dimaksud dengan pemberian asi eksklusif adalah bayi hanya diberi asi selama 6
bulan tanpa tambahan cairan lain, seperi susu formula, jeruk ,madu , air teh, dan air
putih serta tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biscuit,

6
7

bubur nasi dan tim kecuali vitamin, mineral dan obat. selain itu, pemberian ASI
eksklusif juga berhubungan dengan tindakan memberikan ASI kepada bayi hingga
berusia 6 bulan tanpa makann dan minuman lain, kecuali sirup dan obat.
2. Alasan pemberian ASI Eksklusif
ASI diberikan kepada bayi karena mengandung banyak manfaat dan kelebihan. Di
antaranya ialah menurunkan resiko terjadinya penyakit infeksi, misalnya infeksi
saluran pencernaan (diare), infeksi pernapasan, dan infeksi infeksi telinga. ASI juga
bisa menurunkan dan mencegah terjadinya penyakit noninfeksi, seperti alergi,
obesitas, kurang gizi, asma, dan eksem. Selain itu ASI juga bisa meningkatkan IQ
dan EQ anak.
Sebagian besar prtumbuhan dan perkembangan bayi ditentukan pleh pemberian
ASI eksklusi. Proses peberian ASI hingga bayi berusia 2 tahun dapat mendatangkan
keuntungan secara psikolgis. Kontak fisik antara ibu dan bayinya melalui aktivitas
menyusui ini bisa memberikan rasa tenang dan mengurangi stress. Sesungguhnya
sentuhan, isapan, dan jilatan nayi pada puting ibu selama proses IMD akan
merangsang keluarnya oksitosin yang menyebabkan rahim berkontraksi, sehingga
membantu pengeluaran plasenta dan mengurangi pendarahan pada ibu.
WHO, UNICEF, dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui SK
Menkes No. 450/Men.Kes/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah menetapkan
rekomendasi pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Dalam rekomendasi tersebut
dijelaskan bahwa untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan
yang optimal selama 6 bulan.
3. Berbagai faktor yang terkait pemberian ASI eksklusif
a. Aspek pemahaman dan pola piker
Meskipun pemberian ASI eksklusif telah banyak disosialisasikan, namun tidak
sedikit ibu yang belum mengerti dan menganggap remeh hal itu, terutama para
ibu yang bekerja di luar rumah. Beberapa anggapan keliru sering kali
mengenyampikan kebutuhan nutrisi bayi. Hal-hal tersebut menyebabkan
terjadinya perubahan dari pola dsara pemberian ASI menjadi pemberian susu
formula. Bila kondisi itu terus berlanjut, maka bisa juga bangsa Indonesia
mengalami kemunduran di masa mendatang.

7
8

b. Aspek gizi
ASI mengandung nutrisi lengkap yang dibuthkan oleh bayi hingga 6 bulan
pertama kelahirannya. ASI pertama yang diberikan kepada bayi, yang sering
disebut kolostrum, banyak mengandung zat kekebalan, terutama IgA yang
berfungsi melindungi bayi dari penyakit infeksi, seperti diare. Bila kolostrum
terlambat diberikan kepada bayi, maka boleh jadi system kekebalan bayi sedikit
rapuh dan mudah terserang penyakit.
c. Aspek pendidikan
Bagi seorang ibu, menyusui bayi merupakan tindakan yang alamiah. Oleh
karena itu, mereka beranggapan bahwa menyusui tidak perlu dipelajai.
Sebenarnya, anggapan ini tidak sepeuhnya keliru, tetapi menyusui bisa menjadi
masalah manakala ibu menikah dini, atau melahirkan bayi yang pertama,
terutama dikalangan artis atau ibu yang bekerja.
d. Aspek imunologik
Para ahli berpendapat bahwa ASI mengandung zat anti infeksi yang bersih dan
bebas kontaminasi. Kadar immunoglobin A (IgA) dalam kolostrum cukup
tinggi. Meskipu tidak diserap oleh tubuh bayi , tetapi zat ini berfungsi
meluluhkan bakteri pathogen E. coli dan berbagai virus pada saluran
pencernaan.
e. Aspek psikologis
Pertama, menyusui dapat membangkitkan rasa percaya diri bahwa ibu mampu
menyususi dengan produksi ASI yang mencukupi kebutuhan bayi. Kedua,
interaksi antara bayi dan ibu. Ketiga, kontak langsung melalui sentuhan kulit
mampu memberikan rasa aman dan puas, karena bayi merasakan kehangatan
tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi
masih dalam rahim.
f. Aspek kecerdasan
Pertama, proses pemberian ASI yang lancer memungkinkan asupan gizi
menjadi lebih maksimal. Kedua, berdasarkan hasil di Denmark, diketahui
bahwa bayi yang diberi ASI hingga lebih dari 9 bulan akan tumbuh cerdas.
g. Aspek neurologis

8
9

Dengan meminum ASI, koordinasi saraf pada bayi yang terkait aktivitas
menelan, menghisap, dan bernafas semakin sempurna. Hal ini akan mengurangi
resiko gangguan aspek nafas pad bayi yang baru lahir, atau terjadinya asma
pada anak prasekolah.
h. Aspek biaya
Menyusui dapat mengurangi aspek biaya tambahan, yang diperlukan untuk
membeli susu formula.
i. Aspek penundaa kehamilan
Menyusui secara eksklusif dapat menunda dating bulan dan kehamilan,
sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang dikenal
sesebgai metode amenore laktasi (MAL)
4. Peundaan pemberian makanan padat selain ASI
Sesungguhnya, penundaan pemberian makanan padat pada bayi dapat memberikan
perlindungan yang lebih baik terhadap berbgai penyakit. Meskipun bayi terus
menerima imunitas melalui ASI, kekebalan tubuh bayi terbaik ialah saat diberi ASI
eksklusif. Para ibu yang menunda makanan padat untuk bayi bisa membuat system
pencernaannya berkembang semakin matang. Menunda mkanan padat untuk bayi
juga dapat melindungi bayi dari resiko obesistas, sebab pemberian makanan padat
pada bayi dapat meningkatkan kandungan lemak dan berat badan. Para ibu pun
perlu mengetahui bahwa menunda makanan padat dan memberika ASI eksklusif
bisa memberika jarak untuk kelahiran bayi berikutnya.
5. Manfaat Asi Eksklusif
Beberapa manfaat ASI bagi bayi adalah sebagai berikut:
1. Ketika bayi berusia 6-12 bulan, ASI bertindak sebagai makanan utama bayi,
karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi.
2. ASI memang terbaik untuk bayi manusia, sebagaimana susu sapi yang terbaik
untuk bayi sapi.
3. ASI merupakan komposisi makanan ideal untuk bayi.
4. Para dokter menyepakati bahwa pemberian ASI dapat mengurangi risiko
infeksi lambung dan usus, sembelit, serta alergi.

9
10

5. Bayi yang di beri ASI lebih kebal terhadap penyakit ketimbang bayi yang tidak
memperoleh ASI.
6. Bayi yang di beri ASI lebih mampu menghadapi efek penyakit kuning.
7. ASI selalu siap sedia ketika bayi menginginkannya. ASI pun selalu dalam
keadaan steril dan suhunya juga cocok.
8. Dengan adanya kontak mata dan badan, pemberian ASI semakin mendekatkan
hubungan antara Ibu dan Anak.
9. Apabila bayi sakit, ASI adalah makanan yang terbaik untuk di berikan
kepadanya, karena ASI sangat mudah di cerna.
10. Bayi yang lahir premature lebih cepat tumbuh jika di beri ASI.
11. Beberapa penyakit yang jarang menyerang bayi yang di beri ASI antara lain
kolik, kematian bayi secara mendadak atau SIDS (sudden infant death
syndrome), eksem cbron’s disease, dan ulcerative colitis.
12. IQ pada bayi yang memperoleh ASI lebih tinggi 7-9 poin ketimbang bayi yang
tidak di beri ASI.
13. Menyusui bukanlah sekedar memberi makan. Tetapi juga mendidik anak.
6. Manajemen Laktasi
1. Masa kehamilan (antenatal)
a. Ibu mencari informasi tentang keunggulan ASI, manfaat menyusui bagi ibu
dan bayi, serta dampak negatif pemberian susu formula.
b. Ibu memeriksakan kesehatan tubuh, kehamilan, dan kondisi putting
payudara.
c. Ibu melakukan perawatan payudara sejak kehamilan berumur 6 bulan
hingga siap menyusui.
d. Ibu senantiasa mencari informasi tentang gizi dan makanan tambahan sejak
kehamilan tri-semester kedua.
e. Ibu menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga, termasuk
mendapatkan dukungan suami yang dapat memberikan rasa nyaman kepada
Ibu.
2. Masa setelah persalinan (prenatal)

10
11

a. Masa persalinan merupakan masa yang paling penting dalam kehidupan


bayi selanjutnya.
b. Membantu terjadinya kontak langsung antara bayi dan ibu selam 24 jam
agar menyusui dapat di lakukan tanpa jadwal.
c. Ibu nifas di beri kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 S1) dalam waktu 2
minggu setelah melahirkan.
3. Masa menyusui (post-natal)
a. Setelah bayi mendapatkan ASI pada minggu pertama kelahirannya, ibu
harus menyusui bayi secara eksklusif selama 4 bulan pertama setelah bayi
lahir.
b. Ibu mesti mencari informasi tentang gizi makanan ketika masa menyusui
agar bayi tumbuh sehat.
c. Ibu harus cukup istirahat untuk menjaga kesehatannya
d. Ibu selalu mengikuti petunjuk petugas kesehatan (merujuk posyandu atau
puskesmas) bila ada permasalahan yang terkait penyusuan.
e. Ibu memperhatikan gizi/makanan anak, terutama pada bayi berusia 4 bulan.
4. Hal-Hal yang terkait persiapan menyusui Bayi
a. Ibu harus siap memberi ASI kepada bayi yang akan di lahirkan,terutama
bagi ibu yang akan melahirkan untuk pertama kalinya.
b. Banyaknya ASI yang akan di hasilkan seorang Ibu tidak tergantung pada
besarnya payudara, tetapi gizi ibu selama hamil dan menyusui, serta cara
menyusui bayi.
c. Usia ibu saat mengandung dan menyusui juga turut berpengaruh terhadap
produksi ASI.
d. Bentuk putting payudara berpengaruh terhadap keberhasilan menyusui.
e. Putting yang baik dan normal dapat di gerakan dengan bebas.
f. Putting yang terlalu masuk ke dalam akan membuat bayi sulit mengisap
ASI.
5. Hal – hal yang di anjurkan dalam penyusuan

11
12

a. Ketidakberhasilan saat menyusui di karenakan sumbatan saluran yang


menyalurkan air susu,serta tekanan tinggi yang membuat produksi ASI
semakin menurun.
b. Ibu harus merawat putting yang kering dan lecet menggunakan cream anti
septik.
c. Pada minggu minggu terakhir sebelum melahirkan, ibu harus mengurut
payudara dengan handuk setelah mandi.
d. Ibu mengkonsumsi makanan bergizi yang cukup energy protein, vitamin
dan mineral.
e. Ibu tidak boleh memaksa bayi untuk mengisap ASI jika ia menolak.
f. Sebaiknya,bayi di susui sedini mungkin.
g. Pada dua hari pertama setelah kelahiran bayi, produksi ASI belum banyak.
h. Pada 5 hari pertama setelah kelahiran bayi, ASI lebih berwarna kuning dan
kental.
i. Bayi tidak terlalu menangis lantaran lapar.
j. Terkadang, pada minggu minggu pertama setelah melahirkan, ibu
merasakan sakit di perut bagian bawah sebelum menyusui bayi.
7. ASI eksklusif sebagai pencegah kelahiran
1. Cara kerja ASI sebagai pencegah kehamilan
Asi berhubungan dengan pelepasan hormon-hormon yang di perlukan untuk
merangsang terjadinya ovulasi. Maka, semakin sering ibu menyusui bayi,
terjadinya ovulasi semakin berkurang.
2. Kefektifan ASI untuk mencegah kehamilan
Jika ibu memberikan ASI kepada byainya sesuai kriteria LAM, maka
kemungkinan ibu hamil dalam 6 bulan pertama setelah melahirkan hanya
kurang dari 2%.
3. Berbagai kriteria Ibu yang menggunakan metode LAM
Seorang ibu di nyatakan menggunakan metode LAM (lactation Amenorrbea
method) atau metode KB dengan memberikan ASI secara eksklusif.
4. Penggunaan metode LAM bagi ASI yang di pompa

12
13

Ibu tidak bisa menerapkan metode LAM bila bayinya memperoleh ASI yang di
pompa. Hal ini di karenakan isapan Bayi pada putting susu berperan penting
untuk mencegah terjadinya ovulasi. Terkait itu, perlu di ketahui bahwa
mengeluarkan ASI dengan memompa tidak se efektif isapan bayi.
5. Keuntungan menggunakan MAL
Dengan menerapkan MAL, ibu bisa memperoleh beberapa keuntungan. Dalam
hal ini, ibu bisa menggunaan kontrosepsi atau non kontrosepsi.
6. Pembatasan penggunaan MAL
Pada dasarnya, penggunaan MAL menjadi terbatas dan kurang efektif karena
beberapa hal berikut :
a. Banyaknya persiapan sejak perawatan kehamilan agar ibu dapat segera
menyusui bayi pada 30 hari paska persalinan.
b. Pengaruh kondisi social.
c. Efektifitas tinggi hingga menstruasi dating kembali atau 6 bulan.
d. Tidak mampu melindungi dari IMS, termasuk virus Hepatitis B/HBV dan
HIV/AIDS
7. Persiapan menggunakan MAL
a. Sehat, yakin, serta mempunyai kemauan dan kesungguhan untuk menyusui
bayi secara eksklusif.
b. Merawat payudara.
c. Cukup minum dan menkonsumsi makanan bergizi.
d. Menjaga kebersihan diri.
e. Memperoleh dukungan dari keluarga, terutama suami.
8. Beberapa metode yang terkait keberhasilan menyusui
a. Sarana pelayanan kesehatan mempunyai kebijakan tentang penerapan 10
langkah menuju keberhasilan menyusui dan melarang promosi pasi
b. Saran pelayanan kesehatan melakukan pelatihan untuk para stap yang
bergerak di bidang kesehatan.
c. Ibu hamil di beri penyuluhan tentang manfaat ASI dan langkah langkah
yang terkait keberhasilan menyusui. Ibu juga di beri konseling bila ia
menderita infeksi HIV positif

13
14

d. Ibu melakukan kotak langsung dengan bayi dan menyusui sedini mungkin,
sekitar 0,5-1 jam setelah bayi lahir.
e. Ibu menyusui bayi sesuai teknik menyusui yang benar, yaitu bayi di letakan
pada posisi yang tepat, dan mulut bayi di lekatkan pada putting payudara
ibu.
f. Ibu hanya memberikan ASI tanpa makanan dan minuman tambahan.
g. Ibu dan bayi di rawat secara intensif.
h. Ibu menyusi bayi sesering mungkin dan sesuai keinginan bayi.
i. Ibu tidak memberikan dot.
j. Ibu tetap berkonsultasi dengan dokter mengenai kondisi dirinya dan
bayinya pasca melahirkan.

2.3 KB (Keluarga Berencana)


A. Definisi
Keluarga berencana (disingkat KB) adalah gerakan untuk membentuk keluarga
yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Itu bermakna adalah
perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan
penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom,
spiral, IUD, dan sebagainya.

B. Ada Empat Metode Utama Keluarga Berencana Alami dan Kesadaran


Terhadap Kesuburan:
1. Metode suhu tubuh
Metode suhu tubuh dilakukan dengan wanita mengukur suhu tubuhnya setiap
hari untuk mengetahui suhu tubuh basalnya. Setelah ovulasi, suhu tubuh basal
(BBT/ basal body temperature) akan sedikit turun dan kemudian naik sebesar
0,2-0,4⁰C dan menetap sampai masa ovulasi berikutnya. Hal ini terjadi karena
setelah ovulasi hormone progesterondisekresi oleh korpus luteum yang
menyebabkan suhu basal wanita naik.
2. Metode lendir serviks (sebelum dikenal sebagai metode billings)

14
15

Metode lendir serviks dilakukan dengan wanita mengamati lendir serviksnya


setiap hari. Lendir bervariasi selama siklus. Setelah menstruasi, ada sedikit
lendir serviks dan ini sering kali disebut sebagai “ kering“. Kadar hormone
estrogen dan progesterone rendah dan lendir tersebut dikenal sebagai lendir
tidak subur mungkin tidak ada lendir serviks atau mungkin terlihat lengket dan
jika direntangkan diantara dua jari, akan putus. Ketika ovum mulai matang,
jumlah ekstrogen yang dihasilkan meningkat, yang menyebabkan peningkatan
lendir serviks. Hal ini menandai fase subur. Kadar estrogen terus naik sebelum
terjadi ovulasi dan jumalh lendir serviks meningkat, menjadi jernih dan melar;
apabila dipegang diantara dua jari, lendir dapat diregangkan dengan mudah
tanpa terputus lendir ini igambarkan terlihat seperti putih telur mentah dan
disebut lendir subur. Hari terakhir lendir jenis ini disebut hari puncak
lendir;yang hanya dapat diidentifikasi secra retrosprektif.
3. Metode kalender
4. Kombinasi metode, juga disebut sebgai metode simpto-termal atau metode cek-
ganda dan menggabungkan metode suhu tubuh,kalender,dan lendir serviks,
yang menyebabkan metode ini lebih efektif sebagai kortrasepsi.

C. Metode Keluarga Berencana Buatan/Kontrasepsi


a. Kontrasepsi Pil
1. Pil kontrasepsi kombinasi
Pil kombinasi atau COC saat ini adalah salah satu metode kontrasepsi yang
paling luas di gunakan tetapi pil yang sekarang ini di gunakan agak berbeda dari
pil aslinya.
a. Penjelasan metode
Pil kontrasepsi oral kombinasi ( combined oral contraceptive, COC) berisi
hormone estrogen dan progestogen. Pil ini mencegah kehamilan dengan
cara menghambat ovulasi, membuat endometrium tidak mendukung untuk
implantasi, membuat lendir serviks tidak dapat di tembus oleh sperma.
b. Tipe metode

15
16

Pabrik pembuat obat telah memproduksi banyak pil kombinasi, ada tiga
jenis pil kombinasi
1. Pil monokfasik
2. Pil bifasik
3. Pil trifasik

b. Kontrasepsi suntik
Seperti pil lainnya yang berisi progestogen kontrasepsi suntik mencegah kehamilan
dengan berbagai cara. Kontrasepsi ini menyebabkan lendir serviks mengental
sehingga menghentikan daya tembus sperma, mengubah endometrium menjadi
tidak cocok untuk di inplantasi , dan mengurangi fungsi tuba falopi. Fungsi utama
kontrasepsi suntik dalam mencegah kehamilan adalah menekan ovulasi.

c. Kontrasepsi implan
Norplant terdiri atas enam kapsul, tiap kapsul berisi 38 mg progesterone
levonorgestrel yang dipasang secara subdermal dan berfungsi sebagai kontrasepsi
selama 5 tahun. Sedangkan implanon adalah batang tunggal berisi 68 mg
etonogestrel yang dipasang secara subdermal dan mendapat lisensi selama 3 tahun.
Kerugian :
1) Membutuhkan orang terlatih untuk memasangnya
2) Menstruasi tidak teratur
3) Efek samping minor
4) Hipoestrogenisme
5) Infeksi pada area pemasangan

Keuntungan :

1) Efektivitas tinggi
2) Mudah kembali subur
3) Kontrasepsi jangka panjang
4) Bebas efek samping estrogen
5) Kegagalan pengguna rendah

16
17

Efek samping :

1) Nyeri dsan gatal pada area pemasanagn


2) Sakit kepala
3) Mual
4) Perubahan mood
5) Perubahan berat badan
6) Jerawat
7) Nyeri tekan payudara
8) Vaginitis

Pemasangan impalnon dipasang dengan menggunakan teknik steril di bawah


anestesi local ke dalam bagian dalam lengan atas pada lengan tidak dominan.
Implant harus dimasukkan di bagian dalam lengan atas sekitar 6-8 cm di atas lipat
siku pada lekuk antara bisep dan trisep. Kulit harus diregangkan dan ujung aplikator
implant dimasukkan ke tempat pemasangannya dengan membentuk sudut 20
derajat. Selanjutnya masukan kanula de dalam lengan lalu angkat ujung jarum
dipertahankan dalam jaringan subdermal, jarum dimasukan sampe sepenunya dan
kapsul imasukkan, kemudah jarum dilepas.

Melepas implant pastikanlah letak implant yang dipasang desebelah mana untuk
dilepas, kemudian pisahkan antara benang kapsul dan kemudian baru akan terlihat
implan, setelah itu keluarkan implant dengan menggunakan forsep. Tempat insisi
harus dibalut dengan kasa steril dan steri-strip dan perban tekan dipasang di
atasnya.

d. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)


Sebuah AKDR dimasukkan melalui saluran seviks dan dipasang dalam uterus. Alat
ini memilik benang yang meggantung turun ke dakam vagina, yang dapat diperiksa
oleh wanita guna memastikan alat tersebut dalam posisi benar. Alat ini mencegah
kehamilan dengan merusak kemampuan hidup sperma dan ovum melalui

17
18

perubahan pada tuba falopii dan cairan uterus, ada reaksi terhadap benda asing
disertai peningkatan leukosit.
Kerugian :
1) Menoragi
2) Dismenora
3) Risiko kehamilan ektopik
4) Infeksi panggu
5) AKDR terlepas keluar
6) Perforasi uterus
7) Malposisi AKDR
8) Kehamilan akibat pengeluaran.

Keuntungan :

1) Efektif dengan segera


2) Tidak ada ineraksi obat
3) Reversible dan efektif
4) Tidak erkait dengan koitus

Efek samping :

1) Menoragi
2) Dismenorea

e. Sistem Intrauterus (IUS)


IUS mencegah kehamilan dengan menekan endometrium yang membuat
endometrium tidak cocok untuk implantasi. Pada beberapa wanita , IUS
mengurangi fungsi ovarium. Selain itu juga menyebabkan pengentalan lendir
serviks, yang membuat sulit ditembus oleh sperma, dan ada reaksi tubuh teradap
benda asing karena terdapat IUS.
Kerugian :
1) Amonera
2) Perdarahan tidak teratur

18
19

3) Batang alat IUS lebih besar dari AKDR, yang berarti diperlukan dilatasi
serviks
4) IUS terlepas keluar
5) Perforasi uterus, usus, dan kandung kemih
6) Malposisi IUS
7) Kehamilan yang disebabkan IUS terlepas keluar
8) Kehamilan ektopik
9) Tidak cocok untuk pemaikain pascakoitus

Keuntungan :

1) Penurunan menoragi
2) Penurunan dismenorea
3) Oligomenorea
4) Efektivitas tinggi
5) Reversible
6) Tidak ada hubungannya dengan koitus

Efek samping :

1) Kista oarium fungsional


2) Nyeri tekan payudara
3) Jerawat
4) Sakit kepala
5) Kembung
6) Perubahan mood
7) Mual
8) Perdarahan tidak teratur
9) Amenore

Prosedur pemasangan :

Sebelum pemasangan IUS, hasil pemeriksaan klamidia harus dicek, inforasi


tentang masa menstruasi terakhir harus diambil untuk menyingkirkan kehamilan
yang telah ada. Pemasangan IUS dilakukan dengan suatu “teknik tanpa sentuhan”

19
20

sehingga sepasang sarung tangan bersih harus digunakan setelah pemeriksaan


bimanual. Speculum steril dimasukan ke dalam vagina dan letak serviks dicari,
speculum kemudian dibersihkan dengan kapas steril antisepik. Selanjutnya IUS
dimasukkan ke dalam uterus melalui kanalis servikalis. Benang IUS dipendekkan
saat telah berada diposisinya dan dilipat ke atsa dibelakang serviks. Setelah
pemsangan, anjurkan klien baring terlentang. Anda harus mengajari klien cara
memeriksa benang IUS dan menganjurkan klien setiap setelah menstruasi. IUS
dapat dipasang segera setelah aborsi trimester pertama dan harus dipasang stelah 6
minggu postpartum setelah pelahiran. IUS tidak dianjurkan sebagai pilihan pertama
bagi wanita menyusui.

Prosedur pelepasan IUS :

Pelepasan IUS sama dengan pelepasan AKDR, dank arena kesuburan kembali
dengan segera, kontrasepsi harus dibahas sebelum pelepasan dilakukan. Misalnya,
bila diinginkan, diafragma harus diajarkan dan dipasangkan sebelum dilakukan
pelepasan.

f. Kontrasepsi Darurat
satu-satunya kontrasepsi darurat yang lisensi di Inggris adalah Levonelle 2.
Levonelle 2 merupakan kontrsepsi darurat yang berisi progestogen yang berisi
levonorgestrel. Levonella 2 saat ini adalah satu-satunya bentuk kontrasepsi
hormonal pascakoitus yang mendapat lisensi. Kontasepsi ini dapat mencegah atau
memperlambat ovulasi bila diberikan pada awal siklus menstruasi, yang
menyebabkan megapa pemakain kondom secara cermat harus dipatuhi selama sisa
siklusnya karena kitus tanpa perlindungan berikutnya dapat berarti risiko
kehamilan dapat lebih besar.
Kerugian :
1) Tidak berfungsi sebagai kontraseopsi di masa mendatang
2) Masa mentruasi berikutnya dapat lebih awal dan lebih lambat
3) Mual dan muntah

20
21

Keuntungan :

1) Efektif mencegah kehamilan


2) Di awah kendali wanita

Efek samping :

1) Mual
2) Muntah
3) Keletihan
4) Sakit kepala
5) Pusing
6) Nyeri tekan payudara

g. Sterilisasi Wanita
Sterilisasi wanita merupakan metode kontrasepsi wanita yang permanen. Metode
ini pertama kali dilontarkan oeh Hipokrates. Saat ini sterilisasi wanita ini dilakukan
melalui abdomen, baik dengan laporotomi-mini maupun dengan sterilisasi
laparoskopik atau melalui vagina dengan kuldoskopi.
Kerugian :
1) Melibatkan prosedur pembedahan
2) Tidak mudah kembali subur

Keuntungan :

1) Efektivitas tinggi
2) Permanen
3) Efektif

Tipe metode :

1) Menjepitkan sebuah hulka atau klip filshie


2) Menarik sebagian tuba palofi dan menjepitkan cincin falope pada tuba
3) Kauterisasi dan diatermi
4) Melakukan eksisi dan mengkat tuba falopii

21
22

Efek samping :

1) Jika dad kegagalan metode maka ada resiko tinggi kehamilan ektopik
2) Merasa berduka da kehilangan

2.4 Perawatan Bayi

1. Menghisap Lendir Pada Bayi/Anak


Prosedur khusus yang pertama adalan menghisap lender pada bayi atau anak
melalui hidung dan atau mulut. Tujuannya adalah sebagai acuan penatalaksanaan
tindakan penghisapan lender, mengeluarkan lender, dan melonggarkan jalan napas.
Adapun prosedur kerja yang harus dilakukan meliputi persiapan alat, pasien, dan
langkah langkah penghisapan lendir bayi atau anak. Secara detail, prosedurnya
adalah sebagai berikut:
a. Persiapan Alat
Perangkat penghisap lendir meliputi beberapa hal berikut:
- Mesin penghisap lendir
- Slang penghisap lendir sesuai kebutuhan.
- Air matang untuk membilas (baskom)
- Cairan disinfektan dalam tempatnya untuk merendam selang
- Pinset anatomi untuk memegang selang
- Spatel/sundip lidah yang dibungkus dengan kain kasa
- Sarung tangan
- Bengkok dan kasa
- Bak instrumen
b. Persiapan pasien bayi/anak
Untuk persiapan pasien, perawat harus melakukan hal hal berikut:
- bila pasien sadar, siapkan dengan posisi setengah duduk/ semi fowler

22
23

- bila pasien tidak sadar, posisi dimiringkan dan kepala ekstensi agar penghisap
dapat berjalan lancer.
c. Prosedur langkah langkah kerja
Adapun langkah langkah penghisapan yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut:
- jelaskan pada anak/keluarga dan inform concern
- alat didekatkan pada anak dan perawat cuci tangan
- perawat memakai sarung tangan
- anak disiapkan sesuai dengan kondisi
- selang ipasang pada mesing penghisap lendir.
- mesin penghisap lendir dihidupkan.
- sebelum menghisap lendir pada anak, coba lebih dahulu untuk air bersih yang
tersedia
- tekan lidah dengan spatel.
- hisap ledir sampai selesai. Mesin dimatikan.
- bersihkan mulut pasien dengan kasa
- bersihkan selang dengan air dalam baskom
- selang direndam dalam cairan disinfektan yang teresedia
- perawat cuci tangan.
2. Menyiapkan Transfusi Tukar
Transfuse tukar bertujuan menetralisasi atau menyelaraskan darah sesuai dengan
kebutuhan.menurut Dameriya Siragih, transfuse tukar dilakukan pada bayi/anak
dengan keadaan sebagai berikut:
a. Bilirubin indirek serum > atau = 20 mg% dan Albumin < 3,5 mg%
b. Ketidakselaraan golongan darah (Rh ABO, MNS)
c. Sepsis
d. Hepatitis
e. Ikterik fisiologis yang berlebihan
f. Defisiensi enzim (G 6 PD, Piruvat kinase , Glukorinil Transferase)
g. Anemia Hemolitik autotimmune (Anak besar)

23
24

h. Kenaikan kadar bilirubin inderik serum yang sangat cepat pada neonatus 0,3 –
1,0 mg%/jam
i. Anemia berat pada neonatus dengan tanda tanda payah jantung
(hepatosplenomegali dan edema)
j. Kadar HB tali pusat > 14 gram% dengan uji combs indirek positif
Pemeriksaan laboratorium.
Adapun pemriksaan laboratorium yang di perlukan pada anak, ayah, dan ibu
adalah sebagai berikut.
1. Anak
Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan pada anak meliputi :
a. Kadar biliribun indiren dan albumn serum.
b. Darah tapi lengkap.
c. Golongan darah (ABO, Rh, dan lain-lain)
d. Uji combs (direk dan indirek, serta titer-nya)
e. Kadar G6 PD dan enzim etirtosit lainnya.
f. Biakan darah (jika perlu)
2. Ibu
Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan pada ibu meliputi :
a. Golongan darah (ABO, Rh, dan lain-lain)
b. Uji combs, direk, dan lain-lainya.
c. Darah tapi lengkap.
3. Ayah
Laboratorium yang diperlukan pada ayah meliputi golongan darah (A, B, O), Rh,
dan lain-lain. Dalam prosesnya ada beberapa alat yang harus di persiapkan
diantaranya sebagai berikut :
a. Larutan anti septik, betadine, dan alcohol 70%.
b. Perlengkapan vena secti.
c. Dua buah treeway.
d. Spuit 5cc, 10cc, 20cc.
e. Kateter foleyetiline sepanjang 15-20cm.
f. 2buah set infus.

24
25

g. 2buah bengkok.
h. Botol untuk menampung darah.
i. Larutan glukosa kalsikus 10%
j. Larutan heparin encer (2000unit heparin adalah 250cc Nacl
k. Alat-alat resusitasi dan oksigen.
l. Darah donor.

Setelah semua peralatan siap, prosedur transfuse tukar dapat di mulai dengan
langkah-langkah sebaga berikut :

1. Cuci tangan
2. Dekatkan alat-alat pada bayi, jika mempunyai ruangan tindakan khusus,bawa
anak keruang tersebut.
3. Siapkan 2buah treeway yang tersusun seri, hubungkan ujung depan kateter
foleytiline (kateter ambilikus), hubungkan pangkalnya dengan spuit 10-20cc
yang berisi larutan heparin encer sehingga mengisi. Seluruh panjang kateter,
hubungkan lubang samping besar dengan kantong darah dan hubungkan lubang
samping depan dengan botol pembuangan, kedua lubangmasih dalam keadaan
tertutup.
4. Bersihkan tali pusat dan sekitarnya secara aseptic dengan larutan betadin dan
alcohol 70%.
5. Jika tali pusat masih segar, bantu dokter memotong 3-5cm diatas dinding perut.
Jika telah kering, potong setinggi dingding perut (hati-hati dengan terjadinya
pendarahan)
6. Bantu dokter memasukan ujung bebas kateter kedalam vena umbilikalis dengan
hati-hati hingga terasa tahanan (4-6cm) kemudian Tarik kembali sepanjang
1cm, ambil 20cc darah untuk pemeriksaan laboratorium yang diperlukan.
7. Keluarkan lagi darah anak sebanyak 10cc, ubahlah arah treeway, lalu masukan
20cc darah donor, dan seterusnya lakukan secara bergantian.
8. Masukkan/keluarkan darah 20cc dalam waktu ± 20 detik, dengan masa
istirahat 20 detik untuk memberi kesempatan darah beredar dalam tubuh.
9. Pada bayi yang lemah atau premature, cukup 10-15cc/hari.

25
26

10. Setiap kali setelah140-150cc darah dimasukan, bilah kateter dengan larutan
heparin encer. Berikan 1,5cc glukonas calsikus10%, perlahan-lahan dalam
waktu 2menit sambil pantau denyut nadi anak. Jika kurang 100/menit segera
hentikan pemberiannya.setelah itu,bilah kembali dengan 1cc larutan heparin
encer dan teruskan transufi tukar.
11. Rapihkan dan berskan alat.
12. Cuci tangan.

3. Menolong bayi dengan Pendarahan Tali Pusat

Dalam asuhan keperawatan bayi dengan pendarahan tali pusat sering terjadi. Maka
dari itu sebagai perawat, anda harus (WAJIB) mengetahui cara penanganan pendarahan
tali pusat dengan cepat dan sigap dmi keselamatan bayi. Perdarahan tali pusat termasuk
kasus gawat darurat yang harus di tangani dengan sesegera. Tujuannya adalah untuk
menghentikan pendarahan tali pusat.

Bagi perawat sebelum melakukan tindakan perawatan pada bayi dengan


pendarahan tali pusat, atau beberapa alat yang harus dipersiapkan terlebih dahulu
diantaranya sebagai berikut:

1. Satu atau dua pasang sarung tangan.


2. Dua buah arteri klem steril.
3. Kain kasa steril.
4. Lidi kapas sterl.
5. Korentang pada tempatnya.
6. Alcohol 70%
7. Betadine 10%.
8. Plester
9. Gunting perban
10. Bengkok.
11. Pakaian bayi dan perlengkapannya.

26
27

Adapun prosedur atau langlah-langkah dalam membantu bayi dengan perdarahan tali pusat
adalah sebagai berikut.

1. Cuci tangan
2. Buka gurita dan pakaian bayi.
3. Buka pembalut tali pusat, dan buang pada tempat yang benar.
4. Pakai sarung tangan.
5. Klem tali pusat dengan artri klem.
6. Kencangkan pengikat tali pusat (yang baru) sampai pendarahan berhenti.
7. Bersihkan tali pusat dan sekitarnya dengan kapas alcohol, dan tutup dengan kasa steril,
kemudian fikasi dengan plester
8. Pakaikan gurita dan pakaian lengkap bayi
9. Rapihkan alat dan cuci tangan.

27
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Prosedur perawatan bayi diantaranya perawatan bayi, ASI Eksklusif , Teknik


Menyusui, Keluarga Berencana. Menghisap lendir pada bayi atau anak melalui hidung
dan atau mulut merupakan cara perawatan bayi. Tujuannya adalah sebagai acuan
penatalaksanaan tindakan penghisapan lender, mengeluarkan lender, dan melonggarkan
jalan napas. ASI (air susu ibu) adalah makanan pertama, utama, dan terbaik bagi bayi yang
bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan bayi. Asi mengandung semua nutrisi yang diperlukan
untuk bertahan hidup pada 6 bulan pertama, yang meliputi hormon, antibodi, faktor
kekebalan, dan antioksidan. Selain itu pemberian asi kepada bayi akan mempererat
hubungan batin antara ibu dan bayi. Apalagi ditambah dengan kontak fisik yang
diwujudkan melalui belaian atau usapan lembut saat menyusui bayinya. Setelah
melahirkan seorang wanita dianjurkan untuk melakukan KB untuk menjeda atau memberi
waktu kepada ibu untuk beristirahat dari masa kehamilannya .Layanan Keluarga Berencana
Dewasa ini di kenal juga sebagai kesehatan seksual reproduksi, dan sebagai suatu profesi,
layanan ini terus berkembang seiring tersedianya metode baru kontra sepsi dan di
terbitkannya penelitan baru. Banyak sekali jenis alat kontasepsi untuk program KB.
Diantaranya pil, suntik, IUD, implan dan masih banyak lagi.

28
DAFTAR PUSTAKA

Prasetyono, D.S. (2012). ASI Eklusif. Jogjakarta:DIVA Press


Putra, S.R. (2012). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita untuk Keperawatan dan
Kebidanan.Jogjakarta:D-Medika
Everett, suzzane. (2008). Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduktif. Jakarta:EGC
Astutik, Reni Yuli. (2014). Payudara dan Laktasi. Jakarta : Salemba Medika

29

Anda mungkin juga menyukai