Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN DEWASA PADA PASIEN SNH DI

RUANG MARWAH PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Disusun Oleh :

Dewi Yuliana

1710206010

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2017
MIND MAP KONSEP TEORI

DEFINISI FAKTOR RESIKO


Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang 1. Non reversible : usia, jenis kelamin, ras, dan genetik.
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah 2. Reversible : hipertensi, penyakit kardiovaskuler, kolesterol tinggi,
kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun. obesitas , peningkatan hematokrit, diabetes melitus, dan kontrasepasi oral
( khususnya dengan disertai hipertensi, dan kadar estrogen tinggi).
3. Kebiasaan hidup : merokok, penyalahgunaan obat, konsumsi alkohol,
kurang olahraga, dan makanan berkolesterol.
KLASIFIKASI
1. Berdasarkan klinik : stroke hemorargik dan stroke non hemorargik.
2. Berdasarkan perjalanan penyakit : Trancient Ischemic Attack (TIA),
Stroke In Evolution ( SIE), Completeted Stroke Ischemic (CSI), dan KOMPLIKASI
Reversible Ischemic Neurological Defisit (RIND). Hipoksia serebral, penurunan aliran darah serebral, dan embolisme
serebral.

ETIOLOGI
Trombosis, embolisme cerebral, iskemia, hemorargi serebral, tumor otak,
tekanan darah tinggi, kelemahan dinding arteri, dan cidera kepala. KECACATAN YANG DITIMBULKAN
1. Stroke hemisfer kiri : hemiparesis atau hemiplegia sisi kanan,
perilaku lambat dan sangat hati-hati, kelainan bidang pandang kanan,
STROKE mudah frustasi, ekspresif, reseptif, atau disfagia global.

TANDA DAN GEJALA 2. Stroke hemisfer kanan : hemiparesis atau hemiplegia sisi kiri, defisit
Hilangnya rasa atau adanya sensasi abnormal pada lengan atau tungkai spasial – perceptual, penilaian buruk, memperlihatkan ketidaksadaran
atau salah satu sisi tubuh, kelemahan atau kelumpuhan lengan atau defisit pada bagian yang sakit, dan kelainan bidang visual kiri.
tungkai atau salah satu sisi tubuh, hilangnya sebagian penglihatan atau
pendengaran, penglihatan ganda, pusing , bicara tidak jelas, sulit 3. Pasca stroke : hemiparesis dan hemiplegia, apraksia, afasia, disartria,
memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat , tidak mampu disfagia, perubahan penglihatan, perubahan berfikir abstrak, emosi labil,
mengenali bagian dari tubuh , pergerakan yang tidak biasa , hilangnya dan inkontinesia.
pengendalian terhadap kandung kemih, ketidakseimbangan dan terjatuh,
pin, nyeri kepala hebat, vertigo, epistaksis, perdarahan retina, muntah,
kejang, perubahan mental, demam, perubahan ECG: Gelombang T,
interval P-R memendek, interval Q-R memanjang, kontraksi ventrikel
premature, sinus bradikardia dan ventrikel dan supra ventrikel, PENATALAKSANAAN
takhikardi. Menstabilkan tanda-tanda vital, menemukan dan memperbaiki aritmia
jantung, merawat kandung kemih, menempatkan pasien dalam posisi yang
tepat, mengubah posisi setiap 2 jam, melakukan latihan-latihan gerak
pasif, dan kolaborasi dalam pemberian obat diuretik, antikoagulan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Angiografi serebral, CT-scan, pungsi lumbal, MRI, ultrasonografi
doppler, EEG, dan sinar X tengkorak.
MIND MAP ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
Identitas klien, keluhan utama, riwayat kesehatan, alergi, keadaan umum,
vital sign, profil life system, profil psycho-sosial, pola nilai/kepercayaan,
review of system/pemeriksaan fisik (aktivitas/istirahat, sirkulasi,
eliminasi, makanan/cairan, nyeri/kenyamanan, keamanan, pernapasan),
dan pemeriksaan penunjang.

ANALISA DATA
NURSING CARE PLAN NURSING CARE PLAN

1. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan interupsi aliran darah, 5. Sindrom kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler, penurunan
vasospasme serebral, edema serebral. kekuatan dan ketahanan, kehilangan kontrol atau koordinasi otot, nyeri atau
Intervensi : DIAGNOSA ketidaknyamanan, kerusakan perseptual atau kognitif.
* Tentukan faktor-faktor yang berhubungan dengan penyebab khusus penurunan perfusi KEPERAWATAN Intervensi :
serebral dan potensial terjadinya peningkatan Tekanan Intra Kranial (TIK). * Kaji kemampuan dan tingkatkan kekurangan pasien untuk melakukan kebutuhan sehari-
* Pantau atau catat status neurologis sesering mungkin dan bandingkan dengan normalnya. hari.
* Pantau tanda-tanda vital * Pertahankan dukungan, sikap yang tegas. Beri pasien waktu yang cukup untuk mengerjakan
* Catat perubahan dalam penglihatan tugas.
* Letakkan kepala dengan posisi agak ditinggikan dan dalam posisi anatomis. * Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukan atas keberhasilannya.
* Pertahankan keadaan tirah baring, ciptakan lingkungan yang tenang, batasi pengunjung. * Gunakan alat bantu pribadi, seperti kloset duduk yang tinggi.
* Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian oksigen sesuai indikasi, antihipertensi, dan * Libatkan keluarga dalam memenuhi perawatan diri pasien.
vasodilatasi perifer. * Konsultasi dengan ahli fisioterapi ahli terapi okupus.
* Pantau pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi. 6. Gangguan harga diri berhubungan dengan perubahan biofisik, psikososial, perseptual
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan (keterlibatan neuromuskuler). kognitif.
Intervensi : Intervensi :
* Kaji kemampuan secara fungsional dengan cara teratur. * Kaji luasnya gangguan persepsi dan hubungan dengan derajat ketidakmampuan.
* Ubah posisi minimal dua jam. * Bantu dan dorong kebiasaan berpakaian dan berdandan yang baik.
* Tinggikan tangan dan kepala pasien * Libatkan keluarga untuk mendukung keadaan pasien sehingga dapat menghadapi
* Bantu untuk mengembangkan keseimbangan duduk keberadaannya dan menimbulkan semangat hidup serta kemandiriannya.
* Konsultasi dengan ahli fisioterapi secara aktif, latihan resistif. * Berikan penguatan terhadap penggunaan alat-alat adaptif (seperti: tongkat untuk berjalan).
3. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan sirkulasi serebral, kerusakan * Dengarkan dan temani pasien saat mengekspresikan pikiran dan perasaan.
neuromuskuler, kehilangan tonus atau kontrol otot fasia, atau kelemahan. * Rujuk ke neuropsikologis atau konseling sesuai kebutuhan.
Intervensi : 7. Resiko tinggi terhadap kerusakan menelan berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler
*Kaji tipe atau derajat kemampuan pasien untuk berkomunikasi, misal kesulitan berbicara, atau perseptual.
kemampuan untuk mengerti kalimat yang diucapkan. Intervensi :
* Tunjukkan objek dan minta pasien untuk menyebutkan nama benda tersebut. * Tinjau ulang kemampuan menelan pasien dan timbang berat badan secara teratur.
* Arahkan kesalahan dalam komunikasi dan berikan umpan balik. * Tingkatkan upaya untuk dapat melakukan proses makan yang efektif, seperti bantu pasien
* Libatkan keluarga untuk melatih bicara dengan mengontrol kepala.
* Latih pasien untuk berbicara sesuai kemampuannya. * Stimulasi bibir untuk menutup dan membuka mulut secara manual.
* Gunakan alternatifstroke adalah
komunikasi bentuk:lain, misalnya dengan tulisan dan gambar. * Letakkan makanan pada daerah mulut yang tidak terganggu.
* Konsultasikan dengan ahli terapi wicara. * Berikan makanan di tempat yang tenang dan secara perlahan-lahan.
4. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan transmisi. *Anjurkan pasien menggunakan sedotan untuk meminum cairan.
Intervensi :
* Kaji keadaan sensorik, seperti membedakan panas atau dingin, tajam atau tumpul.
* Ciptakan lingkungan yang sederhana, pindahkan perabot yang membahayakan.
* Hilangkan kebisingan atau stimulasi eksternal yang berlebihan sesuai kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.

Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.

NANDA. 2010. Nursing Diagnoses : Definitions And Classification 2009-2011. Philadelphia : Nanda
International.

Pearce, Evelyn C. 2002. Anatomi & Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Potter & Perry. 2006. Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4 Vol 1. Jakarta: EGC

Price, S.A & Wilson. L.M. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Vol 2. Jakarta:
EGC

Schwartz, Seymour. 2000. Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah. Jakarta : EGC.

Smeltzer, S. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth Edisi. 8. Jakarta : EGC.

Syamsuhidayat. R & De Jong W. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC.

Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC.
Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai