Anda di halaman 1dari 13

Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Perubahan

Konseptual Pada Materi Asam Basa

Ulfa Rahma Ainul Fikria*, M. Setyarini, Lisa Tania


FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandarlampung
*email: ulfarahmaainulfikria@gmail.com, tel: 089632704458

Received:June 25th, 2018 Accepted:June 28th, 2018 Online Published:July 2nd, 2018

Abstract: The Development of the Student Worksheets Based on Conceptual Change


on Acid-Base Topic. Students worksheet based on conceptual change on acid-base topic
has been developed by using R&D method. The student worksheets which were developed
has characteristics that able to trained students to construct the right concept so student
can be spared from misconception. Expert’s validation result toward the suitability of
content, construction, and readability aspect has percentage in the number 89.11% which
is very high category. Based on teacher’s respons to the suitability of content has
percentage in the number 87.30% , construction 93.33%, and readability aspect 87.90%
which is very high category. Based on students’ responses of readability aspect has
percentage in the number 91.42% and attractiveness aspect 90.18% which is very high
category. So it was concluded that the student worksheets is valid and proper to use.

Keyword: Student worksheets, conceptual change, acid-base

Abstrak: Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Perubahan Konseptual


Pada Materi Asam Basa. Telah dilakukan penelitian dan pengembangan LKS berbasis
perubahan konseptual pada materi asam basa menggunakan metode R&D. LKS yang
dikembangakan memiliki karakteristik yang mampu melatihkan siswa untuk membangun
konsep yang sesuai sehingga siswa terhindar dari miskonsepsi. Hasil validasi ahli
terhadap aspek kesesuaian isi, keterbacaan, dan kemenarikan memiliki rata-rata
persentase sebesar 89,11% dengan kategori sangat tinggi. Berdasarkan tanggapan guru
terhadap aspek kesesuaian isi diperoleh persentase sebesar 87,30%, konstruksi sebesar
93,33%, dan keterbacaan sebesar 87,90% dimana ketiga aspek tersebut berkategori sangat
tinggi. Berdasarkan tanggapan siswa pada aspek keterbacaan diperoleh persentase sebesar
91,42% dan aspek kemenarikan sebesar 90,18% yang berkategori sangat tinggi. Sehingga
LKS dapat dikatakan valid dan layak untuk digunakan.

Kata kunci: Lembar Kerja Siswa, perubahan konseptual, asam basa

PENDAHULUAN yang benar akan berguna dan


Ilmu kimia merupakan bagian membantu pembentukan konsep
dari ilmu pengetahuan alam yang berikutnya. Dengan paham konsep,
berisi sekumpulan konsep, prinsip, siswa menjadi lebih peka untuk
hukum, dan teori (Sudarmo, 2009). memahami situasi baru dengan cara
Dalam proses pembelajaran kimia, menggeneralisasi karakteristik dari
pemahaman konsep merupakan hal konsep-konsep yang telah dimiliki
yang penting karena hal tersebut (Sudarmo, 2009).
dapat menjadi dasar yang kuat bagi Salah satu kompetensi dasar
pengembangan kemampuan peserta yang harus dicapai siswa SMA kelas
didik (Sari, 2013). Konsep adalah XI adalah KD-3.10 yaitu memahami
batu fondasi berfikir, sebab konsep konsep asam dan basa serta

1
2

kekuatannya dan kesetimbangan 22,07%, lebih lanjut peneliti juga


pengionannya dalam larutan. KD- mengatakan bahwa siswa memiliki
4.10 adalah menentukan trayek pH kemampuan generalisasi yang
beberapa indikator yang diekstrak kurang sehingga hanya berfokus
dari bahan alam. Untuk mencapai pada hafalan teori yang dimiliki
KD tersebut maka materi yang perlu tanpa memahaminya.
diajarkan kepada siswa adalah materi Berdasarkan kajian yang
asam basa (Kemendikbud, 2016). dilakukan oleh Sudarmo (2009)
Materi asam basa dianggap sebagi terhadap hasil penelitian beberapa
konsep yang sulit di SMA, karena ahli tentang miskonsepsi pada materi
untuk memahami materi diperlukan asam basa menunjukkan bahwa lebih
materi pengantar seperti reaksi dari 75% siswa menjawab di dalam
kimia, kesetimbangan kimia, dll asam tidak terdapat ion OH-, selain
(Artdej ddk., 2010). Namun, dalam itu lebih dari 90% siswa dan guru
proses pembelajaran tersebut, siswa kebingungan pada saat ditanya
masih menyisakan ketidakpahaman berapakah pH suatu larutan HCl
konsep bahkan miskonsepsi yang 10-7M. Miskonsepsi yang dialami
kuat (Cakir, 2008). siswa tersebut akan mengakibatkan
Beberapa penelitian telah rendahnya kemampuan siswa untuk
dilakukan terkait miskonsepsi yang membangun konsep dan tidak
dialami siswa pada materi asam basa. tercapainya ketuntasan belajar.
Salah satunya yang dilakukan oleh Miskonsepsi memiliki sifat yang
Ilmah (2017) di 7 Madrasah Aliyah stabil dan berlangsung dalam kurun
Negeri dan Swasta yang ada di Kota waktu yang lama. Biasanya siswa
Tangerang dengan sampel 135 siswa, cenderung mempertahankan konsep
menunjukkan bahwa siswa yang yang dimilikinya meskipun kurang
mengalami miskonsepsi pada konsep tepat, konsep itu akan mempengaruhi
teori asam basa sebesar 34%, siswa proses pembelajaran selanjutnya, hal
kurang memiliki kemampuan untuk ini dikarenakan konsep dalam ilmu
menerapkan teori asam basa ke kimia saling terkait antara satu
dalam persamaan reaksi dan tidak dengan yang lainnya (Sugiyarto &
dapat membedakan reaksi manakah Pratomo, 2013). Kondisi demikian
yang sesuai dengan reaksi asam basa tidak dapat dibiarkan sehingga
Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan diperlukan usaha yang mampu
Lewis. Penelitian juga menunjukkan memperbaikinya. Miskonsepsi tidak
siswa yang mengalami miskonsepsi hilang dengan metode mengajar yang
pada konsep indikator asam basa klasik, seperti metode ceramah,
sebesar 31%, tetapan ionisasi asam sehingga dianjurkan menggunakan
basa (Ka/Kb) sebesar 34%, kekuatan metode mengajar yang membuat
asam basa (pH) sebesar 19% dan pembelajaran menjadi proses
perhitungan pH sebesar 23%. “mengkonstruksi” bukan proses
Studi terkait miskonsepsi pada “menerima” pengetahuan, metode
materi asam basa juga dilakukan oleh tersebut adalah metode yang sesuai
Harizal dan Muchtar (2012) pada dengan pendekatan konstruktivisme
179 siswa kelas XI dari 6 SMA di (Utami, Iskandar & Ibnu, 2009).
Medan. Hasil studi menunjukkan Konstruktivisme bertitik tolak
bahwa siswa mengalami miskonsepsi dari pembentukan pengetahuan serta
pada konsep asam basa sebesar rekonstruksi, dimana pengetahuan
3

siswa diperoleh sebagai akibat dari mengungkapkan konsep siswa,


proses konstruksi yang berlangsung mengklarifikasi dan merevisi konsep
terus menerus (Poedjiadi dalam agar siswa dapat mengklarifikasi dan
Adisusilo, 2010). Salah satu cara merevisi konsepsi, menghadirkan
mengimplementasikan pendekatan konflik kognitif agar siswa lebih
konstruktivisme yaitu dengan cara terbuka pada konsepsi berikutnya,
penggunaan model pembelajaran serta merestrukturisasi konsep agar
perubahan konseptual. siswa mampu mengubah konsepsi
Model perubahan konseptual menjadi konsep ilmiah. LKS tersebut
adalah suatu pembelajaran yang adalah LKS berbasis perubahan
melibatkan perubahan konsep siswa konseptual.
dengan cara menambah pengetahuan Namun, fakta di lapangan
baru dengan pengetahuan yang menunjukkan bahwa penggunaan
dimilikinya (Posner dkk., 1982). LKS pada materi asam basa di
Model perubahan konseptual sekolah masih belum berbasis
didefinisikan sebagai pembelajaran perubahan konseptual, bahkan masih
yang mengubah konsepsi yang sudah ada beberapa sekolah yang belum
ada yaitu keyakinan, ide, atau cara menggunakan LKS dalam proses
berpikir sehingga belajar bukan pembelajaran materi asam basa.
hanya mengumpulkan fakta-fakta Fakta ini diperkuat dengan hasil
atau keterampilan baru tetapi juga studi pendahuluan yang dilakukan di
mengubah konsepsi yang sudah ada dua SMA Negeri dan satu SMA
(Davis dalam Sari dan Nasrudin, Swasta di Bandarlampung dengan
2015). Model pembelajaran ini responden dua orang guru kimia dan
menghendaki agar siswa menjadi sepuluh siswa kelas XI IPA dari
tidak puas dengan konsepsi yang setiap sekolah. Hasil studi
dimikinya serta menemukan konsep- menunjukkan bahwa terdapat 83%
konsep baru yang dapat dimengerti, guru dalam proses pembelajaran
masuk akal dan memberi suatu materi asam basa menggunakan LKS
manfaat, sebelum restrukturisasi dengan jenis LKS eksperimen,
konseptual akan terjadi. sedangkan 17% guru tidak
Dalam mengimplementasikan menggunakan LKS. Sebanyak 67%
model pembelajaran, diperlukan juga guru telah tahu model perubahan
adanya media pembelajaran yang konseptual tetapi belum pernah
memfasilitasi serta mengarahkan menyusun LKS berbasis model
siswa untuk dapat menemukan pembelajaran ini, sedangkan sisanya
konsep yang benar. Salah satu media belum tahu.
yang dapat digunakan adalah Lembar Berdasarkan keterkaitan dengan
Kerja Siswa (LKS). LKS adalah indikator pada model perubahan
salah satu bahan ajar yang penting konseptual, sebanyak 17% guru
dalam proses pembelajaran, karena menggunakan LKS yang belum
LKS membantu siswa terlibat dalam melatihkan siswa untuk dapat
pembelajaran aktif, sehingga siswa mengungkapkan konsepsi siswa
mampu membangun konsep yang melalui pertanyaan-pertanyaan. Ada
sesuai (Kaymaker, 2012). LKS yang 33% guru menyatakan bahwa LKS
dapat memfasilitasi siswa agar tidak yang digunakan belum melatihkan
terjadi kesalahan konsep adalah LKS siswa untuk dapat membahas/
yang melatihkan siswa untuk dapat mengevaluasi konsep agar siswa
4

dapat mengklarifikasi dan merevisi Berdasarkan permasalahan yang


konsep yang telah diungkapkan ada, maka perlu dikembangkan suatu
sebelumnya. Tentang LKS yang LKS berbasis perubahan konseptual
digunakan apakah menghadirkan pada materi asam basa yang dapat
konflik kognitif, ternyata 50% guru melatihkan siswa untuk membangun
menyatakan belum dan 50% lainnya konsep dan mampu terhindar dari
mengatakan sudah. Sebanyak 50% miskonsepsi. Penulis artikel ini
guru juga mengaku bahwa LKS yang bertujuan untuk memaparkan LKS
digunakan belum memfasilitasi siswa berbasis perubahan konseptual pada
untuk merestrukturisasi konsepnya materi asam basa yang telah
menjadi konsep ilmiah. dikembangkan, karakteristik, hasil
Berdasarkan hasil analisis validasi, tanggapan guru dan
angket siswa menyatakan bahwa tanggapan siswa, serta kendala-
63% siswa telah menggunakan LKS kendala yang dihadapi pada saat
yang berisi rangkuman dan soal-soal pengembangan LKS.
latihan, sedangkan 37% siswa tidak
menggunakan LKS, mereka hanya METODE
menggunakan buku cetak dalam Metode penelitian yang akan
proses pembelajaran materi asam digunakan pada penelitian ini adalah
basa. Ada 87% siswa menganggap Research and Development (R&D).
LKS yang digunakan tidak menarik, Menurut Borg & Gall dalam
tidak berwarna, serta tidak berisi Sukmadinata (2015) ada 10 langkah
gambar, grafik dan tabel yang dalam penelitian dan pengembangan,
menarik sesuai dengan materi. tetapi pada penelitian ini hanya
Sebanyak 43% siswa menyatakan dilakukan sampai tahap revisi hasil
mereka mengalami kesulitan dalam uji coba, hal ini disebabkan oleh
memahami pertanyaan yang ada keterbatasan waktu dan kurangnya
karena pertanyaan yang tersedia keahlian peneliti untuk melakukan
terlalu berbelit-belit dan kurang jelas tahap-tahap selanjutnya.
diuraikan.
Berdasarkan keterkaitan dengan Tahap penelitian dan
indikator pada model perubahan pengumpulan informasi
konseptual, sebanyak 57% siswa Pada tahap ini terdiri dari studi
menggunakan LKS yang belum literatur dan studi lapangan. Pada
melatihkan siswa untuk dapat studi literatur dilakukan analisis
mengungkapkan konsep. Ada 47% terhadap materi asam basa yang
siswa yang menyatakan bahwa LKS meliputi KI, KD, indikator, analisis
yang digunakan belum melatihkan konsep, silabus, dan RPP, serta
siswa untuk membahas dan merevisi mengkaji teori mengenai LKS dan
jawaban dan pendapat mereka. produk penelitian sejenis yang
Sebanyak 70% siswa menyatakan berbentuk dokumen-dokumen hasil
LKS belum menampilkan sesuatu penelitian.
baru yang membantu siswa untuk Pada tahap studi lapangan
memahami suatu konsep, LKS yang dilakukan dengan cara pengisian
digunakan hanya menampilkan hal angket oleh 6 guru kimia dan 30
yang sama yaitu ringkasan materi siswa kelas XI IPA dari 3 SMA di
dan soal-soal latihan saja. Bandarlampung yaitu SMA Negeri 3,
5

SMA Negeri 14 dan SMA Al-Azhar dan mengevaluasi konsep siswa,


3. Data hasil angket yang diperoleh menghadirkan konflik kognitif, dan
dianalisis dengan teknik analisis data restrukturisasi konseptual, bagian
berdasarkan klasifikasi yang dibuat penutup berisi daftar pustaka serta
dengan rumus: cover luar.
Produk LKS ini terdiri dari tiga
∑𝐽𝑖 LKS, LKS pertama mencakup
%𝐽𝑖𝑛 = 𝑥 %
𝑁 konsep teori asam basa menurut
Arrhenius, LKS kedua mencakup
dimana %Jin adalah persentase konsep asam basa menurut Bronsted-
pilihan jawaban-i dan ∑Ji adalah Lowry, dan LKS ketiga mencakup
jawaban responden yang menjawab konsep asam basa menurut Lewis.
jawaban-i, serta N adalah jumlah
seluruh responden. Tahap uji coba lapangan awal
Uji coba lapangan awal
Tahap perencanaan produk dilakukan pada guru kimia dan 10
Pada tahap ini dirancang desain siswa kelas XI di salah satu SMA di
produk LKS berbasis perubahan Bandarlampung. Guru memberikan
konseptual pada materi asam basa, tanggapan dengan cara pengisian
dan didesain instrument validasi ahli angket aspek kesesuain isi, aspek
maupun tanggapan guru dan siswa. konstruksi, dan aspek keterbacaan.
Desain produk LKS meliputi tujuan Siswa memberikan tanggapan pada
dari penggunaan produk, siapa aspek keterbacaan dan kemenarikan.
pengguna produk, dan deskripsi dari Hasil tanggapan dianalisis
komponen-komponen produk. dengan teknik analisis sebagai
Instrumen validasi ahli meliputi berikut: data yang telah diperoleh
aspek kesesuaian isi, konstruksi, dan diklasifikasikan dengan memberikan
keterbacaan. Instrumen tanggapan kode untuk mengelompokkan
guru meliputi aspek kesesuaian isi, jawaban berdasarkan pernyataan
konstruksi, dan aspek keterbacaan. angket, data ditabulasi berdasarkan
Sedangkan instrumen tanggapan klasifikasi yang dibuat, setiap hasil
siswa meliputi aspek keterbacaan tabulasi diberikan skor jawaban
dan kemenarikan. Hasil dari validasi berdasarkan skala Likert yang
ini akan berfungsi sebagai masukan ditunjukkan pada Tabel 1.
dalam merevisi LKS ini.
Tabel 1. Skala Likert
Tahap pengembangan produk
awal Pilihan Jawaban Skor
Produk LKS yang akan Sangat Setuju (SS) 5
dikembangkan terdiri dari bagian Setuju (S) 4
pendahuluan yang berisi cover luar, Kurang Setuju (KS) 3
cover dalam, kata pengantar, daftar Tidak Setuju (TS) 2
isi, KI-KD, indikator pencapaian, Sangat Tidak Setuju (STS) 1
dan petunjuk umum penggunaan
LKS, bagian isi yang berisi identitas Data yang dihasilkan selanjutnya
LKS dan tahapan pada model dikelola menjadi jumlah skor
perubahan konseptual, diantaranya jawaban dengan menggunakan
mengungkapkan konsep, membahas rumus sebagai berikut:
6

∑𝑆 HASIL DAN PEMBAHASAN


%Xin =  100%
𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠
Hasil penelitian dan pengumpulan
dimana %Xin adalah persentase skor informasi
jawaban angket-i, ∑S adalah jumlah Pada tahap penelitian dan
skor jawab, dan Smaks adalah skor pengumpulan informasi terdiri dari
maksimum yang diharapkan. studi literatur dan studi lapangan.
Hasil persentase jawaban setiap Studi literatur mengkaji analisis KI-
item pada angket dihitung rata-rata KD pada materi asam basa, indikator
persentase dengan rumus sebagai pencapaian kompetensi dari KD 3.10
berikut: dan 4.10 kelas XI IPA, analisis
∑ %𝑋𝑖𝑛 konsep, silabus, dan RPP sesuai
̅̅̅̅̅̅
%𝑋𝑖 =
𝑛 kurikulum 2013 (Kemendikbud,
2016).
dimana %𝑋 ̅̅̅̅̅̅𝑖 adalah rata-rata Pada studi pustaka diperoleh
persentase jawaban angket-i, ∑ %𝑋𝑖𝑛 teori tentang kriteria dan penyusunan
adalah jumlah persentase angket-i, LKS yang baik dan ideal. LKS yang
sedangkan n adalah jumlah butir soal baik dan ideal adalah LKS yang
(Sudjana, 2005). berupa media ajar cetak, memiliki
Hasil perhitungan ditafsirkan ke komponen-komponen seperti kata
persentase rerata secara keseluruhan pengantar, pendahuluan, daftar isi,
dengan menggunakan tafsiran dari dan lain-lain, memiliki soal-soal
Arikunto (2008) yang ditampilkan maupun berbagai kegiatan yang
pada Tabel 2. dapat dikerjakan oleh siswa. LKS
yang baik juga memiliki kombinasi
Tabel 2. Tafsiran persentase angket antara gambar dan tulisan (Darmodjo
& Kaligis dalam Widjajanti, 2008).
Persentase Kriteria Selain itu diperoleh teori tentang
80,1–100 Sangat tinggi model perubahan konseptual yang
60,1–80 Tinggi sangat penting dalam pembelajaran
40,1–60 Sedang kimia (Davis dalam Sari dan
20,1–40 Rendah Nasrudin, 2015). Model perubahan
0,0–20 Sangat rendah konseptual ini dianggap relevan
digunakan pada materi asam basa
Tahap revisi hasil uji coba karena dapat membantu siswa untuk
Tahap terakhir yang dilakukan dapat membangun konsep dan
pada penelitian ini yaitu revisi dan menghasilkan pemahaman konsep
penyempurnaan LKS pada materi yang lebih baik, serta dapat
asam basa berbasis perubahan memberikan kesempatan kepada
konseptual. Tahap revisi dilakukan siswa untuk mengevaluasi dan
sesuai dengan tanggapan dari guru memeriksa konsepsinya, sehingga
dan tanggapan siswa terhadap LKS siswa terhindar dari miskonsepsi.
yang dikembangkan. Hasil revisi Pada studi lapangan diperoleh
dikonsultasikan kepada dosen beberapa informasi, diantaranya LKS
pembimbing. Hasil tafsiran dalam yang digunakan pada pembelajaran
persentase dapat dijabarkan dalam asam basa di sekolah belum berbasis
bentuk deskripsi naratif. model perubahan konseptual, LKS
7

belum dilengkapi gambar, tabel dan pembelajaran pada model perubahan


perpaduan warna yang menarik, LKS konseptul: mengungkapkan konsep,
belum mampu melatihkan siswa membahas & mengevaluasi konsep,
untuk mengungkakan konsepsinya menghadirkan konflik kognitif serta
melalui pertanyaan, membahas/ restrukturisasi konseptual; (3) bagian
mengevaluasi konsep agar siswa penutup berisi daftar pustaka dan
mengklarifikasi dan merevisi konsep, cover belakang LKS.
menghadirkan konflik kognitif, serta Pada bagian pendahuluan,
LKS belum memfasilitasi siswa bagian cover terdiri dari cover luar
untuk merestrukturisasi konsep. dan cover dalam yang didesain
Selain itu, diperoleh informasi semenarik mungkin dengan gambar-
bahwa siswa mengalami kesulitan gambar yang berhubungan dengan
dalam memahami pertanyaan yang materi asam basa dengan perpaduan
tersedia di LKS, karena pertanyaan warna biru dan merah muda agar
terlalu berbelit-belit dan kurang jelas siswa lebih tertarik. Bagian kata
diuraikan. LKS yang digunakan pengantar, daftar isi, lembar KI-KD,
hanya berisi rangkuman materi dan indikator pencapaian, dan petunjuk
soal-soal latihan. umum penggunaan LKS ditulis
sesuai kaidah ejaan Bahasa Indonesia
Hasil perancangan produk dan didesain tidak monoton dengan
Tahap perancangan produk membuat warna yang lebih menarik.
meliputi rancangan produk yang Pada bagian isi LKS disusun
akan dihasilkan serta proses dalam dengan kombinasi antara gambar dan
pengembangannya. Tujuan dari tulisan yang serasi, menggunakan
penggunaan produk LKS berbasis bahasa yang sesuai dengan tingkat
perubahan konseptual pada materi kedewasaan siswa, dan digunakan
asam basa ini adalah (1) sebagai bingkai untuk membedakan kalimat
media dalam proses pembelajaran perintah dengan jawaban siswa, serta
yang dapat membantu siswa dalam disediakan ruang yang cukup agar
mempelajari materi asam basa, (2) siswa dapat menuliskan jawaban
membantu guru untuk menciptakan yang diperintahkan.
interaksi, khususnya interaksi antara Pada tahap mengungkapkan
siswa dengan sumber belajar dalam konsep berisi pertanyaan-pertanyaan
pembelajaran, (3) sebagai referensi yang bertujuan untuk membantu
pengembangan LKS berbasis model guru mengetahui konsepsi siswa
perubahan konseptual pada materi serta membantu siswa mengenali dan
kimia yang lain. memperjelas ide-ide dan pehamanan
Pengguna dari produk ini adalah yang dimilikinya. Pada LKS 1 berisi
siswa SMA. Deskripsi komponen pertanyaan-pertanyaan yang berupa
pada produk ini terdiri atas tiga gambar beberapa contoh senyawa
bagian yaitu (1) bagian pendahuluan asam dan basa di kehidupan sehari-
yang berisi cover luar, cover dalam, hari, selain itu disajikan pula
kata pengantar, daftar isi, lembar KI- pertanyaan berupa persamaan reaksi
KD, indikator pencapaian, serta ionisasi beberapa larutan dalam
petunjuk umum penggunaan LKS; pelarut air. Pada LKS 2 berisikan
(2) bagian isi, pada masing-masing pertanyaan mengenai persamaan
LKS yang dikembangkan berisi reaksi HCl dan NH3 pada pelarut air
identitas LKS serta tahapan-tahapan dan benzena, sedangkan pada LKS 3
8

berisi beberapa pertanyaan mengenai memperoleh informasi kontradiksi


persamaan reaksi NH3 dan H2O, tentang asam basa yang berbeda dari
reaksi HCl dan NH3, serta reaksi konsep awal mereka.
NH3 dan BF3 yang bertujuan untuk Pada tahap restrukturisasi
menumbuhkan minat siswa dalam konseptual berisikan pertanyaan-
mengungkapkan konsep awal pertanyaan terkait konsep teori asam
mereka. basa untuk membantu siswa agar
Pada tahap membahas dan mampu merefleksi pengetahuannya
mengevaluasi konsep berisi arahan dan melihat perbedaan antara konsep
agar siswa menyampaikan konsep awal mereka dengan konsep ilmiah
awal mereka tentang pertanyaan- sehingga terjadi perubahan konsepsi
pertanyaan yang telah diajukan menjadi konsep yang ilmiah.
sebelumnya. Hal ini bertujuan agar Bagian penutup berisi daftar
siswa mampu mengklarifikasi dan pustaka dan cover belakang. Daftar
merevisi konsepsi yang dimiliki. pustaka berisi literatur-literatur yang
Pada tahap menghadirkan dipakai sebagai acuan materi dalam
konflik kognitif bertujuan agar siswa menyusunan Lembar Kerja Siswa
lebih terbuka pada perubahan konsep berbasis perubahan konseptual pada
berikutnya. Pada LKS 1 terdapat materi asam basa. Bagian cover
konflik kognitif berupa kegiatan belakang didesain dengan warna
percobaan pengujian larutan asam yang sama dengan cover depan LKS.
basa dengan menggunakan kertas Bagian ini berisikan garis besar
lakmus dan disajikan juga gambar tentang gambaran dari LKS berbasis
submikroskopis larutan HCl, NaOH, perubahan konseptual pada materi
dan CH3COOH, selain itu terdapat asam basa yang dikembangkan, serta
kegiatan siswa untuk menuliskan terdapat profil tentang penulis yang
persamaan reaksi ionisasi beberapa berisi riwayat hidup penulis.
larutan dalam air, sehingga siswa
memperoleh informasi kontradiksi Hasil pengembangan produk awal
tentang asam basa yang berbeda dari Pada pengembangan produk
konsep awal mereka. awal telah dikembangkan LKS
Pada LKS 2 berisi gambar berbasis perubahan konseptual pada
submikroskopis larutan NH3 dan materi asam basa yang sesuai dengan
gambar submikroskopis perbedaan rancangan, memenuhi tiga syarat,
larutan HCl menurut Arrhenius dan didaktik, konstruksi, dan teknik. LKS
menurut Bronsted-Lowry, selain itu yang dikembangakan sesuai dengan
terdapat tabel perbedaan reaksi HCl pendapat Darmodjo dan Kaligis
dan NH3 pada pelarut air dan pelarut dalam Widjajanti (2008) yang
benzena serta persamaan reaksi menyatakan bahwa syarat didaktik
tersebut yang mengandung serah terpenuhi apabila LKS menuntut
terima proton (H+). siswa untuk dapat aktif dalam proses
Pada LKS 3 berisikan wacana pembelajaran dan siswa mampu
tentang persamaan reaksi NH3 dan membangun konsep.
H2O, reaksi HCl dan NH3, reaksi Syarat konstruksi terpenuhi
NH3 dan BF3, serta persamaan reaksi apabila LKS yang digunakan
yang mengindikasikan terjadinya menggunakan bahasa yang sesuai
serah terima pasangan elektron. dengan tingkat kedewasaan siswa
Pada tahap ini diharapkan siswa dan struktur kalimatnya jelas. Syarat
9

teknik terpenuhi apabila LKS Tabel 3. Hasil validasi kesesuaian isi


dilengkapi perpaduan gambar dan No Aspek Rerata Kriteria
tulisan yang mampu menyampaikan Persentase
pesan/isi materi secara efektif. 1. Kesesuaian isi 93,72% Sangat
materi dengan KI- tinggi
Selanjutnya produk LKS KD
divalidasi oleh validator yaitu dua 2. Kesesuaian isi 85% Sangat
LKS dengan tinggi
dosen pendidikan kimia yang model perubahan
memahami materi asam basa. Hasil Konseptual

validasi memberikan perbaikan dan


masukan terhadap produk yang Hasil validasi aspek konstruksi
dikembangkan meliputi aspek terdiri dari konstruksi LKS sesuai
kesesuaian isi, aspek konstruksi, dan format LKS yang ideal dengan
keterbacaan. persentase 97,5% yang mendapat
Berdasarkan data di Gambar 1 kategori sangat tinggi, konstruksi isi
rata-rata aspek kesesuaian isi sebesar LKS 86,66% dengan kategori sangat
89,36%, rata-rata aspek konstruksi tinggi, dan konstruksi LKS dengan
91,10%, dan rata-rata aspek keter- model perubahan konseptual sebesar
bacaan sebesar 86,88%, dimana ke- 89,16% yang dikategorikan sangat
tiga aspek tersebut berkriteria sangat tinggi ditunjukkan pada Gambar 2,
tinggi dan dikatakan valid (Arikunto, namun validator menyarankan ada
2010). beberapa hal yang perlu diperbaiki,
seperti kalimat, dan pewarnaan pada
LKS.
92 91.1
Rata-rata persentase hasil validasi

91
89.36 97.5
90
Rata-rata persentase hasil validasi konstruksi

98
89 96
88 86.88 94
87 92
89.16
90
86 86.66
88
85 86
84 84
kesesuaian isi konstruksi keterbacaan 82
80
Gambar 1. Hasil validasi terhadap Konstruksi sesuai
format LKS yang
Konstruksi isi LKS Konstruksi LKS
dengan model
LKS ideal perubahan
konseptual

Pada validasi aspek kesesuaian Gambar 2. Hasil validasi konstruksi


isi terdiri dari kesesuaian materi
dengan KI-KD dan kesesuaian isi Pada validasi aspek keterbacaan
LKS dengan model perubahan digunakan untuk mengetahui
konseptual. Masing-masing aspek tentang keterbacaan LKS dari segi
mendapatkan persentase berturut- ukuran, pemilihan jenis huruf, tata
turut yaitu 93,72% dan 85%, dimana letak, perwajahan LKS, serta ide
keduanya termasuk dalam kriteria pokok LKS dengan persentase
sangat tinggi yang ditunjukkan pada sebesar 86,88% yang dikategorikan
Tabel 3, namun validator juga sangat tinggi, namun ada hal yang
menyarankan beberapa hal yang perlu diperbaiki, jumlah molekul
perlu diperbaiki, yaitu perbaikan pada gambar submikroskopis larutan
dalam peletakkan indikator di LKS. CH3COOH perlu ditambahkan lagi.
10

Hasil uji coba lapangan awal model perubahan konseptual adalah


86,66% berkategori sangat tinggi.
Tanggapan guru Berikut hasil konstruksi tanggapan
Pada tahap uji coba lapangan ini guru terhadap LKS ditunjukkan pada
guru memberikan tanggapannya Gambar 4.
terhadap aspek kesesuaian isi, aspek 100

Persentase hasil tanggapan guru aspek konstruksi


100
konstruksi, dan keterbacaan. Hasil
persentase dari tanggapan guru 95 93.33

ditampilkan pada Gambar 3, dimana 90


86.66
hasil persentase pada kesesuaian isi
85
sebesar 87,30%, aspek konstruksi
sebesar 93,33%, serta pada aspek 80

keterbacaan sebesar 87,90%, ketiga 75


Konstruksi sesuai Konstruksi isi LKS Konstruksi LKS
aspek tersebut memiliki kriteria format LKS yang dengan model
sangat tinggi menurut tafsiran ideal perubahan
konseptual
Arikunto (2010), sehingga LKS yang Aspek yang dinilai

dikembangkan dapat dikatakan layak


sebagai media pembelajaran. Gambar 4. Hasil tanggappan guru
terhadap aspek konstruksi
93.33
94
93
Aspek keterbacaan memperoleh
Persentase hasil tanggapan guru

92 persentase sebesar 87,90% yang


91 dapat dikategorikan sangat tinggi,
90
89 87.9
sehingga LKS berbasis perubahan
88
87.3
konseptual pada materi asam basa
87 hasil pengembangan dapat dikatakan
86
85
layak dijadikan media belajar
84 (Arikunto, 2010).
Kesesuaian isi Konstruksi Keterbacaan
Aspek yang dinilai
Tanggapan siswa
Gambar 3. Hasil tanggapan guru Pada tahap uji coba lapangan ini
siswa diminta untuk memberikan
Pada aspek kesesuaian isi terdiri tanggapan terhadap dua aspek, yaitu
dari dua aspek, yaitu kesesuaian keterbacaan dan kemenarikan.
materi dengan KI-KD dengan Aspek keterbacaan memperoleh
persentase sebesar 87,93% dan rata-rata persentase sebesar 91,42%,
kesesuaian isi LKS dengan model dan aspek kemenarikan sebesar
perubahan konseptual dengan 90,18%. Kedua aspek tersebut
persentase 86,67%, dimana masing- memiliki kriteria sangat tinggi. Hasil
masing aspek mendapatkan kategori dari tanggapan siswa terhadap kedua
sangat tinggi. aspek ditampilkan pada Tabel 4.
Pada aspek konstruksi terdiri
dari konstruksi LKS sesuai format Tabel 4. Hasil tanggapan siswa
LKS yang ideal dengan persentase Aspek Presentase Kriteria
100% yang dikategorikan sangat Keterbacaan 91,42% Sangat
tinggi, konstruksi isi LKS sebesar tinggi
93,33% dengan kategori sangat Kemenarikan 90,18% Sangat
tinggi
tinggi, dan konstruksi LKS dengan
11

Karakteristik LKS hasil Kendala dalam pengembangan


pengembangan LKS
Karakteristik LKS berbasis Kendala yang dihadapi dalam
perubahan konseptual pada materi pengembangan produk LKS antara
asam basa adalah sebagai berikut: lain: keterbatasan waktu yang
LKS ini terdiri dari tiga bagian, diberikan sekolah untuk melakukan
pendahuluan, isi, dan penutup. uji coba lapangan, dan kurangnya
Bagian pendahuluan terdiri dari sumber yang dapat digunakan
cover luar, cover dalam, kata sebagai tambahan referensi untuk
pengantar, daftar isi, lembar KI-KD, menunjang pengembangan LKS
indikator pencapaian kompetensi, berbasis perubahan konseptual pada
dan petunjuk umum penggunaan materi asam basa.
LKS; bagian isi terdiri dari identitas
LKS dan tahap-tahap dalam model SIMPULAN
perubahan konseptual yaitu tahap Berdasarkan hasil penelitian dan
mengungkapkan konsep, membahas/ pembahasan dapat diambil simpulan
mengevaluasi konsep, menghadirkan sebagai berikut: karakteristik LKS
konflik kognitif, dan restrukturisasi hasil pengembangan ini terdiri dari
konseptual, pada bagian penutup pendahuluan, isi, dan penutup, yang
terdiri dari daftar pustaka dan cover disusun secara sistematis dan
belakang. menarik agar mampu melatih siswa
LKS berbasis perubahan untuk membangun konsep yang
konseptual pada materi asam basa sesuai dengan konsep ilmiah
hasil pengembangan dapat melatih sehingga siswa dapat terhindar dari
siswa untuk membangun konsep miskonsepsi. Hasil validasi LKS
yang sesuai dengan konsep ilmiah dikategorikan sangat tinggi dan
sehingga siswa dapat terhindar dari dinyatakan valid serta layak sebagai
miskonsepsi. media pembelajaran di sekolah.
Isi LKS disusun untuk mencapai Tanggapan guru terhadap
Kompetensi Inti (KI) & Kompetensi produk LKS yang dikembangkan
Dasar (KD) 3.10 dan 4.10 pada berdasarkan aspek kesesuiaian isi,
kurikulum 2013. LKS disertai konstruksi, dan keterbacaan yang
konflik kognitif berupa kegiatan memiliki persentase berturut-turut
percobaan, gambar makroskopik dan yaitu 87,30%; 93,33%; dan 87,90%
submikroskopik, tabel, dan berbagai yang dikategorikan sangat tinggi dan
persamaan reaksi yang mendukung layak dijadikan media belajar;
siswa dalam membangun konsep Tangapan siswa terhadap aspek
materi asam basa. keterbacaan dan aspek kemenarikan
LKS terbagi menjadi 3 sub memiliki persentase 91,42% dan
materi yaitu: konsep teori asam basa 90,18% yang dikategorikan sangat
menurut Arrhenius, konsep teori tinggi dan praktis serta layak
asam basa menurut Bronsted-Lowry, dijadikan media belajar; Kendala
dan konsep teori asam basa menurut yang dihadapi dalam pengembangan
Lewis. LKS disertai petunjuk umum produk LKS antara lain keterbatasan
penggunan LKS untuk memudahkan waktu yang diberikan sekolah untuk
siswa, serta LKS juga menggunakan melakukan uji coba lapangan, serta
bahasa yang komunikatif dan tidak kurangnya sumber yang digunakan
menimbulkan tafsiran ganda. sebagai referensi untuk menunjang
12

pengembangan Lembar Kerja Siswa Turkey. David Publishing,


berbasis perubahan konseptual pada 1(1): 57-64.
materi asam basa. Kemendikbud. 2016. Silabus Mata
Pelajaran Sekolah Menengah
DAFTAR RUJUKAN Atas/Madrasah Aliyah
Adisusilo, S. 2010. Konstruktivisme (SMA/MA). Kementrian
dalam Pembelajaran. (Online), Pendidikan dan Kebudayaan:
(http://veronikacloset.file.word Jakarta.
press.com/2010/06/konstruktiv Posner, G. J., Strike, K. A., Hewson,
isme.pdf), diakses tanggal 3 P. W., & Gertzog, W. A.
April 2018. 1982. Accommodation of a
Arikunto, S. 2008. Penilaian Scientific Conception: Toward
Program Pendidikan Edisi a Theory of Conceptual
Ketiga. Bina Aksara: Jakarta. Change. Science Education,
__________. 2010. Prosedur 66(2): 211-227.
Penelitian Suatu Pendekatan Sari, M. W & Nasrudin, H. 2015.
Praktik. Rineka Cipta: Penerapan Model Pem-
Yogyakarta. belajaran Conceptual Change
Artdej, R., Ratanaroutai, T., Coll, untuk Mereduksi Miskonsepsi
R.K., & Thongpanchang, T. Siswa Pada Materi Ikatan
2010. Thai Grade 11 Students’ Kimia Kelas X SMA Negeri 4
Alternative Conceptions For Sidoarjo. UNESA Journal of
Acid-Base Chemistry. Chemical Education, 4(2):
Research in Science & 315-324.
Technological Education, Sari, Z. F. 2013. Pemahaman
28(2): 167-183. Konsep Asam Basa Bronsted-
Cakir, M. 2008. Constructivist Lowry Peserta Didik Kelas XI
Approaches to Learning in MA Wahid Hasyim
Science and Their Implications Yogyakarta. Skripsi.
for Science Pedagogy. Universitas Islam Negeri
International Journal of Sunan Kalijaga: Yogyakarta.
Environmental & Science Sudarmo, U. 2009. Miskonsepsi
Education, 3(4): 193-206. Siswa SMA Terhadap
Harizal & Muchtar, Z. 2012. Konsep-konsep Kimia.
Analyzing of Students’ Prosiding Seminar Nasional
Misconceptions on Acid-Base Kimia & Pendidikan Kimia,
Chemistry at Senior High Surakarta.
Schools in Medan. Journal of Sudjana, N. 2005. Metode Statistika
Education and Practice, 3(15). Edisi Keenam. Tarsito:
Ilmah, M. 2017. Miskonsepsi Siswa Bandung.
Pada Materi Asam Basa Sugiyarto & Pratomo, H. 2013.
dengan Menggunakan Miskonsepsi Atas Konsep
Instrumen Test Diagnostik Asam Basa, Kesetimbangan
Two-Tier. Skripsi. Universitas Kimia, & Redoks dalam
Islam Negeri Syarif Berbagai Buku Ajar Kimia
Hidayatullah: Jakarta. SMA/MA. Jurnal Pendidikan
Kaymaker, S. 2012. A Riview at Matematika dan Sains, 1(1):
Students on Worksheet in 43-45.
13

Sukmadinata. 2015. Metodologi Sebelas Maret.


Penelitian Pendidikan. Remaja Widjajanti, E. 2008. Kualitas Lembar
Rosdakarya: Bandung. Kerja Siswa. Makalah Seminar
Utami, B., Iskandar, S.M., & Ibnu, Pelatihan Penyusunan LKS
S. 2009. Penerapan Untuk Guru SMK/MAK pada
Pembelajaran Konstruktivisme Kegiatan Pengabdian Kepada
dalam Pembelajaran Kimia di Masyarakat Jurusan
SMU. Prosiding Seminar Pendidikan FMIPA Universitas
Nasional Kimia & Pendidikan Negeri Yogyakarta,
Kimia, Universitas Negeri Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai