Anda di halaman 1dari 2

Latar Belakang

Dalam berinteraksi sehari-harinya manusia mengucapkan bahasa untuk dapat


berkomunikasi dengan lingkungannya. Iswara ( www.eprints.ums.ac.id, diunduh 30 Maret 2019 )
menyatakan bahasa adalah alat komunikasi yang berupa bentuk, sistem simbol suara yang
dihasilkan oleh manusia dan sebagai alat untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar kita. Oleh
karena itu bahasa menjadi penting dalam kehidupan manusia sebagai alat untuk melakukan
interaksi dengan orang-orang disekitar kita.

Pada dasarnya bahasa berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi. Chaer dikutip
Cahyaningrum ( www.journal.unesa.ac.id, diunduh pada 30 Maret 2019 ) menyatakan fungsi
utama bahasa yaitu sebagai alat komunikasi. Selain itu, Chaer ( 2010 : 15 ) mendefinisikan
bahasa itu digunakan oleh para penuturnya untuk berkomunikasi atau berinteraksi dalam suatu
tuturan. Dengan demikian bahasa menjadi sarana untuk menyampaikan pesan kepada lawan
bicara saat manusia sedang berkomunikasi.

Interaksi adalah satu pertalian sosial antar individu sedemikian rupa sehingga individu
yang bersangkutan saling mempengaruhi satu sama lain ( Chaplin, www.etheses.uin-
malang.ac.id, diunduh pada 3 April 2019 ). www.repository.uksw.edu ( diunduh pada 6 April
2019 ), mengatakan bahwa interaksi sosial kelompok teman sebaya adalah sekelompok anak
yang memiliki usia yang sama, tujuan serta minat yang membentuk perilaku yang sama pula
dimana terjadi interaksi dalam kelompok tersebut sehingga mereka dapat saling mempengaruhi
satu sama lain.

Berbahasa secara santun hendaknya ditanamkan kepada siswa sejak kecil. Peran orang
tua, guru, serta seseorang yang lebih tua sangat diperlukan untuk memberikan contoh kepada
siswa agar terbiasa berkata-kata dengan bahasa yang santun. Pranowo ( 2012 : 26 – 27 )
mengatakan potret sederhana untuk memperlihatkan watak, sifat, dan kepribadian seseorang
dapat dilihat pada bahasa anak kecil. Orang tua yang mendidik anak di rumah dengan bahasa
yang santun, ketika mereka berkomunikasi dengan orang lain diluar rumah, mereka juga akan
berbahasa santun.

Di sekolah siswa hendaknya berbicara dengan bahasa yang santun, namun pada
kenyatannya siswa cenderung mengucapkan kata atau kalimat yang kurang santun. Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan peneliti saat PPL terdapat siswa yang berbicara dengan tidak
mencerminkan kesantunan dengan teman sebayanya. Sebagai contoh, ketika siswa mengucapkan
kata “lolo” (bodoh). Kata tersebut sering diucapkan siswa untuk mengejek temannya, bahkan
sambil berteriak atau membentak. Hal ini terkadang dapat menyebabkan perkelahian antarsiswa.

Dari latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Analisa Kesantunan Berbahasa dalam Interaksi Antarsiswa SD Xaverius 4 Palembang”.

Anda mungkin juga menyukai