Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH


“LIMBAH ANORGANIK”

Kelompok 2 :
1. Nurma Sunaryati I 0517063
2. Nuzila Delayaski I 0517064
3. Raihan Rafif A. I 0517066
4. Rif’ah Ulfatun H. I 0517071
5. Rizky Ridlo I.A. I 0517074
6. Saktika Rofi’ah I 0517075
7. Sayyida Asy S. I 0517076
8. Wahyu Daut U. I 0517087
9. Widya Ayu N. I 0517088
10. Yanuar Bekti R. I 0517090
11. Yohanita Restu I 0517091

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
LIMBAH ANORGANIK
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik(rumah tangga), yang lebih dikenal sebagai sampah, yang kehadirannya
pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai
ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik
dan Senyawa anorganik. Limbah anorganik ialah limbah yang dihasilkan dari bahan-bahan
non hayati baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengelolahan bahan
tambang atau sumber daya alam dan tidak dapat diuraikan oleh alam. Limbah anorganik
dapat dibagi menjadi berikut.
a. Recycleable : limbah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki
nilai secara ekonomi
b. Non-Recycleable : limbah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah
atau digunakan kembali

Berdasarkan bentuknya jenis limbah anorganik dapat dibagi sebagai berikut.


A. Limbah Anorganik Lunak
Limbah anorganik lunak adalah limbah yang terdiri dari kandungan bahan yang lentur
dan mudah dibentuk atau diolah secara sederhana, antara lain :
1. Limbah plastik
Sekarang ini utamanya ada enam komoditas polimer yang banyak digunakan, yaitu :
1) Polietilena (PE)
Aplikasi : bahan anti peluru, botol susu, pipa gas, pipa air, kemasan deterjen,
tempat sampah, roda gigi, implan pengganti bagian pinggang dan lutut, dll.
 Sifat Fisika
- Fase : PadatWarna : Putih
- Titik lebur kristal : 109-183oC
- Koefisien fraksi : 0,06–0,3
- Kristalinitas : 55–85%
- Kekuatan tarik : 1250–4100 psi
- Konduktivitas termal : 2,3– 3,4 Btu in/hr ft2
 Sifat Kimia
 Tidak larut dalam pelarut apa pun pada suhu kamar tetapi mengendap oleh
hidrokarbon dan karbon tetraklorida
 Tahan terhadap asam dan basa
 Dapat dirusak oleh asam sulfat pekat
 Tidak tahan terhadap cahaya dan oksigen
 Bila dipanasi secara kuat akan membentuk cross link yang diikuti
dengan pembelahan ikatan secara acak pada suhu lebih tinggi,
tetapi dipolimerisasi tidak terjadi
 Larutan dari suspense polietilena dengan karbon tetraklorida pada suhu
sekitar 60oC dapat direaksikan dengan Cl membentuk produk lunak dan
kenyal. Pemasukan atom Cl secara acak ke dalam rantai dapat
menghancurkan kekristalan polietilena
 Polietilena termoplastik dapat diubah menjadi elastomer tervulkanisir yang
mengandung sekitar 30% Cl dan 1,5% belerang melalui pengklorosulfonan.
Vulkanisir pada umumnya dilakukan melalui pemanasan dengan oksida
logam tertentu. Hasil akhir berupa hipalon yang tahan terhadap bahan kimia
dan cuaca
2) Polipropilena (PP)
Aplikasi : tali, karpet, pengeras suara, alat laboratorium,
 Sifat Fisika
 Indeks bias : 1,49
 Tensile strenght : 4300-5500 psi
 Elongation : 200-700
 Tensile modus : 1,6-2,3 x 103 psi
 Sifat Kimia
 Propilen diproduksi melalui sistem cracking pada proses pemurnian minyak
bumi yang juga menghasilkan etilen, metana dan hydrogen
Rx: 2CH3CH2CH3  CH3CH=CH2 + CH2=CH2 + CH4 + H2
 Reaksi propilen dengan ammonia menghasilkan akrilonitrit pada industri
asam akrilit
Rx: CH3CH=CH2 + NH3 + 3/2 O2 CH2=CHCN + 3H2O
 Pada temperatur tinggi klorinasi propilen dengan klorida memproduksi
gliserol
Rx: CH3CH=CH2 + Cl2 770 K  CH2=CH2Cl + HCl

3) Polivinil klorida
Aplikasi : Pakaian waterproof, perpipaan, kabel listrik
 Sifat Fisika
- Tidak berwarna dan bau manis yang lembut (pada suhu kamar)
- Titik lebur : -154oC
- Titik didih : -14oC
- Titik nyala : -78oC
- Suhu dapat terbakar sendiri : 427oC
- Tekanan uap : 2943 mmHg pada 25oC
- Kerapatan uap : 2,2 (udara = 1)
- Berat jenis : 0,9106 (air = 1)
- Ambang bau : 2000 bpj
 Sifat Kimia
- Sedikit larut dalam air ( 0,11 g/100 g pada 25°C )
- Larut dalam etanol, eter, karbon tetraklorida dan benzena
4) Polietilena tereftalat
 Sifat Fisika
- Produk dalam bentuk chips atau layer
- Warna berkisar dari susu putih ke hitam
- Bening atau berkilau
o o
- Titik Leleh 260 C/ 500 F
- Kerapatan relatif 1.4 g/mL (air=1 g/mL)
 Sifat Kimia
- Rumus Molekul (C10H8O4)n
- Tidak berbau
- Tidak larut dalam air
5) Polistirena
 Sifat Fisika
- Densitas EPS : 25-200 kg/m3
- Melting Point : 240oC
- Koefisien Transfer Panas : 0,17 W/(m2.K)
- Titik Didih : 160oC
- Titik beku : 132,22oC (270oC)
- Panas Spesifik : 1,3 kJ/(kg.K)
 Sifat Kimia
- Rumus molekul : (C8H8)n
- Kelarutan : Larut dalam eter, hidrokarbon aromatik, hidrokarbon
terklorinasi
- Daya serap : Mempunyai daya serap rendah
6) Polikarbonat
 Sifat Fisika
- Tidak berwarna
- Densitas : 1,2-1,22 g/cm
- Indeks bias : 1,5843
- Titik leleh : 265-267oC
o
- Spesific heat capacity : 1,2-1,3 kJ/kg. C
o
- Thermal conductivity : at 23 C 0,19-0,22 W/(mK)
 Sifat Kimia
- Terdiri dari polimer dengan gugus karbonat (-O-(C=O)-O-) dalam rantai
molekuler yang panjang. Tipe polikarbonat yang paling umum adalah bisfenol
A (BPA)
- Polikarbonat dapat dibuat dengan menggunakan bisfenol
A dan fosgen (karbonil diklorida, COCl2)

2. Limbah kain perca


Sifat dari limbah kain perca dipengaruhi oleh bahan pembuatnya. Antara lain :
1) Serat Wol
 Sifat Fisika
- Menyerap uap air yang tinggi dari udara
- Berat jenis wol kering 1,304.
- Kilau serat berbeda-beda tergantung dari susunan permukaan serat, ukuran
serat, serat gelombang atau keriting.
- Kilau wol tidak tampak pada satu serat, tetapi tampak pada sekelompok
benang atau kain.
- Kekuatan serat dalam keadaan basah berkisar antara 1,2–1,7 gram per
denier dengan mulur 30–40%.
- Di dalam air dingin wol mempunyai elastis sempurna.
- Daya pegasnya besar sehingga kain wol tidak dapat kusut
- Kalau kain diremas dan dilepaskan, akan kembali pada bentuk semula
- Panjang serat wol 4–35. Wol tidak tahan ngengat.
 Sifat Kimia
- Wol dapat bereaksi dengan asam kuat atau lemah, tetapi tidak larut.
- Wol mudah rusak dalam alkali.
- Wol tahan terhadap jamur dan bakteri, tetapi bila wol telah dirusak oleh zat
kimia, terutama alkali
- Wol mudah diserang serangga dan jamur, yaitu kekuatan menurun, warna
berubah, dan serat dimakan serangga.
- Finished wol dengan formaldehida bertujuan melindungi serat terhadap
alkali, kaustik soda, dan sterilisasi.
- Wol dapat dicelup dengan zat warna asam, direk, dan krom.
2) Kapas
 Sifat Fisika
- Warna serat kapas secara umum adalah putih cream, tetapi sesungguhnya
terdapat bermacam-macam warna putih. Pengaruh mikroorganisme
menyebabkan warna kapas menjadi suram.
- Kekutan serat kapas perbundel rata- rata adalah 96.700 pound per inci²
dengan minimum 70.000 dan maksimum 116.000 pound per inci².
- Moisture regain serat kapas bervariasi dengan perubahan kelembaban relatif
atmosfir sekelilingnya. Moiture regain serat kapas pada kondisi standar
berkisar antara 7 - 8,5 %
 Sifat Kimia
- Serat kapas umumnya tahan terhadap kondisi penyimpanan, pengolahan
dan pemakaian yang normal, tetapi beberapa zat pengoksidasi dan
penghidrolisa menyebabkan kerusakan dengan akibat penurunan kekuatan
- Serat kapas sebagian besar tersusun atas selulosa maka sifat-sifat kimia
kapas sama dengan sifat kimia selulosa.
- Kerusakan karena oksidasi dengan terbentuknya oksiselulosa biasanya
terjadi dalam proses pemutihan yang berlebihan, penyinaran dalam keadaan
lembab atau pemanasan yang lama suhu diatas 140°C.
B. Limbah Anorganik Keras
Limbah anorganik keras adalah sampah yang tersusun dari bahan- bahan yang keras dan
tidak mudah dihancurkan, antara lain :
1. Limbah kaleng
Unsur utama dalam kaleng adalah alumunium dengan sifat sebagai berikut
 Sifat Fisika
- Massa atom relatif : 26,98
- Titik didih : 660,4oC
- Titik leleh : 2467oC
o
- Rapatan pada 25 C : 2,70
- Warna : metalik (mengkilap)

 Sifat Kimia
- Sangat reaktif dan reduktor yang baik
- Bereaksi dengan air dan melepaskan H2 dan alumunium oksida yang ulet dan
menempel pada logam yang melindungi masuknya air dan oksigen
- Bersifat amfoter dan dapat larut dalam asam atau basa encer
- Reaksi termit yang merupakan Sifat afinitas terhadap oksigen dari alumunium
yang secara spontan melepaskan sejumlah kalor yang cukup untuk melelehkan
hasil reaksinya
-
2. Limbah kaca
 Sifat Fisika
- Berasal dari bahan yang bersifat cair namun memiliki kepadatan tinggi dan
membentuk susunan rapat menyerupai kristal
- Kaca silika yang dileburkan atau kuarsa yang melebur sendiri, dan
99,9% silika mempunyai titik leleh sebesar 1.580°C, koefisien muat yang
rendah, tembus radiasi ultraungu dan inframerah.
3
- Nilai densitas dari kaca adalah sekitar 2,49 g/cm
7
- Viskositas dari kaca sekitar 4,5 x 10 poise
- Nilai indeks bias untuk kaca adalah ± 1,52
 Sifat Kimia
- Struktur amorf
- Umumnya terbuat dari silika (SiO2), fluks soda, (Na2O)
dan stabilisator lime atau tanah liat kapur (CaO) dengan magnesia MgO yang
sedikit dicampur dengan alumina (Al2O2)
-

C. Limbah Cair
1. Zat Warna Sintesis
Zat warna sintetis (synthetic dyes) atau zat wana kimia mudah diperoleh, stabil dan
praktis pemakaiannya. Zat Warna sintetis dalam tekstil merupakan turunan
hidrokarbon aromatik seperti benzena, toluena, naftalena dan antrasena diperoleh dari
ter arang batubara (coal, tar, dyestuff) yang merupakan cairan kental berwarna hitam
dengan berat jenis 1,03 – 1,30 dan terdiri dari despersi karbon dalam minyak. Minyak
tersebut tersusun dari beberapa jenis senyawa dari bentuk yang paling sederhana
misalnya benzena (C6H6) sampai bentuk yang rumit mialnya krisena (C18H12) dan
pisena (C22Hn).

2. Magnesium sulfat
Berasal dari limbah pertambangan
 Sifat Fisika
- Indeks refraksi (nD): 1,523 (monohidrat); 1,433 (heptahidrat)
- Berat molekul: 120,366 gr/mol (anhidrat); 246,47 gr/mol (heptahidrat)
- Penampilan: Kristal padat putih
- Bau: Tidak berbau
- Densitas: 2,66 gr/cm3 (anhidrat); 2,445 gr/cm3 (monohidrat); 1,68 gr/cm3
(heptahidrat); 1,512 gr/cm3 (11-hidrat)
- Titik leleh: anhidrat terurai pada 1124 °C; monohidrat terurai pada 200 °C;
heptahidrat terurai pada 150 °C; undekahidrat terurai pada 2 °C.
 Sifat Kimia
- Rumus molekul: MgSO4
- Kelarutan dalam air: 26,9 gr/100 mL pada 0 °C; 25,5 gr/100 mL pada20 °C
(anhidrat), 71 gr/100 mL pada 20 °C (heptahidrat).
- Kelarutan dalam pelarut lain: 1,16 gr/100 mL (18 °C, eter); sedikit larut dalam
alkohol, gliserol, tidak larut dalam aseton.
- Struktur Kristal: Monoklin (hidrat)
- Bahaya: MSDS eksternal; tidak tercantum dalam Indek Uni Eropa

3. Asam sulfat
Berasal dari limbah pengolahan biji logam dan bahan bakar fosil
 Sifat Fisika
- Penampilan : Cairan higroskopis, berminyak, tak berwarna, tak
berbau
- Densitas : 1,84 gram/cm
- Titik lebur : 10oC
- Titik didih : 337oC
- Tekanan uap : < 10 Pa pada 20oC
- Viskositas : 26,7 cP (20oC)
- Titik nyala : Tak ternyalakan
 Sifat Kimia
- Rumus kimia : H2SO4
- Massa molar : 98,08 gram/mol
- Kelarutan : larut penuh dalam air
- Keasaman (pKa) : 1,98 pada 25oC
- Bersifat korosif

4. Limbah Cair Deterjen (Alkyl Bensen Sulfonat (ABS))


Limbah detergen yang mencemari badan air atau sumur gali umumnya berasal dari
limbah rumah tangga dan berbagai kegiatan masyarakat yang menggunakan detergen
secara besar-besaran, sehingga pencemaran air bersih oleh zat ini semakin hari
semakin mengkawatirkan. Detergen atau surfaktan sintetis merupakan zat toksik,
bersifat karsinogenik dapat menimbulkan kanker jika terakumulasi dalam jangka
waktu lama di dalam tubuh. Detergen umumnya tersusun atas lima jenis bahan,
antara lain surfaktan yang merupakan senyawa Alkyl Bensen Sulfonat (ABS) yang
berfungsi untuk mengangkat kotoran pakaian.
 Sifat Fisika
- Bentuk padat berupa serbuk berwarna putih
- Berat molekul 342,4
- Titik didih 637oC
- Titik lebur 277oC
- Kerapatan relatif (air=1) 1,06
 Sifat Kimia
- Kelarutan dalam air 20oC 25 gram/100 mL.
- Bersifat toksik
- Dapat mengiritasi kulit

Anda mungkin juga menyukai