Anda di halaman 1dari 4

Kallista Tritama Widyanti - 260112140033

Terapi Farmakologi Dan Non Farmakologi Diare

Pengobatan diare yang digunakan terbagi atas 2 cara, yaitu pengobatan/terapi non
farmakologis yang berupa pencegahan penyakit diare atau pertolongan pertama pada
penderita diare dari dehidrasi dan terapi farmakologis yang berupa obat-obatan yang
dapat digunakan untuk menghentikan diare.

 Terapi Farmakologi
Berbagai obat yang digunakan dalam terapi diare dimasukan dalam kategori
berikut: antimotilitas, adsorben, antisekretori, antibiotik, dan antimotilitas.
Obat yang digunakan ini tidak menyembuhkan, namun bersifat paliatif
(meringankan)
1. Adsorben
Obat-obat golongan ini bekerja mengurangi frekuensi diare dengan cara
mengikat atau menyerap toksin, bakteri dan hasil-hasil metabolismenya,
selain itu adsorben juga bekerja melapisi mukosa usus sehingga toksin dan
mikroorganisme tidak dapat merusak serta menembus mukosa usus. Obat-
obat yang termasuk golongan adsorben diantaranya, yaitu kaolin, pectin dan
attapulgite.
2. Antisekretorik
Obat-obat antisekretorik bekerja dengan meningkatkan penyerapan air dan
elektrolit di daerah epitel. Dalam keadaan normal, volume cairan dan
elektrolit yang diserap dan disekresikan kurang lebih seimbang. Etapi bila
terdapat infeksi oleh bakteri-bakteri yang mengeluarkan toksin seperti E.coli,
maka akivitas enzim adenil siklase dapat dipengaruhi sehingga menghasilkan
cAMP (cyclic Adenosine Monophosphate), cAMP ini kemudian menghambat
absorbs air dan elektrolit, dan merangsang sekresi air dan elektrolit sehingga
dapat menyebabkan diare sekretorik. Contoh obat yang termasuk
antisekretorik diantaranya adalah asetosal, bismuth subsalisilat.
3. Adstringensia
Obat – obat adstringensia bekerja dengan mengurangi penyerapan air di usus
dengan zat pengecil pori-pori saluran cerna. Contohnya seperti tannin dan
karbon aktif
4. Antibiotik
Antibiotik dapat digunakan pada diare yang disebabkan oleh adanya infeksi
bakteri. Antibiotik yang biasa digunakan untuk diare adalah tetrasiklin,
metronidazole dan eritromisin.
5. Antimotilitas
Obat antimotilitas bekerja dengan mengurangi gerakan peristaltik usus
sehingga diharapkan akan memperpanjang waktu kontak dan penyerapan di
usus. Obat antimotilitas digunakan apabila diare berlangsung terus menerus
selama 48 jam. Pada pasien yang mengalami demam dan di dalam tinjanya
terdapat darah, maka sangat mungkin sekali diare yang terjadi disebabkan
karena adanya infeksi bakteri. Perlu diingat, bahwa diare sendiri merupakan
suatu mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan kontaminasi
(termasuk bakteri) dari dalam tubuh. Pada kasus ini, antimotilitas tidak boleh
digunakan karena hanya akan memperlama keberadaan bakteri di dalam
tubuh. Salah satu contohnya yaitu Loperamid HCl.

 Terapi Non Farmakologi


1. Tingkatkan konsumsi cairan
Rehidrasi dan maintenance air dan elektrolit merupakan terapi utama
yang harus dilakukan hingga episode diare berakhir. Jika pasien kehilangan
banyak cairan, rehidrasi harus ditujukan untuk menggantikan air dan elektrolit
untuk komposisi tubuh normal. Sedangkan pada pasien yang tidak mengalami
deplesi volume, pemberian cairan bertujuan untuk pemeliharaan cairan dan
elektrolit
2. Kurangi makanan dan minuman
Salah satu penyebab diare berkepanjangan adalah bahan baku feses
yang dikeluarkan yakni makanan dan minuman. Maka dari itu bila mengalami
penyakit diare kurangi, dianjurkan mengurangi asupan makanan selama 12
jam, dengan melakukan hal tersebut maka lambung akan kosong sehingga
tidak timbul diare lagi. setelah kurang lebih 12 jam maka diperbolehkan
makan dan minum secara normal kembali.
3. Kurangi makanan penyebab diare
Jika diare disebabkan karena faktor makanan maka usahakan untuk
mengurangi makanan penyebab diare tersebut, makanan penyebab diare
antara lain seperti manisan, softdrink, makanan pedas dan masih banyak lagi.
dengan mengurangi makanan penyebab penyakit diare tersebut maka diare
dapat teratasi dengan baik.
4. Konsumsi buah dan sayur
Terapi non farmakologi penyakit diare yang terakhir adalah dengan
mengkonsumsi makanan seperti buah dan sayur. Makanan ini tinggi akan
nutrisi yang sangat berguna untuk pencernaan seperti serat, vitamin dan
mineral. Serat dapat membantu memperlancar proses penceranaan. Buah yang
banyak mengandung serat seperti buah jambu biji, buah sirsak, buah pepaya
dan lan-lain. Sedangkan sayur yang kaya akan serat biasanya terdapat pada
sayur berwarna hijau seperti bayam, brokoli, kangkung dan masih banyak
lagi.
Diare memang bukanlah penyakit berbahaya seperti diabetes ataupun
kanker akan tetapi diare jika kita biarkan dan tidak ditangani dengan benar
bisa menyebabkan kematian. Hal ini terjadi karena cairan tubuh terlalu
banyak keluar bersama dengan feses, sehingga penderita diare mengalami
dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh. Oleh sebab itu, sangat peting
bilamana penyakit diare ini dapat ditangani dengan segera.

DAFTAR PUSTAKA
Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., dkk, 2008. Pharmacotherapy A
Pathophysiologic Approach, 6th edition. New York: McGraw-Hill.

Anda mungkin juga menyukai