Anda di halaman 1dari 6

Idea Nursing Journal Vol. VI No.

2 2015
ISSN : 2087-2879

PENGETAHUAN TENAGA KESEHATAN DALAM SASARAN KESELAMATAN


PASIEN DI RUMAH SAKIT SUMATERA UTARA

Knowledge of Health Workers in The Patient Safety in The Hospital of Sumatera Utara

Diah Arruum1, Salbiah2, Murniati Manik3


Staf Pengajar Departemen Keperawatan Dasar, Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara
Lecturer of Fundamental Nursing Department, Faculty of Nursing, University of North Sumatra
Email: arruum.diah@gmail.com

ABSTRAK
Sasaran Keselamatan Pasien merupakan suatu bagian dari Standar Akreditasi Rumah Sakit yang harus dapat
diterapkan di rumah sakit yang berguna dalam meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Pengetahuan tenaga kesehatan dalam Sasaran Keselamatan Pasien terdiri dari ketepatan identifikasi pasien,
peningkatan komunikasi yang efektif, peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai kepastian tepat
lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien operasi, pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan,
pengurangan risiko pasien jatuh. Bagi tenaga kesehatan khususnya dokter dan perawat diwajibkan untuk
mengetahui tentang Sasaran Keselamatan Pasien. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit USU dan
penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan tenaga kesehatan dalam Sasaran Keselamatan
Pasien di rumah sakit. Desain penelitian adalah deskriptif dengan teknik purposive sampling. Populasi tenaga
kesehatan di ruang rawat inap berjumlah 49 orang yang terdiri dari perawat pelaksana dan dokter. Jumlah
sampel 47 orang. Instrumen menggunakan kuisioner ke ruang rawat. Hasil penelitian adalah pengetahuan
tenaga kesehatan paling banyak pada kategori kurang baik sebesar 63,8%. Diharapkan bagi rumah sakit dapat
mengadakan seminar dan pelatihan secara berkala tentang Sasaran Keselamatan Pasien dan melakukan
pengawasan secara optimal bagi perawat dan dokter untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Kata kunci: pengetahuan, sasaran keselamatan pasien.

ABSTRACT
Patient Safety Goals (IPSG) is a part of Hospital Accreditation Standards that must be applied in hospitals
with the purpose to improve health services quality. Knowledge of health workers in Patient Safety Goals is
consist of patient identification accuracy, enhancement of effective communication, improvement of drug
safety, assurance of correct location, correct procedure, and correct surgery patient, reducing the risk of
infections associated with healthcare services, and reducing the risk of patient falls. For health workers,
particularly doctors and nurses are required to know about the Patient Safety Goals. This research was
conducted in University of Sumatera Utara Hospital and aimed to identify the knowledge of health workers
in Patient Safety Goals. The study design was descriptive with purposive sampling technique. Population
were 49 health workers in the ward. Samples were 47 health workers; consist of associate nurses and
doctors. An instrument using questionnaire into the ward.The result of research is knowledge on the health
workers are 63,8%. It is expected that the hospital able to conduct seminar and training regularly on Patient
Safety Goals and perform optimally supervision for nurses and doctors to improve the quality of healthcare
services.
Keywords: knowledge, patient safety goals

PENDAHULUAN meningkatkan mutu pelayanan kesehatan


Rumah sakit merupakan salah satu yang salah satunya adalah melalui sasaran
tempat yang memberikan pelayanan keselamatan pasien. Sasaran keselamatan
kesehatan pada pasien, dengan berbagai pasien yang dimaksud dalam akreditasi
macam jenis tenaga kesehatan disntaranya rumah sakit adalah Sasaran Keselamatan
adalah perawat dan dokter. Tenaga Pasien (SSP) yang terdiri dari Sasaran I
kesehatan yang bekerja di rumah sakit adalah Ketepatan Identifikasi Pasien,
bertanggung jawab dalam meningkatkan Sasaran II adalah Peningkatan komunikasi
mutu pelayanan kesehatan dalam yang efektif, Sasaran III adalah Peningkatan
pengelolaan manajemen resiko keamanan obat yang perlu diwaspadai,
keselamatan pasien di rumah sakit Sasaran IV adalah Kepastian tepat lokasi,
(Kemenkes dan KARS, 2011). Pada saat ini tepat prosedur, dan tepat pasien operasi,
setiap rumah sakit diwajibkan untuk Sasaran IV adalah Pengurangan risiko
infeksi terkait pelayanan kesehatan, Sasaran
1
Idea Nursing Journal Diah Arruum, dkk

VI adalah Pengurangan risiko pasien jatuh tangan yang tidak diikuti (Kemenkes dan
(Direktoran BUN, Kemenkes, dan KARS, KARS, 2011).
2011). Keselamatan pasien perlu Berdasarkan uraian tersebut, untuk
dibudayakan, menurut NHS (2004) bahwa dapat membudidayakan keselamatan pasien
budaya keselamatan pasien yang perlu maka langkah awal yang diperlukan bagi
dikembangkan adalah melalui tenaga kesehatan adalah pengetahuan.
pengembangan pengkajian yang meliputi Mengingat pentingnya bagi setiap rumah
senior management visibility dan komitmen sakit untuk mengaplikasikan keselamatan
keselamatan, komunikasi diantara manajer pasien, dan adanya tuntutan Akreditasi,
dan staf, sikap untuk melaporkan kejadian, maka RS USU mempersiapkan untuk dapat
kesalahan dan punishment. mengaplikasikan pelayanan berdasarkan
Program keselamatan pasien perlu keselamatan pasien untuk mencegah
dibudidayakan di rumah sakit. Berdasarkan masalah yang mungkin terjadi. Langkah
hasil penelitian Arruum, Salbiah, Manik awal tersebut adalah dimulai dari
(2015) tentang manajemen risiko mengetahui pengetahuan tenaga kesehatan
keselamatan pasien didapatkan bahwa yang dimiliki dalam mengaplikasikan
pengaturan sistem keselamatan pasien perlu keselamatan pasien. Secara konsep
dirancang yang meliputi identifikasi, pengetahuan merupakan domain yang
perencanaan, implementasi, dan dukungan. penting untuk terbentuknya perilaku terbuka
Pada hasil penelitian yang dilakukan oleh (Sunaryo, 2004). Tujuan dalam penelitian
Lestari, Sunjaya, Syaefullah (2012) ini adalah untuk mengidentifikasi
didapatkan bahwa Program keselamatan pengetahuan tenaga kesehatan dalam
pasien di RSUD Kapuas terbukti tidak Sasaran Keselamatan Pasien di rumah sakit.
optimal. Kondisi demikian karena adanya
hambatan dalam struktur, proses dan METODE
outcome, yang diakibatkan oleh keterbatasan Metode pada penelitian ini
sumberdaya, pengelolaan manajemen, menggunakan desain deskriptif, dimana
strategi-strategi yang belum efektif, sistem jumlah populasi 49 orang dan sampel yang
pelaporan insiden yang lemah, belum didapat berjumlah 47 orang dan tenaga
adanya budaya keselamatan dan fungsi kesehatan terdiri dari perawat pelaksana dan
kepemimpinan yang tidak efektif. dokter. Teknik sampling yang digunakan
Needleman dan Buerhaus (2003) adalah purposive sampling dimana perawat
menyatakan bahwa pada umumnya hasil pelaksana dan dokter yang dipilih adalah
penelitian menghasilkan tentang masalah tidak sedang dalam masa izin/tugas belajar
sistem yaitu pada level system yang meliputi dan berpengalaman kerja minimal 1 tahun.
pada regulasi, pembayaran, sehingga harus
menemukan cara untuk memonitor outcomes HASIL PENELITIAN
dan mempelajari pengalaman yang
berhubungan dengan perawat. Hal tersebut Tabel 1:
mencerminkan bahwa program keselamatan Data Demografi Tenaga Kesehatan Tahun
pasien perlu diberdayakan di rumah sakit 2015 n = 47
untuk menghindari kesalahan. Demografi f %
Usia
Bentuk-bentuk kesalahan yang terjadi
Mean 28
di rumah sakit seperti kesalahan dalam Jenis Kelamin
pelayanan atau pengobatan yang Laki-laki 6 12,7
dikarenakan kesalahan dalam Perempuan 41 87,3
mengidentifikasi pasien dengan benar, Pendidikan
kesalahan dalam pemberian obat Terakhir
dikarenakan Look-Alike Sound-Alike, D3 21 44,6
kesalahan pelayanan karena komunikasi S1 25 53,1
yang tidak efektif baik dari perawat-perawat S2 1 2,1
atau perawat-pelayanan kesehatan lain, dan Lama kerja
terjadinya pasien jatuh yang mengakibatkan Mean 3
cedera pasien rawat inap, dan juga kejadian Sumber : Data primer (diolah 2013)
infeksi karena pedoman dalam mencuci
2
Idea Nursing Journal Vol. VI No. 2 2015

Pada tabel 1 didapatkan bahwa rata- baik 96%. Hal ini berarti tenaga kesehatan
rata usia perawat dan dokter adalah 28 tahun seperti perawat masih mengambarkan
dengan mayoritas 87,3% perempuan, belum mengetahui pentingnya menjaga
pendidikan terakhir paling banyak D3 keselamatan pasien pada saat memberikan
44,6%, yang berarti pendidikan tersebut tindakan baik medis atau keperawatan.
adalah tenaga perawat selebihnya Apabila dikaitkan dengan data
pendidikan S1 53,1%. Lama kerja rata-rata demografi maka pada hasil penelitian
3 tahun. Arumaningrum (2014) didapatkan bahwa
Tabel 2: rata-rata lama kerja perawat 10 tahun
Pengetahuan Tenaga Kesehatan Dalam sedangkan pada hasil penelitian ini rata-rata
Sasaran Keselamatan Pasien 2015 n = 47 lama kerja 3 tahun. Hal ini dapat dianalisis
Pengetahuan f % bahwa pengalamam kerja dapat
Baik 17 36,2 mempengaruhi orang untuk lebih
Kurang baik 30 63,8
mengetahui tentang keselamatan pasien.
Sumber : Data primer (diolah 2015)
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Aprilia (2011) tidak sejalan dengan
Pada tabel 2 tersebut didapat hasil
penelitian Arumningrum (2014), dimana
bahwa pengetahuan tenaga kesehatan paling
didapatkan bahwa pengetahuan perawat
banyak pada kategori kurang baik sebesar
tentang Sasaran Keselamatan Pasien paling
36,2%.
Tabel 3:
banyak pada kategori tinggi sebesar 54,8%
Pengetahuan Tenaga Kesehatan dalam dan pengetahuan rendah sebesar 45,2%. Hal
Sasaran Keselamatan Pasien Tahun 2015 ini mencerminkan bahwa tenaga perawat
n = 47 yang bekerja di rumah sakit masih banyak
Pengetahuan f % yang belum mengetahui tentang keselamatan
Identifikasi Pasien pasien, pada hal keselamatan pasien
Kurang Baik 37 78,7 merupakan suatu standar dari Kementerian
Baik 10 21,3 Kesehatan dan PERSI tahun PERSI sejak
Komunikasi efektif tahn 2011. Ini menunjukkan peran serta
Kurang Baik 37 78,7 pemimpin rumah sakit dalam meningkatkan
Baik 10 21,3 mutu pelayanan masih perlu di monitoring
Keamanan obat
secara optimal agar pimpinan dapat terus
Kurang baik 39 82,9
Baik 8 17,1 mengaplikasikan tuntutan standar yang
Kepastian Tepat Lokasi, harus dilaksanakan.
Prosedur, Pasien Operasi Apabila dilihat berdasarkan masing-
Kurang baik 39
39 82,982,9 masing sasaran didapatkan bahwa semua
Baik 8 17,1 sasaran keselamatan pasien hampir
Pengendalian Infeksi seluruhnya berada pada kategori kurang
Kurang Baik 31 65,9 baik. Sedangkan pada hasil penelitian
Baik 16 34 tersebut pada sasaran pengendalian infeksi
Pencegahan Pasien Jatuh perawat dan dokter memiliki pengetahuan
Kurang Baik 34 72,4 yang lebih baik dibanding sasaran yang
Baik 13 27,6
lainnya. Berbeda dengan hasil penelitian
Sumber : Data primer (diolah 2015)
yang dilakukan oleh Aruningrum (2014)
bahwa pengetahuan perawat dalam Sasaran
PEMBAHASAN Keselamatan Pasien didapatkan 97%
Hasil penelitian ini didapatkan bahwa perawat mengetahui identifikasi pasien, 88%
63,8% pengetahuan tenaga kesehatan dalam perawat mengetahui tentang komunikasi
keselamatan pasien pada kategori kurang efektif, 99% perawat mengetahui tentang
baik. Hasil penelitian tersebut sejalan penggunaan obat, 95% perawat mengetahui
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh tentang pengendalian infeksi, dan 70%
Bawelle, Sinolungan, Hamel (2013) yaitu perawat mengetahui pengendalian risiko
didapatkan 95% pada kategori kurang baik. jatuh pada pasien di rumah sakit.
Namun, tidak sejalan dengan hasil penelitian Apabila dilihat berdasarkan pada item
yang dilakukan oleh Arumaningrum (2014) kuisioner tentang identifikasi pasien
dimana mayoritas perawat berpengetahuan didapatkan tenaga kesehatan masih tidak
3
Idea Nursing Journal Diah Arruum, dkk

mengetahui standar pertama dari IPSG. Pada sebagian besar perawat sudah melaksanakan
item kuisioner tentang komunikasi yang 6 langkah cuci tangan, IPSG 6 sebagian
efektif didapatkan bahwa tenaga kesehatan besar perawat sudah melaksanakan
tidak mengetahui tentang urutan IPSG yang pencegahan pasien jatuh. Hasil data tersebut
kedua yaitu Situation Background mencerminkan bahwa perawat di rumah
Assessment Recomendation (SBAR). sakit tersebut telah memiliki pengetahuan
Pada item tentang peningkatan yang lebih baik dalam penanganan sasaran
keamanan obat didapatkan bahwa masih keselamatan pasien.
ditemukan tenaga keseahtan yang belum Sasaran keselamatan pasien
mengeahui warna gelang pasien yang merupakan tanggung jawab bagi seluruh
berisiko alergi. Pada item tentang kepastian tenaga kesehatan. Terkait dengan penelitian
tepat lokasi, prosedur, dan tepat operasi tentang pengendalian infeksi bahawa
didapatkan bahwa masih ada tenaga didapatkan hasil penelitian yang dilakukan
kesehatan yang belum mengetahui secara oleh Tarigan dan Arruum (2015) tentang
konsep urutan IPSG ke-empat, dan masih kepatuhan perawat dalam mencuci tangan
ada yang belum memahami tentang site didapatkan bahwa sebelum tindakan 80%
marking. tidak patuh, 20% patuh dan sesudah
Pada item tentang pengendalian tindakan 60% tidak patuh, 40% patuh.
infeksi didapatkan bahwa masih ada Berdasarkan hal tersebut dapat dianalisis
ditemukan tenaga kesehatan yang belum bahwa masih banyak tenaga kesehatan yang
mengingat cuci tangan 6 langkah dan belum belum mengetahui bahaya dari tidak
memahami cuci tangan five moment. Pada kepatuhannya untuk mencuci tangan. Hasil
item kuisioner tentang pencegahan pasien penelitian yang dilakukan Nurjannah dan
jatuh didapatkan bahwa tenaga kesehatan Arruum (2015) didapatkan bahwa paling
belum memahami tentang penilaian risiko banyak perawat pada kategori kurang baik
pasien jatuh pada pasien dewasa, anak., dan dalam melakukan cuci tangan five moment.
belum memahami warna gelang yang Hal tersebut juga mencerminkan
digunakan pada pasien jatuh, tidak bahwa pengetahuan perlu diberikan secara
mengetahui nama alat ukur yang digunakan berulang-ulang. Menurut Sunaryo (2004)
untuk pasien jatuh. Hasil tersebut pada item dinyatakan bahwa pengetahuan merupakan
kuisioner dapat dinyatakan bahwa tenaga domain yang penting untuk terbentuknya
kesehatan belum memahami standar yang perilaku terbuka.
harus dilaksanakan di rumah sakit dan Pengetahuan perawat dan dokter
mencerminkan bahwa kesalahan pada IPSG terkait dengan pengendalian pasien jatuh
akan dapat menyebabkan masalah yang perlu ditingkatkan dimana menurut
tidak diharapkan. Spoelstra, Given dan Given (2012)
Hasil penelitian yang dilakukan oleh menyatakan bahwa banyak faktor untuk
Nasution, Kasman, dan Salbiah (2013) yang pencegahan pasien jatuh seperti pengkajian
terkait tentang evaluasi didapatkan bahwa pasien jatuh, pasang tanda risiko pasien
perawat di ruang rawat inap pada jatuh pada tempat tidur dan pintu, modifikasi
International Pasient Safety Goals (IPSG) 1 lingkungan, manajemen pemberian obat,
sebagian besar perawat sudah melaksanakan membantu pasien ke toilet untuk
identifikasi pasien dengan benar, IPSG 2 mengurangi pasien jatuh.
sebagian besar perawat baik saat pelaporan
dengan menggunakan Situation, KESIMPULAN
Background, Assessment, dan Simpulan dalam penelitian ini adalah
Rekommendation (SBAR) maupun saat tenaga kesehatan baik dokter dan perawat
komunikasi melalui telepon, IPSG 3 memiliki pengetahuan yang kurang baik
sebagian besar telah melaksanakan SPO tentang sasaran keamanan pasien di rumah
pemberian obat dengan prinsip enam benar sakit, yang menunjukkan bahwa identifikasi
dan obat High alert yang disimpan pada unit pasien, komunikasi efektif, keamanan obat,
pelayanan pasien diberi label yang jelas, kepastian tepat lokasi, prosedur, pasien
IPSG sebagian besar perawat sudah operasi, pengendalian infeksi, pencegahan
melaksanakan suatu tanda yang jelas untuk pasien jatuh belum dipahami oleh tenaga
mengidentifikasi lokasi operasi. IPSG 5 kesehatan yaitu perawat dan dokter.
4
Idea Nursing Journal Vol. VI No. 2 2015

Diharapkan bagi rumah sakit dapat Di Rsud Kapuas Provinsi Kalimantan


mengadakan seminar dan pelatihan secara Tengah. Dikutip dari
berkala tentang Sasaran Keselamatan Pasien http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/
dan melakukan pengawasan secara optimal uploads/2014/01/konsepmanajemen-
bagi perawat dan dokter untuk keselamatan-pasien berbasis-
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. program.pdf.

KEPUSTAKAAN Nurjannha dan Arruum, D. (2015).


Aprilia, S. (2011). Faktor-faktor yang Pelaksanaan hand hygiene five moment
mempengaruhi perawat dalam di RSU Deli Serdang. Skripsi.
penerapan Internatioanl Patient Universitas Sumatera Utara.
Safety goal (IPSG) pada akreditasi
Joint Commission International (JCI) Panjaitan, T., & Arruum, D. (2013). The
di Instalasi rawat inap RS Swasta. management function of nursing chief
Tesis. Universitas Indonesia. Dikutip and compliance levels of nurses in
dari application of nosocomial infection
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2029 controll. Jurnal Riset Keperawatan
6654-S-Shelly%20Aprilia.pdf. Indonesia (INA-IRJ). 1(1), 45-49.
Program Studi Magister Ilmu
Arumaningrum, D. G (2014). Tingkat Keperawatan.
Pengetahuan Perawat tentang Patient
Safety di Unit Anak RS PKU Spoelstra, S. L., Given, B. A., Given, C. W.
Muhammadiyah Bantul, RS (2012). Fall Prevention in Hospitals:
PKUMuhammadiyah Yogyakarta An Integrative Review. SAGE
Unit I, dan RS PKU Muhammadiyah journal. 21 (1), 92-112. doi:
Unit II. Dikutip dari 10.1177/1054773811418106
http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t341
03.pdf. Standards australia/standards new zealand.
(2007). Risk management guidelines
Arruum, Salbiah, Manik. (2015). companion to as/nzs 4360:2004. Sai
Pengembangan sistem manajemen global published. Dikutip dari
risiko keselamatan pasien di rumah http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j
sakit Universitas Sumatera Utara &q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved
(model pengembangan manajemen =0cbwqfjaa&url=http%3a%2f%2fbch.c
mutu). Penelitian Hibah Bersaing bd.int%2fdatabase%2fattachment%2f%
tahun 2015. 3fid%3d12285&ei=8mfpvlesfncwuatxy
4ay&usg=afqjcngg1uvgla3q0j7glp7vfrz
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan 8xi06jw&sig2=zu0ah2vlwdi0ffenlrnmy
Kementerian Kesehatan Republik w.
Indonesia dengan Komisi Akreditas
Rumah Sakit (KARS). (2011). Sunaryo (2004). Psikologi untuk
Standar Akreditasi Rumah Sakit. keperawatan. Cetakan I. Jakarta. EGC.
Needleman, J dan Buerhaus, P (2003). Nurse Bawelle, S. C., Sinolungan J. S. V. Hamel,
staffing and patient safety: current R. S. (2013). Hubungan pengetahuan
knowledge and implications for dan sikap perawat dengan
action. International Journal for pelaksanaaan keselamatan pasien
Quality in Health Care, 15 (4) pp. (patient safety) di ruang rawat inap
275-277. Dikutip dari DOI: rsud liun kendage tahuna ejournal
http://dx.doi.org/10.1093/intqhc/mzg0 keperawatan (e-Kp) 1(1) ; 1-7.
51. Dikutip dari
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/j
Lestari, N. P., Sunjaya, D. K., Syaefullah, A. kp/article/view/2237/1794
(2012). Konsep Manajemen
Keselamatan Pasien Berbasis Program

5
Idea Nursing Journal Diah Arruum, dkk

Tarigan, D. N dan Arruum, D. (2015).


Kepatuhan perawat dalam melakukan
tindakan mencuci tangan di Ruang
ICU RSUD Dr. Pirngadi Medan.
Skripsi Fakultas Keperawatan USU
Keperawatan, Universitas Sumatera
Utara. Dikutip pada 2 Agustus 2015.

Anda mungkin juga menyukai