Model Isoterm Freundlich Dan Langmuir Oleh Adsorben Arang Aktif
Model Isoterm Freundlich Dan Langmuir Oleh Adsorben Arang Aktif
ABSTRACT
Diazinon insecticide adsorption by two types of adsorbent, namely activated charcoal bamboo andong
(G. verticillata (Wild) Munro) and bamboo ater (G. atter (Hassk) Kurzex Munro) at optimum conditions
determined the maximum adsorption capacity of both types of adsorbent. Data analysison the effect
of concentration on the adsorption capacity was used Langmuir and Freundlich isotherms equation. It was
obtained. That the curve of adsorption isotherms of the Langmuir isotherm better modeled with linear regression
coefficients were relatively more approach 1 is R2 = 0,996 for both types of adsorbents. Langmuir isotherm
equation obtained from adsorpsi maximum capacity of activated charcoal bamboo andong (G. verticillata (Wild)
Munro) of 4.630 mg/g (1,433.10-5 mol/g) with K = 0,332 (Kmol/L)-1 and Eads at -2,750 kJ/mol, while
the activated charcoal bamboo ater (G. atter (Hassk) Kurzex Munro) produce the maximum
adsorption capacity of 1,786 mg/g (5,868.10-6 mol/g) with K = 0,202 (Kmol/L)-1 and Eads = -3,898 kJ/mol, so the
adsorption of both types of adsorbents indicated experiencing a physical adsorption (physisorption / fisisorpsi).
Keyword : G. verticillata (Wild) Munro, G. atter (Hassk) Kurz ex Munro, Adsorption, Diazinon, actived charcoal
ABSTRAK
Adsorpsi insektisida diazinon oleh dua jenis adsorben, yaitu arang aktif bambu andong (G. verticillata
(Wild) Munro) dan bambu ater (G. atter (Hassk) Kurz ex Munro) pada kondisi optimum bertujuan untuk
menentukan kapasitas adsorpsi maksimum dari kedua jenis adsorben. Analisis data pengaruh konsentrasi
terhadap kapasitas adsorpsi digunakan persamaan isoterm Langmuir dan Freundlich. Berdasarkan data yang
diperoleh, kurva isoterm adsorpsi lebih mengikuti model isoterm Langmuir dengan koefisien regresi linier yang
relatif lebih mendekati 1 yaitu R2 = 0,996 untuk kedua jenis adsorben. Dari persamaan isoterm Langmuir
diperoleh kapasitas adsorpsi maksimum arang aktif bambu andong (G. verticillata (Wild) Munro) sebesar 4,630
mg/g (1,433.10-5 mol/g) dengan K = 0,332 (Kmol/L)-1 dan Eads sebesar -2,750 kJ/mol, sedangkan arang aktif
bambu ater (G. atter (Hassk) Kurz ex Munro) menghasilkan kapasitas adsorpsi maksimum sebesar 1,786 mg/g
(5,868.10-6 mol/g) dengan K = 0,202 (Kmol/L)-1 dan Eads = -3,898 kJ/mol, sehingga adsorpsi kedua jenis adsorben
diindikasikan mengalami adsorpsi secara fisik (physisorption/ fisisorpsi).
Kata kunci : G. verticillata (Wild) Munro, G. atter (Hassk) Kurz ex Munro Adsorpsi, Diazinon, Arang aktif
dan kematian (Anonim, 2008), oleh karena Pembuatan arang aktif (Haniko, 2010)
itu residu insektisida perlu dikendalikan.
Beberapa material adsorben yang Proses pembuatan arang dilakukan
dapat digunakan dalam adsorpsi residu dengan menggunakan tungku pemanas
insektisida adalah zeolit, arang aktif, abu yang terbuat dari wadah besi. Potongan
sekam, dan bentonit. Arang aktif bambu bambu dimasukkan ke dalam wadah yang
memilki luas permukaan berpori yang telah dilubangi bagian tutupnya,
lebih besar dibandingkan dengan arang selanjutnya bambu tersebut dinyalakan
kayu yaitu lebih dari 1000 m2/g (Anonim, hingga mengeluarkan asap. Lubang
2010). Arang aktif bambu ater memiliki (ventilasi) dibagian penutup wadah
karakteristik arang aktif yang memenuhi dibiarkan terbuka agar menjadi saluran
Standar Nasional Indonesia (SNI) keluarnya asap. Ketika asap yang keluar
(Krisdiantoro et al. 2006). Arang aktif berwarna kebiru – biruan, ventilasi ditutup
bambu memilki kapasitas adsorpsi dan dibiarkan selama 6 jam untuk
terhadap metilen blue dengan kapasitas pengarangan bambu ater (G. atter (Hassk)
adsorpsi maksimum 454,2 mg/g (Hameed Kurz ex Munro) dan 8 jam untuk
et al. 2006). Arang aktif bambu andong (G. pengarangan bambu andong (G.
verticillata (Wild) Munro) dan bambu verticillata (Wild) Munro). Arang yang
betung (G. aspera (Schultes F) Kurtz) dihasilkan setelah dingin kemudian dicuci
memilki kapasitas adsorpsi yang lebih dengan menggunakan aquades dan
tinggi yaitu 1.150 mg/g dan 1.004 mg/g dikeringkan dengan menggunakan oven
terhadap iodine dibandingkan dengan pada temperatur 100°C selama 1 jam. Pada
arang aktif yang berasal dari tempurung tahap akhir arang diaktivasi secara fisik
kelapa dan bakau (Krisdiantoro et al. melalui pemanasan pada temperatur 300,
2006). 350, dan 400ºC dengan variasi waktu
Penelitian ini bertujuan untuk masing – masing temperatur selama 15
mengkaji kemampuan adsorpsi arang aktif dan 30 menit. Arang aktif kemudian
bambu andong (G. verticillata (Wild.) digerus menggunakan lumpang porselin
Munro) dan bambu ater (G.atter (Hassk) lalu diayak dengan ukuran 100 mesh.
Kurz ex Munro) terhadap diazionin dengan
persamaan isoterm adsorpsi Langmuir dan Penentuan rendemen (SNI 01-1682-
Freundlich. 1996)
Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 2, No. 1, Januari 2012, 17 – 23
..................………………………… Model Isoterm Freundlichdan Langmuir Oleh Adrsoben Arang Aktif 19
Keterangan : Rendemen
Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 2, No. 1, Januari 2012, 17 – 23
20 Model Isoterm Freundlichdan Langmuir Oleh Adrsoben Arang Aktif ..................…………………………
arang aktif bambu ater (G. atter (Hassk) itu terdapat tiga gugus auksokrom O- yang
Kurz ex Munro) mencapai konsentrasi memberikan transisi n π*, dimana pada
optimum diazinon sebesar 8,476 mg/L transisi tersebut menyerap pada range
dengan kapasitas adsorpsi sebesar 1,695 panjang gelombang antara 200 – 700 nm.
mg/g. Pada kedua jenis adsorben tersebut Penentuan konsentrasi diazinon dalam
terjadi penurunan kapasitas adsorpsi diatas sampel dapat dilakukan dengan
konsentrasi optimum, hal ini disebabkan menggunakan kurva kalibrasi hubungan
oleh lapisan luar arang aktif telah jenuh antara absorbansi terhadap konsentrasi
dengan diazinon sehingga adsorben tidak larutan standar. Hal ini sesuai dengan
dapat lagi menjerap melekul – molekul Hukum Lambert-Beer yang menyatakan
diazinon lainnya (Widhianti, 2010). bahwa jumlah energi cahaya yang diserap
Optimasi konsentrasi diazinon (absorbansi) adalah sebanding dengan
dapat diketahui bahwa pada konsentrasi 5 konsentrasi (C) (Anonim, 2009).
mg/L sampai dengan 50 mg/L terjadi Arang aktif yang telah diaktivasi
kenaikan kapasitas adsorpsi arang aktif diuji kemampuan adsorpsinya terhadap
bambu andong (G. verticillata (Wild) diazinon dengan berbagai perlakuan waktu
Munro) dan pada arang aktif bambu ater dan suhu aktivasi. Hasil pengukuran
(G. atter (Hassk) Kurz ex Munro) terjadi absorbansi dari masing – masing jenis
peningkatan kapasitas adsorpsi pada filtrat yang dihasilkan setelah proses
konsentrasi 5 mg/L sampai dengan 75 adsorpsi kemudian dimasukkan dalam
mg/L (Gambar 1). Hal ini dikarenakan persamaan garis lurus dari kurva standar
semakin tinggi konsentrasi larutan y= 0,0972x – 0,0637 dengan koefisien
diazinon maka semakin banyak molekul regresi linier r = 0,999 akhirnya akan
diazinon yang bertumbukan dan diperoleh konsentrasi akhir dazinon.
berinteraksi dengan adsorben, sehingga Persamaan isoterm Langmuir dan
kemampuan adsorpsinya meningkat Freundlich di atas, terlihat bahwa adsorpsi
(Widhianti, 2010). diazinon dari kedua jenis adsorben lebih
Porositas adsorben dapat mengikuti model isoterm adsorpsi
mempengaruhi daya adsorpsi suatu Langmuir (Gambar 3), dibuktikan dengan
adsorben. Adsorben dengan porositas yang harga koefisien relasi (R2) yang lebih
besar mempunyai kemampuan menyerap mendekati 1 (Pranoto et. al 2003)
yang lebih tinggi dibandingkan dengan dibandingkan model Freundlich (Gambar
adsorben yang memiliki porositas kecil 4), sehingga dapat diasumsikan bahwa
(Khasanah, 2009). Arang aktif bambu adsorpsi diazinon yang terjadi pada
andong memiliki daya adsorpsi yang lebih permukaan adsorben arang aktif bambu
tinggi dibandingkan dengan arang aktif andong (G. verticillata (Wild) Munro) dan
bambu ater karena pembentukan porositas bambu ater (G. atter (Hassk) Kurz ex
yang lebih besar. Munro) bersifat homogen dan adsorbat
teradsorpsi dalam bentuk tunggal
Penentuan Kurva Standart Diazinon (monolayer).
Langmuir menggambarkan bahwa
Struktur molekul diazinon pada permukaan adsorben terdapat
memiliki gugus kromofor (N = C, C = C, S sejumlah tertentu sisi aktif yang sebanding
= P) yang merupakan gugus atau atom dengan luas permukaan. Pada setiap sisi
dalam senyawa organik yang mampu aktif hanya ada satu molekul yang dapat
menyerap senyawa UV dan visible, selain diadsorpsi (Khoirunnisa, 2005).
Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 2, No. 1, Januari 2012, 17 – 23
..................………………………… Model Isoterm Freundlichdan Langmuir Oleh Adrsoben Arang Aktif 21
4,5
0,0
0 25 50 75 100
Konsentrasi (mg/L)
2,5
2
Absorbansi
1,5
y = 0,0972x - 0,0637
1 R² = 0,9997
0,5
0
0 5 10 15 20 25 30
Konsentrasi
60 Isoterm Langmuir
50 y = 0,5601x + 2,7784
R² = 0,9961
40
Arang aktif bambu
30
Ce/Q
0
0 20 40 60 80 100
Ce
Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 2, No. 1, Januari 2012, 17 – 23
22 Model Isoterm Freundlichdan Langmuir Oleh Adrsoben Arang Aktif ..................…………………………
Isoterm Freundlich
0,7 y = 0,2917x + 0,173
R² = 0,5333 Arang aktif bambu
0,5 andong
y = 0,2499x - 0,2271
0,3 R² = 0,9029
Arang aktif bambu
Log Q
ater
0,1
-0,3
Log Ce
Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 2, No. 1, Januari 2012, 17 – 23
..................………………………… Model Isoterm Freundlichdan Langmuir Oleh Adrsoben Arang Aktif 23
Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 2, No. 1, Januari 2012, 17 – 23