Oleh :
Puji dan syukur hadiahkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapang ini dengan judul “Teknik Budidaya
Terung Ungu (Solanum melongena L. ) Di Pusat Alih Teknologi Dan Pengembangan
Kawasan Pertanian Universitas Andalas”. Shalawat dan salam tak lupa haturkan kepada Nabi
Muhammad SAW., yang mana berkat rahmat beliau kita dapat merasakan dunia yang penuh
dengan ilmu pengetahuan ini.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada:
1. Terima kasih buat Kedua orang tua saya tercinta Bapak Jumardi dan Ibu Raimah (alm) yang
senantiasa memberikan doa dan dukungannya kepada penulis baik secara moril maupun
dukungan materil dalam perkuliahan maupun pada saat menyekesaikan praktek lapangan
2. Kemidian penulis juga berteri makasih kepada Dosen pembimbing Ibu Penti Suryani. S.P, M.Si
yang telah membimbing penulis dalan praktek lapang.
3. Ketua Program Studi Agroteknologi Oksana,S.P.,MP
4. Bapak Triana selaku pembimbing lapangan di Pusat Alih Teknologi Dan Pengembangan
Kawasan Pertanian Universitas Andalas.
Penulis berharap memperoleh manfaat secara pribadi dari kegiatan praktek kerja lapang.
Semoga laporan praktek kerja lapang ini bermanfaat bagi kita semua baik masa kini maupun
untuk masa yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN................................................................................... ....... 1
1.1. Latar Belakang................................................................................... ....... 1
1.2. Tujuan ................................................................................................ ....... 2
1.3. Manfaat.............................................................................................. ....... 2
V. PENTUP ..................................................................................................... 20
5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 20
5.2. Saran .................................................................................................. ..... 20
1.1.Latar Belakang
Terung atau Terong (Solanum melongena L.) adalah tanaman Hortikultura yang
ditanam untuk dimanfaatkan buahnya.Terung menjadi salah satu bahan pangan yang mudah
di dapat dan murah harganya, Terung juga mengandung banyak khasiat bagi kesehatan
karena dapat menurunkan kolesterol darah, mengandung zat anti kanker. Terung juga
mengandung banyak vitamin dan gizi yang tinggi, seperti vitamin B-kompleks, thiamin,
pyridoxine, riboflavin, zat besi, phosphorus, manganese, dan potassium. Terung adalah salah
satu sumber makanan yang sangat dikenal oleh semua lapisan masyarakat. Terung menjadi
salah satu menu yang paling diminati berbagai kalangan Untuk membelinya pun tidak sulit
karena tersedia dipasar pasar maupun supermarket. Selain rasanya enak, terung juga bisa
diolah menjadi bermacam - macam menu masakan. Bahkan cara mengolahnya terbilang
sangat muda (Martinus, 2015).
Tanaman ini diduga berasal dari Indonesia dan India. Di kedua kawasan ini terdapat
aneka jenis terung, baik yang dibudidayakan atau tumbuh secara liar. Pusat keanekaragaman
terung yang kedua terbesar adalah Cina.Tanaman ini telah tersebar dan dibudidayakan
diseluruh penjuru dunia, Asia, Afrika, Amerika, Australia dan Eropa. Di Indonesia tanaman
ini tersebar di seluruh penjuru tanah air sehingga mempunyai nama yang berbeda-beda
misalnya terong, cokrom (Sunda), encung (Jawa), toru (Nias), tiung (Lampung), poki-poki
(Manado), fofoki (Ternate), dan kauremenu (Timor). Terung sebagai sayuran buah cukup
banyak mengandung vitamin A, B, dan C sehingga cukup potensial untuk dikembangkan dan
mengatasi kekurangan vitamin A. Gejala kekurangan vitamin A yang banyak terdapat di
Indonesia menunjukkan kurangnya konsumsi sayuran (Rival, 2014).
Negara Asia merupakan produsen terbesar (80%), dimana Cina (53%) dan India
(30%). Kedua negara tersebut merupakan produsen terbesar di Asia, sedangkan Indonesia
hanya menyumbang 1% dari produksi terung dunia. Menurut BPS Indonesia (2012), produksi
terung Indonesia pada tahun 2012 sebanyak 518.827 ton. Tingginya kandungan gizi pada
terung merupakan salah satu alasan komoditas terung banyak digemari. Seiring dengan
pertambahan jumlah penduduk, permintaan terhadap terung juga terus meningkat. Akan
tetapi peningkatan permintaan tersebut tidak diiringi dengan peningkatan jumlah produksi.
Salah satunya disebabkan oleh rendahnya produktivitas terung. Menurut BPS Indonesia
(2012) dan Direktorat Jenderal Hortikultura (2012), produksi terung nasional sebanyak
518.787 ton dengan luas panen 50.559 ha. Peningkatan produksi terung dapat dilakukan
secara ekstensifikasi dan intensifikasi, salah satunya adalah melalui usaha peningkatan
produktivitas dan efisiensi penggunaan tanah, sehingga intensifikasi merupakan pilihan yang
tepat untuk diterapkan. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah melalui penggunaan
pupuk dan Zat Pengatur Tumbuh atau ZPT (Umi, 2013).
1.2. Tujuan
Tujuan dari kegiatan praktek kerja lapang ini adalah untuk mengetahui teknik
budidaya tanaman terung di Pusat Alih Teknologi Dan Pengembangan Kawasan Pertanian
Universitas Andalas (PATPKP-UNAND) serta meningkatkan keterampilan kerja dan
profesiolisme mahasiswa.
1.3 Manfaat
Memperoleh pengalaman kerja dan keterampilan dalam bidang pertanian khususnya
tanaman hortikultura secara langsung di lapangan sehingga dapat diterapkan dengan
sendirinya dan bekal bagi mahasiswa untuk terjun di dunia kerja.
2.2.2. Batang
Batang tanaman terong dibedakan menjadi dua macam, yaitu batang utama (batang
primer) dan percabangan (cabang sekunder). Batang utama merupakan penyangga berdirinya
tanaman, sedangkan percabangan merupakan bagian tanaman yang mengeluarkan bunga.
Bentuk percabangan tanaman terong hampir sama dengan percabangan yaitu menggarpu
(dikotom), letaknya agak tidak beraturan. Percabangan yang dipelihara yaitu cabang
penghasil buah (cabang produksi). Batang utama bentuknya persegi (angularis), sewaktu
muda berwarna ungu kehijauan, setelah dewasa menjadi ungu kehitaman (Johan, 2010).
2.2.3. Daun
Daun terung tertutup oleh bulu-bulu halus. Daunnya berbentuk bulat panjang dengan
pangkal dan ujungnya sempit, namun bagian tengahnya lebar, letak daun berselang-seling
dan bertangkai pendek. Tangkai daun berbentuk slindris dengan sisi agak pipih dan menebal
di bagian pangkal, panjang berkisar antara 5 – 8 cm. Lebar helaian daun 7 – 9 cm atau lebih
sesuai varietasnya. Panjang daun antara 12 – 20 cm. Daun muda berwarna hijau tua,
sedangkan yang telah tua berwarna ungu kemerahan (Johan, 2010). Daun kelopak melekat
pada dasar buah, berwarna hijau atau keunguan (Nur, 2012).
2.2.4. Bunga
Bunga terong merupakan bunga banci atau lebih dikenal dengan bunga berkelamin
dua. Dalam satu bunga terdapat alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin betina
(putik). Bunga ini juga dinamakan bunga sempurna atau bunga lengkap, karena perhiasan
bunganya terdiri dari kelopak bunga (calyx), mahkota bunga (corolla) dan tangkai bunga.
Pada saat bunga mekar, bunga mempunyai diameter rata-rata 2-3 centimeter dan letaknya
menggantung. Mahkota bunga berwarna ungu cerah, jumlahnya 5-8 buah, tersusun rapi
membentuk bangun bintang. Bunga terong bentuknya mirip bintang berwarna biru atau
lembayung cerah sampai warna yang lebih gelap. Bunga terong tidak mekar secara serempak
(Johan, 2010). Penyerbukan bunga dapat berlangsung secara silang maupun menyerbuk
sendiri (Nur, 2012).
2.2.5. Buah
Buah terung digolongkan dalam jenis berryyangdicirikan dengan lapisan luar yang
tipis sedangkan lapisan tengah dan lapisan dalamnya menyatu. Buah terung memiliki bentuk
beraneka ragam sesuai dengan varietasnya. Bentuk yang dikenal meliputi: panjang silindris,
panjang lonjong, lonjong (oval), bulat lebar dan bulat (Rival, 2014).
Buah terong merupakan buah sejati tunggal dan tidak akan pecah bila buah telah
masak. Kulit buah luar berupa lapisan tipis berwarna ungu hingga ungu gelap yang
mengkilap. Daging buah tebal, lunak dan berair, bagian ini enak dimakan. Biji-biji terdapat
dalam daging buah. Buah menggantung di ketiak daun. Bentuk yang dikenal seperti panjang
silindris, panjang lonjong, lonjong (oval), bulat lebar dan bulat. Karena bentuk buah berlainan
maka ukuran berat buah juga sangat berbeda-beda dan berlainan pula, rata-rata 125 gram dan
buah menghasilkan biji yang ukurannya kecil-kecil berbentuk pipih dan berwarna cokelat
muda. Biji ini merupakan alat reproduksi atau perbanyakan tanaman secara generatif (Johan,
2010).
3.3. Metodologi
Metedologi yang digunakan dalam praktek kerja lapang ini adalah wawancara dan
mengikuti kegiatan secara langsung.
3.3.1. Sosialisasi
Sebelum melakukan kegiatan praktek kerja lapangan, pihak Pusat Alih Teknologi dan
Pengembangan Kawasan Pertanian Universitas Andalas (PATPKP UNAND)
memperkenalkan kawasan PATPKP dan memberikan pengarahan serta penjelasan mengenai
kegiatan yang akan dilakukan selama melaksanakan praktek kerja lapang dilingkungan
PATPKP-UNAND.
3.3.3. Wawancara
Dalam pengumpulan data ini didapatkan melalui wawancara langsung dengan
pembimbing lapang, dosen-dosen UNAND dan para petani yang berada di daerah kawasan
Pusat Alih Teknologi Dan Pengembangan Kawasan Pertanian Alahan Panjang.
3.4. Pengamatan
Pengamatan yang di lakukan oleh mahasiswa prektek kerja lapang ialah teknik
budidaya tanamanterong ungu, serta hama dan penyakit yang terdapat pada tanaman terung
ungu dan cara panen dari tanaman terung ungu.
4.1.2. Struktur Organisasi Pusat Alih Teknologi dan Pengembangan Kawasan Pertanian
(PATPKP UNAND)
Struktur organisasi Pusat Alih Teknologi dan Pengembangan Kawasan Pertanian
(PATPKP UNAND) yang dibuat berdasarkan kebijakan perusahaan dapat dilihat pada
gambar 4.2 berikut.
Direktur / ketua
Dr. Ir. Irfan Suliansyah, M.S.
Pengurus
Dosen-dosen UNAND
5.
Triana
Karyawan tetap
Karyawan tidak tetap
Pekerja lepas
6.
Gambar 4.2.StrukturOrganisasi PATPKP UNAND
4.2.3. Penanaman
Mulsa yang telah di beri lubang dengan jarak lubang yang akan ditanami tanaman
terung 50 x 60 cm, Jarak tanam hendaknya teratur, agar
tanaman memperoleh ruang tumbuh yang seragam dan mudah disiangi. Tiap
lubang ditanami dua benih yang sehat dan kuat (Karim, 2013).
2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan segera setelah terlihat adanya gulma (rumput) yang tumbuh
disekitar tanaman terung yang bisa menganggu proses pertumbuhan tanaman terung. Waktu
penyiangan umumnya dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari, penyiangan dilakukan
dengan hati-hati, sebaiknya menggunakan kater untuk menyiang gulma yang besar agar
perakaran tanaman terung tidak rusak. Proses penyiangan dilakukan terus menerus selama 15
hari sekali sampai tanaman terung mati.
3. Pengairan
Dilakukan rutin tiap hari, terutama pada fase awal pertumbuhan dan cuaca kering,
penyiraman dapat dilakukan dengan mengunakan selang saluran air ataupun gembor.
5.2.6. Panen
Tanaman terung mulai berbunga sekitar umur 2 bulan, dan buahnya bisa di panen
pada umur 3-4 bulan. Buah metangtidak secara bersamaan sehingga panen dilakukan 2 kali
seminggu. Panen dilakukan saat buah berukuran maksimal, tapi belun tua, buah yang sudah
tua memiliki rasa yang kurang enak dan bijinya sudah mulai keras.
Panen bisa dilakukan pagi maupun sore hari. Buah yang dipanen pun harus disertakan
dengan tangkai agar buah tidak mudah busuk. Pemanenan dilakukan dengan manual yaitu
mengunakan gunting panen atau pisau yang tajam agar mudah memotong tangkai. Kemudian
buah yang telah dipanen di masukan ke dalam keranjang baru di angkut ke tempat
penyortiran buah terung.
Buah yang telah di sortir bagus dikumpulkan kepada pengumpul dan kemudian di jual
kepasar. Harga buah terung per kilo 2500 dari petani sedangkan di pasar dijual 5000 per
kilonya. Buah busa diolah menjadi sayur, di sambal dan digulai sesuai selera.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kegiatan budidaya tanaman terung ungu di Pusat Alih Teknologi dan Pengembangan
Kawasan Pertanian Universitas Andalas (PATPKP-UNAND). Di lakukan secara rinci mulai
dari persiapan bibit, pengolahan lahan, penentuan jarak tanam dan lubang tanam, pemupukan,
pemeliharaan tanaman, sampai panen. Untuk benih tidak dihasilkan sendiri oleh PATPKP-
UNAND, namum bibit yang ditanam, benih yang di gunakan benih hibrida varietas lejatak
yang di beli di took pertanian sekitar.
Proses pemanenan terung ungu dilakukan setelah 3-4 bulan setelah tanam, panen
terung ungu dilakukan 2 kali seminggu. Tanaman terung ungu bisa tumbuh sampai 1 tahun
lebih. Jika budidaya dilakukan dengan baik maka hasil yang didapatkan akan maksimal dan
menyukupi kebutuhan masyarakat di sekitar Sumatra barat.
5.2. Saran
Pembudidayaan tanaman terung ungu sebaiknya lebih di perbanyak dan di perluas
lagi di alahan panjang Serta pemeliharan harus dilakukan dengan baik dan tepat, agar
produksi yang dihasilkan mampu mencukupi kebutuhan masyarakat Sumatra barat dan
sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Fahri Karim, Dkk. 2013. Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Terung (Solanum Melongena
L.) Terhadap Perlakuan Pupuk Phonska. Kabupaten Bone Bolango.
Hendri Martinus, Dkk. 2015. Pengaruh Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Npk Mutiara Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Terung Ungu (Solanum Melongena L. ). Universitas 17
Agustus 1945. Samarinda. Volume Xiv. Hal 214.
Herwindo. Rival 2014. Kajian Jenis Kemasan Dan Simulasi Pengangkutan Terhadap Mutu Fisik
Buah Terung (Solanum Melongena L.). Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Pracaya, Gema Juang Kartika. 2016. Bertanam 8 Sayuran Organik. Penebar Swadaya. Jakarta.
Pudji Umi Astuti, dkk. 2013. Pengaruh Penggunaan Kombinasi Pupukdan Frekuensi Pemberian Zpt
Terhadap Tanaman Terung Ungu. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). Bengkulu.
Sasongko Johan. 2010. Pengaruh Macam Pupuk Npk Dan Macam Varietas Terhadap Pertumbuhan
Dan Hasil Tanaman Terong Ungu (Solanum melongena L.). Universitas Sebelas Maret.
Surakarta.
Sriyanto Doni, Dkk. 2015. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Sapi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Tanaman Terung Ungu Dan Terung Hijau (Solanum Melongena L .). Universitas 17 Agustus
1945. Samarinda. Volume XIV. Hal 40.