Sop Gizi Bu HJ Nia
Sop Gizi Bu HJ Nia
DAN BALITA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
1. Pengertian Pengukuran berat badan dengan dacin adalah menimbang bayi dan atau balita yang belum bisa berdiri
untuk mengetahui berat badan yang menentukan dalam status gizinya, serta dacin ini ditera setiap
tahun sekali
2. Tujuan 1. Sebagai acuan dalam pengukuran berat badan
2. Mengetahui barat badan bayi
3. untuk mendapatkan data obkjektif mengenai berat badan bayi
3. Kebijakan
4. Referensi Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
5. Prosedur 1. Pasien/bayi datang ke posyandu
2. Kader posyandu meletakan bayi pada sarung dacin untuk di timbang
3. Kader posyandu mencatat hasil timbangan bayi/balita pada buku SIP.
4. Langkah- 1. Pasien/bayi datang ke posyandu
Langkah 2. Kader posyandu mendata bayi yang datang ke posyandu
3. Kader posyandu menyiapkan dacin dan sarung dacin, posisi dacin sejajar dengan mata
penimbang, bandul geser berada pada posisi angka no.1, dan posisi paku tegak lurus
4. Kader posyandu meletakan bayi pada sarung dacin untuk di timbang ( metode 9 cara
penimbangan )
Kader posyandu mencatat hasil timbangan bayi/balita pada buku SIP
5. Bagan alir
Tgl. Mulai
No Isi perubahan Diberlakukan
MENGUKUR TINGGI BADAN BAYI/BALITA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD
Linda Hastuti,SST,.M.Mkes
PUSKESMAS
NIP.19850831 200902 2 008
LEUWIGOONG
1. Pengertian Pengukuran tinggi badan dengan microtoice adalah mengukur bayi atau balita bila sudah bisa
berdiri, dengan posisi berdiri tegak untuk mengetahui tinggi badan dimana tinggi badan ini
menentukan dalam status gizinya.
2. Tujuan Mengetahui tinggi badan Bayi dan Balita
3. Kebijakan
5. Prosedur 1. Memberitahukan anak atau ibu tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Mengajurkan pasien melepas alas kaki
3. Mempersilahkan anak berdiri tegak di tempat pengukuran, menhadap petugas
4. Menarik alat pengukur TB tepat pada Kepala pasien
5. Menarika alat Pengukur TB tepat Pada Kepala pasien
6. Melihat skala yang ada pada pengukur TB
7. Pengukur selesai,anak dipersilahkan memakai alas kaki kembali
8. Mencatat hasil pengukuran pada rekam medis
6. Langkah- 1. Pasien/bayi datang ke posyandu
langkah 2. Kader posyandu mendata bayi yang datang ke posyandu
3. Petugas gizi/paramedis menyiapkan mikrotoise/metlit dan ukuran panjang badan bayi
4. Petugas gizi/paramedis mengukur balita yang berusia dibawah 2 tahun menggunakan alat
ukur panjang badan, sedangkan yang berusia di atas 2 tahun menggunakan mikrotois caranya
sbb: anak berdiri tegap menempel pada dinding, kaki rapat sejajar, kemudian tarik meteran
sampai kepala anak, kemudian dilihat angka yangb tertera pada mikrotoise
5. Petugas gizi/paramedis mencatat hasil ukur pada buku SIP
9. Bagan alir
Tgl. Mulai
No Isi perubahan Diberlakukan
MELAKUKAN PENCATATAN DAN PELAPORAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD
Linda Hastuti,SST,.M.Mkes
PUSKESMAS
NIP.19850831 200902 2 008
LEUWIGOONG
UPTD
Linda Hastuti,SST,.M.Mkes
PUSKESMAS
NIP.19850831 200902 2 008
LEUWIGOONG
1. Pengertian Adalah pemberian makanan tambahan pada ibu hamil terutama ibu hamil dalam kondisi kurang
energi kronis atau lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm
2. Tujuan Untuk memenuhi asupan gizi pada ibu hamil kurang enrgi kronis dan mencegah terjadinya resiko
komplikasi kehamilan dan persalinan serta melahirkan bayi BBLR dan anak gizi kurang atau
stanting
3. Kebijakan
5. Prosedur Bidan desa melaporkan bahwa ada Ibu Hamil KEK di wilayah kerjanya
Petugas gizi memberikan PMT-P kapada bidan desa untuk selanjutnya diserahkan kepada
bumil yang bersangkutan,teknis pemberiannya,PMT-P diberikan selama 90 hari,diberikan
setiap 10 hari, berupa susu bumil dan makanan lokal yang di olah oleh kader posyandu
Dinas kesehatan menerima laporan hasil pemantauan dari Petugas Gizi Puskesmas
6. Langkah- Bidan desa melaporkan bahwa ada Ibu Hamil KEK di wilayah kerjanya
langkah Petugas Gizi menerima laporan dari bidan desa bahwa di wilayah kerjanya ada Bumil KEK
Petugas Gizi melaksanakan Cross cek langsung pada bumil tersebut
Petugas Gizi melaporkan kejadian tersebut ke tingkat Dinas
Dinas kesehatan memvalidasi laporan tersebut,bila ternyata datanya valid kemudian diberikan
PMT-P bumil selama 90 hari kepada puskesmas untuk selanjutnya di berikan kepada bumil
yang bersangkutan
Petugas Gizi memberikan PMT-P selama 90 hari kepada bidan desa untuk selanjutnya
diserahkan kepada bumil yang bersangkutan,teknis pemberiannya,PMT-P diberikan selama 90
hari, diberikan setiap 10 hari, berupa susu bumil dan makanan lokal yang di olah oleh kader
posyandu
Bidan desa melakukan pencatatan, kemudian menyerahkan catatan tersebut kepada Petugas
Gizi
Bidan desa melakukan pemantauan pemberian PMT-P selama 90 hari, kemudian melaporkan
hasil pemantauan tersebut kepada Petugas Gizi puskesmas
Petugas Gizi puskesmas menerima laporan hasil pemantauan dari bidan desa, kemudian
melaporkan hal tersebut ke tingkat dinas
Dinas kesehatan menerima laporan hasil pemantauan dari Petugas Gizi Puskesmas
7. Bagam alir
Tgl. Mulai
No Isi perubahan Diberlakukan
SOP PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A BAYI DAN
BALITA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD
Linda Hastuti,SST,.M.Mkes
PUSKESMAS
NIP.19850831 200902 2 008
LEUWIGOONG
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
5. Prosedur Petugas Gizi melakukan sosialisai kepada bidan desa bahwa akan ada pemberian kapsul
vitamin A biru dan merah pada bulan Februari dan Agustus
Bidan desa memberikan kapsul vitamin A biru pada bayi usia 6-11 bulan dan kapsul vitamin A
merah pada bayi usia 12-59 bulan
Petugas gizi menerima catatan dan pelaporan dari bidan desa
6. Petugas Gizi melakukan sosialisai kepada bidan desa bahwa akan ada pemberian kapsul
vitamin A biru dan merah pada bulan Februari dan Agustus
Bidan desa memberitahukan kepada kader posyandu pemberian kapsul vitamin A biru dan
merah
Petugas Gizi menyiapkan formulir pendataan kapsul vitamin A
Kader posyandu mengisi formulir pendataan kapsul vitamin A
Bidan desa/penjawil memverifikasi dan merekap formulir pendataan kapsul vitamin A dari
masing-masing posyandu, bila tidak sesuai dikembalikan ke kader posyandu
Petugas Gizi merekap hasil pendataan pemberian kapsul vitamin A dari desa/kelurahan
Bidan desa memberikan kapsul vitamin A biru pada bayi usia 6-11 bulan dan kapsul vitamin A
merah pada balita usia 12-59 bulan
Bidan desa melakukan pencatatan, kemudian menyerahkan catatan tersebut kepada petugas
gizi
Petugas Gizi menerima catatan dan pelaporan dari bidan desa
7.
Tgl. Mulai
No Isi perubahan Diberlakukan
SOP KONSELING PASIEN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD
Linda Hastuti,SST,.M.Mkes
PUSKESMAS
NIP.19850831 200902 2 008
LEUWIGOONG
1. Pengertian Konseling gizi adalah proses penyampaian pesan mengenai hal-hal penting terkait gizi ibu,pemberian
ASI dan pemberian makanan pendamping ASI.
2. Tujuan Membekali konselen dengan pengetahuan dan keterampilan dalam meningkatkan praktik pemberian
makan kepada bayi dan anak secara optimal serta gizi pada ibu hamil
3. Kebijakan
4. Referensi Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan
Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
KEPMENKES Nomor 128 Tahun 2009 tentang Kebijakian Dasar Puskesmas
5. Prosedur Pasien menyerahkan surat rujukan dari petugas BP/ KIA/ Luar Puskesmas
Petugas melakukan pelayanan Gizi
Pasien menerima Penanganan Masalah Gizi dengan Konseling gizi
6. Langkah- Pasien menyerahkan surat rujukan dari petugas BP/ KIA/ Luar Puskesmas
langkah Petugas Gizi menerima surat rujukan dan mengkaji isi surat rujukan
Petugas Gizi melakukan anamnesa kepada pasien
Pasien menjabarkan permasalahan gizi yang dialami
Petugas Gizi mendengarkan dan mengkaji masalah dan kondisi pasien
Petugas Gizi melakukan penanganan masalah gizi yang dialami pasien dengan melakukan
konseling
Petugas Gizi melakukan pencatatan pada format dan register konseling
Pasien menerima Penanganan dan Konseling gizi
7. Bagan alir
UPTD
Linda Hastuti,SST,.M.Mkes
PUSKESMAS
NIP.19850831 200902 2 008
LEUWIGOONG
1. Pengertian Memberikan makanan tambahan pada balita dengan indikator berat badan menurut tinggi badan < 2
standar deviasi dengantidak mengurangi makanan yang di konsumsi setiap hari
5. Prosedur Bidan desa melaporkan bahwa ada kasus balita gizi buruk di wilayah kerjanya
Bidan desa memberikan PMT-P tersebut kepada keluarga balita yang bersangkutan,PMT-P tersebut
berupa makanan lokal dan pabrikan,PMT-P tersebut diberikan setiap 10 hari sekali selama 90 hari
Dinas kesehatan menerima laporan perkembangan balita tersebut dari laporan petugas gizi
puskesmas
6. Langkah- Bidan desa melaporkan bahwa ada kasus balita gizi buruk di wilayah kerjanya
langkah Petugas Gizi menerima laporan dari bidan desa bahwa di wilayah kerjanya ada balita gizi buruk
Petugas gizi melaksanakan Cross cek dan melakukan pemeriksaan ulang terhadap balita
tersebut,diukur BB dan PB/TB nya
Petugas gizi melaporkan kejadian tersebut ke tingkat dinas setelah terbukti BB dan TB balita
tersebut dibawah standar WHO 2005
Dinas kesehatan memvalidasi data tersebut,setelah terbukti benar kemudian balita tersebut di
usulkan untuk mendapatkan PMT-P
Dinas kesehatan memberikan PMT-P selam 90 hari kepada Petugas Gizi Puskesmas untuk
selanjutnya diserahkan pada balita yang bersangkutan
Petugas Gizi Puskesmas memberikan PMT-P selama 90 hari pada bidan desa yang bersangkutan
yang selanjutnya diserahkan pada balita yang bersangkutan
Bidan desa memberikan PMT-P selama 90 hari kepada keluarga balita yang bersangkutan,PMT-P
tersebut berupa makanan lokal dan pabrikan,PMT-P tersebut diberikan setiap 10 hari sekali selama
90 hari
Bidan desa memantau pemberian PMT-P setiap 10 hari sekali sambil menimbang BB dan
mengukur TB balita yang bersangkutan
Bidan desa melaporkan perkembangan balita tersebut setiap bulan kepada Petugas Gizi
Puskesmas
Petugas Gizi Puskesmas menerima laporan perkembangan balita tersebut setiap bulan dari bidan
desa yang bersangkutan
Petugas gizi Puskesmas merekap laporan tersebut dan melaporkannya ke tingkat dinas
Dinas kesehatan menerima laporan perkembangan balita tersebut dari laporan Petugas Gizi
puskesmas
7. Bagan alir
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD
Linda Hastuti,SST,.M.Mkes
PUSKESMAS
NIP.19850831 200902 2 008
LEUWIGOONG
1. Pengertian Balita gizi buruk adalah balita dengan indikator berat badan menurut tinggibadan < 2 SD.
2. Tujuan Mengatasi masalah gizi pada bayi dan balita.
3. Kebijakan
5. Prosedur Pasien/bayi datang ke posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas/BP Umum
Petugas gizi/paramedis mengecek tanggal lahir (usia), jenis kelamin, gejala klinis, status gizi
dan menimbang kembali berat badan menggunakan alat timbang dengan tingkat ketelitian 0,1
kg. selanjutnya mengukur balita gizi buruk yang ditemukan/ dilaporkan, usia dibawah 2 tahun
menggunakan alat ukur panjang badan,sedangkan yang berusia di atas 2 tahun menggunakan
mikrotoise caranya sbb: anak disuruh berdiri tegap menempel pada dinding, kaki rapat sejajar,
kemudian tarik meteran sampai kepala anak, kemudian dilihat angka yang tertera pada
mikrotoise
Petugas gizi/paramedis mencatat hasil ukur pada buku register dan membuat kronologis balita
gizi buruk serta ada dokumentasi
6. Langkah- Pasien/bayi datang ke posyandu yang ada di wilayah kerja puskesmas/BP Umum
langkah Kader posyandu mendata bayi yang datang ke posyandu
Petugas gizi/paramedis menyiapkan mikrotoise dan metlit dan memverifikasi data bayi dan
balita
Petugas gizi/paramedis mengecek tanggal lahir (usia), jenis kelamin, gejala klinis, status gizi
dan menimbang kembali berat badan menggunakan alat timbang dengan tingkat ketelitian 0,1
kg. selanjutnya mengukur balita gizi buruk yang ditemukan/ dilaporkan, usia dibawah 2 tahun
menggunakan alat ukur panjang badan,sedangkan yang berusia di atas 2 tahun menggunakan
mikrotoise caranya sbb: anak disuruh berdiri tegap menempel pada dinding, kaki rapat sejajar,
kemudian tarik meteran sampai kepala anak, kemudian dilihat angka yang tertera pada
mikrotoise
Petugas gizi/paramedis mencatat hasil ukur pada buku register dan membuat kronologis balita
gizi buruk serta ada dokumentasi
10. Bagan alir