SA 530
Sampling Audit
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
dalam bentuk apa pun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotokopi, merekam,
atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Institut Akuntan
Publik Indonesia dan Penerbit Salemba Empat.
iii
(Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang
dimulai pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari 2013 (untuk Emiten),
atau (ii) 1 Januari 2014 (untuk entitas selain Emiten). Penerapan dini
dianjurkan untuk entitas selain Emiten.)
DAFTAR ISI
Paragraf
Pendahuluan
Ruang Lingkup ................................................................... 1
Tanggal Efektif .................................................................... 3
Tujuan ...................................................................................... 4
Definisi .................................................................................... 5
Ketentuan
Perancangan, Ukuran, dan Pemilihan
Unsur-Unsur Sampel untuk Diuji .................................. 6–8
Pelaksanaan Prosedur Audit .............................................. 9–11
Sifat dan Penyebab Penyimpangan
dan Kesalahan Penyajian............................................... 12–13
Memproyeksikan Kesalahan penyajian.............................. 14
Pengevaluasian Hasil Sampling Audit................................. 15
Materi Penerapan dan Penjelasan Lain
Definisi................................................................................. A1–A3
Perancangan, Ukuran, dan Pemilihan
Unsur-Unsur Sampel untuk Diuji................................... A4–A13
Pelaksanaan Prosedur Audit............................................... A14–A16
Sifat serta Penyebab Penyimpangan
dan Kesalahan Penyajian............................................... A17
Memproyeksikan Kesalahan Penyajian.............................. A18–A20
Pengevaluasian Hasil Sampling Audit................................. A21–A23
Lampiran 1:
Stratifikasi dan Pemilihan Nilai Tertimbangan
Lampiran 2:
Contoh Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ukuran Sampel untuk
Pengujian Pengendalian
iv
Lampiran 3:
Contoh Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ukuran Sampel untuk
Pengujian Rinci
Lampiran 4:
Metode Pemilihan Sampel
Standar Audit (“SA”) 530 “Sampling Audit” harus dibaca bersamaan dengan
SA 200 “Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit
Berdasarkan Standar Audit.”
vi
1 Pendahuluan
2
3 Ruang Lingkup
4 1. Standar Audit (”SA”) ini diterapkan ketika auditor telah
5 memutuskan untuk menggunakan sampling audit dalam
6 pelaksanaan prosedur audit. Hal ini berkaitan dengan
7 penggunaan sampling statistik maupun nonstatistik ketika
8 perancangan dan pemilihan sampel audit, pelaksanaan
9 pengujian pengendalian, dan pengujian rinci, serta
10 pengevaluasian hasil sampel tersebut.
11
12 2. SA ini melengkapi SA 5001 yang berkaitan dengan tanggung
13 jawab auditor untuk merancang dan melaksanakan prosedur
14 audit untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
15 sebagai dasar yang memadai untuk menarik kesimpulan
16 yang dipakai sebagai basis opini auditor. SA 500 memberikan
17 panduan tentang berbagai cara yang tersedia bagi auditor
18 untuk memilih unsur untuk pengujian, yang salah satu
19 diantaranya adalah sampling audit.
20
21 Tanggal Efektif
22 3. SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk
23 periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari
24 2013 (untuk Emiten), atau (ii) 1 Januari 2014 (untuk entitas
25 selain Emiten). Penerapan dini dianjurkan untuk entitas selain
26 Emiten.
27
28
29 Tujuan
30
31 4. Tujuan penggunaan sampling audit oleh auditor adalah
32 untuk memberikan basis yang memadai bagi auditor untuk
33 menarik kesimpulan mengenai populasi yang menjadi sumber
34 pemilihan sampel.
35
36
37
38
39
40
41
42 SA 500, “Bukti Audit.”
1
SA 530.1
1 Definisi
2
3 5. Untuk tujuan SA ini, istilah berikut memiliki makna sebagai
4 berikut:
5 (a) Sampling audit (sampling): Penerapan prosedur audit
6 terhadap kurang dari 100% unsur dalam suatu populasi
7 audit yang relevan sedemikian rupa sehingga semua unit
8 sampling memiliki peluang yang sama untuk dipilih untuk
9 memberikan basis memadai bagi auditor untuk menarik
10 kesimpulan tentang populasi secara keseluruhan.
11 (b) Populasi: Keseluruhan set data yang merupakan sumber
12 dari suatu sampel yang dipilih dan auditor berkeinginan
13 untuk menarik kesimpulan dari keseluruhan set data
14 tersebut.
15 (c) Risiko sampling: Risiko bahwa kesimpulan auditor yang
16 didasarkan pada suatu sampel dapat berbeda dengan
17 kesimpulan jika prosedur audit yang sama diterapkan
18 pada keseluruhan populasi. Risiko sampling dapat
19 menimbulkan dua jenis kesimpulan yang salah:
20 (i) Dalam suatu pengujian pengendalian, pengendalian
21 tersebut lebih efektif daripada kenyataannya, atau
22 dalam suatu pengujian rinci, suatu kesalahan
23 penyajian material tidak ada padahal dalam
24 kenyataannya ada. Auditor lebih khawatir dengan
25 tipe kesimpulan salah ini karena kesalahan tersebut
26 dapat memengaruhi efektivitas audit dan mempunyai
27 kemungkinan lebih besar untuk menyebabkan suatu
28 opini audit yang tidak tepat.
29 (ii) Dalam suatu pengujian pengendalian, pengendalian
30 tersebut kurang efektif daripada kenyataannya, atau
31 dalam suatu pengujian rinci, terdapat kesalahan
32 penyajian material, padahal kenyataannya tidak ada.
33 Jenis kesimpulan salah semacam ini berdampak
34 terhadap efisiensi audit yang biasanya akan
35 menyebabkan adanya pekerjaan tambahan untuk
36 menetapkan bahwa kesimpulan semula adalah tidak
37 benar.
38 (d) Risiko nonsampling: Risiko bahwa auditor mencapai
39 suatu kesimpulan yang salah dengan alasan apa pun
40 yang tidak terkait dengan risiko sampling (Ref: Para.
41 A1)
42
SA 530.2
SA 530.3
SA 530.4
SA 530.5
SA 530.6
SA 530.7
SA 530.8
SA 530.9
SA 530.10
SA 530.11
1 Lampiran 1
2 (Ref: Para. A8)
3
4 Stratifikasi dan Pemilihan Nilai Tertimbang (Value-weight
5 Selection)
6 Dalam mempertimbangkan karakteristik populasi yang menjadi
7 sumber pengambilan sampel, auditor dapat memilih metode
8 pemilihan stratifikasi atau nilai tertimbang. Lampiran ini memberikan
9 panduan bagi auditor tentang teknik pengambilan sampel dengan
10 stratifikasi dan nilai tertimbang.
11
12 Stratifikasi
13 1. Efisiensi audit dapat ditingkatkan mutunya jika auditor dapat
14 melakukan stratifikasi terhadap suatu populasi dengan cara
15 membagi populasi tersebut ke dalam sub-subpopulasi yang
16 memiliki karakteristik yang teridentifikasi. Tujuan stratifikasi
17 adalah untuk mengurangi keanekaragaman unsur-unsur yang
18 terdapat dalam setiap strata dan oleh karena itu ukuran sampel
19 dapat dikurangi tanpa meningkatkan risiko sampling.
20
21 2. Ketika melaksanakan pengujian rinci, populasi biasanya
22 distratifikasi berdasarkan nilai moneter. Hal ini memungkinkan
23 pekerjaan audit lebih banyak diarahkan ke unsur-unsur
24 bernilai lebih besar yang berisi potensi kesalahan penyajian
25 terbesar. Demikian juga, sebuah populasi dapat distratifikasi
26 berdasarkan karakteristik tertentu yang menunjukkan
27 kemungkinan risiko kesalahan penyajian yang lebih tinggi,
28 sebagai contoh, ketika melakukan pengujian atas penyisihan
29 piutang tidak tertagih untuk penilaian suatu piutang usaha,
30 saldo akun tersebut dapat distratifikasi berdasarkan umur
31 piutang.
32
33 3. Hasil prosedur audit yang diterapkan terhadap unsur-unsur
34 yang berasal dari sebuah strata yang diambil sebagai sampel
35 hanya dapat digunakan untuk memproyeksikan unsur-
36 unsur yang terdapat dalam strata tersebut. Untuk menarik
37 kesimpulan terhadap keseluruhan populasi, auditor harus
38 mempertimbangkan risiko kesalahan penyajian material
39 yang berkaitan dengan strata lainnya yang membentuk suatu
40 keseluruhan populasi. Sebagai contoh, 20% dari unsur yang
41 terdapat di dalam sebuah populasi dapat merepresentasikan
42 90% nilai suatu saldo akun. Auditor dapat memutuskan
SA 530.12
SA 530.13
1 Lampiran 2
2 (Ref: Para. A11)
3
4 Contoh Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ukuran Sampel
5 untuk Pengujian Pengendalian
6 Faktor-faktor berikut dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam
7 menentukan ukuran sampel untuk pengujian pengendalian.
8 Faktor-faktor ini, yang harus dipertimbangkan secara bersamaan,
9 menganggap bahwa auditor tidak memodifikasi sifat atau waktu
10 pengujian pengendalian atau dengan cara lain mengubah
11 pendekatan pengujian pengendalian menjadi prosedur substantif
12 untuk merespons risiko yang telah dinilai.
13
14
PENGARUH
15
FAKTOR TERHADAP
16
UKURAN
17
SAMPEL
18
19 1. Adanya peningkatan Naik Semakin tinggi tingkat asurans
20 penilaian resiko yang hendak diperoleh
21 auditor yang telah oleh auditor atas efektivitas
22 memperhitungkan operasi pengendalian, makin
23 pengendalian yang rendah risiko kesalahan
24 relevan penyajian material yang
25 dinilai oleh auditor, dan makin
26 besar ukuran sampel yang
27 diperlukan. Jika penilaian
28 auditor atas risiko kesalahan
29 penyajian material dalam
30 tingkat asersi mencakup suatu
31 ekspektasi tentang efektivitas
32 operasi pengendalian,
33 auditor disyaratkan untuk
34 melaksanakan pengujian
35 pengendalian. Demikian
36 pula, makin tinggi auditor
37 mengandalkan efektivitas
38 operasi pengendalian dalam
39 penilaian risiko, makin besar
40 luas pengujian, oleh karena
41 itu ukuran sampel menjadi
42 meningkat.
SA 530.14
1 PENGARUH
2 FAKTOR TERHADAP
3 UKURAN
4 SAMPEL
5
2. Suatu peningkatan Turun Semakin rendah tingkat
6
dalam penyimpangan yang dapat
7
penyimpangan yang diterima, makin besar ukuran
8
dapat diterima sampel yang diperlukan.
9
10 3. Suatu kenaikan Naik Semakin tinggi tingkat
11 dalam tingkat penyimpangan yang
12 penyimpangan yang diperkirakan terjadi, makin
13 diperkirakan terjadi besar ukuran sampel yang
14 dalam populasi yang diperlukan sehingga auditor
15 akan diuji dapat membuat estimasi
16 yang wajar tentang tingkat
17 penyimpangan yang
18 sesunggguhnya. Faktor-
19 faktor relevan bagi auditor
20 dalam mempertimbangan
21 tingkat penyimpangan yang
22 diperkirakan terjadi mencakup
23 pemahaman auditor tentang
24 bisnis klien (khususnya,
25 prosedur penilaian risiko
26 yang dilakukan untuk
27 memperoleh pemahaman
28 tentang pengendalian intern),
29 perubahan dalam personel
30 atau pengendalian intern,
31 hasil prosedur audit yang
32 diterapkan dalam periode
33 sebelumnya, dan hasil
34 prosedur audit lain. Tingkat
35 penyimpangan pengendalian
36 yang tinggi umumnya
37 hanya bisa sedikit, jika ada,
38 mengurangi risiko kesalahan
39 penyajian material yang telah
40 ditentukan.
41
42
SA 530.15
1 PENGARUH
2 FAKTOR TERHADAP
3 UKURAN
4 SAMPEL
5
4. Suatu kenaikan Naik Semakin tinggi tingkat asurans
6
dalam tingkat yang auditor harapkan bahwa
7
asurans yang hasil sampel benar-benar
8
auditor harapkan mencerminkan penyimpangan
9
bahwa tingkat yang terjadi dalam populasi,
10
penyimpangan yang maka makin besar ukuran
11
dapat diterima tidak sampel yang diperlukan.
12
melebihi tingkat
13
penyimpangan
14
yang sesungguhnya
15
dalam populasi
16
17 5. Suatu kenaikan Dampak Untuk populasi yang besar,
18 dalam jumlah unit yang dapat ukuran aktual populasi sedikit
19 sampling dalam diabaikan berdampak, jika ada, terhadap
20 populasi ukuran sampel. Namun, dalam
21 populasi yang kecil, sampling
22 audit tidak dapat seefisien
23 dibandingkan dengan
24 cara-cara alternatif dalam
25 pemerolehan bukti audit yang
26 cukup dan tepat.
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
SA 530.16
1 Lampiran 3
2 (Ref: Para. A11)
3
4 Contoh Faktor-faktor yang Memengaruhi Ukuran Sampel
5 dalam Pengujian Rinci
6 Berikut ini adalah faktor-faktor yang dapat dipertimbangkan oleh
7 auditor dalam menentukan ukuran sampel untuk pengujian rinci.
8 Faktor-faktor ini, yang perlu dipertimbangkan secara bersama-sama,
9 menganggap bahwa auditor tidak memodifikasi pendekatan dalam
10 pengujian pengendalian atau mengubah sifat atau waktu prosedur
11 substantif untuk merespons risiko yang telah dinilai.
12
13
PENGARUH
14
TERHADAP
15 FAKTOR
UKURAN
16
SAMPEL
17
18 1. Suatu Naik Semakin tinggi risiko kesalahan
19 kenaikan penyajian material yang dinilai
20 risiko yang auditor, makin besar ukuran sampel
21 telah dinilai yang diperlukan. Penentuan risiko
22 oleh auditor kesalahan penyajian material oleh
23 atas risiko auditor dipengaruhi oleh risiko
24 kesalahan bawaan dan risiko pengendalian.
25 penyajian Sebagai contoh, jika auditor tidak
26 material melakukan pengujian pengendalian,
27 penilaian risiko oleh auditor tidak
28 dapat dikurangi untuk efektivitas
29 operasi pengendalian intern untuk
30 asersi tertentu. Oleh karena itu, untuk
31 dapat mengurangi risiko audit ke
32 tingkat rendah yang dapat diterima,
33 auditor memerlukan suatu tingkat
34 risiko deteksi yang rendah dan akan
35 lebih mengandalkan pada prosedur
36 substantif. Semakin banyak bukti
37 audit yang diperolah dari pengujian
38 rinci (yaitu makin kecil risiko deteksi),
39 makin besar ukuran sampel yang
40 diperlukan.
41
42
SA 530.17
1 PENGARUH
2 TERHADAP
3 FAKTOR
UKURAN
4 SAMPEL
5
2. Suatu Turun Semakin auditor mengandalkan pada
6
kenaikan prosedur substantif lain (pengujian
7
dalam rinci atau prosedur analitik substantif)
8
penggunaan untuk mengurangi risiko deteksi ke
9
prosedur suatu tingkat yang dapat diterima
10
substantif berkaitan dengan suatu populasi
11
lain yang tertentu, makin berkurang asurans
12
diarahkan ke yang disyaratkan oleh auditor dari
13
asersi yang sampling, oleh karena itu, makin kecil
14
sama ukuran sampel yang diperlukan.
15
16 3. Suatu Naik Semakin besar tingkat asurans yang
17 kenaikan disyaratkan oleh auditor bahwa
18 tingkat hasil sampel pada kenyataannya
19 asurans mengindikasikan jumlah aktual
20 yang kesalahan penyajian dalam populasi,
21 diharapkan makin besar ukuran sampel yang
22 oleh auditor diperlukan.
23 bahwa
24 kesalahan
25 penyajian
26 yang dapat
27 diterima
28 tidak
29 melebihi
30 kesalahan
31 penyajian
32 aktual dalam
33 populasi
34 4. Suatu Turun Semakin rendah kesalahan penyajian
35 kenaikan yang dapat diterima, makin besar
36 dalam ukuran sampel yang diperlukan.
37 kesalahan
38 penyajian
39 yang dapat
40 diterima
41
42
SA 530.18
1 PENGARUH
2 TERHADAP
3 FAKTOR
UKURAN
4 SAMPEL
5
5. Suatu Naik Semakin besar jumlah kesalahan
6
kenaikan penyajian yang diharapkan akan
7
jumlah ditemukan oleh auditor dalam
8
kesalahan populasi, makin besar ukuran sampel
9
penyajian yang diperlukan untuk membuat
10
yang estimasi yang masuk akal tentang
11
diharapkan jumlah kesalahan penyajian aktual
12
akan dalam populasi. Faktor-faktor yang
13
ditemukan relevan dengan pertimbangan auditor
14
oleh auditor tentang jumlah kesalahan penyajian
15
dalam yang diharapkan mencakup seberapa
16
populasi luas nilai-nilai unsur ditentukan secara
17
subjektif, hasil prosedur penilaian
18
risiko, hasil pengujian pengendalian,
19
hasil prosedur audit yang diterapkan
20
dalam periode sebelumnya, dan hasil
21
prosedur substantif lain.
22
23 6. Stratifikasi Turun Jika terdapat suatu kisar lebar
24 populasi jika (variabilitas) dalam ukuran moneter
25 tepat unsur-unsur dalam populasi, adalah
26 lebih bermanfaat untuk melakukan
27 stratifikasi populasi tersebut. Jika
28 suatu populasi dapat secara layak
29 distratifikasi, ukuran sampel agregat
30 dari strata tersebut pada umumnya
31 akan lebih sedikit jika dibandingkan
32 dengan ukuran sampel yang
33 diperlukan untuk memperoleh tingkat
34 risiko sampling tertentu, apabila suatu
35 sampel diambil dari keseluruhan
36 populasi.
37
38
39
40
41
42
SA 530.19
1 PENGARUH
2 TERHADAP
3 FAKTOR
UKURAN
4 SAMPEL
5
7. Jumlah unit Dampaknya Untuk populasi yang besar, ukuran
6
sampling dapat aktual populasi memiliki sedikit,
7
dalam diabaikan jika ada, dampak terhadap ukuran
8
populasi sampel. Jadi, untuk populasi yang
9
kecil, sampling audit sering kali
10
kurang efisien sebagai cara alternatif
11
pemerolehan bukti audit cukup dan
12
tepat. (Namun, jika menggunakan
13
sampling unit moneter, kenaikan
14
nilai moneter dalam populasi
15
menaikkan ukuran sampel, kecuali
16
jika hal ini diimbangi dengan kenaikan
17
proporsional dalam materialitas untuk
18
laporan keuangan secara keseluruhan
19
[dan, jika relevan, tingkat materialitas
20
untuk golongan transaksi tertentu,
21
saldo akun, atau pengungkapan].
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
SA 530.20
1 Lampiran 4
2 (Ref: Para. A13)
3
4 Metode Pemilihan Sampel
5 Ada banyak metode untuk memilih sampel. Metode-metode utama
6 adalah sebagai berikut:
7 (a) Pemilihan acak (diterapkan melalui pencipta angka acak atau
8 random number generators, sebagai contoh, tabel angka acak
9 atau random number tables).
10 (b) Pemilihan sistematik, yang di dalamnya jumlah unit sampling
11 dalam populasi dibagi dengan ukuran sampel untuk
12 memperoleh suatu interval sampling, sebagai contoh 50, dan
13 setelah menetapkan suatu titik awal dalam 50 unit sampling
14 yang pertama, maka setelah itu setiap sampling unit yang ke
15 50 akan dipilih. Meskipun titik awal dapat ditentukan secara
16 sembarang, pemilihan sampel akan lebih acak jika diambil
17 dengan menggunakan pencipta angka acak dengan komputer
18 (computerized random number generator) atau tabel angka
19 acak (random number tables) Ketika menggunakan pemilihan
20 sistematik, auditor perlu menentukan bahwa unit sampling
21 dalam populasi tidak tersusun sedemikian rupa sehingga
22 interval sampling sesuai dengan suatu pola tertentu dalam
23 populasi.
24 (c) Sampling Unit Moneter (monetary unit sampling) adalah suatu
25 jenis pemilihan nilai tertimbang (seperti dijelaskan dalam
26 Lampiran 1) yang di dalamnya ukuran sampel, pemilihan,
27 dan mengevaluasi hasilnya dalam menarik kesimpulan jumlah
28 moneter.
29 (d) Pemilihan sembarang, yang di dalamnya auditor melakukan
30 pemilihan sampel tanpa melalui suatu teknik yang terstruktur.
31 Meskipun tidak menggunakan suatu teknik yang terstruktur,
32 auditor wajib menghindari keberpihakan yang disengaja
33 atau yang dapat diprediksi (sebagai contoh, menghindari
34 kesulitan dalam menemukan unsur, atau selalu memilih
35 atau menghindari entri di awal atau di akhir halaman) dan
36 dengan demikian memastikan bahwa semua unsur yang
37 terdapat dalam populasi memiliki peluang yang sama untuk
38 dipilih. Pemilihan sembarang tidak tepat ketika menggunakan
39 sampling statistik.
40
41
42
SA 530.21
SA 530.22