Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KOTA BONTANG

KLINIK SEHAT DHUAFA


Jl. Slamet Riyadi RT 43 No. 3 Telepon : (0548) 3034626/3034625

KEPUTUSAN KEPALA KLINIK SEHAT DHUAFA


NOMOR : ...../....../KSD/ XII /2019
TENTANG
PERESEPAN OBAT PSIKOTROPIKA DAN NARKOTIKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA KLINIK SEHAT DHUAFA
Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka rangka meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan dan keselamatan pasien di Klinik Sehat Dhuafa, perlu
adanya pengaturan terhadap peresepan obat psikotropika dan
narkotika
2. Bahwa sehubungan dengan pernyataan butir a di atas, untuk
menjamin penggunaan obat psikotropika dan narkotika tidak
disalahgunakan perlu diatur cara peresepan obat psikotropika
narkotika di Klinik Sehat Dhuafa ;
3. Bahwa sehubungan dengan pernyataan pada butir a dan b tersebut
diatas, perlu menetapkan Keputusan Kepala Klinik Sehat Dhuafa
tentang Peresepan Obat Psikotropika dan narkotika di Klinik Sehat
Dhuafa;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dan
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran;

2. Undang-Undang No 5 Tahun 1997 tentang psikotropika ( Lembaran

Negara Repuplik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan


lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671 )

3. Peraturan Menteri Kesehatan No 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan


Penggolongan Psikotropika

4. Undang-Undang No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika ( Lembaran


Negara Repuplik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan
lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5062 )

5. Peraturan Menteri Kesehatan No.1691/MENKES/PER/VIII/2011


Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;

6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 Tentang


Akreditasi Puskesmas;

7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun


2015 Tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dam
Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan prekusor Farmasi

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA KLINIK SEHAT DHUAFA TENTANG PERESEPAN OBAT


PSIKOTROPIKA DAN NARKOTIKA
KESATU : Menentukan Jenis golongan obat psikotropika narkotika di Klinik Sehat
Dhuafa
KEDUA : Menetapkan peresepan obat psikotropika dan narkotika sebagaimana
terlampir dalam surat keputusan ini
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Bontang
Pada Tanggal :
KEPALA KLINIK SEHAT DHUAFA

Suriyani Mansyur, Amd., Keb.

NIP.

KEPALA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT


KECAMATAN CILANDAK KOTA ADMINISTRASI
JAKARTA SELATAN

LUIGI
NIP 197909082006042007
LAMPIRAN I : Keputusan Kepala Klinik Sehat Dhuafa
Nomor : …../KSD/XII/2019
Tanggal : 12 Desember 2019

PERESEPAN OBAT PSIKOTROPIKA DAN NARKOTIKA

Peresepan adalah proses pesanan atau permintaan obat tertulis dari dokter, dokter gigi
dan dokter spesialis kepada unit penunjang obat yang ada Apoteker dan mempunyai legalitas,
dan pemberian obat psikotropika dan tropika hanya dapat dilakukan apabila :
1. Peresepan obat psikotropika narkotika hanya boleh ditulis oleh dokter / dokter gigi /
dokter spesialis
2. Resep merupakan resep asli dan ditangani langsung oleh dokter pemeriksa/pemberi
resep
3. Jika tidak ditandatangani resep bisa ditolak atau konfoirmasi ke dokter yang menulis
resep
4. Resep yang ditulis harus jelas, baik jenisnya, jumlahnya dan cara penggunaannya
5. Resep psikotropika diberi garis merah dibawah nama obat, dan obat narkotika diberi
garis biru dibawah nama resep obat dan ditandatangani sejajar garis merah atau biru
6. Dibelakang resep ditulis nama pasien dan alamat pasien yang lengkap
7. Resep yang berisi obat psikotropika narkotika disimpan dalam lemari obat , menjadi
satu dengan obat psikotropika, dalam keadaan terkunci

Obat narkotika menurut Undang-undang RI nomor 35 tahun 2009 ada 3 golongan


narkotika :
1. Golongan I : hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan
Misalnya: Opium, Heroin, kokain dll yang tercantum dalam daftar narkotik golongan I
2. Golongan II :berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat
digunakan dalam terapi
Misalnya: Metadone, Morfin, Petidin dll yang tercantum dalam daftar narkotik
golongan II
3. Golongan III : narkotika yang berkhasiat pengobatan sebagai pilihan terakhir dan
dapat digunakan dalam terapi dan /atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan, yang masuk dalam
golongan ini adalah : Kodein , Garam-garam narkotika dalam golongan ini
4. Golongan dan jenis prekursor
 Tabel I : efedrin, ergometrin, ergotamine, potassium permanganant,
pseudoefedrin dll yang ada di tabel I
 Tabel II : Acetone, ethil ether, piperidine, sulphuric acid dll yang ada di tabel II
Obat psikofarmaka menurut DOEN psikofarmaka 2002 penggolongan obat terdiri dari:
1. Antianxientas dan anti Insomnia
- Diazepam
2. Antidepresi dan anti mania
- Amitriptiline Hcl
- Litium Karbonat
3. Antiobsesif kompulsif dan antipanik
- Klomamin Hcl
4. Antipsikosis
- Flufenazin dekanoat
- Haloperidol
- Klorpromazine Hcl
- Perfenazine Hcl
- Risperidon
- Sulpirid
- Trifluperazine
5. Daftar psikotropika golongan III ( UU RI no.5 tahun 1997 )
- Pentobarbital, amobarbital dll yang tercantum dalam daftar psikotropik golongan
III
6. Daftar psikotropik golongan IV ( UU RI no.5 tahun 1997 )
- Alprazolan barbital, diazepam, clobazam

KEPALA KLINIK SEHAT DHUAFA

Suriyani Mansyur, Amd., Keb.

NIP.
SOP PERESEPAN PSIKOTROPIKA DAN NARKOTIKA
No. Dokumen : Ditetapkan Oleh
No. Revisi : Ka.Klinik Sehat Dhuafa
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1 dari 2
Suriyani Mansyur, Amd.Keb
Mengatur pengawasan dan pengendalian penggunaan psikotropika dan
1. Pengertian narkotika.

Sebagai pedoman dalam pengawasan dan pengendalian penggunaan


2. Tujuan
psikotropika dan narkotika
Sk Kepala Puskesmas Nomor. 59 / PKM-SE2 / SK / VI / 2016 tentang
3. Kebijakaan
Peresepan Obat Psikotropika Dan Narkotika
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dan
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik
Kedokteran;
2. Undang-Undang No 5 Tahun 1997 tentang psikotropika
3. Peraturan Menteri Kesehatan No 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan
4. Referensi
Penggolongan Psikotropika
4. Undang-Undang No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2015 Tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dam
Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan prekusor Farmasi.
1. Pengawasan atas kesesuaian diagnosis dengan terapi penggunaan
psikotropika dan narkotika
2. Resep psikotropika dan narkotika diberi penandaan khusus.
3. Identifikasi pasien penerima resep psikotropika dan narkotika dan
verifikasi saat penyerahan obat.
4. Pengendalian obat psikotropika dan narkotika melalui tertib
administrasi kartu stok dan buku bantu penyerahan obat
psikotropika dan narkotika.
5. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan pada resep
6. Menyiapkan etiket yang sesuai
5. Prosedur 7. Menulis nama pasien, nomor resep, tanggal resep, cara pakai
sesuai permintaan pada resep serta petunjuk dan informasi lain
8. Obat diberi wadah yang sesuai dan diperiksa kembali kesesuaian
jenis dan jumlah obat dengan permintaan dalam resep
9. Melakukan pemeriksaan akhir sebelum dilakukan penyerahan
(kesesuaian antara penulisan etiket dengan resep)
10. Memanggil nama dan alamat pasien
11. Menyerahkan obat yang disertai dengan pemberian informasi
obat
12. Mencatat pengeluaran obat pada kartu stok dan buku bantu
penyerahan obat psikotropika dan narkotika.
6. Diagram alir

7. Unit terkait a. Apotek


1. Resep
8. Dokumen terkait
2. Buku narkotika & psikotropika

Anda mungkin juga menyukai