Kasus Bedah
Disusun oleh :
Pendamping :
JAWA TENGAH
2018
Nama Peserta : dr. Hera Amalia Utami
Nama Wahana : RSUD Purbalingga
Topik : Kasus bedah; Colic Abdomen e.c Ileus Obstruktif
Tanggal (kasus) : 3 Mei 2018 Presenter : dr. Hera Amalia Utami
Nama Pasien : Tn. T No. RM : 00281148
Tanggal Presentasi : Pendamping : dr. Gunawan Santosa
dr. Sutanto, M.Kes
Tempat Presentasi : RSUD R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga
Obyektif Presentasi :
Keilmuan Ketrampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Laboratorium :
Hemoglobin : 14 mg/dl (N)
Leukosit : 21.200/ul ()
Hematokrit : 43 % (N)
6
Eritrosit : 4,67x10 /ul (N)
Trombosit : 357.000/ul (N)
Diff count : E/B/N/L/M : 0/0/88 () /6/7
CT : 4.0 (N)
BT : 4.30 (N)
HbsAg : negatif (N)
Gds : 116.5 (N)
TERAPI di IGD
- IVFD Ringer Lactate 20 tpm
- Inj. Ceftriaxon 2x1gr
- Inj. Ondansetron 2x4mg
- Inj. Ranitidin 2x50mg
- Pasang NGT
- Pasang DC
Daftar Pustaka :
1. Middlemiss, J.H. 1949. Radiological Diagnosis of Intestinal Obstruction by Means of
DirectRadiography. Volume XXII No. 253.
2. Sjamsuhidajat, R. dan De Jong, Wim. 2003. Buku Ajar Ilmu Bedah . Edisi 2. Jakarta :
EGC. Hal: 623.
Hasil pembelajaran :
1. Diagnosis ileus obstruktif melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik
2. Penatalaksanaan ileus obsruktif
3. Edukasi mengenai tatalaksana ileus obstrukif
1. Subyektif:
Pasien laki-aki 48 th, datang dengan keluhan nyeri di seluruh lapang perut sejak 2 hari
SMRS. Nyeri melilit-melilit, awal mula hilang timbul, namun keluhan memberat sejak
4 jam SMRS hingga tidak dapat berjalan. Pasien lebih nyaman posisi meringkuk. Pasien
mengeluh tidak dapat BAB dan kentut sejak 2 hari. Keluhan disertai mual dan muntah,
muntah 5x berisi awal mula berisi makanan lama kelamaan berupa cairan kuning
kehijauan. Makan dan minum berkurang. Demam disangkal. BAK tak ada keluhan.
2. Obyektif:
a. Keadaan umum : tampak kesakitan. Kesadaran: compos mentis.
Vital sign :
Tekanan darah : 173/117
Nadi : 77 x/menit, regular, isi dan tegangan cukup
Frekuensi napas : 22 x/menit
Suhu tubuh : 36.8 ° C per aksilla
b. Abdomen :
Inspeksi : kulit tampak normal, distensi (+), massa (-), spider naevi (-), darm
countour (-), darm steifung (-)
Auskultasi : peristaltik (+) meningkat, metalic sound (+), borborigmi (+)
Perkusi : hipertimpani pada seluruh lapang abdomen
Palpasi : Nyeri tekan (+) di seluruh lapang perut
CVA (-/-), lien dan hepar tidak teraba
c. Rectal touche:
Tonus sphincter ani normal, mukosa licin, benjolan (-), ampula kolaps
d. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan:
Leukosit : 21.200/ul ()
Neutrofil segmen : 88 ()
3. Assesment
Pada kasus ini, diagnosis ditegakkan berdasarkan manifestasi klinis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan radiologi
a. Ileus obstruktif ditegakan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik, meliputi:
- Gejala : sakit perut hebat yang sifatnya hilang timbul. Anoreksia, nausea dan
vomitus. Pada ileus obstruksi tinggi muntah lebih sering terjadi. Tidak bisa flatus
dan defekasi
- Tanda : penderita kesakitan, bising usus meninggi terdengar sampai metalic
sound, colok dubur: ampula rekti kolaps pada obstruksi rendah.
- Laboratorium : leukositosis
b. Penegakan diagnosis appendisitis akut diperkuat dengan pemerikasaan radiologi
abdomen 3 posisi:
Tampak dilatasi usus pada proyeksi sentral dengan gambaran Herring bone, tampak
multiple air fluid level dengan step-ladder patter. Tak jelas adanya udara bebas dalam
peritoneum dan tak tampak adanya dilatasi pada proyeksi colon.
Kesimpulan: kesan ileus obstruktif dd partial.
4. Plan
Terapi di IGD
- IVFD Ringer Lactate 20 tpm
- Inj. Ceftriaxon 2x1gr
- Inj. Ondansetron 2x4mg
- Inj. Ranitidin 2x50mg
- Pasang NGT
- Pasang DC
Pendidikan
Edukasi mengenai penyakit bertujuan untuk memotivasi pasien menjalani rawat
inap agar dikonsulkan kepada pihak yang lebih berkompeten (Sp.B) karena pasien
menderita ileus obstruktif dan hal tersebut kemungkinan menjadi indikasi untuk
dilakukan pembedahan.
Konsultasi
Konsultasi ditujukan kepada dokter spesialis bedah (Sp.B) untuk mendapatkan
pengobatan lebih lanjut. Instruksi :
- Dulcolax supp -> bila belum dapat BAB setelah pemberian dulcolax program
laparotomi cito.
- Puasa Balance Cairan
- Inj. Ranitidin 2 x 40 mg
- Inj. Ketorolac 2 x 30mg
Kegiatan Periode Hasil yang diharapkan
Edukasi pasien mengenai 1 hari dilakukan terapi causatif oleh
penyakit dan terapi SpB
causatifnya, melakukan
pemeriksaan penunjang,
serta konsultasi SpB
Kontrol rutin setelah 1minggu post operasi Mengevaluasi hasil tindakan
tindakan pembedahan pembedahan
BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO
Presentan