Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

“ PENYESUAIAN DIRI ”

OLEH :

NURHASNI A 241 18 013

MARISA A 241 18 086

ARIANA YUNI S. A 241 18 011

AFIKA ASFA A 241 18 026

RAHMASARI A 241 18 074

GUSTI AYU W. A 241 16 114

NUR PRETTY A 241 16 027

AHMAD KAHARU A 241 18 027

SANDI PRATAMA A 241 15 060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2019
KATA PENGANTAR

Sebagai insan yang lemah, sudah sepatutnya penyusun tunduk akan kebesaran Ilahi

Robbi. Suatu keharusan penyusun menghanturkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas

segala anugerah serta rahmat yang telah diberikaNya berupa nalar dan mengalirnya darah

nafas insan dengan cinta kepada kita. Syukur Alhamdulillah, atas segala nikmat, karunia,

kesehatan, kesehatan dan kesabaran yang diberikan kepada penyusun sehingga makalah ini

dapat terselesaikan yang berjudul ”Penyesuaian Diri”

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena masih

banyak terdapat kekurangan yang dikarenakan keterbatasan Penyusun miliki. Untuk itu kritik

dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan.

Semoga segala bantuan, bimbingan dan dorongan yang diberikan kepada penyusun

dari berbagai pihak, menjadi amal saleh baginya serta mendapatkan balasan yang berlimpah

ganda dari ALLAH SWT. Amin. Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Palu, April 2019

Penyusun

2|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 4

A. Latar Belakang .......................................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 5
C. Tujuan ........................................................................................................................ 5
D. Manfaat ...................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 6

A. Konsep dan Proses Penyesuaian Diri ........................................................... 6


B. Permasalahan Penyesuaian Diri Remaja ................................................... 11

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 12

A. Kesimpulan .................................................................................................. 12
B. Saran ............................................................................................................. 12

Daftar Pustaka .................................................................................................... 13

3|Page
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak permasalahan yang dialami oleh setiap individu maupun seorang remaja
baik itu dalam memenuhi kebutuhannya maupun faktor lain. Untuk senantiasa memenuhi
kehidupannya individu membutuhkan orang lain sebagai suatu bentuk interaksi dirinya baik
itu dengan lingkungan sekitarnya. Banyak tuntutan-tuntutan yang dihadapi oleh individu
dalam proses interaksinya baik itu dari orang lain, lingkungan bahkan dirinya sendiri.
sehingga hal tersebut dapat memicu terjadinya permasalahan hidup individu itu sendiri
hingga menjadi stress.

Permasalahan seperti hal di atas merupakan suatu permasalahan yang wajar. Akan
tetapi dapat menyebabkan krisis psikologis pada tingkat yang lebih tinggi. Untuk
menghindari atau mengatasi permasalahan tersebut, individu dapat melakukannya dengan
cara penyesuaian diri. Penyesuaian diri yang baik adalah ketika individu dapat menghindari
dan mengatasi tuntutan-tuntutan dari permasalahan tersebut. Begitupula sebaliknya ketika
individu tidak dapat mempertemukan tuntutan-tuntutan dengan permasalahan dirinya dan
lingkungannya maka individu tersebut dapat dikatakan gagal dalam penyesuaiannya. Agar
dapat diterima di masyarakat diperlukan tingkah laku yang baik sebagai suatu respon yang
tidak bertentangan dengan norma yang berlaku di masyarakat merupakan tuntutan dari
penyesuaian diri.

Banyak orang yang tidak mampu untuk mencapai kebahagiaan akibat tidak adanya
kemampuan dalam aspek penyesuain diri. Karena penyesuaian diri merupakan persyaratan
untuk terciptanya mental yang baik pada remaja. Tidak adanya tanggung jawab dan
mengabaikan pelajaran, perasaan tidak aman, adanya perasaan ingin kembali atau menjaga
jarak dari lingkungan yang tidak dikenalinya dan adanya perasaan menyerah adalah bahaya
yang ditimbulkan akibat kegagalan remaja dalam melakukan penyesuaian diri (Hurlock :
2006). Bahaya lainnya mecangkup melakukan pertahanan diri dengan rasionalisasi,
pemindahan, proyeksi, berkhayal karena ketidakpuasannya.

Menurut Kartini (2006. Hal 260) untuk memperoleh kesejahteraan dalam bentuk
jasmaniah dan rohaniah, dan untuk mempertahankan asistensinya pula mengadakan relasi
yan memuaskan dengan tuntutan-tuntutan pada kehidupan sosial merupakan pengertian dari
adjusment atau penyesuaian diri.

Berdasarkan pandangan di atas dapat dikatakan bahwa penyesuaian diri adalah


proses yang bertujuan agar dapat mengubah perilaku setiap orang agar terjadi hubungan
yang lebih sesuai antara individu dengan lingkungan. Sehingga manusia memiliki batasan
kemampuan untuk membuat hubungan yang baik dengan oranglain dan lingkungannya.
Mengacu pada latar belakang diatas maka makalah ini diberi judul “ Penyesuaian diri
Remaja”

4|Page
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini, sebagai berikut:

1. Bagaimana Konsep dan proses penyesuaian diri?


2. Bagaimana permasalahan-permasalahan penyesuaian diri pada remaja?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui konsep dan
proses penyesuaian diri pada remaja. Pula, permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh
remaja dalam penyesuaian dirinya.

D. Manfaat

Manfaat dari makalah ini adalah memberi sumbangan pemikiran dan informasi yang
berkaitan dengan penyesuaian diri pada remaja sehingga dapat menjadi bahan pengembangan
bagi ilmu pengetahuan baik itu dalam bidang pendidikan dan psikologis.

5|Page
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep dan Proses Penyesuaian Diri Remaja


1. Pengertian Penyesuaian Diri
Masa remaja merupakan masa ketika individu mengalami perubahan tahap ke tahap
selanjutnya sehingga mengalami perubahan baik dari segi emosi, tubuh, minat, dan
perilaku dengan adanya masalah-masalah. Masa remaja merupakan masa yang dapat
dikatakan dipenuhi dengan permasalahan yang cukup rumit terutama dalam berinteraksi
atau menyesuaikan dirinya. Dalam mengartikan penyesuaian diri ini banyak ;pendapat
para tokoh yang memberikan pengertian apa yang dimaksud dengan penyesuaian diri.

Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri merupakan proses yang berjalan


dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku individu sehingga terjadi hubungan yang
lebih baik antara individu dengan lingkungannya. Penyesuaian diri pula dapat ditinjau
dari tiga sudut pandang yaitu penyesuaian diri sebagai bentuk adaptasi, bentuk
konformitas, dan sebagai usaha penguasaan.

Penyesuaian diri juga dapat dikatakan sebagai suatu proses yang mencangkup
respon mental dan perilaku yang dperjuangkan individu agar dapat berhasil menghadapi
kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangan, frustasi, konflik, serta untuk menghasilkan
kualitas kesetaraan antara tuntutan yang berasal dari diri maupun dari orang lain ataupun
lingkungan (Ali dan Asrori, 2011, hal 175).

Adapun pendapat lain yang berpendapat bahwa penyesuaian diri merupakan salah
satu faktor yang memiliki kedudukan yang cukup penting dalam suatu kehidupan
manusia. Hingganya dalam hidup ini dilakukan penyesuaian agar tidak ada tekanan yang
dapat mengganggu suatu dimensi kehidupan kita.

2. Aspek-Aspek Penyesuaian Diri


1) Penyesuaian diri personal adalah penyesuaian diri yang diarahkan kepada diri sendiri
sehingga tercapai hubungan yang baik antara dirinya dengan lingkungannya. Dengan
menyadari bagaimana dirinya yang sebenarnya baik itu kelebihan dan kekurangannya.
Pula mampu untuk bertindak obyektif sesuai dengan kondisi dirinya sendiri. Berhasil
atau tidaknya pribadi dapat ditandai dengan tidak adanya rasa penyimpangan terhadap
dirinya sendiri. seperti tidak adanya rasa benci, tidak bertanggung jawab dan yang
lainnya. Begitupula sebaliknya gagalnya penyesuaian diri dapat ditandai dengan
guncangan emosi baik itu ketidakpuasan dan kecemasan yang pada akhirnya menjadi
sumber konflik yang diwujudkan menjadi rasa takut, dan kecemasan hingganya untuk
mengatasi hal tersebut dibutuhkan penyesuaian diri.

2) Penyesuaian sosial; individu hidup dalam suatu kehidupan masyarakat. Dalam


kehidupan tersebut banyak proses saling mempengaruhi satu sama lain. Maka tidak
6|Page
heran jika muncul suatu pola kebudayaan dan perilaku sesuai dengan sejumlah norma
demi untuk mencapai penyelesaian permasalahan dalam kehidupannya. Dalam ilmu
psikologi hal ini dinamakan proses penyesuaian sosial. Penyesuaian sosial terjadi
dimana suatu individu tersebut hidup dan menjalankan kehidupannya dalam
berinteraksi. Dalam hal ini terjadi hubungan-hubungan yang mencangkup hubungan
dengan masyarakat disekitarnya. Apa yang diperoleh oleh individu dalam interaaksinya
dengan masyarakat tentu masih belum cukup untuk menyempurnakan penyesuaian
sosial dirinya. Sehingga memungkinkan individu untuk mencapai penyesuaian probadi
dan sosial dengan cukup baik. Selanjutnya, proses penyesuiaan sosial yang dapat
dilakukan oleh individu adalah kemauan untuk mematuhi norma-norma dan peraturan
sosial yang ada di masyarakat. karena tentunya setiap masyarakat memiliki aturan yang
tersusun atas sejumlah nilai dan norma yang didalamnya mengatur hubungan individu
dengan kelompok. Dalam proses penyesuaian sosial individu mulai berkenalan dengan
kaidah dan peraturan lalu mematuhinya sehingga menjadi bagian dari pembentukan jiwa
sosial dan berekmbang menjadi pola tingkah laku kelompok.

Pembentukan jiwa sosial dan perubahan tingkah laku adalah suatu proses
pertumbuhan kemampuan dalam aspek penyesuaian sosial agar dapat menahan dan
mengendalikan diri. Ketika pertumbuhan kemampuan mengalami poses penyesuaian
sosial maka daat digunakan sebagai pengawas yang mengatur kehidupan sosial dan
kejiwaan.

3. Proses Penyesuaian Diri


Setiap individu pasti ingin memiliki penyesuaian diri yang baik. Hal itu tidak akan
tercapai, kecuali jika kehidupan individu tersebut benar-benar jauh dari tekanan, dan
ketegangan jiwa yang disebabkan oleh berbagai hal serta orang tersebut mampu untuk
menghadapi segala kesukaran yang mempengaruhinya dengan cara yang obyektif, pula
menikmati kehidupan yang dimilikinya dengan baik dan stabil, tertarik untuk berusaha
dan bekerja serta berprestasi. Pada hakikatnya penyesuaian diri melibatkan individu
dengan lingkungannya. Berikut ini beberapa penyesuaian diri terhadap lingkungan;
1) Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan tempat untuk mengemmbangan berbagai
potensi, yang didapatkan dari permainan, dan pengalaman sehari-hari di dalam
keluarga. Jika individu hidup dalam suat keluarga yang terdapat keamanan, cinta, rasa
peduli dan toleransi serta kehangatan suatu keluarga maka bisa jadi semua konflik
serta tekanan yang ada dapat dihindarkan dan dipecahkan oleh individu. Sehingga
penyesuaian diri akan menjadi lebih baik bila keluarga individu merasakan bahwa
kehidupannya berarti. Dorongan dan semangat serta persaingan yang sehat dalam
keluarga memiliki peran penting dalam ;perkembangan psikis individu. Oleh karena
itu, orangtua sebaiknya menghadapkan individu pada hal-hal yang dimengerti olehnya
atau sesuatu yang mdah untuk dilakukan olehnya karena dapat mencegah munculnya
rasa putus asa pada kejiwaan individu tersebut. Dalam lingkungan keluarga pula
individu mempelajari dasar dari cara bergaul dengan orang lain, biasanya yang

7|Page
menjadi sosok yang dicontohinya adalah orangtua atau seseorang yang menjadi
idolanya.

2) Lingkungan Teman Sebaya


Pembentukan hubungan yang erat diantara kawan-kawan semakin penting
pada masa remaja dibandingkan masa-masa lainnya. Melalui pertemananlah individu
mencurahkan segala apa yang tersimpan di benaknya baik itu pemikiran maupun
angan-angan. Individu mengungkapkannya secara bebas tentang apa yang
diinginkannya baik itu untk kedepannya dan dorongannya. Sehingga pengertian yang
diperoleh dari temannya dapat membantu dirinya dalam penerimaan terhadap kondisi
dirinya sendiri. hal tersebut sangat membantu individu untuk berkembang dan
berusaha untuk menerima dirinya dan mengetahui kekuatan dan kelemahannya
sehingga ia dapat menemukan cara penyesuaian diri yang tepat untuk potensinya
(Enung. 2006: 206)

3) Lingkungan Sekolah
Sekolah bukan hanya sebagai tempat untuk mendapatkan pengetahuan semata.
Peran seorang guru sangatlah penting dalam hal ini. Tidak hanya sekedar mengajar,
namun seorang guru juga memiliki peran sebagai pendidik yang akan membentuk
masa depan, ia adalah langkah awal dalam pembentukan kehidupan yang menuntut
individu untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekitar.
Seiring dengan berkembangnya kehidupan, maka guru dituntut agar mengamati
perkembangan indvidu. Sehingga dapat disimpulkan proses pendidikan adalah
menciptakan penyesuaian antara nilai yang diharuskan oleh lingkungan dengan
individu dalam kepentingan perkembangan dan spritual.

4. Karakteristik Penyesuaian Diri


Menurut Sunarto (2002) dalam menyesuaikan diri tidak semua individu
berhasil, karena banyaknya rintangan baik itu dari dalam maupun dari luar. Beberapa
individu ada yang dapat melakukan penyesuaian diri secara positif adapula negatif.
Berikut penyesuaian diri secara postif dan negatif
a) Penyesuaian Diri Secara Positif
 Tidak mennjukkan adanya ketegangan emosional yaitu apabila individu dapat
menghadapi suatu masalah dengan tenang dan menujukkan ketenangan, ramah,
senang, dan tidak mudah tersinggung
 Realistik dan obyektif dimana individu bersikap sesuai dengan kenyataan yang
ada di lingkungannya dan tidak melakukan diskriminasi
 Menghargai pengalaman diamana individu dapat belajar dari pengalaman
sebelumnya dan individu dapat memilih dalam bersikap ketika menerima
pengalaman yang baik maupun buruk.
 Memiliki pertimbangan yang rasional dan pengarahan diri yang baik dimana
seseorang tersebut mampu menunjukkan dan memiliki pilihan yang logis dan
tepat.

8|Page
 Tidak menunjukkan adanya frustasi pribadi dimana seseorang tidak menunjukkan
resaan cemas dan tegang pada situasi tertentu.

b) Penyesuaian Diri Secara Negatif


Dalam penyesuaian diri secara positif dapat mengalami kegagalan, yang
akibatnya membuat individu melakukan penyesuaian yang salah. Adapun bentuk dari
penyesuaian diri secara negatif yaitu sebagai berikut :
 Reaksi bertahan
Dimana individu berusaha untuk mempertahankan dirinya seolah-olah tidak
menghadapi kegagalan. Seperti :
a. Rasionalisasi; suatu usaha bertahan dengan mancari alasan yang masuk akal
b. Respresi; suatu usaha menekan atau melupakan hal yang tidak menyenangkan
c. Proyeksi; suatu usaha menyalahkan ke pihak lain dengan alasan yang tidak dapat
diterima
 Reaksi menyerang
Untuk menutupi kegagalannya ia tidak mau menyadari kegagalannya dengan
memunculkan reaksi seperti tidak senang membantu orang lain, keras kepala, balas
dendam, menunjukkan sikap permusuhan secara terbuka
 Reaksi melarikan diri
Individu yang mengalami penyesuaian diri yang salah akan melarikan diri dari
situasi yang menimbulkan kegagalannya dengan menunjukkan reaksi seperti banyak
tidur, minum-minuman keras, dan bahkan kepada penyimpangan-penyimpangan
seperti mengonsumsi narkoba

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri


Ada lima faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri khususnya pada remaja menurut
Schneiders, yaitu sebagai berikut:
1. Kondisi fisik
Kondisi fisik berpengaruh kuat terhadap proses penyesuaian diri remaja. Aspek-aspek
yang berkaitan sebagai berikut:
 Hereditas, dalam identifikasi pengaruh hereditas terhadap penyesuaian diri, lebih
digunakan pendekatan fisik karena hereditas dianggap tidak dapat dipasahkan dari
mekanisme fisik.
 Sistem utama tubuh, yang memiliki peran penting adalah sistem syaraf, kelenjar serta
otot. Apabila sistem syaraf berkembang dengan normal maka fungsi-fungsi
psikologis agar dapat berfungsi dengan maksimal pada akhirnya akan berpengaruh
pada penyesuaian diri.
 Kesehatan fisik, penyesuaian diri seseorang akan lebih mudah dalam kondisi fisik
yang sehat dibandingkan yang tidak segat. Dengan kondisi fisik yang sehat maka
dapat menimbulkan kepercayaan diri, penerimaan diri, dan lainnya sehingga
menguntungkan bagi proses penyesuaian diri.

9|Page
2. Kepribadian
Bagian dari kepribadian yang memiliki peran penting terhadap penyesuaian diri yaitu
sebeagi berikut;
 Kemauan dan kemampuan untuk berubah; dalam penyesuaian diri membutuhkan
kecendrungan untuk berubah dalam bentuk kemauan, tingkah laku dan sikap. Oleh
karena itu, semakin kaku serta tidak adanya kemauan yang dimiliki oleh remaja
maka semakin besar kemungkinan dalam kesulitan penyesuaian diri
 Pengaturan diri; dalam hal ini penyesuaian diri akan lebih terarah terhadap
kepribadian normal dan realisasi diri sehingga dapat mencegah individu dari
penyimpangan.
 Realisasi Diri; seperti yang dijelaskan pada poin sebelumnya bahwa untuk
mendapatkan penyesuaian diri yang baik maka dibutuhkan realisasi diri. Hl ini erat
kaitannya dengan perkembangan kepribadian. Karena jika kepribadian berjalan
dengan normal dari semenjak kanak-kanak hingga remaja maka di dalamnya tersirat
potensi dalam bentuk sikap, toleransi dan tanggung jawab penrta penghargaan diri
dan lingkungan sehingga membentuk kepribadian yang lebih dewasa.
 Intelegensi; merupakan suatu kualitas dasar dalam penyesuaian diri.

3. Proses belajar
Termasuk unsur penting dalam pendidikan dimana dapat mempengaruhi penyesuaian
diri seseorang, yang terdiri atas;
 Belajar; dibutuhkan kemauan untuk belajar dengan adanya respon dan sifat
kepribadian yang dibutuhkan bagi penyesuaian diri remaja maka diperlukan adanya
suatu proses pembelajaran. Kemauan belajar sangat penting karena proses belajar
akan terjadi dan berlangsung dengan baik dan berkelanjutan manakala individu yang
bersangkutan memiliki kemauan untuk belajar.
 Pengalaman; dimana pengalaman ini terbagi atas dua yaitu pengalaman yang
menyehatkan dan pengalaman traumatic. Pengalaman yang menyehatkan adalah
peristiwa yang dialami oleh individu dirasakan sebagai sesuatu yang mengenakkan,
mengasyikkan, bahkan ingin untuk mengulanginya lagi. Sedangkan pengalaman
traumatic adalah pengalaman yang berkelabalikan dari pengalaman yang
menyehatkan.
 Latihan; merupakan proses belajar yang dioreientasikan kepada perolehan
keterampilan sehingga penyesuaian diri sebagai suat proses sosiologis dan psikologis
maka memerlukan latihan yang sungguh-sungguh.
 Deteminasi diri; berkaitan erat dengan penyesuaian diri dimana individu itu sendiri
melakukan proses penyesuaian diri.

4. Lingkungan
Dimana meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masyarakat

10 | P a g e
5. Agama serta budaya

Dimana agama berkaitan erat dengan faktor budaya. Agama memberikan sumbangsih
nilai-nilai keyakinan, praktik dan memberikan makna yang mendalam serta
keseimbangan kehidupan. Sedangkan budaya merupakan faktor yang berpengaruh
terhadap kehidupan individu.

B. Permasalahan Penyesuaian Diri Remaja

Dalam kehidupannya banyak permasalahan yang dihadapi oleh ramaja sehingga dapat
menghambat penyesuaian dirinya. Psikologis dan sikap orangtua sangat memiliki peran
penting bagi remaja untuk melakukan penyesuaian diri serta pertumbuhannya. Orangtua yang
memiliki sikap otoriter dengan memaksakan kekuasaan dan otoritasnya terhadap remaja dapat
menghambat proses penyesuian diri. Sikap orangtua yang otoriter akan membuat remaja akan
menentangnya dan akibatnya remaja tersebut dapat cenderung otoriter kepada teman-
temannya serta menentang otoritas yang ada di lingkungannya.

Beberapa penelitian membuktikan bahwa remaja yang hidup atau berkembang dalam
keluarga yang retak, dan mengalami masalah emosi merupakan permasalahan-permasalaha
dalam penyesuaian diri yang asalnya dari psikologis keluarga. Hal itu ditandai dengan
kecendrungan untuk lebih menyendiri, kurang peka terhadap permasalahan-permasalahan
sosial dan kurang mampu menahan diri serta gelisah dibandingkan remaja yang hidup pada
keluarga yang memang harmonis. Adapun masalah yang diakibatkan dari teman remaja
dimana ketika individu berpindah tempat yang artinya hidup di suatu masyarakat yang baru
lagi maka individu tersebut akan kehilangan teman dan terpaksa mencari teman baru. Banyak
remaja yang sulit untuk menyesuaikan diri pada lingkungan baru terutama untuk membentuk
suatu persahabatan dengan hubungan sosial yang lain dari sebelumnya. Disini remaja dituntut
agar mampu untuk menyesuaikan diri dengan masyarakat yang baru hingga ia menjadi bagian
dari masyarakat tersebut.

11 | P a g e
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Penyesuaian diri dapat dikatakan sebagai suatu proses yang mencangkup respon
mental dan perilaku yang dperjuangkan individu agar dapat berhasil menghadapi kebutuhan-
kebutuhan internal, ketegangan, frustasi, konflik, serta untuk menghasilkan kualitas
kesetaraan antara tuntutan yang berasal dari diri maupun dari orang lain ataupun lingkungan.
Adapun aspek-aspek penyesuaian diri yaitu penyesuaian diri secara pribadi dan secara sosial.
Dengan proses penyesuaian diri di lingkungan. Lingkungan tersebut meliputi lingkungan
keluarga, teman sebaya, dan lingkungan sekolah. Dengan karakteristik penyesuaian diri yang
terdiri atas penyesuaian diri secara positif dan negatif yang diakibatkan oleh beberapa faktor
dan permasalahan yang dialami oleh remaja seperti kondisi fisik, kepribadian, dan karena
lingkungannya.

B. Saran

Mengetahui makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kami sebagai
penyusun makalah ini mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna
menyempurnakan makalah ini. Sehingga diharapkan makalah ini dapat bermanfaat
kedepannya sesuai dengan yang kita harapkan.

12 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Sit,Masganti.2012.Perkembangan Peserta Didik.Medan: Perdana Publishing

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&rl=http://etheses.uin-
malang.ac.id.1825/6/07410139_Bab_2.pdf&ved=2ahUKEwjr-
5zqp7nhAhW07XMBHYSCBiUQFjAAegQICRAC&usg=AOvVaw0LtlzRxDgyXvFpwvfHy
8ab&cshid=1554479503637

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&rl=http://a-
research.upi.edu/opertor/ipload/t_bk_0808228_chapter2.pdf&ved=2ahUKEwjQ_6alqrnhAh
Wz4HMBHXi8DvAQFjAGegQIARAB&usg=AOvVaw0M16QY5eHYIu32EaPo_9nz

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&rl=http://repo.iain-
tulungagung.ac.id/9809/5/BAB%252011.pdf&ved=2ahUKEwjQ_6alqrnhAhWz4HMBHXi8
DvAQFjAHegQIBRAB&usg=AOvVaW30li7_b8T8VtLKAYpc4INK

https://raflengerungan.wordpress.com/korupsi-dan-pendidikan/permasalahan-dan-upaya-
penanganan--masalah-penyesuaian-diri/

13 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai