Anda di halaman 1dari 11

RENCANA KERJA & SYARAT- SYARAT

RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIK

Nama Kegiatan : Fasilitas dan Pengelolaan Pengembangan Perumahan


Nama Pekerjaan : Peningkatan Jalan Lingkungan
Lokasi : Selong Permai Kel. Gunung Sekar Kec. Sampang kab. Sampang

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rencana Kerja Dan syarat ini disusun berdasarkan, spesifikasi teknis yang menjadi
acuan baku dalam pekerjaan jalan. Rencana Kerja dan syarat teknis ini disusun sebagai
acuan untuk melaksanakan pekerjaan agar sesuai dengan apa yang dipersyaratkan serta
memenuhi ketentuen yang berlaku.

B. Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari uraian Rencana Kerja dan Syarat adalah untuk menjelaskan
secara garis besar baik dari segi pelaksanaan maupun ketentuan material yang dipakai
yang meliputi pekerjaan - pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang, sehingga dapat
dilihat keterkaitan dari masing - masing pekerjaan maupun antar pekerjaan terhadap
spesifikasi yang telah disyaratkan. Dalam rencana kerja dan syarat ini juga akan
digambarkan tata cara melaksanakan pekerjaan serta material yang dipakai dengan
memperkecil gangguan terhadap lalulintas

C. Lokasi Pekerjaan dan Lingkup Pekerjaan


Lokasi pekerjaan ini berada di wilayah Kabupaten Sampang, dengan lingkup pekerjaan
antara lain :

 Pekerjaan persiapan yang meliputi pekerjaan mobilisasi, persiapan fasilitas


penunjang, pengukuran,pengujian bahan, dll.
 Pekerjaan tanah yang akan meliputi pekerjaan pembersihan / pengupasan top
soil, galian dan timbunan tanah untuk pekerjaan pelebaran jalan dan bahu jalan.
 Pekerjaan lapisan kontruksi perkerasan pada pelebaran jalan yang terdiri dari
lapis perekat, lapis Resap pengikat,lapis Aus (AC-WC),lapis antara perata (AC-BC).
 Pekerjaan drainase yang meliputi pekerjaan galian untuk saluran drainase
 Pekerjaan Overlay diatas existing jalan berupa AC BC dan AC WC, dimana pada
beberapa bagian jalan sebelum dihampar AC-WC akan diratakan dengan
menggunakan AC BC Leveling.
 Pekerjaan Minor.

II. RENCANA KERJA DAN SYARAT PEKERJAAN


Rencana kerja dan syarat pekerjaan yang diuraikan dibawah ini akan dijelaskan
mengenai tahapan dan tata cara pelaksanaan yang menggambarkan pelaksanaan
pekerjaan dari awal sampai akhir, yang disusun berdasarkan gambar teknis, dan spesifikasi.
Penjelasan ini akan meliputi :

 Program Mobilisasi
 Pengendalian Mutu Pekerjaan
 Uraian Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan

II.1 Program Mobilisasi


Program mobilisasi yang akan diuraikan didalam bagian ini adalah untuk memberikan
penjelasan dan penjabaran mengenai hal-hal yang harus dilakukan oleh penyedia jasa
didalam masa mobilisasi, program mobilisasi ini meliputi :
1. Lokasi dan Lahan untuk Base camp
Dalam melaksanakan pekerjaan Peningkatan jalan lingkungan ini penyedia
jasa harus menggunakan AMP dengan system order yang dekat dengan lokasi
pekerjaan. Pada lokasi base camp AMP ini harus tersedia fasilitas dan
peralatan sebagai berikut :
1
RENCANA KERJA & SYARAT- SYARAT

a) Kantor Unit Produksi


b) Gudang
c) Laboratorium
d) Workshop / bengkel
e) Asphalt Mixing Plant
f) Stone Crusher
g) Truck Scale
h) Generator Set
i) Dll
Sedangkan untuk kantor proyek / kantor lapangan yang akan memonitor
jalannya pelaksanaan pekerjaan, maka penyedia akan mengadakan
(penyewaan) lahan tambahan yang akan dicari didekati lokasi proyek.

2. Laboratorium
Untuk melakukan pengendalian mutu pekerjaan dalam pelaksanaan paket
pekerjaan ini, maka penyedia jasa harus menggunakan laboratorium
independent. Pada Laboratorium tersebut harus tersedia peralatan untuk
pengujian tanah, pengujian agregat, pengujian aspal dan pengujian beton.
Untuk menunjang kecepatan didalam memonitor mutu hasil pekerjaan di
lapangan, maka penyedia harus mengadakan uji test lapangan berupa coredrill.
Pada laboratorium kedua ini harus dilengkapi dengan beberapa peralatan
laboratorium untuk pengujian tanah dan pengujian aspal, termasuk peralatan
untuk pengujian kepadatan tanah / lapis pondasi agregat di lapangan dengan
sand cone.

3. Daftar Mobilisasi Personil


Pelaksanaan pekerjaan paket proyek ini mengusulkan staf inti proyek yang terdiri dari :
a) General Super Intendent
b) Highway Engineer
c) Material Engineer
d) Quantity enginner
e) Petugas K3
Tenaga kerja yang akan diadakan / dimobilisasi ke lapangan untuk melaksankan
pekerjaan paket pyoyek ini,akan terdiri dari :
a) Mandor
b) Pekerja terlatih
c) Pekerja Biasa

Seluruh staf inti proyek tersebut beserta staf lainnya harus sesuai dengan usulan
di dalam Struktur Organisasi Kerja,akan dimobilisasikan ke lokasi proyek dalam
kurun waktu 7 (tujuh) hari sejak diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
Sedangakan mobilisasi tenaga kerja akan disesuaikan dengan kebutuhan yang
tercermin dari Rencana Kerja/Schedule.

A. Mobilisasi Peralatan
Daftar jenis peralatan yang akan dimobilisasi ke lapangan untuk menunjang
pelaksanaan pekerjaan utamapada paket proyek ini, sesuai dengan kebutuhan alat
untuk melaksanakan pekerjaan.

B. Pengukuran Lapangan dan Shop Drawing


Dalam periode mobilisasi ini,penyedia jasa harus melakukan pengukuran berdasarkan
data titik dasar dan titik tetap ( Bench Mark ) kerangka dasar eksisting, selanjutnya
diikuti dengan pemasangan BenchMark, pengukuran poligon, pengukuran sipat datar,
pengukuran situasi detail dan staking out. Hasil dari Pengukuran ini akan disajikan
dalam bentuk gambar sesuai skala gambar yang ditentukan dalam spesifikasi teknis,
yang akan menghasilkan gambar kerja (shop drawings )berupa gambar situasi,
potongan memanjang dan usulan potongan melintang ( profil desain). Gambar kerja
tersebut akan dimintakan persetujuannya dari Pengawas Proyek / Direksi. Gambar
2
RENCANA KERJA & SYARAT- SYARAT

kerja yang telah disetujui tersebut kemudian akan menjadi dasar pelaksanaan pekerjaan
dilapangan (Site Execution ).

C. Analisa Sumber Material (Quarry)


Uraian mengenai analisa sumber material ini dimaksudkan untuk memberi gambaran
secara rinci bagaimana bahan dan material dasar untuk pelaksanaan pekerjaan
konstruksi ini diperoleh, bagaimana dan dimana proses pengelolahan pencampuran
akan dilakukan serta bagaimana proses pengangkutan material tersebut ke lokasi
proyek yang dikaitkan dengan pengendalian lalu lintas (
traffic management ).Pembahasan analisa sumber bahan ini akan dibatasi pada beberapa
bahan/ material dasar utama yang diperlukan antara lain :

1. Boulder-Boulder yang akan digunakan diambil dari quarry. Boulder / Batu Belah
yang sudah terseleksi kualitasnya tersebut harus diproses untuk dijadikan batu
pecah (agregat kasar, agregat halus dan abu batu) yang kemudian akan
digunakan sebagai campuran :
 AC – WC
 AC Base
Pemecahan boulder menjadi batu pecah akan menggunakan mesin pemecah batu
(Stone crusher ) sedangkan untuk pencampuran menjadi aspal panas (hotmix )
adalah menggunakan Asphalt Mixing Plant.

2. Batu untuk pekerjaan pasangan


Material batu yang digunakan untuk pekerjaan pasangan batu dengan mortar
(saluran) dan pasangan batu (tembok penahan tanah) akan diambil dari lokasi
quarry. Material yang telah terseleksi sesuai persyaratan spesifikasi akan
diangkat ke lokasi proyek dengan menggunakan angkutan dari suplier (diterima
ditempat).

3. Aspal
Aspal yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan campuran aspal adalah
dari jenis aspal minyak yang mempunyai titik lembek > 48°C. Aspal Minyak
tersebut akan diangkut dengan menggunakan tangki aspal langsung dari lokasi
gudang supplier ke lokasi base camp utama AMP. Pengujian awal terhadap
penetrasi dan titik lembek aspal akan selalu dilakukan sebelum aspal tersebut
dibongkar di basecamp, kemudian pemeriksaan kedua akan dilakukan lebih
detail di laboratorium, sebelum aspal tersebutdapat diterima.

4. Bahan Aditif Anti Pengelupasan


Bahan Aditif Anti Pengelupasan yang harus digunakan untuk campuran aspal
panas akan diangkutlangsung dari lokasi gudang supplier ke lokasi base camp
utama AMP (diterima ditempat).

D. Pengendalian Mutu Bahan Dasar dan Pekerjaan


Untuk memantau dan menjamin mutu bahan dan hasil pekerjaan, maka penyedia jasa
harus melakukan uji laboratorium untuk item pekerjaan kontruksi jalan adapun ietm
yang perlu diuji boratorium antara lain :

a) Pemeriksaan / pengujian tanah


 Kepadatan laboratorium
 CBR Laboratorium
 Berat jenis tanah
 Batas - batas Atterberg
 Analisa saringan
 Kadar air
 Kepadatan lapangan dengan metode kerucut (sand come)

b) Pemeriksaan / pengujian beton


3
RENCANA KERJA & SYARAT- SYARAT

 Slump test
 Cube/cylinder moulds

c) Untuk pemeriksaan / uji aspal


 Pengujian metode Marshall
 Ekstraksi dengan metode sentrifugal
 Ekstraksi dengan metode Refluks
 Berat jenis agregat kasar
 Berat jenis agregat halus
 Pengeboran benda uji inti (core drill)
 Termometer logam
 Penetrometer
 Titik lembek
 Dan perlengkapan / peralatan lain.
Pengendalian mutu bahan dan hasil pekerjaan di lapangan harus dilakukan dengan
berpedoman pada beberapa referensi (standar rujukan) sebagai berikut :
 Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Khusus (bila ada)
 Standar AASHTO dan Standar Nasional Indonesia (SNI)
Pengendalian mutu ini akan dilakukan sejak pengadaan seluruh bahan dasar yang akan
digunakan dalam pekerjaan ini.Pengendalian mutu ini dijalankan untuk memeriksa dan
menjamin bahwa bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini telah memenuhi
atau melebihi ketentuan yang disyaratkan dalam spesifikasi. Pemeriksaan mutu bahant
ersebut akan dilakukan secara intern oleh penyedia jasa dengan melibatkan
Quality Control (Material Engineer) pengawas dan di lapangan. Hasil pengendalian mutu
secara intern ini, selanjutnya akan diperiksakan secara extern dengan melibatkan pihak
external untuk mendapatkan persetujuan, dalam hal ini adalah dari konsultan supervise
dan Direksi Pekerjaan.Untuk gambaran lebih jelas mengenai pengendalian mutu ini,
dapat di lihat dalam flow chart yang melampiri dokumen ini.

II. Uraian Rencana Kerja


A. Pekerjaan Umum ( Persiapan )
1) Memobilisasi GS, staf inti dan pelaksana serta peralatan konstruksi .
2) Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait didaerah dimana lokasi
proyek berada, khususnya dengan pihak kepolisian untuk menentukan
waktu / jam kerja yang diijinkan dan yang terbaik ditinjau dari segi kepadatan
lalu lintas.
3) Menyiapkan peralatan komunikasi untuk petugas lapangan, agar dapat
berkomunikasi dengan base campsehingga selalu terpantau kondisi
kepadatan lalu lintas dilapangan.
4) Menyiapkan kantor lapangan dan fasilitas penunjang.
5) Melakukan pengukuran lapangan dan pembuatan shop drawings.
6) Melakukan dokumentasi (photo) pada kondisi progres nol persen.
7) Bila diperlukan, melakukan pengujian tanah (soil investigations) untuk
mengetahui secara teliti kondisitanah yang sebenarnya , khususnya didalam
mengantisipasi pelaksanaan pekerjaan peebaran jalan.
8) Melakukan pengujian bahan dasar yang akan digunakan termasuk
pembuatan job mix formula.
9) Menentukan tempat pembuangan hasil pembersihan dan tanah galian yang
tidak dapat dipakai untuk konstruksi.

B. Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor

Pelaksanaan pekerjaan pengembalian kondisi jalan (minor) akan dimulai dengan


menginventarisir kondisipermukaan existing jalan saat dilakukan Field
Engineering. Dari hasil FE (field engineering) tersebut akan didapat lokasi-lokasi
yang mengalami kerusakan yang perlu dikembalikan kondisinya dengan
menggunakan campuran aspal panas. Pelaksanaan pekerjaan ini akan dilakukan
dalam periode mobilisasi.
4
RENCANA KERJA & SYARAT- SYARAT

 Pekerjaan Tanah
1) Setelah hasil pengukuran dan hasil pengujian tanah serta usulan shop
drawings termasuk didalamnya sistem pengendalian lalu lintas disetujui oleh
Direksi Pekerjaan, maka pekerjaan tanah untuk pondasi pelebaran jalan
dapat dimulai dengan terlebih dahulu melakukan pekerjaan pembersihan dan
pengupasan top soils.
2) Tanah digali dengan excavator dengan ukuran dan kedalaman sesuai gambar
kerja yang disetujui.
3) Material hasil galian tanah termasuk hasil pembersihan dan pengupasan top
soils ini akan dibuang kelokasi pembuangan yang telah disiapkan dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
4) Setelah dimensi dan elevasi galian pada pelebaran jalan tercapai sesuai
dimensi dan elevasi rencana, maka akan dilakukan penyiapan dan pemadatan
badan jalan (subgrade) pada lokasi galian tersebut.
5) Pada lokasi pelebaran jalan dimana terdapat pekerjaan timbunan pilihan,
maka sebelum pekerjaan penimbunan dengan timbunan pilihan dimulai,
akan dilakukan trial section (penghamparan dan pemadatan) untuk
mendapatkan persetujuan terhadap metode kerja penimbunan yang akan
dilaksanakan. Bahan timbunan pilihan yang digunakan akan diangkut dengan
dump truck dari Quarry.
6) Bila diperlukan maka pada lokasi pekerjaan timbunan biasa juga akan
dilakukan trial section untuk mendapatkan persetujuan terhadap metode
kerja penimbunan yang akan dilaksanakan, sebelum pekerjaan penimbunan
biasa tersebut dilakukan. Bahan timbunan biasa yang digunakan akan
diangkut dengan dump truk dari lokasi pekerjaan.
7) Semua pekerjaan penimbunan akan dilakukan dengan penghamparan dan
pemadatan lapis per lapis,dengan ketebalan gembur setiap lapisan tidak lebih
dari 20 cm.
8) Lapisan terkhir dari timbunan pilihan maupun timbunan biasa akan
dilakukan uji kepadatan dengan menggunakan alat Sand cone.

 Pekerjaan Struktur Perkerasan Pelebaran Jalan,


1) Lapisan strukur perkerasan pada pelebaran jalan, akan dimulai dari urutan
pekerjaan penghamparan timbunan pilihan, agregat kelas B, agregat kelas A,
pekerjaan pengaspalan yang terdiri dari lapis AC-Base, AC-Binder dan AC-
WC.
2) Proses pemadatan akan dilakukan untuk menyiapkan tanah dasar sebelum
timbunan pilihan,penyiapan badan jalan tersebut dilakukan dengan
menggunakan alat pemadat mekanis dan perapihannya dibantu dengan
tenaga manusia.
3) Pekerjaan penghamparan lapis material timbunan pilihan, lapis pondasi
bawah (agregat kelas B) danlapis pondasi atas (agregat kelas A), pada
pekerjaan pelebaran akan dilakukan dengan menggunakan motor grader dan
dipadatkan lapis per lapis dengan menggunakan Tandem Roller. Untuk
mendapatkan kepadatan yang maksimum pada kadar air optimum yang
direncanakan, maka dilapangan akan ditempatkan satu unit water tank untuk
sewaktu waktu akan diperlakukan dalam mengendalikan kadar air saat proses
pemadatan.
4) Pekerjaan penghamparan dan pemadatan aspal panas (hotmix) diatas
permukaan agregat A yang telah diprime coat akan dilaksanakan / dimulai
dengan lapisan AC-Base, dilanjutkan dengan AC-BC dan AC-WC.
5) Tack coat sebagai bonding akan dilakukan sebelum pekerjaan lapisan untul
AC-BC dan AC-WC

 Pekerjaan Bahu Jalan,


Perkerjaan bahu jalan akan dilaksanakan setelah pelaksanaan pekerjaan
perkerasan aspal panas (AC-WC). Pekerjaan bahu jalan tersebut akan
5
RENCANA KERJA & SYARAT- SYARAT

menggunakan material aggregat kelas S, untuk Aggregat S penghamparan akan


menggunakan motor grader dan dipadatkan lapis per lapis dengan menggunakan
vibro Roller. Untuk mendapatkan kepadatan maksimum pada kadar air optimum
yang direncanakan, maka dilapangan akan ditempatkan satu unit water tank
untuk sewaktu waktu akan diperlukan dalam mengendalikan kadar air saat
proses pemadatan, sedangkan untuk lapis Latasir kelas A, penghamparan akan
menggunakan asphal finisher dan dipadatkan dengan menggunakan Tendem dan
PTR.

 Pekerjaan Minor,
Pekerjaan minor lainnya seperti Pohon dan Marka Jalan, akan dilaksanakan pada
akhir pekerjaan setelah pekerjaan pelebaran dan overlay dilaksanakan.

 Pelaksanaan pembersihan akhir


Akan dilakukan setelah seluruh pekerjaan selesai, sebelum dilakukan Profesional
Handling Over.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap usulan metode
pelaksanaan yang telah diuraikan diatasmakadilampirkan Diagram Metode
Pelaksanaan Pekerjaan awal pelaksanaan pekerjaan sampai akhir pekerjaan.

III. URAIAN PEKERJAAN UTAMA


Pekerjaan Utama pada Paket
Peningkatan Jalan Lingkungan
adalah sebagai berikut :
 Pekerjaan Aspal, terdiri dari : Aspal Minyak, Laston lapis aus (AC-WC)
 Pekerjaan Tanah, terdiri dari : Biasa dan Timbunan PilihanTahapan pelaksanaan
fisik pekerjaan utama dilapangan akan diuraikan sebagai berikut :

A. LAPIS PONDASI AGREGAT


Secara umum methode pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi agregat A, B dan S adalah
sebagai berikut :
1. Persiapan Pelaksanaan
 Memobilisasi dan setting peralatan dilapangan yang diperlukan untuk
penghamparan dan pemadatanlapis pondasi aggregate base.
 Pembersihan lokasi permukaan yang akan dihampar aggregate base. Lokasi
tersebut harus sudah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
 Lokasi pekerjaan merupakan daerah pelebaran yang sebelum nya telah digali
dan dihampar timbunan pilihan dan sudah berada pada elevasi sesuai
gambar kerja serta telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
 Pencampuran untuk aggregat A, aggregat B dan aggregat S dilakukan di base
camp dan setelah disetujuidireksi, lalu material tersebut di angkut kelokasi
pekerjaan dengan menggunakan dump truck.
 Melakukan trial compaction untuk mengetahui jumlah lintasan alat pemadat
yang digunakan dandisetujui oleh Direksi Pekerjaan.

2. Proses Pelaksanaan
 Pemasangan rambu-rambu pengaman lalu lintas
 Material pondasi agregat diproduksi di base camp sesuai spek. yang disetujui
diangkut ke lokasi penghamparan dengan menggunakan Dump Truck.
 Material dihampar sesuai tebal dan elevasi rencana yang terlihat didalam
shop drawing.
 Material dihampar dengan menggunakan Motor grader kemudian
dipadatkan dengan menggunakan vibroroller dengan berat alat dan jumlah
lintasan sesuai dengan trial compaction yang telah disetujui olehpihak
Direksi pekerjaan.

6
RENCANA KERJA & SYARAT- SYARAT

 Water tanker disediakan untuk menjaga kadar air agar pemadatan dialkukan
pada kadar air optimum
 Aggregat dan aspal ditimbang sesuai ketentuan untuk kemudian dicampur
dalam pugmill dengan waktu pencampuran yang ditentukan ± 30 detik.g)
 Hasil campuran tersebut dikeluarkan melalui batching gate ke aras Dump
Truck dan diperiksa temperaturnya sebelum diangkut ke lapangan.

3. Pengendalian Kualitas
 Pengujian kepadatan lapisan dengan metode sand cone dilakukan untuk
mengetahui nilai kepadatan lapangan, dimana nilai kepadatan lapangan
harus 100% dari nilai kepadatan hasil pengujian di lab.
 Proof rolling test akan dilakukan terlebih dahulu terhadap lapisan agregat A
sebelum pengujian density test.

B. PEKERJAAN ASPAL
Secara umum metode pelaksanaan penghamparan dan pemadatan pekerjaan aspal akan
dilakukan sebagai berikut

1. Persiapan Pelaksanaan
 Memobilisasi dan setting peralatan dilapangan untuk penghamparan dan
pemadatan lapisan aspal baru.
 Lokasi pekerjaan terdiri dari pelapisan (overlay) di atas permukaan aspal
lama, dimana pada lokasi tertentu terdapat pekerjaan Leveling, dan
sepanjang lokasi pelebaran jalan.
 Bahan campuran berupa agregat halus dan agregat kasar untuk hotmix
dihasilkan dari produksi stone crusher dengan material dasar batu boulder
yang didapat dari Quarry Silumajang yang berjarak 24 km dari base camp.
 Filler berupa semen didatangkan dari Suplier terdekat.
 Aspal diterima di base camp Suplier dan selanjutnya diuji kualitasnya
(penetrasi dan titik lembek)sebelum dituangkan ke tangki penyimpanan.
 Pembuatan spek. hotmix AC-Base, AC-BC dan AC-WC di labolarotium
dengan pengawasan dan persetujuan Direksi pekerjaan.
 Pengajuan shop drawing dan persetujuan Direksi Pekerjaan.
 Hotmix diproduksi di base camp dengan alat AMP (asphalt mixing plant) dan
diangkut dengan dump truck ke lokasi pekerjaan dengan jarak 138 km.
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan di lokasi proyek, maka dilakukan trial
compaction untuk mengetahui jumlah lintasan alat pemadat, pengujian ini
disaksikan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
 Melakukan pengukuran dan stationing, dan pembuatan temporary marking
diatas lokasi permukaan yang telah direncanakan untuk diberi lapisan aspal
baru. Pengukuran disaksikan dan disetujui oleh Direksi pekerjaan.
 Melakukan proses pembersihan terhadap permukaan aspal yang akan
dilakukan pelapisan ulang(Overlay). Pembersihan ini dilakukan sebelum
permukaan aspal diberi lapisan pengikat tack coat untuk mendapatkan
kondisi bonding yang terbaik anatar lapisan aspal yang lama dan lapisan
baru.

2. Proses Produksi
 Dimulai dengan pemanasan aspal ( Aspal Minyak ) di dalam aspal storage
sampai temperatur yang disyaratkan.
 Pengisian aggregat ke masing-masing cold bin yang sudah ditentukan dan
tetapkan ukuran bukaan coldbin untu masing-masing fraksi aggregat sesuai
hasil percobaan bukaan / gate cold bin (kalibrasi bukaan cold bin).
 Tetapkan garis penunjuk untuk batas penimbangan aggregat dan aspal sesuai
job mix formula.

7
RENCANA KERJA & SYARAT- SYARAT

 Material dari cold bin dikeluarkan dan dijalankan melalui conveyer ke dryer
untuk dikeringkan dengansuhu pemanasan sesuai spesifikasi, kemudian
dinaikkan dengan hot elevator menuju ke penimbanganmaterial di hot bin.
 Aspal yang sudah cukup panas sesuai item a) juga dinaikkan menuju ke
penimbangan aspal.
 Aggregat dan aspal ditimbang sesuai ketentuan untuk kemudian dicampur
dalam pugmill dengan waktu pencampuran yang ditentukan ± 30 detik.
 Hasil campuran tersebut dikeluarkan melalui batching gate ke atas Dump
Truck dan diperiksa temperaturnya sebelum diangkut ke lapangan.

3. Proses Pelaksanaan
 Pemasangan rambu-rambu pengaman lalu lintas.
 Apabila semua mobilisasi peralatan serta pembuatan temporary marking
telah dilaksanakan dan disetujui dilapangan, maka pekerjaan akan dimulai
dengan pelaksanaan tack coating.
 Tack coating akan dilakukan bertahap lajur per lajur sesuai dengan metode
kerja dan rencana pelaksanaan yang disetujui. Penyemprotan tack coat
secara bertahap ini dilakukan untuk mempertimbangkan apabila terjadi
kerusakan peralatan produksi (AMP), paving set dan kondisi hujan yang
tidak memungkinkan pekerjaan dilanjutkan.
 Kerataan dan setting time terhadap hasil tack coat tersebut akan dimintakan
persetujuannya dari Direksi Teknis dan Direksi Pekerjaan yang bertugas
dilapangan.
 Proses penghamparan terhadap campuran material aspal panas yang
diproduksi di AMP akan dimulai dengan pemeriksaan temperatur ampuran
aspal panas tersebut sesaat sebelum ditumpahkan ke dalam hopper finisher,
yaitu untuk mendapatkan jaminan bahwa temperature campuran yang akan
berkaitan dengan viskositas aspal masih memenuhi persyaratan spesifikasi
teknis.
 Setelah dihamparperiksa kelurusan tepi dengan menggunakan tali.
 Satu group tenaga dipergunakan untuk finishing, perapihan permukaan dan
tepi hamparan.
 Pemadatan Break Down dengan menggunakan Tandem Roller (jumlah
lintasan sesuai dengan trial compaction)
 Pemadatan intermidiate dengan menggunakan Pneumatic Tyre Roller
(jumlah lintasan sesuai dengann trial compaction)
 Pemadatan Akhir / Finishing dengan menggunakan Tandem Roller (jumlah
lintasan sesuai dengan trial compaction)

4. Pengendalian Kualitas
Pengujian di laboratorium terhadap campuran aspal, antara lain :
 Marshal test
 Stability
 Density, dan properties lainnya.
Pengujian dilapangan/setelah pengharapan
 Pemeriksaan suhu campuran, saat proses pemadatan
 Core drill test
 Density test

C.PEKERJAAN TANAH
Secara umun metode pelaksanaan pekerjaan timbunan biasa dan timbunan pilihan
adalah sebagai berikut :
1. Persiapan pelaksanaan
 Mobilisasi dan setting peralatan dilapangan yang diperlukan untuk penghamparan
dan pemadatan timbunan
 Pembersihan lokasi permukaan yang akan dihampar material timbunan. Lokasi
tersebut harus sudah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

8
RENCANA KERJA & SYARAT- SYARAT

 Lokasi pekerjaan timbunan biasa merupakan bahu sedangkan lokasi pekerjaan


timbunan pilihan merupakan daerah pelebaran dimana pekerjaan penyiapan badan
jalan sudah dilaksanakan dan elevasi sudah sesuai gambar kerja dan telah di setujui
oleh Direksi Pekerjaan.
 Material timbunan diambil dari lokasi quarry terdekat dan material sudah diperiksa
kualitasnya dilaboratorium dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
 Pengajuan shop drawing dan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
 Material timbunan di angkut dari quarry ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan
dump truck.
 Untuk pekerjaan timbunan pilihan terlebih dahulu dilakukan trial compaction untuk
mengetahui jumlah lintasan alat pemadat dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

2. Proses pelaksanaan
 Pemsangan rambu-rambu pengaman lalu lintas.
 Material dihampar sesuai elevasi rencana shop drawing.
 Material timbunan biasa atau timbunan pilihan dihampar dengan menggunakan
motor grader kemudian dipadatkan menggunakan vibratory roller, dengan alat
berat dan jumlah lintasan sesuai dengan trial compaction yang telah disetujui oleh
pihak Direksi Pekerjaan.
 Water tangker disediakan untuk menjaga kadar air untuk pemadatan dilakukan
pada kadar air optimum.

3. Pengendalian kualitas
Pengujian kepadatan lapisan dengan metode sand cone dilakukan untuk
mengetahui nilai kepadatan lapangan harus >100% dari nilai kepadatan hasil
pengujian di lab.Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap usulan
metode pelaksanaan yang telah diuraikan diatas,maka akan dilampirkan :
 Peta yang menggambarkan lokassi proyek, usulan lokasi base camp dan lokasi
sumber material yang digunakan.
 Beberapa diagram alir (flow chart) yang menggambarkan usulan pelaksanaan
pemeriksaan bahan dasar dan metode kerja dari beberapa pekerjaan utama.

IV. PEKERJAAN PENUNJANG


Pekerjaan penunjang merupakan pekerjaan sementara yang mempengaruhi
kelancaran /keberhasilan penyelesaian pekerjaan dan salah satunya adalah Manajemen
Pengaturan Lalu Lintas.
IV.1 Manajemen Pengaturan Lalu Lintas
Pengaturan lalu lintas merupakan hal yang sangat penting untuk
diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan jalan ini . untuk setiap tahapan
pekerjaan dan sepanjang waktu pelaksanaan, diupayakan tidak
mengganggu aktifitas arus lalu lintas yang ada di jalan tersebut.
Terhambatnya aktifitas arus lalu lintas dilokasi pekerjaan dan daerah
sekitarnya akan menimbulkan kerugian bagi pengguna jalan dalam
berbagai aspek, safety bagi para pengguna jalan perlun mendapat jaminan
agar tidak menimbulkan kerugian bagi seluruh pihak.Manajemen
pengaturan lalu lintas dalam pelaksanaan pekerjaan dapat di lakukan
dengan dengan berbagai cara antara lain:
1) memasang berbagai jenis rambu - rambu pengaman di sekitar lokasi
pekerjaan secara tepat danbenar, baik secara fungsi bentuk dan lokasi
penempatan sesuai spesifikasi dan ketentuan yang ada.

2) Menempatkan petugas pengatur lalu lintas secara efektif dan efisien


untuk mengatur dan mengerahkan arus lalu lintas yang ada.
3) Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan yang
ada. Pekerjaan- pekerjaan yang akan menimbulkan gangguan besar
(friction) terhadap arus lalu lintas, di atur jadwalnya sedemikian rupa
sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak terlalu mengganggu arus lalu
lintas yang ada dan menimbulkan kepadatan arus lalulintas yang
berarti.

9
RENCANA KERJA & SYARAT- SYARAT

4) Jika tidak memingkinkan melakukan pekerjaan pada siang hari, maka


untuk pekrjaan tertentu seperti overlay , akan dilakukan pada malam hari
dengan memasang penerangan yang cukup, agar tidak mengganggu arus lalu
lintas.teknik pengaturan lalu lintas selama pekerjaan diperlihatkan
didalam gambar terlampir.

V. SISTEM MANAJEMEN
V.1 pengendalian Aspek Lingkungan
Rencana pelaksanaan pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jalan Indrapura -
Limapuluh B, akan menimbulkan dampak positif berupa peningkatan
kualitas pelayanan lalu lintas, khususnya pada ruas jalan
tersebut.Pekerjaan ruas jalan ini juga akan memberI peningkatan pada
tarap perekonomian pada masyarakat sekitarnya.

Namun yang perlu di cermati bahwa pelaksanaan pekerjaan Peningkatan


Jalan Kapasitas Indrapura -Limapuluh B ini juga akan menimbulkan
dampak negative terhadap aspek lingkungan, terutama pada saat
pelaksanaan pekerjaan ruas jalan tersebut.Perkiraan dampak yang akan
terjadi saat pelaksanaan pekerjaan pelebaran jalan pada ruas jalan
Peningkatan Kapasitas Jalan Indrapura - Limapuluh B, dalam
pembahasan ini terbagi atas 2 (dua) bagian, yaitu:

 Tahap Pra Konstruksi


Komponen lingkungan yang di perkirakan akan terkena dampak dari
proyek pekerjaan jalan ini antaralain, yaitu:
1) Masyarakat pengguna jalur jalan angkuta material, khususnya
tanah urug dan material lainnya dari sumber material dan base
camp dari lokasi pekerjaan.
2) Masyarakat yang menggunakan Ruang Milik Jalan (Rumija) untuk
kegiatan mereka, misalnya :untuk tempat tinggal, berjualan, dll,
terkena pembebasan lahan untuk konstruksi pelebaran jalan.
3) Berkurangnya lahan tempat pemberhentian kendaraan umum dan
tempat parkir.

 Tahap Konstruksi
Sumber dampak yang akan mengakibatkan keresahan lingkungan
pada tahap konstruksiantara lain :
 Adanya kegiatan mobilisasi alat - alat berat untuk konstruksi,
sehingga menimbulkkan dampak kemacetan lalu lintas.
 Kegiatan pengiriman/pengangkutan material untuk konstruksi,
misalnya : tanah urug, agregat, batukali, pasir, dll.
 Kegiatan angkutan untuk pembuangan material : material bekas
galian
 Kebisingan akibat beroperasinya alat-alat berat.
 Penurunan kualitas udara terutama akibat debu, khususnya
karena adanya operasi pengangkutantanah ex galian tanah dan
utntuk tibunan, serta gas buang dari alat-alat konstruksi dan alat-
alat pengangkutan.Untuk meminimalisir kondisi tersebut diatas,
maka PT. ...............akan melakukan upaya-upaya antara lain :

 Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat di sepanjang lokasi


jalur angkutan material untuk proyek dengan melibatkan
penduduk dan pejabat setempat (Camat), lurah, RW, RT)
setempat, pemilik proyek(Dinas PU Bina Marga) dan pelaksana
proyek (Kontraktor), kegiatan penyuluhan ini harus menjelaskan
mengenai rencana/jadwal kegiatan pelaksanaan dan memberi
gambaran bagaimana tipikal proyek tersebut setelah ditangani.
Pada kesempatan ini, pihak proyek juga harus dapat akibat
10
RENCANA KERJA & SYARAT- SYARAT

menampung aspirasi/kemarau, masyarakat sekitarnya yang


terkena dampak lingkungan lainnya baikmasa pra maupun pasca
konstruksi.

 Terhadap dampak yang timbul akibat pelaksanaan pemadatan


tanah, maka terutama pada musim kering/kemarau, akan
dilakukan penyiraman tanah/jalan sehingga gangguan debu dapat
diminimalkan.
 Terhadap dampak yang timbul akibat kemungkinan debu, maka
semua kendaraan proyek yang membawa material keluar dan
masuk kelokasi proyek harus tertutup dengan terpal penutup.
 Terhadap dampak kebisingan yang akan timbul, akan diusahakan
dengan cara menggunakan peralatan yang jalan yang membatasi
kecepatan laju kenderaan saat melewati lokasi proyek, sehingga
intensitas kebisingan yang keluar dari knalpot kenderaan
angkutan dan alat berat dapat dikurangi.
 Untuk mengurangi dampak meningkatnya volume lalu lintas di
lokasi proyek, maka akan dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a) Melaksanakan koordinasi dengan pihak kepolisian, khususnya
yang berkaitan dengan pengaturan lalu lintas.
b) Melaksanakan mobilisasi alat dan bahan kontruksi pada saat
jam yang tidak sibuk, yaitudengan terlebih dahulu mensurvey
kondisi volume lalu lintas harian rata-rata setiap jamnya.
c) Melaksanakan mobilisasi alat dan bahan dengan cepat dan
tepat waktu
d) Mengusakan dan mengatur dan mengatur penempatan bahan
dilokasi proyek sedemikian rupasehingga tidak akan
menggangggu kelancaran lalu lintas yang ada saat bongkar
muat bahan.

IV.PENUTUP
Demikian uraian rencana kerja dan syarat serta tata cara pelaksanaan beserta aspek-
aspek yang terkait di dalamnya.

Sampang, Mei 2019


Konsultan Perorangan

MOH. TAUFIK
Perencana

11

Anda mungkin juga menyukai