e
l
a
s
biologi XI
OTOT
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.
1. Memahami tentang fungsi, sifat-sifat, dan struktur otot rangka.
2. Memahami tentang mekanisme kerja otot.
3. Memahami tentang sumber energi untuk gerak otot.
4. Memahami tentang sifat kerja otot.
5. Memahami tentang gangguan pada otot.
6. Memahami tentang teknologi sistem gerak.
Otot merupakan alat gerak aktif karena mampu menggerakkan tulang yang dilekatinya. Jika
sedang melakukan aktivitas, otot akan memendek. Keadaan ini disebut dengan kontraksi.
Sebaliknya, jika sedang istirahat, otot akan memanjang atau kembali ke ukuran semula. Keadaan
ini disebut dengan relaksasi.
A. Otot Rangka
Otot rangka termasuk alat gerak aktif. Otot ini melekat pada tulang penyusun rangka
tubuh. Berat otot rangka mencapai 40% dari total berat tubuh.
2
1.) Kepala otot dan ekor otot tersusun dari jaringan ikat padat kuat yang disebut
tendon (urat otot). Tendon adalah tempat melekatnya otot pada tulang.
Tendon dibagi menjadi dua jenis, yaitu origo dan insersio. Origo adalah ujung
otot (kepala otot) yang melekat pada tulang yang tidak bergerak saat otot
berkontraksi. Sementara itu, insersio adalah ujung otot lain (ekor otot) yang
melekat pada tulang yang bergerak saat otot berkontraksi. Sebagai contoh,
tendon untuk otot biseps dan trisep adalah sebagai berikut.
• Otop biseps berorigo pada tulang belikat dan berinsersio pada tulang
pengumpil.
• Otot trisep berorigo pada tulang belikat dan berinsersio pada tulang
hasta.
2.) Empal otot atau ventrikel otot adalah area otot yang terletak di antara kepala
otot dan ekor otot yang aktif dalam berkontraksi. Empal otot bentuknya
menggembung dan tersusun dari berkas-berkas otot.
Tendon
Origo
Otot bisep
Otot biseps
Pengumpil
Hasta
3
1.) Secara keseluruhan, bagian terluar dari otot rangka dibungkus oleh jaringan
ikat agak padat yang disebut epimisium. Epimisium tampak seperti selubung
putih.
2.) Di dalam epimisium terdapat beberapa berkas serat-serat otot yang disebut
fasikulus. Fasikulus tersusun dari banyak sel otot berbentuk serat. Setiap
fasikulus dibungkus oleh perimisium.
3.) Setiap helaian serat otot dibungkus oleh jaringan ikat halus yang disebut
endomisium.
4.) Di sebelah dalam endomisium terdapat membran sel otot yang disebut
sarkolema.
5.) Di dalam sarkolema terdapat mioglobin, enzim, glikogen, dan ion-ion seperti
magnesium, fosfat, dan kalium. Mioglobin adalah senyawa yang berfungsi
menyimpan dan memindahkan oksigen dari hemoglobin di dalam darah ke
enzim-enzim respirasi di dalam sel otot. Sementara itu, glikogen berfungsi
sebagai cadangan energi untuk kontraksi otot.
6.) Di sebelah dalam sarkolema terdapat sarkoplasma, yaitu sitoplasma dari sel
otot. Sarkoplasma berisi cairan gelatin, glikogen, lemak, dan organel sel seperti
mitokondria.
7.) Sel otot rangka disebut miofibril. Miofibril berbentuk serabut panjang halus
dengan ukuran 1 – 40 mm dan berdiameter 10 – 100 µm. Miofibril banyak
mengandung mitokondria, serta memiliki banyak inti berbentuk lonjong yang
terletak di tepi sel.
8.) Miofibril terdiri atas protein kontraktil berupa protein filamen yang disebut
miofilamen.
9.) Miofilamen penyusun miofibril ada dua jenis, yaitu miofilamen tebal dan
miofilamen tipis. Miofilamen tebal disusun oleh protein miosin. Sementara
itu, miofilamen tipis disusun oleh protein aktin dan protein tambahan, yaitu
troponin dan tropomiosin. Kedua protein tambahan tersebut melekat pada
aktin. Kombinasi aktin dan miosin menyebabkan terbentuknya pita gelap dan
terang yang tampak seperti lurik.
4
Berikut ini adalah gambar bagian-bagian dari otot rangka.
Serat otot
Sarkolema
5
e. Tropomiosin merupakan sebuah protein aktin pengikat yang mengatur kontraksi otot.
f. Troponin merupakan protein kompleks yang melekat pada tropomiosin.
Pembebasan asetilkolin memicu depolarisasi yang diikuti pembebasan ion Ca2+ dari
retikulum sarkoplasma.
6
Ion Ca2+ terikat pada troponin sehingga struktur troponin berubah. Daerah aktif
tropomiosin akan membuka, sehingga kepala miosin dapat berikatan dengan aktin
membentuk aktomiosin.
Pemecahan ATP menyebabkan miosin mampu menarik aktin ke dalam sehingga terjadi
kontraksi otot. Sementara itu, pengikatan ATP oleh kepala miosin menyebabkan aktin
terlepas dan jembatan aktomiosin terputus.
Jika impuls berhenti, ion Ca2+ akan kembali ke retikulum sarkoplasma. Troponin akan
kembali menutupi daerah tropomiosin, sehingga otot mengalami relaksasi.
7
Tahapan kontraksi otot menurut hipotesis sliding filament adalah sebagai berikut.
Rangsang
Asetilkolin
b. Kreatin fosfat
Kreatin fosfat merupakan senyawa yang akan terurai menjadi kreatin, fosfat, dan
energi. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut.
Pemecahan ATP dan kreatin fosfat berfungsi menghasilkan energi saat otot
berkontraksi. Proses kontraksi otot ini tidak membutuhkan oksigen sehingga fase
kontraksi disebut fase anaerob.
8
c. Glikogen (gula otot)
Glikogen yang dilarutkan akan menjadi laktasidogen. Laktasidogen selanjutnya
diubah menjadi glukosa dan asam laktat. Glukosa dioksidasi menjadi CO2, H2O, dan
energi. Proses-proses tersebut berlangsung saat otot berelaksasi dan membutuhkan
oksigen. Oleh sebab itu, fase relaksasi disebut juga fase aerob. Pembentukan asam
laktat di dalam otot akan menimbulkan rasa lelah di otot, sehingga asam laktat disebut
juga asam lelah. Asam laktat yang terbentuk akan dioksidasi dengan menggunakan
oksigen. Berikut ini adalah persamaan reaksi yang terjadi saat glikogen diubah
menjadi energi.
Glikogen → laktasidogen
Laktasidogen → glukosa + asam laktat
Glukosa + O2 → CO2 + H2O + energi
Energi yang dihasilkan dari reaksi tersebut akan digunakan untuk membentuk
ATP dan kreatin fosfat.
9
Gerakan yang dilakukan oleh otot-otot antagonis adalah sebagai berikut.
a. Gerak fleksi dan ekstensi
Gerak fleksi adalah gerak membengkokkan, sedangkan gerak ekstensi adalah
gerak meluruskan. Otot yang menimbulkan gerak fleksi disebut otot fleksor
dan otot yang melakukan gerak ekstensi disebut otot ekstensor. Contohnya
pada saat lengan dibengkokkan dan diluruskan. Lengan membengkok karena
otot biseps berkontraksi dan otot trisep berelaksasi. Sebaliknya, lengan menjadi
lurus karena otot biseps berelaksasi dan otot trisep berkontraksi.
b. Gerak supinasi dan pronasi
Gerak supinasi adalah gerak menengadah, sedangkan gerak pronasi adalah
gerak menelungkup. Otot yang melakukan gerak supinasi disebut otot
supinator dan otot yang melakukan gerak pronasi disebut otot pronator.
Contohnya gerak menengahkan dan menelungkupkan telapak tangan.
c. Gerak inversi dan eversi
Gerak inversi adalah gerak memutar kaki ke arah dalam tubuh, sehingga
sisi medial telapak kaki terangkat. Sementara itu, gerak eversi adalah gerak
memutar kaki ke arah luar tubuh, sehingga sisi lateral telapak kaki terangkat.
Otot yang melakukan gerak inversi disebut otot inversor dan otot yang
melakukan gerak eversi disebut otot eversor.
d. Gerak abduksi dan adduksi
Gerak abduksi adalah gerak menjauhi badan, sedangkan gerak adduksi
adalah mendekati badan. Otot yang melakukan gerak abduksi disebut otot
abduktor dan otot yang melakukan gerak adduksi disebut otot adduktor.
Contohnya gerakan meluruskan lengan ke samping dan meluruskan lengan ke
bawah (sikap sempurna).
e. Gerak depresi dan elevasi
Gerak depresi adalah gerak ke bawah, sedangkan gerak elevasi adalah gerak
ke atas. Otot yang melakukan gerak depresi disebut otot depresor dan otot
yang melakukan gerak elevasi disebut otot elevator. Contohnya gerakan
menunduk dan menengadahkan kepala.
10
menerus, serta nutrisi yang banyak. Keadaan ini sering terjadi pada orang yang
gemar berolahraga atau bekerja keras.
2. Atrofi adalah gangguan berupa otot yang mengecil. Atrofi terjadi jika otot tidak
digunakan, misalnya pada penderita poliomielitis, kelumpuhan, atau pemasangan
gips.
3. Distrofi adalah gangguan berupa penurunan fungsi otot karena kelainan genetik.
4. Tetanus adalah gangguan berupa kejang otot, yaitu otot terus-menerus mengalami
kontraksi akibat serangan bakteri Clostridium tetani.
5. Kram adalah gangguan berupa otot yang tiba-tiba terasa tegang, sulit digerakkan,
dan disertai rasa nyeri. Kram dapat terjadi karena kurang lancarnya aliran darah
ke bagian tubuh tertentu, udara dingin, kekurangan vitamin B1, B5, dan B6,
ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh terutama natrium dan kalium, atau tidak
melakukan pemanasan yang benar saat akan berolahraga.
6. Otot robek adalah gangguan pada otot berupa robeknya serabut otot, sehingga
menimbulkan rasa nyeri, pendarahan, dan bengkak. Otot robek dapat terjadi karena
melakukan gerakan yang tiba-tiba saat berolahraga.
7. Miastenia gravis adalah gangguan pada otot berupa melemahnya otot secara
berangsur-angsur, sehingga dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian.
Miastenia gravis merupakan penyakit autoimun kronis. Miastenia gravis terjadi
karena terputusnya komunikasi antara saraf dan otot.
8. Otot terkilir (strain) adalah gangguan pada otot berupa robeknya otot bagian
tendon karena meregang melebihi batas normal. Otot terkilir disebabkan oleh
pembebanan pada otot secara tiba-tiba.
9. Kaku leher (stiff) adalah gangguan pada otot trapesius, sehingga leher terasa kaku.
Stiff terjadi karena kesalahan gerak.
10. Hernia abdominalis adalah gangguan yang terjadi karena sobeknya otot dinding
perut, sehingga usus turun ke bawah dan masuk ke dalam rongga perut.
11
b. Pembedahan internal, yaitu pembedahan yang dilakukan untuk meletakkan
batang logam atau piringan pada tulang yang patah.
c. Pembidaian, yaitu penempatan benda keras, misalnya papan di sekeliling
tulang yang patah dan kemudian membebatnya.
d. Penarikan (traksi), yaitu menggunakan beban untuk menahan anggota gerak
yang mengalami perubahan atau pergeseran bentuk agar cepat kembali ke
kedudukan semula.
2. Penggantian sendi
Penggantian sendi adalah teknologi untuk mengganti sendi yang mengalami
kerusakan dengan menggunakan logam. Bonggol sendi diganti dengan logam
campuran seperti titanium, sementara mangkuk sendi diganti dengan mangkuk
polietilena yang memiliki kerapatan tinggi. Kedua sisi direkatkan menggunakan
senyawa metal metakrilat berpori yang memungkinkan proses fisiologis tulang
tetap berjalan normal.
3. Transplantasi sumsum
Transplantasi sumsum adalah proses pemindahan sumsum merah dari tulang
donor ke dalam tulang resipien menggunakan teknik khusus.
4. Penyembuhan kanker/ tumor tulang
a. Kemoterapi adalah cara mengatasi sel kanker dengan menggunakan obat-
obatan yang sangat kuat untuk mematikan sel kanker. Akan tetapi, cara ini
berisiko mematikan beberapa sel normal.
b. Radioterapi adalah cara pengobatan kanker dengan menggunakan sinar
radioaktif seperti sinar X, elektron, sinar gamma, atau partikel lainnya.
c. Operasi adalah cara yang digunakan untuk menghilangkan tumor lokal pada
tulang. Operasi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu sebagai berikut.
1.) Limb salvage, yaitu mengganti tulang yang terkena tumor ganas
dengan implan atau cangkok tulang yang berasal dari pasien yang
baru meninggal. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan mematikan
tumor yang masih dini pada tulang dengan radiasi dan kemudian
menyambungnya lagi.
2.) Limb ablation, yaitu mengamputasi tulang yang terkena tumor ganas.
5. Penanggulangan skoliosis kongenitalis
Skoliosis kongenitalis adalah kelainan pada lengkung tulang belakang bayi
yang baru lahir. Untuk mengatasi kelainan tersebut, dapat dilakukan pemasangan
penyangga (brace) sedini mungkin. Jika keadaan semakin buruk, harus dilakukan
pembedahan.
12
6. Tangan bionik
Tangan bionik adalah teknologi berupa tangan buatan yang fungsional. Tangan
bionik dapat melakukan gerakan kombinasi seperti memegang dan mengetik.
7. Kaki bionik
Kaki bionik adalah teknologi berupa kaki buatan yang di dalamnya dilengkapi
dengan perangkat bluetooth. Setiap kaki juga dilengkapi chip komputer untuk
mengirimkan sinyal ke motor yang terdapat pada kedua sendi buatan. Dengan
begitu, kaki dapat melakukan gerakan yang terkoordinasi, seperti berdiri, berjalan,
atau berlari. Energi pada kaki bionik diperoleh dari baterai yang dipasang di
dalamnya.
8. Implan
Implan adalah pemasangan suatu material yang terbuat dari benda kaku seperti
titanium pada tulang belakang yang mengalami gangguan.
9. Kursi roda
Kursi roda adalah alat bantu yang dibuat untuk menolong orang-orang yang
mengalami kesulitan untuk berjalan. Kursi roda dapat dijalankan dengan didorong
oleh orang lain, dengan tangan pasien sendiri, atau menggunakan mesin otomatis.
10. Penanggulangan kaki O
Penanggulangan kaki O dilakukan dengan pemakaian sepatu khusus yang harus
selalu dipakai.
11. Pencangkokan tulang rawan
Pencangkokan tulang rawan adalah teknologi berupa penanaman tulang rawan
pasien dan memindahkan jaringan tulang tersebut ke area yang rusak, misalnya
pada sendi lutut.
12. Viskosuplementasi
Viskosuplementasi adalah penyuntikan asam hialuronat ke celah-celah sendi untuk
memperbaiki gizi dan pelumasan.
13