Anda di halaman 1dari 13

Kurikulum 2006/2013 K

e
l
a
s

biologi XI

OTOT

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.
1. Memahami tentang fungsi, sifat-sifat, dan struktur otot rangka.
2. Memahami tentang mekanisme kerja otot.
3. Memahami tentang sumber energi untuk gerak otot.
4. Memahami tentang sifat kerja otot.
5. Memahami tentang gangguan pada otot.
6. Memahami tentang teknologi sistem gerak.

Otot merupakan alat gerak aktif karena mampu menggerakkan tulang yang dilekatinya. Jika
sedang melakukan aktivitas, otot akan memendek. Keadaan ini disebut dengan kontraksi.
Sebaliknya, jika sedang istirahat, otot akan memanjang atau kembali ke ukuran semula. Keadaan
ini disebut dengan relaksasi.

A. Otot Rangka
Otot rangka termasuk alat gerak aktif. Otot ini melekat pada tulang penyusun rangka
tubuh. Berat otot rangka mencapai 40% dari total berat tubuh.

1. Fungsi Otot Rangka


Fungsi otot rangka adalah sebagai berikut.
a. Pergerakan
Otot rangka dapat menggerakkan tulang, sehingga timbul gerakan.
b. Menopang dan mempertahankan postur tubuh
Otot rangka dapat menopang tulang, sehingga tubuh dapat mempertahankan
posisinya terhadap gaya gravitasi.
c. Menghasilkan panas
Metabolisme yang dihasilkan saat melakukan kontraksi otot dapat membantu
mempertahankan suhu tubuh.

2. Sifat Otot Rangka


Otot rangka memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a. Elastisitas
Elastisitas adalah kemampuan otot untuk kembali ke ukuran semula setelah
meregang atau berkontraksi.
b. Kontraktilitas
Kontraktilitas adalah kemampuan otot untuk memendek dari ukuran semula saat
melakukan aktivitas. Otot akan kembali ke ukuran semula (kendur) jika sedang
dalam keadaan istirahat. Pada saat istirahat, otot sebenarnya tidak benar-benar
kendur, tetapi ada ketegangan sedikit yang disebut tonus. Tonus pada setiap orang
berbeda-beda, tergantung pada jenis kelamin, umur, dan keadaan tubuh.
c. Eksitabilitas
Eksitabilitas adalah kemampuan otot untuk merespons dengan kuat jika dirangsang
oleh sistem saraf.
d. Ekstensibilitas
Ekstensibilitas adalah kemampuan otot untuk meregang hingga melebihi panjang
otot saat berelaksasi.

SUPER "Solusi Quipper"


Untuk mempermudah dalam mengingat sifat-sifat otot rangka, gunakan cara berikut.

ELO diKONTRAK untuk EKSIS EKSYEN

Elastisitas – kontraktilitas - eksitabilitas - ekstensibilitas

3. Struktur Otot Rangka


a. Area Otot Rangka
Area otot rangka dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu kepala otot (muskulus
kaput), empal otot (muskulus venter), dan ekor otot (muskulus kaudal).

2
1.) Kepala otot dan ekor otot tersusun dari jaringan ikat padat kuat yang disebut
tendon (urat otot). Tendon adalah tempat melekatnya otot pada tulang.
Tendon dibagi menjadi dua jenis, yaitu origo dan insersio. Origo adalah ujung
otot (kepala otot) yang melekat pada tulang yang tidak bergerak saat otot
berkontraksi. Sementara itu, insersio adalah ujung otot lain (ekor otot) yang
melekat pada tulang yang bergerak saat otot berkontraksi. Sebagai contoh,
tendon untuk otot biseps dan trisep adalah sebagai berikut.
• Otop biseps berorigo pada tulang belikat dan berinsersio pada tulang
pengumpil.
• Otot trisep berorigo pada tulang belikat dan berinsersio pada tulang
hasta.
2.) Empal otot atau ventrikel otot adalah area otot yang terletak di antara kepala
otot dan ekor otot yang aktif dalam berkontraksi. Empal otot bentuknya
menggembung dan tersusun dari berkas-berkas otot.

Berikut ini adalah contoh gambar dari area otot rangka.

Tendon
Origo
Otot bisep
Otot biseps
Pengumpil

Hasta

Gambar 1. Area otot rangka

b. Bagian-Bagian Otot Rangka


Jika diurutkan dari susunan yang terbesar hingga yang terkecil, bagian-bagian dari
otot rangka adalah sebagai berikut.

3
1.) Secara keseluruhan, bagian terluar dari otot rangka dibungkus oleh jaringan
ikat agak padat yang disebut epimisium. Epimisium tampak seperti selubung
putih.
2.) Di dalam epimisium terdapat beberapa berkas serat-serat otot yang disebut
fasikulus. Fasikulus tersusun dari banyak sel otot berbentuk serat. Setiap
fasikulus dibungkus oleh perimisium.
3.) Setiap helaian serat otot dibungkus oleh jaringan ikat halus yang disebut
endomisium.
4.) Di sebelah dalam endomisium terdapat membran sel otot yang disebut
sarkolema.
5.) Di dalam sarkolema terdapat mioglobin, enzim, glikogen, dan ion-ion seperti
magnesium, fosfat, dan kalium. Mioglobin adalah senyawa yang berfungsi
menyimpan dan memindahkan oksigen dari hemoglobin di dalam darah ke
enzim-enzim respirasi di dalam sel otot. Sementara itu, glikogen berfungsi
sebagai cadangan energi untuk kontraksi otot.
6.) Di sebelah dalam sarkolema terdapat sarkoplasma, yaitu sitoplasma dari sel
otot. Sarkoplasma berisi cairan gelatin, glikogen, lemak, dan organel sel seperti
mitokondria.
7.) Sel otot rangka disebut miofibril. Miofibril berbentuk serabut panjang halus
dengan ukuran 1 – 40 mm dan berdiameter 10 – 100 µm. Miofibril banyak
mengandung mitokondria, serta memiliki banyak inti berbentuk lonjong yang
terletak di tepi sel.
8.) Miofibril terdiri atas protein kontraktil berupa protein filamen yang disebut
miofilamen.
9.) Miofilamen penyusun miofibril ada dua jenis, yaitu miofilamen tebal dan
miofilamen tipis. Miofilamen tebal disusun oleh protein miosin. Sementara
itu, miofilamen tipis disusun oleh protein aktin dan protein tambahan, yaitu
troponin dan tropomiosin. Kedua protein tambahan tersebut melekat pada
aktin. Kombinasi aktin dan miosin menyebabkan terbentuknya pita gelap dan
terang yang tampak seperti lurik.

4
Berikut ini adalah gambar bagian-bagian dari otot rangka.

Otot rangka Epimisium Fasikulus otot

Fasikulus otot Perimisium


Endomisium
Serat otot

Serat otot

Sarkolema

Pita A (gelap) Pita I (terang)


Zona H

Filamen tipis (aktin)


Filamen tebal (miosin)

Garis Z Garis M Garis Z


Sarkomer

Gambar 2. Bagian-bagian otot rangka

B. Mekanisme Kerja Otot


1. Bagian-Bagian Otot yang Berperan dalam Kerja Otot
Bagian-bagian otot yang berperan dalam kerja otot adalah sebagai berikut.
a. Miofibril merupakan sel-sel otot yang berbentuk silindris panjang. Miofibril tersusun
dari aktin dan miosin.
b. Sarkomer merupakan unit struktural dan fungsional terkecil dari kontraksi otot pada
miofibril. Sarkomer terdiri atas pita A, pita I, dan zona H.
c. Aktin merupakan filamen tipis penyusun miofibril. Pada aktin terdapat sisi aktif dan
sisi pengikatan.
d. Miosin merupakan filamen tebal penyusun miofibril. Pada miosin terdapat
penonjolan yang disebut dengan kepala miosin.

5
e. Tropomiosin merupakan sebuah protein aktin pengikat yang mengatur kontraksi otot.
f. Troponin merupakan protein kompleks yang melekat pada tropomiosin.

2. Tahapan Mekanisme Kerja Otot


Tahapan mekanisme kerja otot adalah sebagai berikut.
a. Impuls saraf sampai di neuromuscular junction, yaitu tempat pertemuan antara
akson motorik dan otot dalam proses penghantaran impuls saraf dari otak. Akibat
proses ini, asetilkolin dibebaskan.
b. Pembebasan asetilkolin memicu proses depolarisasi, yaitu perubahan muatan ion
di dalam sel dari muatan negatif menjadi muatan positif. Depolarisasi menyebabkan
pembebasan ion Ca2+ dari retikulum sarkoplasma.
c. Peningkatan ion Ca2+ menyebabkan ion ini terikat pada troponin sehingga mengubah
struktur troponin tersebut. Perubahan struktur troponin akan mendorong terbukanya
daerah aktif tropomiosin yang semula tertutup oleh troponin. Hal ini mengakibatkan
kepala miosin mampu berikatan dengan filamen aktin membentuk aktomiosin.
d. Adanya energi yang berasal dari pemecahan ATP menyebabkan miosin dapat
menarik aktin ke dalam dan juga dapat melakukan pemendekan otot. Peristiwa ini
terjadi di sepanjang miofibril pada sel otot.
e. Ketika molekul ATP terikat pada kepala miosin, miosin akan terlepas dari aktin dan
jembatan aktomiosin akan terputus. Akan tetapi, ketika ATP terurai, miosin akan
kembali terikat dengan aktin membentuk aktomiosin.
f. Proses kontraksi otot dapat berlangsung selama ATP dan ion Ca2+ tersedia. Pada
saat impuls terhenti, ion Ca2+ akan kembali ke retikulum sarkoplasma. Troponin
akan kembali ke kondisi semula dan menutupi daerah tropomiosin. Keadaan ini
menyebabkan otot mengalami relaksasi.

Berikut ini adalah bagan mekanisme kerja otot.

Impuls saraf sampai di neuromuscular junction, kemudian terjadi pembebasan asetilkolin.

Pembebasan asetilkolin memicu depolarisasi yang diikuti pembebasan ion Ca2+ dari
retikulum sarkoplasma.

6
Ion Ca2+ terikat pada troponin sehingga struktur troponin berubah. Daerah aktif
tropomiosin akan membuka, sehingga kepala miosin dapat berikatan dengan aktin
membentuk aktomiosin.

Pemecahan ATP menyebabkan miosin mampu menarik aktin ke dalam sehingga terjadi
kontraksi otot. Sementara itu, pengikatan ATP oleh kepala miosin menyebabkan aktin
terlepas dan jembatan aktomiosin terputus.

Jika impuls berhenti, ion Ca2+ akan kembali ke retikulum sarkoplasma. Troponin akan
kembali menutupi daerah tropomiosin, sehingga otot mengalami relaksasi.

3. Hipotesis Sliding Filament


Hipotesis ini dikemukakan oleh Andrew F. Huxley, Rolf Niedergerke, Hugh Huxley,
dan Jean Hanson pada tahun 1954. Hipotesis sliding filament menyatakan teori tentang
kontraksi otot berikut.
a. Selama kontraksi, panjang miofilamen aktin dan miosin tetap sama, tetapi saling
bersilangan. Hal ini akan memperbesar jumlah filamen yang tumpang tindih.
b. Filamen aktin akan menyusup ke dalam pita A dan memanjang di dalamnya sehingga
mempersempit dan menghalangi zona H.
c. Panjang sarkomer dari garis Z ke garis Z berikutnya memendek saat otot berkontraksi.
d. Pemendekan sarkomer akan membuat serabut otot memendek sehingga otot secara
keseluruhan juga memendek.

7
Tahapan kontraksi otot menurut hipotesis sliding filament adalah sebagai berikut.

Rangsang

Asetilkolin

Filamen aktin menyusup di antara miosin ke dalam


ATP → ADP + P + energi zona H, sehingga aktomiosin memendek. Otot
berkontraksi, panjang pita A tetap, sedangkan pita I
dan zona H memendek.

Energi dilepaskan dari miosin, ujung miosin


beristirahat dengan energi rendah, otot berelaksasi.

4. Sumber Energi untuk Gerak Otot


Sumber energi untuk gerak otot adalah sebagai berikut.
a. ATP (adenosin trifosfat)
ATP (adenosin trifosfat) merupakan sumber energi utama bagi tubuh. ATP akan terurai
menjadi ADP (adenosin difosfat) dan energi. Selanjutnya, ADP akan terurai menjadi AMP
(adenosin monofosfat) dan energi. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut.

ATP → ADP + P + energi


ADP → AMP + P + energi

b. Kreatin fosfat
Kreatin fosfat merupakan senyawa yang akan terurai menjadi kreatin, fosfat, dan
energi. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut.

Kreatin fosfat → kreatin + P + energi

Pemecahan ATP dan kreatin fosfat berfungsi menghasilkan energi saat otot
berkontraksi. Proses kontraksi otot ini tidak membutuhkan oksigen sehingga fase
kontraksi disebut fase anaerob.

8
c. Glikogen (gula otot)
Glikogen yang dilarutkan akan menjadi laktasidogen. Laktasidogen selanjutnya
diubah menjadi glukosa dan asam laktat. Glukosa dioksidasi menjadi CO2, H2O, dan
energi. Proses-proses tersebut berlangsung saat otot berelaksasi dan membutuhkan
oksigen. Oleh sebab itu, fase relaksasi disebut juga fase aerob. Pembentukan asam
laktat di dalam otot akan menimbulkan rasa lelah di otot, sehingga asam laktat disebut
juga asam lelah. Asam laktat yang terbentuk akan dioksidasi dengan menggunakan
oksigen. Berikut ini adalah persamaan reaksi yang terjadi saat glikogen diubah
menjadi energi.

Glikogen → laktasidogen
Laktasidogen → glukosa + asam laktat
Glukosa + O2 → CO2 + H2O + energi

Energi yang dihasilkan dari reaksi tersebut akan digunakan untuk membentuk
ATP dan kreatin fosfat.

C. Sifat Kerja Otot


Dalam melakukan kerjanya, otot memerlukan otot-otot lain, sedikitnya dua macam otot
agar dapat menimbulkan gerak. Berdasarkan sifat kerjanya, otot dibagi menjadi dua jenis,
yaitu otot sinergis dan otot antagonis.
1. Otot sinergis
Otot sinergis adalah otot yang bekerja saling mendukung satu sama lain, sehingga
menimbulkan gerakan satu arah. Contohnya adalah otot pronator. Ada dua macam
otot pronator, yaitu otot pronator teres dan otot pronator kuadratus. Kedua otot ini
bersinergi untuk menghasilkan gerak menengadah atau menelungkupkan telapak
tangan.
2. Otot antagonis
Otot antagonis adalah otot yang bekerja saling berlawanan sehingga menimbulkan
gerakan yang berlawanan atau berbeda arah. Contohnya adalah otot biseps dan
trisep. Otot biseps adalah otot yang memiliki dua buah tendon dan melekat pada
lengan atas bagian depan. Otot trisep adalah otot yang memiliki tiga buah tendon
dan melekat pada lengan atas bagian belakang. Jika otot biseps berkontraksi, otot
trisep akan berelaksasi, dan sebaliknya.

9
Gerakan yang dilakukan oleh otot-otot antagonis adalah sebagai berikut.
a. Gerak fleksi dan ekstensi
Gerak fleksi adalah gerak membengkokkan, sedangkan gerak ekstensi adalah
gerak meluruskan. Otot yang menimbulkan gerak fleksi disebut otot fleksor
dan otot yang melakukan gerak ekstensi disebut otot ekstensor. Contohnya
pada saat lengan dibengkokkan dan diluruskan. Lengan membengkok karena
otot biseps berkontraksi dan otot trisep berelaksasi. Sebaliknya, lengan menjadi
lurus karena otot biseps berelaksasi dan otot trisep berkontraksi.
b. Gerak supinasi dan pronasi
Gerak supinasi adalah gerak menengadah, sedangkan gerak pronasi adalah
gerak menelungkup. Otot yang melakukan gerak supinasi disebut otot
supinator dan otot yang melakukan gerak pronasi disebut otot pronator.
Contohnya gerak menengahkan dan menelungkupkan telapak tangan.
c. Gerak inversi dan eversi
Gerak inversi adalah gerak memutar kaki ke arah dalam tubuh, sehingga
sisi medial telapak kaki terangkat. Sementara itu, gerak eversi adalah gerak
memutar kaki ke arah luar tubuh, sehingga sisi lateral telapak kaki terangkat.
Otot yang melakukan gerak inversi disebut otot inversor dan otot yang
melakukan gerak eversi disebut otot eversor.
d. Gerak abduksi dan adduksi
Gerak abduksi adalah gerak menjauhi badan, sedangkan gerak adduksi
adalah mendekati badan. Otot yang melakukan gerak abduksi disebut otot
abduktor dan otot yang melakukan gerak adduksi disebut otot adduktor.
Contohnya gerakan meluruskan lengan ke samping dan meluruskan lengan ke
bawah (sikap sempurna).
e. Gerak depresi dan elevasi
Gerak depresi adalah gerak ke bawah, sedangkan gerak elevasi adalah gerak
ke atas. Otot yang melakukan gerak depresi disebut otot depresor dan otot
yang melakukan gerak elevasi disebut otot elevator. Contohnya gerakan
menunduk dan menengadahkan kepala.

D. Gangguan pada Otot


Gangguan pada otot antara lain adalah sebagai berikut.
1. Hipertrofi adalah gangguan yang timbul akibat otot berkembang menjadi lebih
besar. Hipertrofi terjadi karena aktivitas otot yang kuat, berulang-ulang, dan terus-

10
menerus, serta nutrisi yang banyak. Keadaan ini sering terjadi pada orang yang
gemar berolahraga atau bekerja keras.
2. Atrofi adalah gangguan berupa otot yang mengecil. Atrofi terjadi jika otot tidak
digunakan, misalnya pada penderita poliomielitis, kelumpuhan, atau pemasangan
gips.
3. Distrofi adalah gangguan berupa penurunan fungsi otot karena kelainan genetik.
4. Tetanus adalah gangguan berupa kejang otot, yaitu otot terus-menerus mengalami
kontraksi akibat serangan bakteri Clostridium tetani.
5. Kram adalah gangguan berupa otot yang tiba-tiba terasa tegang, sulit digerakkan,
dan disertai rasa nyeri. Kram dapat terjadi karena kurang lancarnya aliran darah
ke bagian tubuh tertentu, udara dingin, kekurangan vitamin B1, B5, dan B6,
ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh terutama natrium dan kalium, atau tidak
melakukan pemanasan yang benar saat akan berolahraga.
6. Otot robek adalah gangguan pada otot berupa robeknya serabut otot, sehingga
menimbulkan rasa nyeri, pendarahan, dan bengkak. Otot robek dapat terjadi karena
melakukan gerakan yang tiba-tiba saat berolahraga.
7. Miastenia gravis adalah gangguan pada otot berupa melemahnya otot secara
berangsur-angsur, sehingga dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian.
Miastenia gravis merupakan penyakit autoimun kronis. Miastenia gravis terjadi
karena terputusnya komunikasi antara saraf dan otot.
8. Otot terkilir (strain) adalah gangguan pada otot berupa robeknya otot bagian
tendon karena meregang melebihi batas normal. Otot terkilir disebabkan oleh
pembebanan pada otot secara tiba-tiba.
9. Kaku leher (stiff) adalah gangguan pada otot trapesius, sehingga leher terasa kaku.
Stiff terjadi karena kesalahan gerak.
10. Hernia abdominalis adalah gangguan yang terjadi karena sobeknya otot dinding
perut, sehingga usus turun ke bawah dan masuk ke dalam rongga perut.

E. Teknologi Sistem Gerak


Dewasa ini telah berkembang teknologi untuk merehabilitasi berbagai kerusakan dan
kelainan pada sistem gerak. Teknologi sistem gerak tersebut antara lain adalah sebagai
berikut.
1. Penyembuhan patah tulang
a. Pemasangan gips, yaitu menggunakan bahan kapur yang diletakkan di sekitar
tulang yang patah.

11
b. Pembedahan internal, yaitu pembedahan yang dilakukan untuk meletakkan
batang logam atau piringan pada tulang yang patah.
c. Pembidaian, yaitu penempatan benda keras, misalnya papan di sekeliling
tulang yang patah dan kemudian membebatnya.
d. Penarikan (traksi), yaitu menggunakan beban untuk menahan anggota gerak
yang mengalami perubahan atau pergeseran bentuk agar cepat kembali ke
kedudukan semula.
2. Penggantian sendi
Penggantian sendi adalah teknologi untuk mengganti sendi yang mengalami
kerusakan dengan menggunakan logam. Bonggol sendi diganti dengan logam
campuran seperti titanium, sementara mangkuk sendi diganti dengan mangkuk
polietilena yang memiliki kerapatan tinggi. Kedua sisi direkatkan menggunakan
senyawa metal metakrilat berpori yang memungkinkan proses fisiologis tulang
tetap berjalan normal.
3. Transplantasi sumsum
Transplantasi sumsum adalah proses pemindahan sumsum merah dari tulang
donor ke dalam tulang resipien menggunakan teknik khusus.
4. Penyembuhan kanker/ tumor tulang
a. Kemoterapi adalah cara mengatasi sel kanker dengan menggunakan obat-
obatan yang sangat kuat untuk mematikan sel kanker. Akan tetapi, cara ini
berisiko mematikan beberapa sel normal.
b. Radioterapi adalah cara pengobatan kanker dengan menggunakan sinar
radioaktif seperti sinar X, elektron, sinar gamma, atau partikel lainnya.
c. Operasi adalah cara yang digunakan untuk menghilangkan tumor lokal pada
tulang. Operasi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu sebagai berikut.
1.) Limb salvage, yaitu mengganti tulang yang terkena tumor ganas
dengan implan atau cangkok tulang yang berasal dari pasien yang
baru meninggal. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan mematikan
tumor yang masih dini pada tulang dengan radiasi dan kemudian
menyambungnya lagi.
2.) Limb ablation, yaitu mengamputasi tulang yang terkena tumor ganas.
5. Penanggulangan skoliosis kongenitalis
Skoliosis kongenitalis adalah kelainan pada lengkung tulang belakang bayi
yang baru lahir. Untuk mengatasi kelainan tersebut, dapat dilakukan pemasangan
penyangga (brace) sedini mungkin. Jika keadaan semakin buruk, harus dilakukan
pembedahan.

12
6. Tangan bionik
Tangan bionik adalah teknologi berupa tangan buatan yang fungsional. Tangan
bionik dapat melakukan gerakan kombinasi seperti memegang dan mengetik.
7. Kaki bionik
Kaki bionik adalah teknologi berupa kaki buatan yang di dalamnya dilengkapi
dengan perangkat bluetooth. Setiap kaki juga dilengkapi chip komputer untuk
mengirimkan sinyal ke motor yang terdapat pada kedua sendi buatan. Dengan
begitu, kaki dapat melakukan gerakan yang terkoordinasi, seperti berdiri, berjalan,
atau berlari. Energi pada kaki bionik diperoleh dari baterai yang dipasang di
dalamnya.
8. Implan
Implan adalah pemasangan suatu material yang terbuat dari benda kaku seperti
titanium pada tulang belakang yang mengalami gangguan.
9. Kursi roda
Kursi roda adalah alat bantu yang dibuat untuk menolong orang-orang yang
mengalami kesulitan untuk berjalan. Kursi roda dapat dijalankan dengan didorong
oleh orang lain, dengan tangan pasien sendiri, atau menggunakan mesin otomatis.
10. Penanggulangan kaki O
Penanggulangan kaki O dilakukan dengan pemakaian sepatu khusus yang harus
selalu dipakai.
11. Pencangkokan tulang rawan
Pencangkokan tulang rawan adalah teknologi berupa penanaman tulang rawan
pasien dan memindahkan jaringan tulang tersebut ke area yang rusak, misalnya
pada sendi lutut.
12. Viskosuplementasi
Viskosuplementasi adalah penyuntikan asam hialuronat ke celah-celah sendi untuk
memperbaiki gizi dan pelumasan.

13

Anda mungkin juga menyukai